Hurt Promise

Hurt Promise
Please Subscribe to read the full chapter

Lama aku menunggumu disini

Kau berjanji akan kembali

Tetapi janji yang kau ucapkan hanya kau anggap bayangan semu

Kau tahu? Aku menangis!

Menangis karenamu yang meninggalkanku

Tanpa sepatah katapun.

Hanya sebuah secarik kertas yang kau berikan

Di hari kepergianmu.

 

 

Sudah seminggu lamanya kau meninggalkanku, aku teringat kala kau memberikanku secarik kertas yang bertuliskan “Aku harus pergi, tunggulah aku.”  Dan selanjutnya kau pergi, entah kemana.

Hatiku berdesir sakit, air mata bodoh ini mengalir kembali dari pelupuk mataku.

Sore ini angin berhembus dengan segarnya, aku mengingat kembali masa itu.

                                                          ***

Suho namanya, ia pemuda bisu yang tinggal sendirian di daerah dataran tinggi, kedua orangtua-nya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, sebelumnya ia tinggal bersama Bibi dan Pamannya, karena Bibi dan Pamannya ingin menguasai seluruh aset perusahaan ayahnya, ia diasingkan di daerah Gaemagowon, Korea Selatan. Daerah ini sangat sepi penduduk, bahkan sekolah dan tempat ibadah hanya ada satu.

Suho merebahkan tubuhnya diatas bukit, bukit ini dekat dengan rumah Suho dan sebuah sekolah swasta milik pengusaha percetakan buku.

Semilir angin menerpa wajah pucatnya, bibirnya mengulas sebuah senyuman dengan mata yang tertutup membuat pemuda itu semakin mempesona.

‘Ayah, ibu aku merindukan kalian.’ Ucap Suho dalam hati, ia terus menutup matanya sampai tak sadar jika ada seorang lelaki berpostur tinggi sedang mengamatinya.

“Permisi, apakah aku mengganggumu?” Suho membuka matanya, ia melihat seorang lelaki berdiri dihadapannya, tubuh tinggi dan wajah yang cool membuat Suho tercengang. Dengan cepat Suho duduk dan menggelengkan kepalanya, sebagai jawaban pertanyaan pemuda itu.

“Em, Bolehkah aku duduk disini?” Tanya pemuda itu, Suho mengangguk. Suho hanya bisa mengangguk dan menggelengkan kepalanya, tapi ia juga membawa kertas dan pulpen jika pergi. Suho menatap pemuda yang sedang membaca sebuah buku, seperti buku pelajaran.

“Ehem.” Pemuda itu berdehem, membuat Suho memalingkan wajahnya.

“Namaku Kris, siapa namamu?” Tanya pemuda itu, Suho mengambil tas-nya dan menyobek secarik kertas.

‘Namaku Suho^^’ Suho memberikan kertas itu kepada Kris, alis Kris mengernyit, baru kali ini seseorang yang ditanyanya menjawab dengan secarik kertas.

“Oh, umurmu berapa?” Kris memandang Suho, tangan Suho menunjukkan angka ‘17’, Suho tersenyum ke arah Kris.

“Kau tidak sekolah?” Suho menundukkan kepalanya dan menggeleng.

“Kenapa?” Suho kembali menulis lagi di kertas.

‘Hanya aku dan tuhan saja yang tahu, kau pasti bingung mengapa aku tak bicara.’

“Maaf, Ya.. aku bingung.” Suho menengadahkan kepalanya, ia menatap langit biru di angkasa. Dia menunjuk dirinya dan menyilangkan jari-nya di bibir.

“A-Aku.. t-tidak bibir?” Eja Kris “Maksudnya?” Lanjut Kris dengan ekspresi bingung, Suho menghela nafasnya dan kembali menulis.

‘Aku Bisu.’ Setelah membaca itu Kris terkaget, ternyata pemuda manis ini bisu. Tapi ia tersenyum menatap Suho.

“Aku kagum padamu.” Gumam Kris, Suho tidak mendengarnya karena gumam

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
seideer #1
Chapter 1: Kris mahhh tukang boong..
LovingKyu #2
Chapter 1: Ok, my jaw is still touching the floor right now... Oh my god kris! Really? How could you! Omooo,, gaseumi apa... Poor suho..
guylian #3
Chapter 1: Suho yg malang.. Kris pake janji palsu segala sih-___-"
ryuukiangel #4
Chapter 1: astagaa yifan jahat, apa gunanya joonma nunggu.
joonma kasian banget *peluk