-01-

Leo, Don't Eat That!

Tema VIXX TV episode 39 adalah ‘VIXX becoming best baker’ dalam rangka menyambut White Day yang dirayakan setiap tanggal 14 Maret. Demi kepentingan pembuatan kue, maka syuting pagi itu bertempat di sebuah kafe, di mana sebelumnya VIXX menyulap diri mereka menjadi staf konter tepat di hari Valentine lalu. Even itu sukses menyedot banyak pengunjung yang penasaran dengan keberadaan vampir-vampir tampan berapron sehingga pemilik kafe tidak keberatan memberi ijin.

Rencananya, keenam member VIXX akan mempersembahkan cake spesial buatan mereka untuk Starlight yang menghadiahkan sejumlag bingkisan coklat dan hadiah di 14 Februari. Ide pembuatan cake sendiri datang dari leader N yang begitu hangat menghargai fans-fans mereka. Menimbang ini-itu semisal kerumitan proses pembuatan, pilihannya jatuh ke cake pisang.

Seusai merekam opening dan pernak-perniknya, syuting berpindah ke dapur. Mereka membagi peran. Manajer hyung (tetap) di kamera, N si koki utama, Ravi asisten 1, dan Ken asisten 2. Lalu duo maknae, Hongbin dan Hyuk, sebagai pengamat, penyemangat, dan pengupas pisang. Khusus hari ini, Kong menanggalkan sejenak peran manekin alias Hongbin artwork yang biasanya sebatas diam di sisi Ravi. Jangan tanya seorang sisanya. Semua hampir maklum soal peran tidak resmi Leo. Invisible One.

Semua berjalan lancar dan kocak sampai teriakan gusar N menggema di lengangnya kafe.

“Jangan dimakan!”

N mematikan mixer begitu mata elangnya menangkap basah pergerakan Leo—yang sedari tadi mengedar di latar. Kesabarannya lenyap manakala vokalis berambut merah itu mengambil kesempatan di tengah kelengahan, mencomot satu demi satu potongan pisang dari mangkuk yang sejatinya adalah bahan utama pembuatan cake. Tanpa pisang, bukan banana cake.

Leo, tersangka utama, beranjak meninggalkan TKP—kebiasaannya, melenggang ketika setiap perhatian memusat padanya—namun N sigap menangkap lengannya dan menghadiahinya omelan. Ravi merebut potongan pisang di tangan Leo sambil berharap sikapnya ini tidak diartikan sebagai sikap pro N. Ia sendiri kaget saat N mengirim teguran keras di saat cadangan buah pisang masih lebih dari cukup. Dasar Ravi, bukannya mengembalikan ke tempat semula, sang contagious rapper malah melahapnya. Tingkahnya tertangkap basah oleh Ken namun diabaikan sebab kwiyomdungi main vocal itu lebih terkonsentrasi mengamati konfrontasi dua big hyung yang menjauh dari jangkauan kamera.

“Berhenti berkeliaran seperti lalat dan ucapkan sesuatu ke kamera,” kata N dengan nada jengah. Sebenarnya ia tidak mempermasalahkan apa pun yang dilakukan Leo, namun tingkah vokalis berambut merah itu sudah menjurus menyebalkan siang itu. Kalau tidak mau membantu, menjauhlah dan jangan mengganggu. Bandingkan dengan Hongbin dan Hyuk yang walaupun tak membantu dalam pembuatan cake, tetap eksis meramaikan dengan tingkah mereka.

Tersebutlah uneg-uneg yang selama ini terpendam. Kejelekan sikap N yang menjadikan cela atau kesalahan sebagai senjata menyudutkan. Tujuannya baik yakni sebagai pelecut perubahan tapi metode yang dipakai menjurus ke mengecilkan harga diri. “Kau baca sendiri, kan? Starlight dan fansmu selalu menagih kemunculanmu. Mereka tak puas melihatmu muncul sekelebat bayangan atau dengan ekspresi dingin minus kata-katamu. Pikirkan staf yang dituduh me-cut durasimu padahal kenyataannya memang kau tak ada sama sekali di rekaman.” Sepanjang itu perkataan N, Leo sebatas membuang muka. Sikap khas tebal muka dan ogah-ogahannya.

N berdecak. “Kau tak boleh selamanya begini. Kau itu idol, publik figur, Leo-ya. Kau harus belajar membuka diri. Bukan salah mereka yang menyematkan sebutan chic, berhati dingin, dan setengah hati melakoni profesi padamu.”

Ken mengaduh dalam hati. Kenapa perlu mengungkit-ungkit masalah itu lagi? Bukankah chic Leo sudah diterima laiknya imej paten? Terakhir kali di interview, bahkan N sendiri yang mencandakannya. Ia pun meminta sang manajer di seksi handycam supaya berhenti merekam. Ravi ditariknya menjauh dari arena dan bergabung bersama Hongbin dan Hyuk yang lebih dahulu mengambil langkah antisipasi. Sepertinya masalah comot-mencomot makanan bakal meluber ke masalah lainnya.

“VIXX TV tayang setiap minggu untuk mendekatkan kita pada Starlight. Sebagai member VIXX, berkontribusilah walau sedikit. Perlihatkan saja wajahmu sekali dua kali supaya mereka tahu kau ada untuk mereka. Bagaimana kau mau mereka mengenalmu lebih dekat jika kau selalu menjauh. Dan yang menggerahkan, aku, Ken, Ravi, Hongbin-ie, Hyuk-ie muncul sepanjang episode, tapi yang dikomentari justru ‘mana Leo – mana Taekwoon’. Sangat-sangat tidak adil. Kau pikir kami apa, uh?”

Lihat sendiri, kan? Sepertinya leader N terbawa emosi menyikapi hasil poling kepopuleran tidak resmi yang dibuka sebuah fansite bahasa Inggris terjemahan. Di mata I-Starlight (di luar Korea), Leo adalah member paling sering tersebut. Di berbagai kategori, nama Leo selalu muncul di posisi pertama sementara kelima sisanya berganti-ganti. Aura misterius, suara melodius, dan senyum langkanya itu sukes mencuri hati. Bahkan beberapa mengaku berpindah, baik dari stan grup/member lain bahkan dari member VIXX sendiri—N mencurigai beberapa adalah stan chayeoji pada mulanya. Di saat N mondar-mandir mempromosikan VIXX lewat berbagai acara, Starlight justru lebih ingin mengenal Leo. Wae?!

Manajer hyung menghampiri, menasihati N agar menurunkan tensi. Ingat di mana mereka saat ini berada. Banyak mata yang melihat, ditakutkan membocorkan pertengkaran ini yang memicu perang intern di tubuh Starlight. Shipper Neo tak sedikit jumlahnya. Namun perkataannya dipotong secara tidak sopan.

“Ini kulakukan demi VIXX jadi jangan ikut campur hyung. Biarkan aku menunaikan tugas sebagai leader,” dalih N, memperkuat posisi.

Leader sekaligus hyung tertua, pembenar sikap seenak hatinya. Posisi itu yang kerap menekan para dongaseng kala salah satu dari mereka melakukan kesalahan. Di panggung, jamaknya koreografi keliru, suara sumbang, dan salah lirik. Hyuk korban terseringnya di bagian suara sumbang dan Ken di bagian salah koreo.

Ken mendekat. Ragu-ragu memutuskan kapan tepatnya ia harus tampil menengahi. Manajer hyung saja terpukul mundur, lalu bagaimana dengannya. Sebagai tertua ketiga, perannya tidak terlalu dipertimbangkan. Malah Ravi dan Hongbin kadang meloncati kewenangannya.

“Dengar, aku bukan baby sitter. Aku malas terus memancing sementara kau sendirinya menolak menyambut. Aku lelah terus menutup-nutupi ketidakacuhanmu. CEO hyung mengeluh padaku. PD-PD menawari reality show tapi ia tidak punya opsi selain mengirimku, Ken, dan Ravi. ‘Aku payah sebagai entertainer’, jangan cari-cari alasan.”

Minggu lalu PD ‘Quiz That Change The World’’ mengirim tawaran untuk dua orang. Nama N dan Leo yang pertama diberitahu. N adalah sebuah jaminan sementara khusus Leo, CEO berpendapat perlu ‘menjual’ vokalis utama VIXX itu. Fans banyak meninggalkan permintaan kemunculan Leo di talkshow. Berharap ia mengeluarkan sisi lainnya, di samping yang selama ini ditampilkan. Lebih-lebih mendengar suaranya. Sporty Leo yang mengikuti kompetisi Dream Team belum dirasa cukup. Mereka ingin melihat lively Leo, bukan gloomy Leo. Kapabilitas vokalis utama itu di segi tarik suara tak diragukan lagi namun berbeda kasusnya di luar panggung. Di sesi wawancara, ia banyak diam dan pasif di ujung barisan. CEO pun membatalkan rencana dan mengirim Ken bersama N setelah Leo menolak.

“Kau pikir Jaehwan aslinya besar mulut dan suka bercanda? Tidak! Ia beradaptasi! Sesuatu yang harusnya kau lakukan!”

Ken mengaduh. Kenapa dirinya dibawa-bawa?

Leo akhirnya merespon. Ia paling benci dibanding-bandingkan. “AKU TAK MAMPU MEMALSUKAN KEPERIBADIAN KARENA BEGINILAH AKU ADANYA! TERIMA ITU!” teriaknya dengan ekspresi murka dan intonasi yang mungkin baru pertama kali ia tunjukkan di depan lainnya. “Berhenti mengomel, Hakyeon-ah. Bukankah kau sangat haus akan perhatian? Aku tidak pernah mengomentarimu, kan, jadi jangan komentari sikapku!”

Alis perak N mengerut, “M-mwo?” ia terkejut bukan main. Tidak menyangka sindiran semacam itu dikirim Leo, yang notabene teman seperjuangan terlamanya dibanding semua. Itu mengingatkannya pada salah satu fansigning di mana seorang anti berhasil menyelinap masuk dengan menyamar sebagai Starlight—yang artinya, ia rela berkorban membeli CD hanya untuk mengirim kebencian secara personal (kegilaan seorang anti yang sulit dimengerti). Gadis itu mengirim sindiran yang kurang lebih sama isinya seperti di atas. ‘Stop !@#$%^&* around’. Menyakitkan. Apa salahnya menjadi diri sendiri? 

Pegangan N terlepas.

Leo menyudahi konfrontasi dan melenggang keluar kafe.

Tidak seorang pun berani menghalanginya.

 

to be continued...

 

p.s. ready gak ready menyambut comeback VIXX.

VOODOO concept agak creepy dibayangin. tapi empat jempol karena balik ke dark VIXX!!!

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Claudy1410 #1
Chapter 2: huahahaha bagus banget...suka leo apa adanya dengan segala keunikan nya huahahahaha...makasih
yuu_sama #2
Chapter 2: Astaga, kok ini bacanya aku jadi terenyuh ya...
Pesen nya dalem banget, kalo kita mesti jadi seperti diri kita sendiri.
Dan aku bangga kok sama Leo, meskipun dia hampir nggak pernah "menampakkan" diri di setiap Vixx TV dan jarang ngomong, tapi tetap kok Leo spesial seperti apa adanya dia.
Dan aku juga bangga karena Leo nggak maksain diri untuk berubah seperti orang lain.
Pokoknya lebih dari itu, aku bangga sama semua member VIXX!!! ^^
Makasih ya, thor, udah buat cerita sekeren ini.
Daebak!!!! ^-^
jungmi95 #3
Chapter 1: whoaaaaa.. daebak ni ceritaaaa...
lanjut doooong..
lanjuttt..
pertengkaran yang menegangkan antara para tetua vixx...
golden13
#4
Chapter 1: Oh... Leo. :)
Meskipun keliatannya gak peduli, tapi aslinya peduli. :D

Author, keep continueeee >.<
yuu_sama #5
Chapter 1: Astaga, ini fanfic beneran mengiris hatiku...
apa bener N ma Leo kelahi kayak begitu di VIXX TV?
Kalo beneran iya, hiksss~~
jangan dooooong.
Tapi bener deh, ini fanfic seriusan keren! Sukses bikin hatiku cenat-cenut!!! Author-nim, daebak!
aliceninelovegazette
#6
Chapter 1: yep, will be watching VIXX TV to know about the whole situation..