Chapter 1

Sungjong In Wonderland

 

 Sungjong in Wonderland 

 

 

 

Saeng-il Chukka Hamnida..
Saeng-il Chukka Hamnida..
Saranghaneun uri Sungjong..
Saeng-il Chukka Hamnida …

“Yeeeeeeiiii!!!!”  prok prok prok prok. Suara tepukan tangan terdengar keras seiring suara teriakan kegirangan yang terdengar bersahut-sahutan di salah satu lantai apartement itu. Sungjong meniup lilin kue dihadapannya dan sekali lagi Hyung-hyungnya bersorak dan bertepuk tangan bersama untuknya. “Saeng-il chukka!! Sungjong-ah” “Chukka hae yo!!” “We always love you Sungjong-ah!!” Hyung-hyungnya tak henti-hentinya memberinya cinta. Dongwoo membelai kepalanya, Hoya tersenyum lebar ke arahnya, Sungyeol membantu sungjong membuka kado dan mengamankannya, dan Myungsoo sibuk mengunyah kue ultah sambil menyanyikan lagu ‘selamat ulang tahun’ untuk Sungjong.

Sunggyu berdiri dari bangkunya. Dan berbalik mengeloyor pergi menuju kamar. Sungjong menatapnya dari sudut matanya. Hoya sempat terdiam, namun langsung berseru lagi. Disudut ruangan, Woohyun terdengar mendesah panjang, dan beranjak dari sofa yang ia duduki. Meninggalkan dorm. Hening seketika melanda. Hanya suara lalat terbang, kran air dapur yang bocor, dan suara Dongwoo yang menggaruk kepalanya yang berketombe yang terdengar. Sungjong langsung tertunduk lesu, begitu 2 main vocal di grup itu sama-sama beranjak pergi dari pesta ultah nya yang belum selesai.

“Kenapa sih…? sejak tadi mereka diam-diam an begitu..?” Sungyeol menggaruk kepalanya. “Au` ah.. Gelap,” Myungsoo langsung memasang kacamata hitamnya. “Sungjong-ah..?” tanya Hoya lembut. Ia dan Dongwoo menatap iba pada Sungjong yang terlihat sedih dan lesu. Yah.. Bagaimana ia tidak sedih, Sunggyu-Woohyun sedang terlibat perang dingin dan itulah alasan kenapa mereka berdua pergi begitu saja tanpa meminta izin terlebih dahulu dari Sungjong. Meninggalkan pesta yang bahkan belum selesai sama sekali.

Woohyun-Sunggyu bertengkar hebat beberapa waktu yang lalu sebelum pesta ultah Sungjong dimulai. Mereka bertengkar gara-gara mereka berdua ingin pesta ultah Sungjong ini sesuai dengan rencana mereka masing-masing. Sunggyu ingin pestanya sesuai dengan rencananya, sedangkan Woohyun juga ingin ide nya di pakai dalam acara pesta ini. Karena  sama-sama memperturutkan ego masing masing, akhirnya Hoya mengambil keputusan. Tidak ada satu pun rencana atau ide dari Sunggyu maupun Woohyun yang akan dipakai untuk pesat ultah Sungjong nanti. Akibatnya, mereka berdua marah. Sunggyu sebagai leader merasa tidak dihargai, dan Woohyun sebagai member merasa tidak mendapatkan haknya untuk berdemokrasi (?).

Selama pesta berlangsung, Sunggyu lebih banyak diam sambil duduk di bangku meja makan. Memperhatikan dari jauh para dongsaengnya bergembira ria. Woohyun dengan kaku dan tidak seperti dirinya yang biasanya terlihat salting dan kikuk memberi ucapan selamat pada Sungjong karena ia merasa Sunggyu sedang memperhatikannya. Dengan tatapan menusuk tentu saja.

Sungjong benar-benar tidak suka dengan hal ini. Kalau tahu kedua hyung tersayangnya akan bertengkar begini hanya gara-gara dia, lebih baik tidak usah gelar saja pesta ini. Gara-gara aku.. mereka berdua jadi bertengkar. Kalau tahu begini mending gak usah bikin pesta aja sekalian!, pikir Sungjong kesal. Ia terdiam memikirkan kedua hyungnya yang sedang perang itu sementara Dongwoo, Hoya, Sungyeol, dan Myungsoo sibuk berdiskusi bagaimana caranya menyatukan kembali 2 sejoli itu.

Tiba-tiba Sungjong seperti mendengar suara gedebuk dari arah luar. Ia melongok mengira mungkin Woohyun telah kembali. Tapi bukan Woohyun yang telah kembali. Sesuatu sebesar bola golf, berbulu tebal dan ‘berwarna’ mencuat dari balik pintu. Sungjong menautkan kedua alisnya keheranan. Sesuatu itu tiba-tiba bergerak dan berbalik secara tiba-tiba. Memperlihatkan seekor kelinci lucu bermata hijau terang dan berbulu ungu.

Ungu?

Kelinci aneh itu mirip.. Hoya-hyung..? pikir Sungjong. Kelinci itu menatap lurus pada Sungjong, begitu juga sebaliknya. Sungjong kembali menautkan alisnya dan menganga. Ia keheranan melihat kelinci aneh itu. Kelinci itu berwarna ungu persis warna kesukaan Hoya dan entah kenapa Sungjong merasa antara kelinci itu dengan Hoya memiliki kesamaan. Kelinci itu terlihat normal seperti kelinci pada umumnya. Hanya saja yang membedakan adalah sebuah kalung bling-bling emas yang terpasang di lehernya bersama sebuah liontin jam perak yang juga ikut terpasang di lehernya. Kelinci itu juga mengapit sebuah Ipad di ketiaknya.

Jangan-jangan.. itu benar-benar Hoya-hyung, pikirnya. Sungjong menoleh kembali kedalam. Ia melihat Hoya sedang sibuk mendengarkan Dongwoo berbicara. Sungjong kembali menoleh ke arah kelinci ajaib itu. Hoya-hyung ada disana.. lalu kelinci itu..?

Sebelum Sungjong bisa mencerna apa yang sedang ia pikirkan, Kelinci itu berbalik dan mulai melompat-lompat kecil keluar dari dorm. Sungjong setengah berdiri dari posisinya hendak mengikuti kelinci itu keluar saat ia sadar hyung-hyungnya masih di sana. Sungjong menoleh. Hyung-hyungnya masih asyik berdiskusi tak menyadari Sungjong yang mulai melangkah pelan meninggalkan dorm. “Mereka tidak akan tahu,” gumam Sungjong.

Ia menutup pintu dorm dengan pelan dan berbalik untuk melihat kelinci itu. Namun hewan ajaib itu ternyata tidak ada di sana. Sungjong berjalan ke arah beranda dan menengok kebawah. Sedetik kemudian ia ternganga melihat sang kelinci ajaib itu telah sampai jauh dibawah.

“Mwo..?! bagaimana caranya kelinci itu bisa turun secepat itu..? dia terjun atau apa..?!” seru Sungjong panik. Kelinci itu seperti mendengar seruan Sungjong dari lantai atas, ia mendongak melihat Sungjong dengan mata besarnya. Hidungnya bergerak-gerak membuat kumisnya juga ikut bergerak. Kelinci  itu berpaling dan mulai melompat-lompat kecil. “Ya!! Tunggu sebentar!” seru Sungjong. Ia lantas berlari menuju lift, memencet tombol ke bawah dan menanti. Pintu lift terbuka dan Sungjong langsung menghambur kedalam. Ia menekan tombol lantai dasar dengan ibu jarinya dan pintu lift pun menutup.

Semenit kemudian pintu lift membuka dan Sungjong langsung menghambur keluar. Untung lift apartement sedang sepi makanya Sungjong bisa cepat turun ke lantai dasar. Di pekarangan apartement, Sungjong celingukan mencari sosok kelinci itu. Tapi ia tidak menemukannya. Ia pun berlari keluar area apartementnya dan melihat kelinci ajaib itu sedang berjalan terseok-seok sambil menatap Ipadnya. Tanpa basa-basi Sungjong langsung berlari mengejar kelinci itu.  Kelinci itu berhenti dan menoleh kebelakang, hidung dan kumisnya bergerak, ia menatap Sungjong dengan manik hijaunya.

Sungjong dengan gaya matrix berlari terengah, keringat meluncur turun di dahinya dan menetes ke jalan saat ia sadar ada sesuatu yang tidak beres.

“Ya! Kau!! Hoya-hyung pasti akan suka padamuu aaaaaaaaaaaaaahhhhhhh!!!!!!!!” Sungjong tidak melihat ada lubang got yang terbuka di jalan itu dan ia pun jatuh kedalam dengan teriakan kencang bak seorang wanita yang kena jambret.

Kelinci ungu itu kembali menggoyangkan hidung dan kumisnya. Ia berdiri mematung disana sampai jeritan Sungjong tak terdengar lagi.

 

 

 

                                                                                                                    ~~~~XXX~~~~

 

 

 

Sungjong meringis mengira dirinya mungkin akan jatuh ke kubangan lumpur kotor dan bau di dasar got itu. Tapi ternyata tidak. Ia tidak merasakan apa-apa. Dengan mata masih terpejam erat ia merasa dirinya seolah melayang. Ia membuka matanya dan terkejut. Ia sekali lagi menjerit kesetanan saat  menyadari ia sedang melayang turun di dalam sebuah lorong vertikal yang ekstrim. Dimana-mana disekelilingnya ada benda-benda aneh yang membuat kening Sungjong kembali berkerut, ia seolah lupa kalau nyawanya di ujung tanduk. Lengannya menyentuh sesuatu dan ia langsung menyilangkan kedua lengannya didepan wajahnya. Sebuah botol coca-cola membentur lengannya dan ia jatuh menghantam mobil audy warna putih yang entah kenapa bisa ada disana.

Tiba-tiba sekelebat kabut hijau menerpanya. Sungjong bergidik ngeri. Tiba-tiba gumpalan kabut hijau itu memadat membentuk suatu sosok. Makin lama makin jelas dan Sungjong lagi-lagi dibuat melongo.

“Aiyyoo bocah! apa yang kau lakukan disini? mencari uang 50 sen mu?” ujar Dongwoo girang. Sungjong mengucek matanya dan melotot tak percaya pada sosok Dongwoo yang memakai kostum kucing berwarna hijau dengan garis-garis hitam horizontal itu. Sesuatu yang mungkin itu ‘ekor’ mencuat dari balik punggungnya. Dan Ohmaigad, itu benar-benar kuping kucing atau apa..?

Dongwoo tersenyum lebar kearahnya dan meliuk-liukkan badannya bak seekor kucing sungguhan. “Dongwoo-hyung! apa yang kau lakukan disini..?!” jerit Sungjong diantara deru angin. Dongwoo menoleh dan kembali tersenyum lebar. “Dongwoo..? Aku bukan Dongwoo, bocah. Aku kucing. Kau tidak lihat aku? Imma Cheshire Cat. Kau bisa panggil aku Chessy.” kata Dongwoo sambil nyengir dan menunjuk dirinya sendiri dengan jempolnya. Sungjong masih menganga.

“Bukan. Kau bukan kucing Hyung.. Kau Dongwoo-hyung,” Sungjong menggeleng seolah meyakinkan Dongwoo bahwa ucapanyya barusan adalah fakta dan mungkin hyungnya itu telah membenturkan kepalanya ke suatu tempat sebelumnya. Dongwoo hanya tersenyum. “Berhati-hatilah di bawah sana. Dengarkan apa kata hatimu. Pilih mana yang terbaik. Keputusan ada di tanganmu. Salah memilih bisa fatal akibatnya. Ingat itu, Sungjong-ah,” dengan cengiran miring, Dongwoo perlahan memudar dan menghilang dari hadapan Sungjong yang melongo. Ia menoleh ke sekeliling namun tak menemukan Dongwoo di manapun. Ia pun menabrak sesuatu dengan keras dan merasa kalau dirinya sudah tidak melayang lagi.

Perlahan ia membuka matanya dan mendapati dirinya berada dalam ruangan bundar tertutup. Ia menatap sekeliling. Tidak ada Jendela. Hanya ada satu lampu yang tergantung di langit-langit. Dan pintu dari berbagai macam ukuran dan bentuk berjejer mengitari ruangan itu. “Dimana aku..?” gumam Sungjong. Ia menggaruk pelipisnya. Ini bukan di dorm, pikirnya.

Ia melihat di ujung sebuah pintu berukuran kecil berderit pelan dan menutup. Sungjong cepat-cepat menuju pintu kecil itu dan menghalanginya dengan jarinya sebelum pintu itu menutup sepenuhnya. Sesaat ia bisa melihat kelinci ungu yang ia lihat di dorm tadi sedang melompat-lompat seperti biasa memunggungi Sungjong sambil menatap pada Ipadnya. “Ya!! Tunggu dulu! ya!” jerit Sungjong saat pintu itu tak lagi bisa dipaksa untuk tetap membuka.

Pintu itu menutup dan sosok kelinci ungu itu menghilang dari pandangan. Sungjong berdiri dari posisi sebelah matanya yang sejajar dengan pintu kecil itu. Ia menggaruk pelipisnya. Ia begitu penasaran dengan kelinci mirip Hoya tersebut dan ingin menangkapnya. Kesenangan baru yang ia temukan di saat hatinya masih sedih atas pesta ultahnya yang berantakan.

Ia melihat sekeliling dan menemukan sebuah pintu yang seukuran dengannya. Ia bergegas kesana dan langsung memutar kenopnya saat sebuah suara mengagetkannya. “Ouch! Appo yo..” Sungjong tersentak kaget dan melepaskan kedua tangannya dari kenop pintu. Ia menatap horror pada pintu di depannya yang ternyata mengeluarkan seruan tadi. Pintu itu memiliki mata diatas kenopnya. Seolah kenop pintu itu adalah hidungnya. Pintu itu menatap Sungjong dengan ekspresi tidak suka.

“Apa yang kau lakukan nak.. Hidungku sakit tahu.” Sungjong mengaruk belakang kepalanya. “Mianhe.. Bisa biarkan aku lewat..?” pintanya tak lupa dengan sedikit aegyo. Hyung dan para nuna-fans tak pernah bisa tahan dengan ini, pikirnya dengan evil smirknya. “Ani,” jawab pintu itu tegas. Bahu Sungjong melorot.

“Kau tidak lihat nak, aku tidak punya lubang kunci. Bagaimana caranya aku bisa membuka diriku sendiri kalau begitu..” kata pintu itu lagi. Alis Sungjong bertaut. “Jadi kau tidak pernah membuka ?” tanyanya. Pintu itu menutup matanya.

“Tidak,”

“Lalu untuk apa kau dibuat..? untuk apa kau ada disini..?” tanya Sungjong dengan gaya anak umur 6 tahun yang begitu penasaran. Si pintu hanya mencibir tanpa maksud menghina. “Entahlah nak, itu masih misteri alam,” katanya.

“Lalu bagaimana aku bisa masuk ke ruang sebelah.?” tanya Sungjong.

“Kau carilah pintu yang menurutmu sempurna dan bisa kau lewati. Pintu itu harus mempunyai lubang kunci. Mengerti itu..?” kata pintu itu lagi. Sungjong mengedarkan pandangan ke sekeliling. Ia melihat berbagai macam bentuk dan ukuran pintu. Tapi semuanya tidak lengkap. Ada yang keadaannya sama seperti pintu ajaib di depannya itu, tidak punya lubang kunci, ada yang tidak punya kenop pintu, ada yang hanya pintu polos saja tanpa lubang kunci dan kenop.

Hanya satu pintu yang lengkap, yaitu pintu yang dilalui oleh si kelinci ungu tadi. Namun satu hal, Pintu itu berukuran sangat kecil, Sungjong pun baru sadar kenapa kelinci ukuran normal itu bisa lewat di pintu yang sangat kecil dan sempit itu..?

“Ya.. bagaimana caranya supaya aku bisa lewat pintu ini..?” Sungjong kembali menatap pintu ajaib di depannya. Hening. Ternyata pintu itu tertidur. Dengkuran halus terdengar ke penjuru ruangan. Sungjong mendecak. Ia menatap sekeliling dan menemukan sesuatu yang terletak di atas meja. Sungjong baru melihat benda itu di sana. Bahkan meja itu pun tidak ada disana sebelumnya.

Sungjong meraih botol kecil di atas meja itu dan mengamatinya. Di tutup botol itu, terikat dengan sebuah pita perak beserta sehelai kertas pesan yang bertuliskan “Drink Me”. Sungjong benar-benar merasa merinding. Ia berada di dunia yang aneh. Dan tidak tahu cara kembali. Tanpa pikir panjang ia pun langsung menegak habis minuman tersebut yang berasa seperti jus durian di lidahnya. Sungjong menjulurkan lidahnya tanda tak menyukai rasanya.

“Kenapa aku tidak dikasih rasa susu pisang saja sih..?” tiba-tiba Sungjong merasa sekujur tubuhnya menegang. Ia meletakkan kembali botol itu di meja dan memperhatikan tangannya. Entah kenapa di matanya tangan tersebut terlihat mulai mengecil dan mengecil. Ia mulai menyadari dengan kondisi panik. Badanku mengecil!!!, pikirnya. Saat ia pikir tubuhnya sudah berhenti mengecil Sungjong sadar, dirinya ternyata tertimbun oleh bajunya sendiri. Ia merangkak keluar secara perlahan dan langsung menjerit begitu udara dingin menerpa tubuh polosnya. “Aku gak pakai apa-apaaaa!!!!???” serunya histeris.

Ia menoleh ke arah pintu kecil itu dan dengan sudah payah beringsut sambil menyeret bajunya menuju pintu itu. Ia memutar kenopnya. Tapi pintu itu tetap bergeming. Sungjong pucat. Bagaimana ini..?, pikirnya panik.

Ia melihat sesuatu yang bersinar di atas meja. Itu kunci untuk membuka pintu kecil itu. Sungjong menepuk kepalanya sendiri “Pabbo!” serunya. Ia pun kembali beringsut hingga sampai di tempatnya mengecil tadi. Ia medongak ke atas dan menggaruk kepalanya. Badannya mengecil, lalu bagaimana caranya untuk mengambil kunci itu..? Dari bawah kunci itu kelihatan besar dan berat. Mungkin seukuran tubuh Sungjong yang mengecil saat itu. Ia menggaruk pelipisnya lagi dan sembari menoleh ke sekeliling ia melihat sebuah bungkusan kantong kresek hitam terletak di lantai. Sungjong beringsut menuju kantong itu dan membuka bungkusannya. Aroma Singkong goreng menyeruak memenuhi ruangan itu. Sungjong pun sampai merem melek menikmati bau surgawi itu. Bahkan pintu ajaib itu pun ikut ngiler dalam tidurnya.

Sungjong mengambil satu singkong rebus. “Sunggyu-hyung dan Woohyun-hyung pasti bakalan rugi. Gak kebagian Singkong rebusnya. Apalagi Hoya-hyung. Aa.ha.ha.ha.ha.ha.” tawa Sungjong membahana sementara mulutnya terus mengunyah gorengan tersebut. Ia tidak sadar kalau badannya makin lama makin membesar. Hingga tak terasa Sungjong merasa bahunya menyentuh sesuatu dan terasa sesak. Ia baru berhenti makan Singkong goreng itu saat tahu ia sudah berubah menjadi raksasa dalam sekejap.

“Ommaaa~ anakmu yang manis ini jadi raksasa cuman gara-gara makan singkong.. benar juga kata Sunggyu-hyung, jadi orang itu jangan pelit. Kalau ada makanan harus dibawa pulang dan di bagi-bagi dengan yang lain. Mianhe Hyung.. Aku makan singkongnya sendirian. Aku janji bawain nanti kok.. setelah aku keluar dari sini tentunya.” Sungjong menyambar kunci yang sekarang ukurannya sebesar kerikil kecil itu dan mencari botol jus durian tadi. Siapa tahu masih bersisa dan ia bisa kembali berubah jadi kecil. Ia menemukannya dan langsung menuangkan sisa cairannya kedalam mulutnya. Biarpun sedikit tapi efeknya masih bisa membuatnya kembali berukuran kecil. Ia merogoh saku bajunya yang juga ikut mengecil dan menemukan kunci itu masih ada di sana, dalam genggamannya.

Ia langsung berlari menuju pintu kecil itu, memasukkan kuncinya dan dengan perlahan memutar kenopnya.

 

~~~~XXX~~~~

 

that's it .__.
see you in the next chapter~ xD
thanks for subcribing and comment :3 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
buyoung
i'm going to fix several things here

Comments

You must be logged in to comment
diniazakee #1
Chapter 8: Ehem... mudah2 an dibaca hehehehe
Daebakk...!!!
Aku suka author... :)))) Friendship2 Infinite, terutama WooGyu ♡♡
Walaupun aku baru nemu sekarang, semoga semangat buat ff Infinite nya gak luntur
Dan, aku harap bisa menemukan ff Infinite sebagus punya mu atau mungkin lebih bagus lagi
Terima kasih sudah berbagi cerita. Love love untuk Author
shin-pads
#2
Chapter 8: Daebaaaaaakkkkkkk!!!!

Petualangannya ajib!

Thumbs up!
imatsuko
#3
Chapter 8: Ff ini sukses bikin aku ngakak tengah malem wkwkw xD daebak!!!
mowmow33 #4
Chapter 8: Yah author..... Kok ngegantung sih..... :((( trus gimana sungjong di dunia nyatanya?:(
Aku kasian sama White king sama Red King... Overall, bagus kok author ceritanya;)) klo aku sih, yes~
dooseob_saranghae
#5
Chapter 8: eh?gantung..trs woogyu dunia nyata gmn?huhuhuhuhe pgn tau kelanjutan di dunia nyatanya
dooseob_saranghae
#6
Chapter 4: gak suka chapter yg ini knp jd myungjong hiaaa
buyoung
#7
finally apdet~ :3
sandeoki
#8
aduh ngakak :'''D
lovelybutterfly #9
Chapter 3: Please update soon ^_^
NMInspirit987
#10
Chapter 2: Woah author ceritanya keren sekali >o< ditunggu chaoter chapter selanjutnya author! /throw heart kaya woohyun/?