Last Latter

Just Want U
Happy reading~ Please give me your comment or upvote.. Hope you like ^^
.
“Terima kasih Kris.. terima kasih mau menemaniku,” ujar seorang namja berlesung pipi. “Tentu Yixing-ah, kau segalanya bagiku. Bagaimana mungkin aku tak menemanimu, kau segalanya bagiku.” Lelaki tinggi itu berucap dan menggenggam tangan lelaki berlesung pipi tersebut. “Kau benar,” lirih lelaki berdimple bernama Yixing tersebut. “Bagaimana kata dokter tadi??” tanya Kris-lelaki tinggi-. Yixing menghela nafas, “Tak apa. Aku hanya perlu istirahat saja, aku hanya terkena tumor otak saja, Kris. Jangan begitu mengkhawatirkanku, setelah di operasi aku pasti sembuh.” Ujar Yixing seraya memegang kepalanya.
“Kau benar. Kau pasti akan sembuh,” ujar Kris. “Xing nanti aku kembali lagi, ne? Aku ada meeting 15 menit lagi.” Kris berdiri kemudian mengambil kemejanya yang tengah berada di sofa.
“Bisakah kau pergi tanpa jas? Aku merindukan baumu..” pinta Yixing, Kris tersenyum. “Tidak sekarang, ne? Ini rapat penting, aku harus tampil rapi.” Balas Kris, Yixing mengerucutkan bibirnya, “Kau tau Kris. Kau bahkan sudah rapi tanpa memakai jas,” Yixing memperhatikan tubuh Kris dari atas sampai ke bawah,
“Kau benar, tapi tetap tidak bisa, baby. Aku pergi dulu, ne?” Kris mengecup kening Yixing. Kemudian berjalan pergi, “Nanti kembali, ne?” pinta Yixing. “Tentu!!” jawab Kris masih terus berjalan.

***

Kris berjalan dengan langkah berat. Sebenarnya ia benci jika harus meeting di saat dimana ia bisa bersama dengan Yixing. “Kuharap kesehatan Yixing makin membaik..” lirih Kris.

Brukh!

Kris terkejut saat seorang bertubuh mungil menabraknya. “Ah, mianhae..” seorang berambur blonde tersebut membungkuk maaf pada Kris. “Ah, gwenchana..” Kris memandangi orang tersebut. “Kau perempuan?” tanya Kris. “Tentu! Dasar aneh! Sudah jelas jika aku perempuan!” orang itu sedikit kesal dengan perkataan Kris. “Tapi tubuhmu..” Kris menunjuk orang itu. “Kau meledekku? Badanku memang seperti ini, dadaku memang kecil! Lalu kenapa?!” bentaknya, “Jangan keras-keras ini rumah sakit, um. Aku Kris, Kris Wu tepatnya.” Kris mengulurkan tangannya, “Amber, Amber Josepin Liu..” perempuan itu membalas uluran tangan Kris.

“Gawat! Aku harus meeting,” Kris melambaikan tangannya pada Amber. “Sampai bertemu besok,” Kris melambaikan tangannya pada Amber. “Ya,”

***

Hubungan Kris dengan Amber sejak saat itu makin dekat. Waktu untuk mengunjungi Yixing hanya sekitar 10-15 menit sisa dari waktu yang sebenarnya di tujukan untuk Yixing berubah haluan menjadi waktu untuk Kris dan Amber.
“Luhanie.. kau tau Kris dimana?” Yixing berucap pada temannya yang bernama Luhan tersebut, “Kris?” Luhan mengetahui semuanya, ia tau jika Kris dan Amber tengah jatuh cinta. Luhan yang sebagai sahabat tentu akan menjaga hal itu agar Yixing tak tersakiti.

“Kris.. dia kekantornya. Kau istirahat saja ne? Besok lusa kau harus operasi,” ajak Luhan. Yixing menggeleng, “Tidak mau! Aku maunya tidur dengan Kris..” rengek Yixing. “Jangan seperti anak kecil.. kajja, tidurlah,” Luhan menidurkan diri Yixing. Yixing akhirnya menurut. “Luhan-ah, kalau Kris datang dan aku sedang tertidur tolong mintakan jasnya ya? Aku merindukannya,” lirih Yixing kemudian memejamkan matanya. Luhan tersenyum, “Dasar,”

***

“Kris, bolehkah aku meminjam jasmu?” pinta Luhan. “Untuk?” Kris menyilangkan tangannya didepan dada. “Untuk Yixing.. ia menginginkan jasmu,” jawab Luhan. Kris menggeleng, “Tidak! Sudah jelas jasku sedang digunakan orang lain. Katakan saja aku tak datang menjenguknya,” elak Kris kemudian berjalan pergi. “Tunggu Kris! Besok lusa Yixing operasi,” jelas Luhan, “Lalu?” Luhan terkejut dengan sikap Kris yang tampak membencinya dan Yixing, Luhan menggeleng kepalanya, “Aku pastikan kau akan menyesal!” gumam Luhan

***

@ Kamar Yixing

“Hai Kris.. Hah.. Hah..” Yixing tampak seperti telah berlari ratusan kilometer. Tubuhnya dibanjiri oleh keringat. “Kau baik-baik saja, honey?” tanya Kris. “Mungkin.. hosh.. hoshh.” Yixing mengenggam erat jas Kris, “Biarkan aku dapat memeluk jas ini Kris..” pinta Yixing. Kris terdiam, “Jangan, ne baby? Kau tau aku selalu sibuk..” lirih Kris seraya mengusap kening Yixing, “Tapi.. aku..” Yixing hendak berucap, tetapi Kris mengecup pipinya.

“Istirahatlah aku tau kau tengah capek..” ujar Kris. “Kris, besok aku...” ucapan Yixing terpotong kembali, “AH, Yixing aku baru ingat! Besok aku harus ke Jeju, ada presdir di sana. Dan aku harus mempresentasikan sesuatu, jadi..” Kris menatap Yixing yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca, “Ada apa?” tanya Kris. “Tidak, lupakan.. aku ingin tidur..” lirih Yixing, Kris mengangguk, “Tidurlah..”

Mata Yixing tiba-tiba terpaku pada seorang perempuan yang tengah mengintipnya dengan Kris di jendela pintu kamar Yixing, “Aku pergi, dulu ne?” Kris melambaikan tangannya. Merasa curiga Yixing dengan susah payah menggapai ponselnya.

“Luhanie, tolong jujurlah padaku.. apa Kris mempunya yeojachingu?” tanya Yixing, Luhan yang mendengar perkataan Yixing tercekat, “Benar ya?” selidik Yixing, “Ti-tidak!! Tidak, Kris sama sekali tak mempunyai yeoja chingu,” elak Luhan. Yixing tau Luhan tengah berbohong sekarang. Yixing menutup ponselnya dan berusaha mendudukkan dirinya.

Ia berniat ingin menuju Kris, Yixing berjalan gontai dengan alat infus yang masih terpasang, tak jauh dari kamar Yixing, Kris dan Amber tengah duduk saling menghadap, Yixing mengintip apa yang tengah dikerjakan mereka berdua.

“Besok kita jadi 'kan berkencan?” tanya Kris. Amber mengangguk, “Tentu, tapi bagaimana dengan manusia lemah itu?” Amber memastikan. “Dia takkan tau, aku mengatakan akan ada meeting besok,” jawab Kris. Yixing terkejut, air matanya tak dapat dibendung saat melihat Kris dan Amber berciuman, “A-aku. Aku membencimu!!” batin Yixing kemudian berjalan masuk. Langkahnya gontai, Yixing tiba-tiba mengerang, kepalanya sakit. “Sebaiknya aku beristirahat,” lirih Yixing.

***

Yixing menangis saat hendak di operasi, “Pasti operasinya berjalan lancar,” Luhan menenangkan Yixing, “Luhan-ah, tolong jangan beritahu Kris jika memang aku akan mati,” lirih Yixing. Luhan terkejut, “Kau takkan mati, Yixing. Aku percaya itu,” Luhan menggenggam tangan Yixing, “Tidak, um. Luhan-ah, jika aku bangun tolong sediakan jas Kris di sampingku ne? Aku benar-benar ingin merasakan baunya, aku sama sekali tak pernah dipeluk olehnya.. lalu, jika bisa aku ingin Kris mengubah gaya rambutnya, aku tak suka rambut pirangnya itu.. hanya itu yang kuinginkan. Dan lagi terima kasih telah mau menjadi sahabatku,” Yixing tersenyum.

“Baiklah operasi akan dimulai,”

Luhan menitikkan air matanya, “Dia benar-benar mencintai Kris..”

***

“Gawat-gawat.. aku sudah 4 hari tak ke rumah sakit dan tidak menguhubunginya. Pasti Yixing akan meminta menambah waktunya agar aku dapat bersamanya,” Kris berjalan cepat agar dapat menuju Yixing. Kris sampai diruangan Yixing, dan membukanya perlahan. “Kosong?”

“Anda mencari ruangan siapa?” seorang suster menghampiri Kris, “Zhang Yixing, apa dia dipindahkan?” tanya Kris. “Ah, Zhang Yixing? Dia sudah meninggal 2 hari yang lalu,” jawab suster itu. Kris terkejut, “Lelucon yang tidak lucu Sus. Katakan dimana Zhang Yixing?” tanya Kris cukup lembut, “Dia meninggal saat dioperasi..” lirih suster itu. Kris masih tak mau mendengar ucapan suster itu, “Ok, pergilah.” Kris menyuruh suster itu pergi.

“Luhan pasti menyembunyikannya,” gumam Kris. “Hai Kris,” Kris terkejut mendengar suara itu. “Luhan?! Dimana kau menyembunyikan Yixing?!” bentak Kris. “Kau mau tau? Ikuti aku,” Luhan mengajak Kris mengikutinya, Luhan mengajak Kris agar naik ke mobilnya.

Luhan mengendarai mobil itu dengan cepat, “Kau tak membawa lili putih?” tanya Luhan, Kris mengernyitkan dahinya, “Bukannya dia menyukai lili putih. Apa kau tak tahu? Lelaki macam apa kau ini,” sindir Luhan kris terkejut, “Luhan-ah, sebentar lagi aku akan memutuskannya dan menikah dengan Amber,” ujar Kris. “Begitu, ya? Semoga berhasil.” Luhan memberhentikan mobilnya, “Turunlah!” perintah Luhan. Kris menurut, “Ini pemakaman,” lirih Kris.

“Benar, disinilah aku menyembunyikan Yixing. Kau tau Kris, sebelum dia meninggal dia memintaku agar menaruh jasmu disebelahnya, dan menyuruhmu agar mengganti gaya rambut pirangmu itu. Tapi kau tak datang, kupikir kau pergi meninggalkan Yixing. Sebenarnya Yixing masih hidup setelah operasi. Tapi saat menjalani operasi kedua dia menolak, dia ingin tidur saja dengan jasmu. Tapi tak tercapai, kau tau? Dia menangis saat menulis pesan padamu,” jelas Luhan. Kris terdiam, kemudian tertawa, “Lelucon yang sama,” ucap Kris. “Kau tak percaya?” Luhan menarik tangan Kris. Luhan mengajak Kris ditempat sedikit jauh dari pemakaman itu, tepatnya di dekat sebuah pohon besar. “Lihat nama dan foto siapa itu?!” Luhan menunjuk nisan bertuliskan nama ‘Zhang Yi Xing,’ itu. Kris ambruk, “Bercanda. Ini pasti palsu!!” Kris berusaha menghilangkan nama itu,

“Bodoh! Dia ini suratnya, aku pergi dulu. Aku ada meeting dengan boss-ku, silahkan berjalan sendiri.” Ujar Luhan seraya melemparkan sebuah surat pada Kris.

“Hai Kris! Kau membacanya? Aku bersyukur jika kau membacanya. Aku tau operasi pertama berjalan lancar, tapi aku tak menemukan jsamu disampingku. Aku sedih, tapi aku lebih sedih saat melihatmu berciuman dengan seseorang. Mungkin calon istrimu..

Selamat ya, Kris! Tapi, Kris. Kenapa kau sama sekali tak memberiku atau meminjamiku jas? Kau tau, selama 5 tahun bersamamu. Kau tak pernah memelukku, sekalipun tak pernah! Itu benar, tapi tak apa.. semua kenangan yang kau berikan cukup untukku..

Tapi perlahan aku tau cintaku padamu tumbuh terlalu besar. Dan kau sama sekali tak mecintaiku, atau menyukaiku. Kau hanya simpati padaku, Kris. Benarkan? Jika benar berarti aku sangat pintar. Dan lagi Kris, aku tau jika kau sangat suka jika disuruh berakting, lanjutkan saja aktingmu sampai kau bisa terkenal. Aku akan mendukungmu, umm terakhir Kris..


Aku menginginkan jasmu, itu saja. Tak perlu pelukan..
Tak perlu kecupan..
Cukup kemejamu, itu sudah melambangkan segalanya tentang dirimu..
Aku hanya ingin jsamu..”


Surat itu berakhir tanpa terteranya nama siapa yang menulis, “Kenapa jas? Kenapa tak aku saja? Dia bodoh?! Bahkan aku takkan menolak jika ia menginginkan pelukan padaku. Kenapa harus jas? Yixing jelaskan.. kenapa kau pergi secepat ini. Bahkan aku tak menikmati semua kenangan itu... Yixing, hiks..”

End-
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Julianeka
#1
Chapter 1: Kurang panjang thor.
Kenapa tiap fanfic kray pasti lay yg selalu menderita*curcol*
lay9095 #2
Chapter 1: gue nangis. sekian dan terima kasih...T.T