Prologue
TwilightBucheon, Gyeonggi, South Korea 1996
Tiga orang bocah kecil berusia 9 tahun berlarian kesana kemari di tengah padang ilalang yang menjulang tinggi di daerah pinggiran Bucheon. Tiga orang namja itu kini tengah tertawa riang menikmati permainan petak umpet mereka.
"Sudah belum?", namja kecil berkulit tan itu berjaga sambil menutup matanya menghadap pohon ek tua yang sudah kehilangan daun-daunnya.
"Beluummm. Baekkie ayo sini.", ajak namja kecil bertubuh jangkung sambil menggandeng namja kecil imut disampingnya untuk bersembunyi dibalik semak belukar yang lebat. Namja kecil itu menurut dan duduk berjongkok disebelah temannya tadi. Ia sesekali terkekeh mengingat bagaimana cara namja kecil satunya menemukan dirinya dan namja disebelahnya.
"Baekkie…"
"Hm?". Namja kecil bertubuh jangkung itu mendekatkan wajahnya dengan namja imutitu. Ia memiringkan wajahnya hingga hidung mereka saling besentuhan. Detik berikutnya, bibir kecil namja jangkung itu sudah menempel manis di bibir peach sang namja imut. Tak beberapa lama, ia melepas kecupannya lalu menatap intens namja imut itu. Ia takut kalau namja itu marah dan membenci dirinya. Namun sepertinya ia salah, namja itu malah tersenyum dan menampakkan wajah senang. Sang namja jangkung bernapas lega lalu membalas senyuman namja itu dengan tak kalah manis.
"Ketemu! Ternyata kalian berdua disini", seru sebuah suara yang mengagetkan dua bocah kecil itu.
"Ya! Jongin-ah. Kenapa kau cepat sekali menemukan kami?", protes namja kecil imut itu sambil mempoutkan bibirnya. Kedua namja sahabatnya hanya bisa tertawa melihat ekspresi kesal namja imutitu hingga sebuah suara menyadarkan mereka.
"Hei, apa kalian mendengarkan suara anjing?", tanya namja yang berjaga tadi.
"Benar juga. Kajja kita lihat", ajak namja kecil bertubuh jangkung sambil berlari mengikuti arah suara anjing itu. Mereka menyibakkan ilalang-ilalang tinggi be
Comments