Chapter 4

Beautiful Monster

Taemin POV

Setelah hari itu, aku mengurungkan niatku untuk bertanya kembali kenapa dia tak membalas surat-suratku. Aku tak ingin hubungan kami menjadi buruk karena hal kecil. Dia benar-benar baik sekarang. Setiap pagi aku akan melihat mms di Hpku berisi photo unik berisi ucapan selamat pagi. Dia juga sering mengirimkan makanan untuk SHinee meski bukan dia langsung yang mengantarkannya. Sayangnya, kami sulit untuk bertemu karena kesibukan masing-masing.

 

"Melihat dia sering tersenyum dan tertawa akhir-akhir ini, membuatku sadar Eun Ra sangat cantik," kudengar Jinki bergumam di sampingku. "Dia mempunyai banyak penggemar meski hanya di belakang layar. Jadi berpikir untuk mendekatinya." PLAK!kutampar saja perut Jinki berani bicara seperti itu. "Pantes saja Gikwang menyukainya." Bruk! kali ini kepalanya yang kuhantam dengan boneka besar. "HYA,,,,, AKU CUMA MEMUJINYA!" teriak Jinki.

 

"Aku tidak suka mendengar namja lain memujinya di depanku!" marahku.

 

"Aish,,, anak ini kenapa berubah seperti ini?" gusar Jinki ingin membalasku.

 

"BERISIK!!!" teriak Key yang terbangun dari tidurnya, dan membuat kami langsung diam.

 

"Kalian pacaran?" tanya Jinki kemudian.

 

"Tunangan?" aku membenarkan. "Tapi,,"

 

"Wae?"

 

"Molla. Kami menjadi lebih dekat saja," kataku.

 

"Sedekat apa?" tanya Jinki. "Dekat bagaimana? Kalian jarang bertemu seingatku."

 

"Benar juga," aku setuju. "Gimana caranya bertemu, aku dan dia sama-sama sibuk kan?"

 

"Mmm,,,, kurasa dia terlalu sibuk dengan dunianya, bukannya kalian tak ada waktu untuk berdua," sela Jinki. "Dia yeoja yang bisa sangat ambisius terhadap mimpi dan dunianya. Apa kamu tidak kenal dia? Aku saja tau itu."

 

Benar juga. Perkataan Jinki menyadarkanku tentang hal itu.

 

Hari ini Shinee perfome bersama artis lainnya dalam sebuah acara musik besar di Korea. Seperti biasa, sebelum perfome kami akan melakukan latihan. Dan kami akan berkolaborasi dengan miss A hari ini. Itu membuatku teringat suzy dan kejadian dulu saat aku belum punya HP.

 

Kami bertemu di belakang panggung. Dia tersenyum, dia ingat aku. "Annyeong Taemin ssi," sapanya.

 

"Taemin saja, kita seumuran," kataku. "Sekarang aku punya hp loh, apa kamu mau menyimpan nomernya?"

 

"Ah, jeongmal?" dia terlihat berseri.

 

"Geurom," sahutku. Dan kamipun bertukar nomer Hp. Setelah itu aku kami berpisah.

~~~

Seminggu setelah hari itu, aku mengajak Eun Ra makan di tempat makan unik yang seringku datangi bersama Kyuhyun songsaenim, kami tak minum soju di pinggir jalan lagi. Semua lampu di tempat itu berwarna kuning dan dindinnya kaca, jadi kalau duduk di bangku dekat kaca itu kamu akan bisa melihat orang-orang berlalu-lalang di pinggir jalan. Tempat ini tak terlalu ramai di sore hari.

 

"Bersyukur kali ini kamu tidak bilang tidak, Eun Ra," tuturku saat dia datang.  Dia memandangku curiga. "Apa sangat sibuk akhir-akhir ini? Badanmu kurus," kataku memencet-mencet lengannya.

 

"Mworageo?"

 

"Kamu juga jadi dingin lagi. wae?"

 

"Mianhae," katanya datar. "Aku lapar, tapi tak ada nafsu untuk makan.  Apa kamu punya saran apa yang harus aku makan?" Dia tampak sibuk merogoh isi tasnya, dia mengambil Hpnya dan berbicara dengan orang yang menelponnya, melupakanku ada bersamanya.

 

Aku memesan sup kental undang. "Makanlah sesuatu yang bergizi. Meski kamu bilang, kamu kenyang, itu hanya angin yang lebih dulu masuk ke dalam perutmu," ujarku menaruh sendok di atas tangannya, menyuruhnya makan.

 

"Gomawo," katanya singkat dan sekilasku lihat senyumnya. Dia menurut, memakan sup itu dengan lahap, aku memerhatikan dia saja.

 

"Sudah berapa hari tidak makan?" tanyaku.

 

"Dua, eum,,, yah dua hari mungkin," katanya.

 

"Hah?" sentakku. Pelayan dibalik meja sana menoleh. "Kamu serius?"

 

"Banyak pekerjaan," jawabnya.

 

"Ckckckc,,,,," aku memicingkan mataku. "Aku saja yang sangat sibuk bisa makan tepat waktu."

 

"Berbeda," kata Eun Ra, suara kembali dingin.

 

"Kamu menghindariku akhir-akhir ini. aku boleh tau kenapa?" tanyaku ke pokok permasalahan.

 

Eun Ra menggeser mangkuknya. "Ne,,, aku memang menghindarimu," ujarnya. "Sekarang, yang harusku dapatkan adalah pengakuan appaku."

 

"Mwo? Bagaimana denganku?"

 

"Mianhae,,"

 

"Aku berniat memberitahu semua orang tentang hubungan kita," kataku.

 

"Mwo? Untuk apa?"

 

"Aku sudah mendapatkan ijin untuk itu Eun Ra. Aku ingin semua orang tau hubungan kita. Aku ingin yang pasti. Aku lelah menunggu yang pasti."

 

"Apa yang kurang pasti sekarang? Kamu tau aku mencintamu kan?"

 

"Tapi kita tak pernah punya hubungan yang jelas."

 

"Kita pernah tunangan."

 

"Ara,,, tapi itupun sembunyi-sembunyi kan?" ujarku mengingatkannya.

 

"Lalu Kamu ingin mengatakan kepada semua orang tentang itu. Kamu akan kehilangan kepopuleranmu, Taemin-ah."

 

"Aniya,,, penggemarku akan mengerti. Sekarang, masalahku cuma kamu. Kenapa terus menghindar?" nada suaraku meninggi.

 

"Kita sedang bersama sekarang. Menghindar bagaimana?" Eun Ra jadi marah.

 

"Kamu pikir aku baru mengenalmu kemarin?" Aku tersenyum sinis. "Kamu tak membalas semua surat yang aku kirim."

 

"Hah, tentang surat konyol itu lagi," apa? dia bilang surat konyol. Jelas sekali kalimat itu bergeming di telingaku.

 

"Kamu juga menghindariku saat kamu di Korea untuk promosi debut GDTOP. Aku tersenyum padamu waktu itu, kamu melihatku karena itu kamu membuang muka. Kenapa ingin cepat-cepat kembali ke Amerika tanpa mengatakan apapun? Kupikir kamu punya hubungan khusus dengan seunghyun. Itu pikiranku. Kupikir kamu melupakan aku kerana dia. Tapi bukan itu

 

"Kamu tiba-tiba muncul di konserku. Kembali ke Korea bersamaku. Oke, kamu sedikit menjadi lebih romantis sekarang mengirimi photo-photo lucu itu setiap pagi. Yah,, setidaknya idemu lebih modern dari surat konyolku,"  aku memberi tekanan pada kalimat terakhir. "Tapi Eun Ra, saat aku mengajakmu bertemu kamu selalu punya alasan untuk menghindar. Aku seorang artis sekarang, tentunya aku punya jadwal yang sangat padat, tapi aku masih punya waktu untuk mengajakmu pergi. Kamu libur saat akhir pekan kan? Ada apa sebenarnya denganmu?"

 

Prang!! Eun Ra memukul kecil meja. "Aku tak suka caramu berpikir," ujarnya, sama menakutkannya seperti Eun Ra yang dulu.

 

"Aku hanya minta penjelasan," ujarku bernada rendah, tak mau sama-sama emosi.

 

"Kalau kamu mencintaiku, tentunya kamu bisa sedikit bersabar," katanya.

 

"Untuk apa? Sudah berapa tahunku lalui untuk menunggumu, Eun Ra. Aku tau, mimpimu lebih berarti dari apapun karena itu aku bersabar, tapi sekarang mimpimu sudah kamu dapatkan. Apa lagi yang kurang sekarang?"

 

"Kamu ingin tau kenapa aku tak pernah membalas suratmu? Aku ingin serius belajar. Aku tak ingin terganggu dengan urusan cinta. Ne,,, aku mendapatkannya. Tapi, Taemin-ah, aku belum bisa mendapatkan pengakuan dari appaku. Dia masih menganggap mimpiku sebelah mata. Tak penting dan sebagainya. Ini sama saja semua perjuanganku bertahun-tahun juga sia-sia."

 

"Lalu, apa cintaku juga harus menunggu? Aku bisa bosan!" kataku keras.

 

Eun Ra langsung menarik tanganku. Matanya liar tak berarah. Kenapa dia. "Andwe,,,"  gumamnya. "Andwe,,," dia mengulang gumaman itu. "Andwe,,," sepertinya kalimatku yang membuatnya seperti ini.

 

"Mwoya?" tanyaku jadi khawatir. "Gwenchana?" akupun mendekat dan memeluknya.

 

"Mianhae,,,,jangan tinggalkan aku. Ini cuma masalah waktu. Jangan bicaran tentang kamu akan bosan menungguku. Itu yang selalu menghantuiku selama aku di Amerika."

 

Mwo? Ternyata dia takut aku bosan menunggunya. Dia memikirkanku. Apa dia sebenarnya ingin membalas surat-suratku? Dia bilang dia ingin serius belajar. Eun Ra,,, kamu selalu bekerja berkali-kali lipat lebih keras dari yang lain. Yah,,, aku jadi bodoh lagi. Tak terpikirkan tentang ini sebelumnya.

 

"Jaebalyo,,, tunggu sedikit lagi. Jangan beritahu fans tentang ini," dia memohon.

 

"Ne,,,," lagi dan lagi atau selalu, aku luluh karenanya.

~~~

Author POV

"Taemin-a!! Taemin-a!!" teriak manager shinee, dia dikejar banyak wartawan lengkap dengan peralatan mereka. Taemin dan Eun Ra yang berhadapan langsung saja di photo para wartawan itu. Mereka begong.

 

"Palli! Lewat pintu belakang," desak manager.

 

"Ada apa ini, hyung?"

 

"Ka,,, mereka akan mengeroyok kalian dengan banyak pertanyaan. Saat ini cara terbaik menghindari mereka dulu.

 

Taemin mengkrudungkan jaketnya ke kepalanya dan Eun Ra, dan lari lewat pintu belakang tempat makan itu. Mobil shinee sudah menghadang.

 

"Ada apa ini?" tanya Eun Ra panik. "Apa mereka akan tau hubungan kita?"

 

"Sepertinya, photo kalian sudah tersebar diinternet," kata Minho santai.

 

"Mwo?" Eun Ra benar-benar tak menginginkan ini.

 

"Chukae! Ini yang kalian mau kan?" kata Jinki di jok belakang.

 

"Aniya," cetus Eun Ra mengejutkan member shinee, terkecuali Taemin. "Eotte? Mereka tidak boleh tau hubungan kami sekarang."

 

"Ara,,," ujar Taemin, "aku akan menyangkal hubungan kita."

 

"Ada apa ini sebenarnya?" tanya Jinki curiga.

 

"Kita antarkan Eun Ra saja," pinta Taemin tak memedulikan Jinki.

~~~

@Shinee's Drom

Bib! Satu sms masuk ke Hp Taemin, Key melirik siapa pengirim sms itu, tapi dengan gesit Taemin menyembuyikan hpnya dibalik punggung.

 

"O, suzy? suzy miss A?" kata Key nyaring. Member lain yang asik makan di meja makan menoleh.

 

"Ssssttt,,,," desis Taemin menaruh telunjuk di depan bibir Key.

 

"Hya! Jauhkan tangan itu. Kamu baru saja makan undang dengan tangan itu kan? Bau," gerutu Key tak suka.

 

"Mwo? Suzy? Kamu smsan dengan magnae miss A itu? Wah,,,,," cerocos Minho. "Bagaimana dengan sutradara muda itu?"

 

"Eun Ra," tambah Jinki.

 

"Geure," sahut Minho.

 

"Ah,,, hyung semua berisik!" teriak Taemin.

 

"Ye,,, kami kan cuma nanya apa itu suzy miss A. Bisa saja kan suzy yang lain," ujar Key memanyunkan bibirnya ke arah Taemin.

 

"A,, aniya. Aniya. Aniya. Aniya,,,,,," kata Taemin setengah berteriak. Dia lari ke kamarnya. Setelah yakin hyung-hyungnya tidak menguping di balik pintu, dia membuka sms itu.

 

Suzy : sedang apa? 

 

Taemin : Baru selesai makan. Waeyo?

 

Suzy : Aku sangat bosan menunggu eonnideulku. Apa aku menganggumu?

 

Taemin : Bolehkah aku bertanya?

 

Suzy : Ne,,, mwoya? 

 

Taemin : Apa yang kamu rasakan menunggu seseorang bertahun-tahun?

 

Suzy : Menunggu pacar? ,,,kalau aku benar-benar mencintai orang itu, aku akan menunggunya

 

Taemin : Kamu sudah menunggu dan dia akhirnya kembali, tapi, kemudian dia menyuruhmu menunggumu lagi. Eotte?

 

Suzy : Pasti melelahlan, tapi kalau cinta ya tunggu saja

 

Taemin : Alasannya menyuruhku menunggu kali sangatlah egois. Aku mencintainya, tapi karena alasan yang tidak masuk akal, aku sedikit meragukannya

 

Suzy : Ini tentang yeoja yang dikabarkan dekat denganmu?

 

Taemin : Apa kamu punya saran?

 

Suzy : Lakukanlah semampumu. Kalau memang nantinya kamu tidak sanggup menunggu, berhenti menunggu. Jangan terlalu suka membuat diri sendiri tersakiti. Terkadang cinta memang harus memiliki pengorbanan, tapi apabila pengorbanan itu tidak masuk akal, itu bukan lagi cinta. Dan ingat, jangan mengambil keputusan saat kamu emosi

 

Taemin : Wah,,, Belajar di mana merangkai kalimat seperti itu

 

Suzy : Dari buku yang kubaca ^^

 

Taemin : Apa kita bisa pergi makan bersama? Anggap saja ucapan terimakasihku atas saranmu

 

Suzy : Aku akan memberitahumu kapan aku bisa. Eonnideul sudah pulang, kami harus pergi sekarang. Annyeong ^^

 

Taemin tak membalas sms itu lagi. Dia menarik selimut menutupi seluruh badannya.

~~~

Besoknya, Shinee, GDTOP dan Beast memiliki jadwal bersama syuting sebuah acara yang juga ada Eun Ra di sana sebagai tamu kejutan untuk GD.

 

"Eun Ra ssi, Orang tuamu adalah saudaranya GD kan? Bukankah seharusnya kamu memanggilnya ahjussi, tapi kamu memanggilnya oppa?" tanya MC di sela acara.

 

"GD oppa tidak suka dianggap tua karena itu dia melarangku dan Taemin memanggilnya ahjussi," jawab Eun Ra dengan riang.

 

"Anak ini bisa bicara banyak ternyata," gerutu GD menahan kesal. Eun Ra meledeknya.

 

"Lalu, ada hubungan apa antara kalian berdua dan Taemin?" tanya MC sekarang ingin tau tentang keluarga Shin dan Taemin.

 

"Taemin adalah anak Kang Ho Dong hyung. Karena Kang Ho Dong hyung dan Shindong hyung adalah sahabat, itu membuat anak mereka juga bersahabat. Taemin sering bermain bersama Eun Ra," GD bercerita.

 

"Kami selalu mendaftar di sekolah yang sama," Eun Ra menambahkan.

 

"Ah, aku pernah mendengarnya. Kalian sama-sama murid Karin School kan? Gikwang juga?" MC menanyai Gikwang yang kerjaannya nonton saja.

 

"Ne,,," jawab Gikwang singkat. #Makan gajih buta.

 

"Dan, apa benar kalian bertunangan sejak kecil?" tanya MC ke Taemin dan Eun Ra.

 

Eun Ra melirik Taemin. Namja itu tertawa. "Aniya,,," Eun Ra menghembuskan nafas lega karenanya. Gikwang memerhatikan mereka. Itulah alasannya untuk diam dan melihat, juga menunggu apa yang akan Taemin katakan.

 

"Mana mungkin aku dan Eun Ra bertunangan. kami masih muda," ujar Taemin dengan nada riang dibuat-buat. Gikwang memutar bola matanya tanpa sepengetahuan siapapun.

 

"Atau pacaran?" tanya MC. "Photo kalian di internet sangat dekat."

 

"Hahaha,,,, Aku berphoto dekat denganmu apa bisa dibilang pacaran?" Taemin balik tanya. "Kami tak punya hubungan apa-apa selain anak dari dua orang yang bersahabat. Dan tentang satu sekolah dari kecil, itu hanya kebetulan. Malah kami jarang berkomunikasi. Dia adalah yeoja yang sangat mengerikan meskipun cantik," cibirnya membuat orang tertawa.

 

"Wa,,, jinja?" MC menoleh Eun Ra.

 

"O,,, dia sangat ambisius mengejar sesuatu. Dia akan melupakan segalanya saat itu," celetuk Taemin mendahului Eun Ra. Tersenyum puas berhasil mencegah Eun Ra bicara.

 

Eun Ra mendengus, tak percaya Taemin berkata seperti itu.

 

"Ish,,, kalau anda punya rencana menyukainya, segeralah ubah pikiran anda. Anda hanya akan tersakiti," Taemin cuap-cuap seenaknya. GD dan Gikwang menggelengkan kepala mereka.

 

"Ah, yang Taemin katakan adalah pelampiasan karena dia tak pernah berhasil mendapatkan Eun Ra dari dulu," ujar Gikwang membela Eun Ra, dan membuat penonton tertawa.

 

Ini tidak lucu, kata Eun Ra dalam hatinya

~~~

BRUK! Eun Ra menutup pintu mobil keras-keras. Menatap mobil Shinee dengan tatapan ingin-membunuhnya. "Gomawo sudah mengatakan masalaluku yang buruk di acara live," katanya dengan gigi beradu.

 

Jinki kembali membuka pintu yang Eun Ra tutup. "Bicaralah baik-baik Eun Ra," pintanya.

 

"Gomawo Taemin ssi," tutur Eun Ra tersenyum, sangat terpaksa. Dia gemetar menahan marah.

 

"Eun Ra-ya, masuklah dan bicara dengan Taemin. Kami tidak akan ikut campur," Jinki masih berusaha mencairkan suasana.

 

"Annyeong!" ucapnya menyudahi. Rayuan Jinki tidak berpengaruh. Dia membungkuk dalam.

 

"Eun Ra," ujar Jinki.

 

"Sifat lamanya benar-benar kembali," kata Taemin dalam mobil. Dia bahkan tidak melakukan apapun saat Eun Ra marah padahnya. Jinki mendelik dan ingin sekali memukul kepala Taemin.

 

Eun Ra mendengar itu. "Aniya,, selama ini, perubahan yang kamu lihat itulah yang palsu." Eun Ra berbalik, berjalan cepat masuk ke dalam istananya.

 

"Wah,,, dia benar-benar kaya," seru Minho dan Key.

 

"Kamu keterlaluan," ujar Jinki, menutup pintu dan menyuruh supir pergi.

 

"Mungkin ini saatnya bosan itu datang," kata Taemin.

 

"Tapi, tak pantas kamu bertingkah seperti tadi. Labil," cetus Jinki.

 

"Molla,,, molla,,, molla,,,," teriak Taemin prustasi.

~~~

Taemin POV

Hari ini sangat melelahkan. Suting iklan. Fansight di suatu tempat dan sekarang masih harus mengisi satu acara yang juga bagian dari rangkaian promosi album baru Shinee. Setibanya di gedung stasiun tivi, kulangkahkan kakiku menuju studio yang sudah ditentukan.

 

Yang membuatku sangatlah malas bukan karena rasa lelah, tapi karena PD acara kali ini adalah Eun Ra. Selama syuting, sekalipun dia tak bicara padaku. Dia bertindak seolah aku tak ada di dekatnya. Hal yang aku pikir akan terjadi dan benar saja, dia bersikap dingin kepadaku.

 

"Aku lapar, apa kita bisa istirahat sebentar?" tanyaku mencoba menarik perhatiannya.

 

"Apa boleh Eun Ra?" tanya Jinki.

 

"Camkaman onew ssi," hah? Dia menjawab kalimat Jinki tapi tidak aku. "Setengah jam lagi. Bersabarlah," bahkan dia tersenyum kepada Jinki. "Sekali lagi ulangi gerakan yang tadi," pintanya kepada semua member.

 

1, 2, 3! Syuting kembali dimulai. Eun Ra masih menolak melihatku. Baiklah, aku akan buat dia melihat. Ide itu melintas begitu saja. Aku maju ke depan Minho, tak seperti itu sebenarnya dan Minho menabrakku karena aku sengaja mengacaukan langkahnya. Dan akupun jatuh.

 

"Taemin ssi, gwenchana?" tanya seorang staff.

 

Minho mengulurkan tangannya ingin membantuku berdiri, tapi, aku mengeluarkan ringisan seolah-olah ada bagian tubuhku yang sakit.

 

"Gwenchana?" Key panik.

 

"Sunbaenim, apa tidak sebaiknya kita istirahat dulu?" kata salah satu anak magang.

 

"Baiklah. Kita berkumpul di sini setengah jam lagi," ujarnya sambil melirik jam tangannya. "Ghamsahamnida," ucapnya seraya membungkuk kepada semua staff. Dia melangkahkan kakinya, melewatiku dan dia tidak menoleh untuk melihat apakah aku baik-baik saja atau tidak. keterlaluan!

 

"Dia yeoja yang sangat sopan," kudengar beberapa staff memuji sifatnya. Aku terkekeh saja, kalian belum tau saja bagaimana dia.

 

"Taemin-a,," Key menggoyang-goyangkan bahuku. "Waeyo? Gwenchana? Appo?" Aku tersenyum dan mengangguk mantap meyakinnya. "Telponmu berbunyi, angkatlah dan segera makan."

 

Ah benar, Kurasakan Hpku bergetar di dalam sakuku. Tertera nama Suzy di sana dan akupun menjawab telpon itu. "Suzy ssi!" seruku, sengaja sedikit nyaring agar Eun Ra mendengarnya. Berhasil! Dia menoleh karena aku menyebut nama Suzy. Senyuman puas mengembang di wajahku. Akupun segera bangkit. Kutunjukkan kekehanku kepadanya. Kamu kalah kali ini! kataku kepadanya melalui mataku.

~~~

Author POV

Photo-photo Taemin-Eun Ra memancing amarah fans Shinee. Terlebih setelah mereka tahu siapa Eun Ra. Anak dari Shindong member Super Junior yang terkenal. Yang sering diterima sebagai murid trainee tapi selalu menyia-nyiakan semua kemudahaan itu. Beberapa orang membuat cerita Eun Ra bersembunyi di Amerika setelah debut bersama GDTOP. Dia gagal debut sebagai artis solo. Kembali ke Korea dan mendekati Taemin untuk menimbulkan scandal yang dimanfaatkannya sebagai jalan mendapatkan popularitas.

 

"Subnaenim, aku percaya berita tentangmu tidak benar." Seorang murid magang berbicara kepada Eun Ra. Mengikuti Eun Ra berdiri di depan jendela di lorong.

 

"Kenapa begitu yakin?" tanya Eun Ra. Dia menahan tawa.

 

"Molla, aku hanya merasa berita itu salah," ujar si murid magang. "Sunbaenim, kalau ada yang menganggumu, aku akan menolongmu menghadapi fans Shinee."

 

Eun Ra tersenyum. "Gwenchana," katanya. "Aku pernah mengalami yang lebih buruk dari ini."

 

"Eun Ra, apa yang sebenarnya terjadi antara kamu dan Taemin?" tanya Soo Jung, dia berjalan cepat menghampiri Eun Ra. "Aku kebetulan ada syuting di sini. Baru saja selesai dan aku mencarimu."

 

Eun Ra tertawa kecil. "Taemin marah padaku. Dia bicara aneh di depan layar dan beginilah."

 

"Sunbaeni, kenapa Taemin marah padamu?" sela murid magang yang mendengar pembicaaran Eun Ra dan Soo Jung.

 

"Wajarkan sepasang kekasih bertengkar," sahut Soo Jung.

 

"Kamu dan Taemin pacaran?!" seru murid magang itu sambil menutup mulutnya dengan tangannya. Eun Ra tersenyum melihat keterkejutan murid magang itu.

 

"Bukan Taemin yang menyebarkan cerita buruk tetangmu kan?" tanya Soo Jung.

 

"Aniya," Eun Ra menggeleng. Dia berbalik, "Jangan ceritakan semua ini kepada siapapun," pintanya keada murid magang. Murid itu mengangguk. "Gomawo," ujarnya ramah. Dia kembali menghadap Soo Jung dan menggandeng tangan yeoja itu. "Temani aku makan, mau kan?" tanyanya.

 

"Ne!" jawab Soo Jung riang. "Ka,,,"

~~~

"Aku tidak suka ini Taemin-a, kamu membuat nama Eun Ra rusak," kata Jinki saat mereka di ruang ganti. "Kita harus membelanya karena fans kita yang membuat rumor itu."

 

"Tapi, dia bukan artis management kita," ujar si manager menyela Jinki.

 

"Geure," sahut Taemin setuju.

 

"Apa kamu tak mau membelanya?" tanya Jinki.

 

"Eotte?" Sikap Taemin terlalu santai.

 

"Apa kamu tak punya ide hyung?" tanya Jinki kepad managernya.

 

"Apa?" manager malah balik tanya. "Kita tak berbuat apa-apa. Fans kalian belum menyentuh tubuh Eun Ra kan? Jadi kita tak perlu meminta maaf atau apa."

 

"Hyung,,," Jinki tak menyangka ini.

 

"Tapi, bagaimanapun dia adalah keponakanku," GD yang mendengar keponakannya disebut-sebut, dia masuk ke ruang ganti shinee. "Yang membuat rumor itu fans kalian, kalian harus berbuat sesuatu untuk membersihkan nama Eun Ra kembali."

 

"Mauku juga begitu," ucap Jinki.

 

"Kalau Eun Ra bukan keluarga Shin mungkin aku tak akan peduli tentang ini. Ikut campur dalam urusan cinta anak kecil," GD melirik Taemin. "Tapi, tentunya apapun berita yang menyangkut nama Eun Ra, itu berpengaruh terhadap nama keluarganya, yang juga berarti, itu mempengaruhi saham keluarga Shin. Apa kamu ingin membuat masalah kalian yang sungguh tak penting ini menjadi besar, Taemin-a?"

 

"Hyung,," desah Taemin kepada GD.

 

"Cepatlah selesaikan masalah ini," kata GD.

 

"Aku juga tak tau ini akan terjadi," Taemin mencoba membela diri.

 

GD cuma menggelengkan kepala, dia pergi tanpa bicara.

 

"Eottoke? Eottokajji?" tanya Taemin gusar mengacak-acak rambutnya.

~~~

Eun Ra pergi menemui Nari. Nari ingin Eun Ra menceritakan apa yang terjadi dengannya dan Taemin, dan Eun Rapun melakukannya.

 

"Eun Ra, kamu masih terbebani karena appamu?" Nari mengusap pundak tangan Eun Ra.

 

"Apa saham diperusahaan appa benar-benar mengalami penurunan?"

 

"Tak perlu membicarakan itu sekarang."

 

Eun Ra tersenyum tipis saat mengangguk. "Aku ingin appa berhenti menganggap mimpiku sesuatu yang tak berguna."

 

Di balik pintu, Shindong mendengarkan pembicaraan antara anak dan istrinya.

~~~

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Leeteuk yang tak segaja bertemu Eun Ra di salah satu rumah makan.

 

"Makan," jawab Eun Ra dengan senyuman riang.

 

"Tapi, kamu tidak tampak seperti sedang makan," Leeteuk melirik spageti yang tak bergerak di piring.

 

"Masih hangat," jawab Eun Ra asal.

 

"Makananmu bahkan sudah dimakan lalat sekarang," kata Leetuk bohong. Membuat Eun Ra menoleh ke makanannya.

 

"Hya,,, kenapa membohongi muridmu,," ujar Eun Ra manyun.

 

"Apa kabarmu?" tanya Leeteuk.

 

"Seperti yang kamu lihat," jawab Eun Ra. "Apa kamu ingin duduk bersamaku, songsaenim? Pesanlah sesuatu."

 

Leeteuk memesan segelas kopi dan duduk di hadapan Eun Ra. "Sudah bekerja keras beberapa tahun ini?" ujarnya memulai pembicaraan.

 

"Ne,, tapi belum mendapatkan apa yang kumau," kata Eun Ra, mulai memakan spagetinya.

 

"Aish, pesanlah yang baru," tahan Leeteuk. Dia menyuruh pelayan membawakan yang baru untuk Eun Ra. "Eum,,, apa itu berhubungan dengan Shindong?" tebaknnya kemudian. Eun Ra mengangguk. "Dia akan lunak, bersabarlah sedikit."

 

"Ne,, arasseo songsaenim," jawab Eun Ra tersenyum manis. Spagetinya datang. "Wah,,, mata," ujarnya senang.

 

Leeteuk melongo. "Kamu benar-benar berubah sekarang."

 

"Hahaha,,, perubahan perlu kan?" ujar Eun Ra.

 

"Sepertinya kamu punya masalah lain selain Shindong." Leeteuk menebak.

 

"Tentunya kamu sudah tau," kata Eun Ra memutar kedua bola matanya. "Pabbo!"

 

Plak! sebuah pukulan mendarat di kepala Eun Ra. "Meski berubah tetap saja kamu begini kepadaku," protes Leeteuk.

 

"Mian,, mian,,," gumam Eun Ra terpaksa.

 

"O,, apa itu?" Leeteuk menunjuk sepasang kekasih berjalan berdua lewat di jalan di depan mereka. "Dia mirip Taemin."

 

Memang, itu Taemin, ujar Eun Ra dalam hati. Mwo? Taemin, Camkaman. Eun Ra berdiri, menempelkan wajahnya di kaca agar bisa melihat lebih jelas sepasang ke kasih itu. Sayang, yang tampak hanya punggung mereka.

 

"Apa itu benar Temin songsaenim?" tanya Eun Ra.

 

"Aku juga tidak yakin."

 

"Aku harus pergi. Mianhae songsaenim, mianhae. Ini uang untuk pesanannya," Eun Ra sembarangan mengeluarkan uang dari dompetnya dan lari keluar.

 

"Ini terlalu banyak," gumam Leeteuk. "Tapi, it's ok lah."

 

Eun Ra kehilangan jejak sepasang kekasih itu. Dia mencoba berjalan lebih jauh, sayang mereka sudah menghilang.

~~~

Sekarang Eun Ra mempunyai tempat favorit saat dia ingin merenungkan sesuatu, dia akan berdiri di depan salah satu kaca besar di gedung tempat kerjanya. Memandangi seluruh kota dari sana sungguh memberikan ketenangan untuk hatinya.

 

Dia terdiam di depan kaca besar itu, kepalanya sedang memutar kembali kejadian tadi sore.

 

Flashback~

"Kejar mereka!" "Itu benar Taemin dan Suzy!" "Ayo ambil bukti kalau mereka sedang bersama." "Taemin ssi, camkamannyo!" "Suzy ssi, camkaman."

 

Suara keributan tiba-tiba datang mengganggu aktifitas Eun Ra bersama beberapa staff-nya yang sedang mencari sesuatu di gudang.

 

"Apa itu?"

 

"Coba kamu lihat," pinta Eun Ra.

 

"Sepertinya aku mendengar nama Taemin atau suzy," gumam staff, dia ingin membuka pintu memeriksa keadaan di luar, tapi. Brruuukk!!! Sesuatu menghantam pintu itu dan menabrak staff hingga jatuh.

 

"Mianhae,,, jeongmal mianhae, aku tidak tau ada orang disini," ucap orang itu. Di buru-buru menutup pintu gudang.

 

"Taemin ssi," ujar staff yang tadi jatuh. "Aku benar ternyata."

 

"Bisakah aku meminta kalian mengunci pintu ini agar wartawan itu tidak menemukanku? Atau berikan kami tempat bersembunyi," ujar Taemin, nafasnya tak beraturan. Dia belum sadar, di depannya ada Eun Ra yang membatu melihat tangannya menggandeng tangan seorang yeoja.

 

"O,, tempat bersembunyi?" staff itu celingak-celinguk mencarikan tempat bersembunyi.

 

"Palli," gesak Taemin panik, suara langkah kaki wartawan semakin mendekat.

 

"Camkaman," sahut staff.

 

"Kalian bisa bersembunyi di balik lemari itu," kata Eun Ra menunjuk lemari di sampingnya.

 

Barulah Taemin melihat Eun Ra ada di hadapannya. "Kamu di sini?" sentaknya.

 

"Saking paniknya kamu sampai tak melihatku," kata Eun Ra. "Cepatlah bersembunyi."

 

Menakutkan, itulah tanggapan Taemin mengenai sifat Eun Ra. Dia tau Eun Ra saat ini sangat marah, tangan yeoja itu meremas kuat kertas dipegangnya. Tapi, bagaimana bisa yeoja itu tetap bicara sangat lembut kepadanya.

 

Taemin menarik tangan Suzy dan mereka berdua bersembunyi di balik lemari.

 

"Ghamsahamnida," ujar Suzy tulus.

 

Bruk! Wartawan-wartawan itu datang, mencari Taemin dan Suzy.

 

"Apa kalian melihat dua orang lari ke arah sini?" tanya salah satu wartawan.

 

"Nuguya?" staff malah balik nanya berlagak bego. "Kami sibuk dengan pencarian kami dari tadi. Apa kamu mau membantu?"

 

"Apa benar kalian tidak melihat siapapun?"

 

"Ne,,, eobseoyo," kata Eun Ra. Wartawan itu percaya, mereka meminta maaf sudah menganggu dan pergi ke tempat lain.

 

Kaki Eun Ra terasa lemah, tiba-tiba saja dia ingin jatuh, untungnya ada sebuah meja di dekatnya untuknya berpegangan memopong tubuhnya. Eottoke?

ending~

 

"Apa kamu senang bersama yeoja itu, Taemin-ssi?" tanya Eun Ra yang tahu Taemin berdiri di sampingnya. "Apa dia yeoja yang baik? Apa dia yeoja yang perhatian? Apa dia yeoja yang bisa hanya menghadapmu?"

 

"Suzy maksudmu?"

 

"Siapa lagi," ujar Eun Ra, nadanya sangat lembut, bukan karena apa, itu karena dia tak punya tenaga sekarang.

 

"Aku pikir aku bosan Eun Ra," tutur Taemin hampir tidak terdengar.

 

Eun Ra mengangguk paham. "Arasseo," gumamnya.

 

"Cuma itu yang kamu ucapkan?" tanya Taemin, kecewa.

 

"Aku tak menyangka hal ini benar-benar akan terjadi," gumam Eun Ra dan tersenyum pahit.

 

"Apa kamu tak bisa mengorbankan sesuatu untuk orang yang kamu cintai?" tanya Taemin, dia masih mengharapkan perubahan.

 

Eun Ra menggelengkan kepalanya. "Sejak kecil aku sudah mengorbankan banyak hal untuk mewujudkan mimpiku. Aku pikir, sudah terlalu banyak berkorban daripada orang lain."

 

"Heh, segitu arogannya pikiranmu," ucap Taemin.

 

"Dan sebenarnya, aku tak pernah tau bagaimana mencintai seseorang. Aku sangat bodoh dalam hal itu. Kenapa aku tak pernah membalas suratmu? Tak ada alasan khusus. Aku hanya tak mau membuatmu berharap dengan keberadaanku lalu menganggu trainee-mu."

 

"Aku tak sependapat dengan pikiranmu. Aku, aku akan lebih semangat kalau kamu membalas semua suratku. Dan, semua orang di dunia ini tau bagaimana cara mencintai seseorang Eun Ra."

 

"But not me," gumam Eun Ra. "I cant do it."

 

"Pabbo," cetus Taemin begitu saja.

 

"Karena itu pergilah kalau memang kamu sudah bosan."

 

"Kamu pikir semudah itu?! Apa kamu tidak ingin berpikir dari sudut pandang pikiranku? Diriku Eun Ra? Aku juga lelah menunggumu. Aku selalu menjadi orang bodoh yang kamu remehkan."

 

Dia tersenyum. "Aku takkan bilang akulah yang benar atau kamulah yang salah dari masalah ini. Mari kita berpikir lagi. Jangan mencari siapa yang salah. Carilah titik tengah yang harus kita temukan. Kalau itu tetap membuat kita berpisah. Terimalah."

 

Eun Ra berbalik. Dia melangkah satu demi satu, perlahan tapi pasti dia meninggalkan Taemin sendirian di sana.

~~~

"Shin Eun Ra,,, berhentilah berpikir dan dengarkan aku bernyanyi," suruh Gikwang, dia menyuruh Eun Ra datang ke sebuah studio rekaman milik managementnya.

 

"Aku baru saja bicara dengannya," kata Eun Ra, dia duduk jauh dari tempat gikwang. Meskipun bersedia bertemu Gikwang, dia tetap asik dengan pekerjaannya.

 

"Baiklah, bicara seperti ini saja," gumam Gikwang tidak ingin berdebat. "Apa yang kalian bicarakan?"

 

"Kalau dia memang bosan, aku suruh dia berhenti menungguku."

 

"Yah,,, suzy jauh lebih menarik dari yeoja dingin sepertimu," ucap Gikwang. Eun Ra langsung memandangnya tajam.

 

"Bagimanapun kamu pernah suka denganku kan? Bagaimana sekarang, apakah masih suka?" Eun Ra mengalihkan topik pembicaraan.

 

"Wae,,,,"

 

"Aku bisa lari kepadamu kalau akhirnya Taemin membuangku."

 

"Hahahahah,,," Gikwang tertawa. "Konyol," ujarnya. "Lalu bagaimana denganmu?"

 

"Aku pernah menyukaimu," kata Eun Ra. Wajahnya terlalu biasa saat mengatakan itu.

 

"Mwo? jinja? Onje? Bagaimana bisa? kamu tidak pernah memberitahuku tentang itu," ujar Gikwang bersemangat.

 

"Karena cuma kamu kan yang mau jadi temanku saat orang-orang di Karin School mengucilkanku?" ujar Eun Ra mengingat kejadian beberapa tahun lalu.

 

"Apa kamu yakin bisa melepaskan Taemin?"

 

Eun Ra berjalan mendekati Gikwang yang duduk di depan piano. "Aku sedang tak ingin memikirkan tentang itu sekarang. Aku ingin mengistirahatkan pikiranku."

 

"Duduklah bersamaku," ujar Gikwang menarik Eun Ra duduk bersamanya di depan piano.

 

 Gikwang menyanyikan lagu u-kiss somedays diiringi piano itu yang liriknya cocok untuk Eun Ra sekarang.

 

"Yang tau bagaimana dirimu bukan Taemin saja. Aku pernah menganggapmu sainganku. Tentunya aku tau bagaimana hebatnya kamu. Bagaimana kerasnya kamu untuk mendapatkan sesuatu, yang sebenarnya tak pernah kamu inginkan,

 

“Dekat denganmu membuatku mengerti beberapa hal. Bersyukur, appaku tak pernah memaksaku sekeras appamu. Aku harus berusaha lebih keras sepertimu. Aku harus berani mengorbankan sesuatu untuk mendapatkan yang aku inginkan. Dan bersabar,

 

“Kamu mengorbankan waktumu untuk mimpi appamu, terus berlatih tari dan nyanyian meskipun dalam dirimu sangat ingin belajar hal lain. Dan, meskipun dalam hatimu menjerit kapan semua ini berakhir, kamu tetap bersabar menjalankan semua yang tidak kamu inginkan. Percayalah, suatu saat kamu akan mendapatkan yang kamu mau karena kamu sudah banyak berjuang. Kamu bukan orang yang hanya menunggu keajaiban.”

 

Eun Ra menangis tanpa suara di samping Gikwang. Semua kalimat itu memaksanya ingat semua yang sudah dia alami selama ini. Itu tak mudah, sangat menyakitkan. Parahnya, dia pernah berniat bunuh diri. Ya Tuhan,,, betapa bodohnya aku dulu,,,

 

Tidak, itu tidak bodoh. Itu adalah puncak kesabaraan seseorang. Itu adalah batas ketahanan seseorang terhadap rasa sakit dalam hatinya. Tak semua orang berniat bunuh diri itu punya pikiran pendek. Justru karena mereka berpikir banyak atau berulang-ulang kali, akhirnya mereka menyadari diri mereka sudah tak mampu menyandang semua kepedihan.

 

Yang bodoh adalah orang-orang di sekeliling orang itu. Kenapa mereka tak mencoba berpikir dari sudut pandang orang lain. Mengapa tidak mencoba mengerti permasalahan orang lain, dan mau sedikit menjadi susah untuk menolong orang itu. Hanya sedikit pengertian, tak perlu berlembar-lembar uang. Hanya menepuk hangat pundak orang itu kalian bisa membuat seseorang lebih tabah sebenarnya.

 

"Jadi, apa kamu mengerti lagu yang aku nyanyi kan?" tanya Gikwang. "Beberapa orang tau bagaimana pengorbanan kamu Eun Ra. Bagaimana jatuh bangunnya kamu untuk mimpi itu. Kamu harus mencoba hal lain. Taemin orang yang rela menjadi bodoh karena kamu. Tidak ada salahnya menjadi bodoh untuknya juga."

 

"Tapi,, appaku,,,"

 

Gikwang menggenggam tangan Eun Ra. Yeoja itu menunduk mencoba menyembunyikan tangisannya. "Tak semua di dunia ini bisa kamu dapatkan Eun Ra. Ada saatnya orang tak bisa mendapatkan apapun meskipun dia berusaha keras. Itu takdir."

 

"Jadi,, apa aku harus melupakan pengakuan appaku dan lari ke Taemin?"

 

"Sepertinya,,," Ujar Gikwang. "Berhentilah berjuang. Kamu pantas mendapatkan sesuatu yang menyenangkan. Itu Taemin, Eun Ra. Dia sangat mencintaimu. Tak ada orang sebodoh dia yang mau mencintaimu."

 

Tangis Eun Ra menjadi.

 

"Berpikirlah, apa kamu tidak lelah terus mengejar mimpimu? Tak perlu pengakuan dari appamu. Sekarang dunia sudah tau bagaimana hebatnya kamu."

 

"Diamlah."

 

"Ne,,,," ucap Gikwang lembut. Dipeluknya tubuh kecil itu. "Menangislah,,, rasakan semua kelelahan kamu selama ini. Ingatlah sudah berapa banyak hal yang kamu lewati. Sangat menyakitkan bukan? Dari semua itu, berpikirlah kalau kamu berhak mendapatkan kebahagiaan."

 

"Ne,, terlalu banyak yang menyakitkan," isak Eun Ra.

 

"Aku orang yang pernah mencintaimu Eun Ra, sekarang kita teman. Aku tak suka temanku tersakiti. Aku ingin menolongmu, tapi kali ini, orang yang bisa menolongmu hanya dirimu sendiri."

~~~

Taemin POV

Sudah sebulan lebih, tak ada mms ucapan selamat pagi lagi, tak pernah bertemu dia lagi karena aku sibuk di luar negeri, aku juga tak mendengar kabar apapun tentangnya, entah itu dari siapa atau darimana yang aku berharap akan datang memberitahuku.

 

Mengenai photo-photoku bersama Eun Ra dan kabar-kabar yang tersebar di internet masih berseliuran sesukanya. Pihak managament belum membuat klarifikasi apa yang sebenarnya terjadi. Selain itu, kini photoku bersama suzy dan beberapa kabar kedekatan kami juga ikut tersebar. Aku, suzy dan Eun Ra menjadi seperti tokoh dalam film bertema cinta segitiga di dunia internet. Untungnya para penggemar belum melemparkan hinaan terhadap kabar ini, mereka lebih fokus menyebarkan masa lalu Eun Ra. Entahlah kenapa mereka malah tertarik dengan itu.

 

"Besok kita akan kembali ke Korea untuk syuting 'camping stars'," kata manager shinee dengan lantang.

 

"Arasseo,," jawab Key dan Jinki di dapur.

 

"Kamu mendengarkanku kan?" tanya managerku ke aku. Aku mengangguk. "Besok sudah episode ke3. Mereka bilang syuting besok akan dipimpim sutradara muda yang cantik."

 

"Nugu,, nugu,," Jinki lari dari dapur tampak penasaran.

 

"Eum,, kalian mengenalnya," gumam maganer. Aku punya pirasat. "Shin Eun Ra." Hahaha,,, benar dugaanku. Ah, kenapa harus Eun Ra.

 

"Eum,,, kali ini siapa saja yang menjadi bintang tamu?" tanyaku pelan. Sebenarnya aku sedang demam sekarang jadi kerjaanku cuma berbaring. Jinki bilang aku demam karena rindu Eun Ra. Cih, benarkah?

 

"Shinee, Beast, f(x), Girl'sDay, dan,, Miss A. Juga beberapa member super junior. Ah,, kurasa ini tempat reuniannya orang-orang dari Karin School."

 

"Miss A?" tanyaku, terlalu jelas kalau aku mengkhawatirkan sesuatu.

 

"Waeyo? Apa kamu takut Eun Ra dan Suzy akan bertengkar untuk memperebutkanmu?" tanya Jinki berbisik di telingku.

 

"Hahahaha,,, mana mungkin. Aku tak setenar itu," ujarku tertawa aneh.

 

"Tapi maumu kamu menjadi orang tenar kan?" tanyanya takku mengerti, aku menaikkan sebelah alisku.

~~~

Author POV

"Aish,,,,,,  Aku sudah sangat sibuk akhir-akhir ini, tapi kenapa masih harus menolong pekerjaan orang lain," gerutu Eun Ra setibanya di tempat syuting, tepatnya di sebuah vila yang memang sering digunakan untuk keperluan syuting. "Kapan artis-artis terkenal itu akan datang?" tanya berharap salah satu crew akan menjawabnya.

 

Seseorang memberikannya lembaran kertas berisi daftar artis. "Jangan mengeluh, kamu tetap dibayar untuk ini kan?!" ujar orang itu.

 

Eun Ra memutar kedua bola matanya. Karena sutradara sebenarnya acara ini sedang sakit dan harus dirawat di rumah sakit, dia diminta tolong untuk menggantikan orang itu.

 

Eun Ra menyeret kakinya masuk ke vila dan memasukkan kertas tadi ke dalam jaketnya. Sebelum para artis itu berdatangan, Eun Ra menyiapkan segala sesuatu, menjelaskan apa saja yang harus dilakukan artis-artis itu untuk episode kali ini dan menyuruh beberapa crew menyiapkan makanan.

 

~Satu Jam Kemudian~

Pertama-tama yang tiba di vila adalah Eunhyuk dan Kyuhyun, kemudian miss A berbarengan Girl'sDay. Saat melihat Minah, Eun Ra langsung senang dan memeluknya. Kemudian f(x) yang datang dengan satu mobil besar bersama Shinee.

 

"Aish,,, ini akan menarik karena ada kamu," ujar Soo Jung riang. Eun Ra tersenyum saja.

 

"Annyeong sutradara muda yang cantik," sapa Jinki.

 

Eun Ra tertawa. "Kenapa menyapaku seperti itu?"

 

"Manager kami yang menyebut kamu seperti itu, mungkin dia fanboy kamu," ujar Jinki berbisik.

 

"Haha,, berhenti bercanda," Eun Ra menepuk lengan Jinki.

 

"Annyeong," di belakang Jinki ada Taemin, dia menyapa Eun Ra, keduanya tampak canggung.

 

Eun Ra membuka lebar matanya tak percaya Taemin ada di sini. Dia buru-buru mengeluarkan kertas berisi daftar artis dan melihat nama shinee di sana. Eun Ra menggigit bibir bawahnya.

 

"Harusnya aku menanyakan tentang ini dari awal," gumamnya.

 

"Waeyo?" tanya Taemin.

 

Eun Ra tak berani mendongak.

 

"Eun Ra, Eun Ra,,,!!" Gikwang baru masuk ke dalam vila, lari kehadapan Eun Ra menepuk lengan yeoja itu sangat keras. "Hya,,, kita bertemu lagi, padahal tadi malam baru saja bertemu." Eun Ra melirik Taemin, namja itu berlalu dan tampak tidak senang.

 

"Mwo? Tadi malam, memangnya apa yang kalian lakukan?" tanya Eunhyuk yang tak sengaja mendengar.

 

"Kami pergi ke rumah makan yang baru dibuka beberapa hari lalu," jawab Gikwang.

 

"Kencan?" tanya Eunhyuk.

 

"Haha,,, aniya."

 

"Ah, mereka memang kencan," celetuk Minah di ujung ruangan.

 

"Aish,,," Gikwang mendesis.

 

"Kalian berisik, sana," usir Eun Ra.

 

Syutingpun dimulai, sebelum langit gelap artis-artis itu dibiarkan bermain di dalam vila dan melakukan hal konyol sesuka mereka. Kemudian mereka dibagi menjadi dua tim, ada yang harus memasak dan yang lainnya membangun tenda di halaman.

 

Ada yang membuat Eun Ra tak suka memimpin acara ini. Mau tak mau dia harus melihat Taemin yang terus didekat-dekatkan kepada Suzy oleh yang lain. Membuat keduanya bertingkah polos di depan kamera.

 

"Di sini sangat panas," gumam Eun Ra.

 

"Mwo? Ac di sini sangat sejuk kenapa kamu bilang panas?" tanya salah satu crew.

 

"Sesukaku saja!" cetus Eun Ra, dia segera pergi. Ini saatnya istirahat dan dia tak mau saat makan juga harus melihat Taemin bersama Suzy.

 

~Setengah Jam Kemduian~

Sebelum harus berkemping ria di halaman vila dan pergi tidur, mereka harus memamerkan bakat mereka masing-masing. Ini sesi yang menarik, karena tak ada adegan yang membuat Eun Ra kepanasan.

 

"Cha,,,, ini saatnya Shinee tampil!" seru Jinki bersemangat.

 

"Apa yang akan kalian tampilkan?" tanya Eunhyuk, yang adalah pembawa acara bersama Kyuhyun.

 

"Kami akan membawakan Ring Ding Dong secara live," jawab Jinki.

 

"He? Apa itu akan menarik meski kalian menggunakan baju tidur?" ujar Eunhyuk tak yakin.

 

"Meskipun kami memakai daster saat menampilkannya, lagu itu akan terliat wah. Karena kamu akan selalu bersinar. Kekeke~" cerocos Jinki.

 

"Chua, kalau sutradara kita tak menyukai kalian menampilan kalian malam ini, itu artinya kalian tak menarik," kata Kyuhyun.

 

"Wae,,, wae,,,?" tanya Key.

 

"Sutradara kita hari ini orang yang pandai dalam hal menari," kata Kyuhyun, dia mengeluarkan senyum evilnya. "Kalau dia bilang tidak suka, kamu harus puasa makan ayam selama setahun."

 

"Mwo?!" sentak Jinki. "Ahhh,, geure. Mari kita buktikan," serunya.

 

Musikpun diputar, mereka, lima namja yang bersinar itu mulai menari dan menyanyi di atas rumput taman hanya dengan menggunakan baju tidur, tanpa make up dan tataan rambut seadanya.

 

Eun Ra memerhatikan mereka.

 

"Baby,,, negae bonhae beorin negae wae ire(kenapa kamu melakukan ini kepadaku)."

 

Eun Ra merasa mata Taemin menatapnya saat kalimat pertama lagu itu dinyanyikan junghyun. Dan dia semakin yakin beberapa lirik lagu ini bermaksud menyinggungnya karena saat lirik itu dinyanyikan mata Taemin fokus ke Eun Ra. Ini benar.

 

"Naega soomeul meomchool su oh crazy

(aku tidak bisa bernafas oh gila)

 

neomu yeppeo gyeondil su oh crazy (kamu terlalu cantik, aku tak bisa mengambil oh gila)

 

neo animyeon pilyoeopda crazy (Jika itu bukan kamu, aku tidak memerlukannya, gila)

 

nae wae ire (kenapa aku seperti ini)?"

 

Terus, saat Taemin menyanyikan partnya, itu terlihat jelas apa makna dari lagu ini.

 

"Negae pajin baboin na (aku, orang bodoh yang jatuh padamu)!" ujar Taemin mantap menunjuk tempat Eun Ra berduduk di balik alat-alatnya, sayang waktu Taemin menunjuknya, Suzy juga berdiri di ujung tunjuk Taemin. Orang berpikir Taemin menunjuk Suzy, mereka semua berseru membuat pipi Suzy merona merah.

 

"Ah,,, anak ini mencoba menyampaikan perasaanya lewat lirik lagu," ujar Eunhyuk.

 

"Menurutku itu perbuatan agar partnya terlihat sangat istimewa," koreksi Kyuhyun membuat yang lain tertawa.

 

"aish,,, " Eunhyuk geleng-geleng saja.

 

Gikwang memerhatikan ekspresi Eun Ra.

 

Ada sedikit perubahan. Saat seharunya Jonghyun yang menyebut "completed girl", malam ini entah sengaja atau apa, part itu Taemin yang membawakan. Dia maju ke depan dan mengucapkan part jonghyun itu dengan sempurna, dengan caranya yang jelas. Dia menghentakkan kakinya ke depan dan menunjuk Eun Ra. Eun Ra, hanya Eun Ra tanpa ada suzy di depannya.

 

"Wah,,,, aku semakin yakin Taemin ingin menyinggung seseorang lewat lagu ini," gumam Eunhyuk.

 

"Nuguya?" tanya Minah. Eunhyuk menggeleng.

 

Dan berbarengan dengan tunjukkan Taemin itu, ternyata berhasil membuat Eun Ra kaget, tangannya menyenggol gelas kaca yang sengaja diletakkan di meja kecil di dekatnya, dan dia jatuh dari kursinya. Tangan kanannya menimpa pecahan cangkir. Membuat sikunya berdarah, tapi hanya Gikwang yang melihat karena Eun Ra buru-buru menyembunyikannya.

 

Shineepun berhenti menari, Jinki lari menolong Eun Ra bangun.

 

"Nan gwenchana,,, silahkan lanjutkan. Aku hanya terjatuh," Eun Ra meyakinkan.

 

"Kenapa bisa?" tanya Jinki. "Kamu yakin tanganmu tidak apa-apa?"

 

"Haha,,, ini lucu, tiba-tiba saja kursiku miring dan aku jatuh."

 

"kursimu terbenam ke dalam tanah," ujar Eunhyuk. "Apa kerjamu cuma makan akhir-akhir ini?"

 

Eun Ra menggaruk kepalanya. "Mungkin, sepertinya aku harus diet," ujarnya. "Ayo lanjutkan saja."

 

Gikwang melingkarkan tangannya di pinggang Eun Ra, maksudnya untuk menutupi tangan Eun Ra yang terluka.

 

"Apa yang kamu lakukan di sana?" tanya Jinki.

 

"Ah, aku ingin berduet dengan Eun Ra," kata Gikwang mendapatkan ide.

 

"Jinja?" tanya yoseob, member beast. "Hey, kamu kan akan tampil dengan kita."

 

"Ah, sekali ini saja. Lagipula orang-orang sudah tau bagaimana hebatnya kita," narsis Gikwang muncul. Jinki mencibir di depan kamera.

 

"Lagipula, lagu ini lebih dulu didengar Eun Ra daripada kalian," beritahu Gikwang tentang dulu bagaimana dia meminta Eun Ra menyanyikan beberapa bagian lirik lagu ciptaannya. "Dia juga tau gerakan lagu ini. Jadi aku ingin mengulangnya. Apa kamu mau Eun Ra?"

 

"Lalu siapa yang duduk di sana?" tanya Eun Ra menunjuk bangkunya.

 

"Aish,,, bangku itu patah kan, jadi kamu tak boleh duduk di sana. Musik!" ujar Gikwang.

 

on rainy days-nya beast diputar. Awalnya Eun Ra malu-malu tapi setelah dipaksa Gikwang dan yang lainnya, Eun Ra mau bernyanyi sambil dance mengikuti Gikwang, pas pertengahan lagu, on rainy days berubah menjadi faction. Gerakan merekapun berubah dan membuat semua di sana ber'uuuuu' ria karena takjub.

 

"Cha,,,, ini dia hasil didikanku selagi mereka di Karin School!" beritahu Eunhyuk dengan bangga. "Eun Ra masih hebat meski tak tampil beberapa tahun ini."

 

Eun Ra membawakan bagian rep yang sekarang milik junhyun. Dia masih sehebat dulu, junhyung menutup mulutnya, lalu bertepuk tangan keras. "Daebak! Daebak!! Kalau aku sakit tak bisa tampil, dia bisa menggantikanku mungkin," ujarnya di sambut tawa yang lain.

 

Akhirnya Eun Ra dan Gikwang menutup menampilan mereka dengan gerakan bagus. Semua bertepuk tangan. Dan ini sekaligus menjadi penutup ajang pamer bakat. Mereka semua kembali bermain, lalu tidur di tenda yang mereka buat.

~~~

Pagi-pagi, sebelum syuting di mulai kembali, Eun Ra dibangunkan oleh lagu di HPnya. Seunghyun memanggil. Eun Ra mengeser perlahan kakinya ke kamar mandi untuk mencuci muka.

 

"Waeyo,,,?" tanyanya serak menjawab telpon itu. "Kamu tau, di sini masih sangat pagi. Apa kamu tidak bisa menelpon nanti, aku sangat lelah."

 

"YOU ARE STUPID GIRL!!!" teriak Seunghyun di sebrang sana.

 

"Wae,,,, jangan berteriak!" pinta Eun Ra lemas.

 

"Sampai hari ini kamu belum juga bahagia dengan Taemin. Apa lagi masalahmu. Hah? Dan bagaimana kamu bisa tenang namamu dibuat jelek oleh penggemar shinee diinternet. Aku benar-benar tidak suka!"

 

Eun Ra menutup matanya. "Darimana kamu tau ini? Masih memerhatikanku ternyata meski sekarang sudah punya pacar cantik," katanya sambil terkekeh.

 

"Bukan saatnya bercanda Eun Ra," ujar Seunghyun. "Aku serius. Kapan kamu akan melupakan tentang appamu itu? Kapan kamu berhenti cuma memikirkan dirimu. Apa kamu tak pernah berpikir dari cara Taemin berpikir. Bagaimana perasaan dia? Tidak lelahkah hidup seperti ini?"

 

"Darimana kamu tau ini?"

 

"Gikwang," jawab Seunghyun. "Dia yang memberitauku masalah ini dan memintaku membujukmu."

 

"Gomawo," kata Eun Ra.

 

"Bukan saatnya berterimakasih," sahut Seunghyun gusar.

 

"Jeongmal, aku serius berterimakasih kepada kalian. Aku tenang, ternyata aku punya teman yang tulus."

 

"Jangan bicara seperti itu, aku tidak akan lupa apa tujuanku menelponmu."

 

Eun Ra tak bicara, dia kembali konsen membersihkan luka di lengannya.

 

"Apa yang menghalangimu kali ini Eun Ra?"

 

"Molla. Sekarang, aku merasa tak pantas untuk Taemin. Kamu tau aku orang seperti apa kan? Monster. Terlalu terobsesi dengan mimpinya sendiri. Tak memerhatikan sekitar, bahkan tak peduli saat diriku terluka. Berpikirlah seunghyun-a, bagaimana jadinya orang seperti aku bersama Taemin. Dia akan tersakiti hidup sepanjang umurnya bersamaku. Dia pantas mendapat yeoja yang lebih baik dariku."

 

"Selalu berpikir terlalu jauh," sela Seunghyun.

 

"Itu karena aku sangat menyayanginya. Aku tak mau dia tersakiti."

 

"Stupid!"

 

"Aniya,,, ini bukan hal bodoh."

 

"You sure?! Memangnya kau tau dia akan bahagia tanpamu?"

 

"Maybe," Eun Ra mengahapus air matanya. "

"Aku menyuruhmu pulang untuk bahagia dengan Taemin, kenapa masih mengulur waktu dan melahirkan masalah baru. Hye, namamu jelek sekarang karena berita tak penting itu," cerocoz Seunghyun.

 

"Au,,,," Eun Ra merintih, luka dilengannya mengering dan membuat kausnya menempel diluka itu. "Darimana kamu tentang itu?"

 

"Gikwang memberitahuku?"

 

Eun Ra menahan ringisannya, perlahan menarik lengan bajunya dari luka itu.

 

"Kenapa kamu?"

 

"Tanganku luka,,,," dia menceritakan kejadian tadi malam.

 

"Kamu ingin aku pergi ke sana, mengatakn ke Taemin kalau kamu sangat mencintainya tapi tak bisa bersama karena kamu masih menanti pengakuan appamu. Hah?"

 

"Jangan berteriak lagi," pinta Eun Ra. "Jangan paksa aku untuk melakukan sesuatu lagi. Dia sekarang bahagia dengan yeoja yang baik."

 

"What?"

 

"Yeah,,, he find."

 

"Oh no Eun Ra,,,"

 

Eun Ra menangis. "Bisakah jangan bicarakan tentang dia lagi. Aku bisa menikmati hidupku karena sekarang aku bisa bersikap jujur. Aku punya beberapa teman baru. Gikwang bilang di dunia ini ada hal yang tak bisa kita miliki. Ya mungkin, yang tak bisa aku miliki itu adalah dia."

~~~

Taemin POV

Aku terbangun, kulihat langit masih gelap dan saat kulirik jam diHPku ternyata masih dini hari. Sambil mengusap-ngusap mata pergi dari tenda shinee masuk ke vila untuk mencari kamar kecil. Setelah puas dari sana, langkahku terhenti mendengar seseorang bicara di dapur. Kulihat saja, namun kakiku sangat pelan melangkah, takut dia kaget dengan suara kakiku.

 

Ada seseorang di sana, berbicara dengan seseorang melalui telponnya sambil menaikkan lengan bajunya. Aish,,, lengan itu terluka ternyata. Mataku naik dari lengan itu mencaritau siapa orang ini.

 

Eun Ra.

 

Aku mematung ditempat yang kira-kira berjarak tiga meter darinya. Dia asik bicara dengan seseorang hingga tak menyadari aku ada di dekatnya.

 

"Apa dia terluka karena jatuh tadi malam?" tanya, bicara tanpa suara.

 

Kudengarkan pembicaraan Eun Ra, dia menyebut namaku. Seunghyun. Dia membicarakanku dengan seunghyun. Ada apa ini? Kutajamkan telingaku.

 

"Dia bisa tertawa lepas dengan yeoja itu,tapi tidak saat bersamaku. Perkataanya akan didengarkan yeoja itu karena dia mengagumi Taemin, tapi tidak kalau Taemin bersamaku. Yeoja itu terlihat sangat manis dan tulus terhadap Taemin. Tapi aku, aku terlalu dingin untuk namja seriang Taemin,," kudengar dia bicara seperti itu.

 

"Apa yang kamu maksud suzy, Eun Ra?" tiba-tiba saja mulutku bicara. Dia menoleh dan kaget. "Apa hakmu bicara seperti itu seolah-olah kamu tau betul siapa yang lebih pantas untukku. Yang tau siapa yang pantas untuk aku, ya aku sendiri. Bukan suzy atau kamu."

 

Eun Ra mundur menjauhiku, sementara aku selangkah demi selangkah  mendekatinya.

 

"Apa kamu senang membuat hatimu sakit melihatku bersama yeoja lain?"

 

Eun Ra menggeleng.

 

"Lalu, apa kamu senang membuatku terus menunggu dan menunggu?"

 

Dia menggeleng lagi.

 

"Kalau tidak, bisakah kamu berhenti seperti ini dan menuruti semua mauku?"

 

"Apakah kamu benar-benar mencintaiku?" tanya Eun Ra dan itu membuatku tertawa. "Sungguh aku bukan yeoja baik, Taemin. Kamu tau itu."

 

"Kalau aku tak serius mencintaimu, untuk apa aku bertahan disisimu dari aku kecil. Kalau itu main-main, bukankah aku melakukan hal bodoh, terbodoh sedunia. Tidak akan menghasilkan apapun Eun Ra untukku mau bersama terhadap sosok sepertimu. Kalau bukan serius mencintaimu, aku sudah menghentikan permainan ini bertahun-tahun lalu."

 

Bruk! Eun Ra tak bisa mundur lagi, langkahnya terhenti karena tembok di belakangnya. Matanya liar ketakutan dengan aku yang semakin mendekatinya. Kulihat matanya sembab.

 

Sekarang, aku dan dia berhadapan dengan jarak yang teramat dekat. Dalam satu garis lurus mata kami berhadapan. Aku bisa merasakan nafasnya yang berat, apa dia takut aku berdiri sedekat ini dengannya?

 

"Aku bukan monster Eun Ra, kamulah monster itu," kataku.

 

Matanya masih saja liar menatap ke dalam mataku.

 

Tanganku kuangkat ingin menghapus sisa airmata di bawah matanya. Dia terperanjat, sayang dia tak bisa mundur lagi sekarang. Kuhapus sisa air mata itu dan juga keringat di dahinya.

 

Taemin bernyanyi. "So baby, you don’t let me go,,, Aku akan menjadi seseorang yang membuatmu aman,,, Aku ingin selamanya mencintai seorang saja,,, I can do all for you, cause you the only one for me,,,” (Taemin – Only One For me)

 

Setelah lirik itu keluar begitu saja dari mulut, aku kembali menatapnya. "Sekarang jawab aku dengan jujur. Apa kamu mencintaku?" Dia mengangguk setelahku tunggu beberapa detik. "Apa kamu akan terluka kalau aku bosan denganmu dan pergi kepada yeoja lain?"

 

"Andwe,,," gumamnya.

 

"Apa kamu pernah berpikir hidup bahagia denganku?" tanyaku. "Tanpa ada masalah yang menyangkut appamu. Aku lelah dengan semua itu Eun Ra,,,, aku ingin menjadi yang terpenting dipikiranmu. Aku tak mau orang lain yang melakukannya. Meskipun dia seorang bidadari, aku tak peduli karena yang kuperlukan seorang monster sepertimu. Bukan yang lain."

 

Kami saling menatap dalam diam dalam waktu yang lama. Kaki sampai terasa penat.

 

"Apa aku boleh mengumumkan kesemua penggemarmu kalau aku mencintaimu?" akhirnya Eun Ra bicara, sayang aku tak mengerti apa yang dia maksud.

 

"Jawab, apa aku boleh? atau tidak,," ulangnya.

 

"Ne,,, lakukanlah," jawabku.

 

Dia menarik tanganku, mengajakku keluar vila dan menyuruhku masuk ke mobilnya. Wow, mobilnya sungguh mewah. Buru-buru dia nyalakan mesin mobil dan menginjak pedal gas.

 

"Mau kemana kita Eun Ra?" tanyaku, sedikit takut karena dia melajukan mobilnya terlalu cepat.

 

"Diamlah," katanya singkat.

 

"Lenganmu berdarah."

 

"Aku ingin oppa menyiapkan jumpa pers pagi ini. Segera oppa, undang semua wartawan," tapi dia berbicara dengan telponnya saat aku bicara. "Kita akan sampai di Seoul."

 

"Hah? untuk apa?"

~~~

Pukul 09.11 itu waktu saat aku dan Eun Ra tiba di Seoul. Dia membawaku kesebuah hotel. Dia menyeretku masuk ke dalam kamar. Camkaman, dia tidak berpikir untuk melakukan sesuatu yang,,,

 

Tapi tidak memang, dia membiarkan kamar terbuka. Dia melempar pakaian kepadaku dan menyuruhku memakainya. Dari balik tirai aku bisa melihatnya mengikat rambutnya dan sedikit menaburkan make-up di wajahnya. "Ada apa ini?" tanyaku bingung.

 

Tanganya mendorongku duduk dikasur. Ini menakutkan, "Mau apa kamu?" tanyaku saat dia kembali dan dekat denganku. Pikiranku sudah lari kemana-kemana.

 

Dia tak bicara, tapi tangannya yang ternyata sudah beroleskan gel rambut menyentuh rambutku. Dia menata rambutku ternyata. "Aku hanya membuatmu lebih baik saat di depan kamera. Bagaimanapun kamu seorang artis kan," katanya, selesai menata rambutku, dia menarik tanganku lagi mengajakku turun dan masuk ke dalam sebuah ruangan. Dia terus menyeretku hari ini.

 

Suara riuh terdengar saat kami masuk ke dalam sebuah ruangan. Banyak wartawan, ada apa ini? Yang lebih membuatku bingung, managerku juga ada di tempat ini.

 

Wartawan, meja panjang. Eum,,, apa ini?

 

"Silahkan duduk," kata managerku menarik sebuah kursi untukku sementara Eun Ra menarik kursi untuk dirinya sendiri. Hye, hyung seharusnya kamu bisa lebih ramah terhadap yeoja.

 

"Ada apa ini, hyung?" tanyaku kepada manager.

 

"Ikuti saja rencana yeojachingumu itu," jawabnya yang semakin membuatku bingung.

 

Beberapa wartawan mulai melemparkan beberapa pertanyaan, semuanya menyangkut antara hubunganku, Eun Ra dan Suzy. Aku menoleh ke arah Eun Ra, apa dia yang akan menjawab semua pertanyan wartawan?

 

Tiba-tiba pintu terbuka, segerombol kecil yeoja masuk ke dalam ruangan sambil membawa beberapa tulisan-tulisan yang tidak enak dilihat. Mereka fansku. Inti dari tulisan itu adalah menentang hubunganku dan Eun Ra.

 

"Oppa, bisakah kamu mencari yeoja yang lebih baik untukmu!" seru salah satu dari mereka.

 

"Dia itu buruk. Kamu pantas mendapatkan yang lebih baik dari dia oppa!"

 

"Tak ada yang lebih baik dari dia," kataku pelan.

 

"Jangan marah kepada fansmu," managerku mengingatkan.

 

Eun Ra berdiri, dan kemudian membungkuk dalam. "Mianhae,,, jeongmal mianhae," dia membungkuk lagi. "Aku mohon jangan melarang kami untuk bersama. Aku mencintainya dan begitu juga Taemin. Jangan membenci Taemin karena ini, kalian boleh bicara apapun tentangku. Sungguh aku tak akan keberatan, tapi ijinkan aku tetap bersama dengan Taemin. Jaebalyo,,,"

 

Mulutku sedikit terbuka, takjub. "Eun Ra,," gumamku.

 

"Kami harus melewati waktu panjang agar bisa bersama seperti ini. Sangat tidak mudah untuk kami sampai di titik ini. Bahkan terlalu banyak hal yang menyakitkan agar kami bisa bersama. Jadi, kumohon jangan memaksa kami untuk saling berjauhan. Dan jangan berhenti mencintai Shinee karena Taemin bersamaku."

 

Kulihat berkali-kali dia membungkuk dalam ke arah para penggemarku.Dan dia menangis namun pandai menyembunyikannya.

 

Aku berdiri dan ikut membungkuk dalam. "Dia benar, kumohon berhenti menentang hubungan kami. Kalian tidak tau bagaimana dia, cuma aku yang tau. Mianhae, aku mencintai kalian sebagai penggemarku tapi aku lebih mencintai dia. Mianhae," aku membungkuk dalam. "Terimalah hubungan kami ini karena cuma dia yang pantas untukku." Aku membungkuk lagi. Kugenggam tangan Eun Ra, menariknya mengajaknya pergi. Melewati gerombolan itu. Aku berhenti, mengelus rambut yeoja yang tadi bicara. "Percayalah dia terbaik untuk," kataku kepadanya dan membawa Eun Ra pergi.

 

Aku membawanya kembali ke kamar yang tadi, meminta pegawai hotel membawakan kotak obat. Aku mengobati luka di sikunya. Kemudian aku membungkuk di hadapannya. "Mianhae Eun Ra,,,"

~~~

Author POV

"Hya,,, Eun Ra ssi menghilang!!" teriak salah satu crew panik.

 

"Taemin juga tidak ada!" teriak Minho.

 

"Di mana anak itu?" seru Key ikut panik.

 

"Eotte?" gumam Jonghyun gelisah.

 

"Hah? Kenapa Taemin bisa hilang?" ujar Jinki.

 

"Apa dia masuk ke dalam hutan?" cetus Eunhyuk.

 

"Kalau Taemin hilang di hutan, bagaimana Eun Ra?" tanya Kyuhyun.

 

"Aish,,, kenapa kalian panik seperti ini. Yakin kalian sudah mencari mereka?" tanya Minah.

 

"Geure? Apa kalian sudah mencarinya?" ujar Soo Jung.

 

"Ne,, mereka tak ada di sini," jawab crew.

 

"Camkaman, apa kalian tidak merasa ini aneh?" ujar Jinki.

 

"Ada apa ini?" tanya Suzy yang baru masuk ke dalam vila.

 

"Eun Ra dan Taemin menghilang," jawab Soo Jung.

 

"Hya,, Gikwang ssi, apa kamu tidak panik?" tanya Kyuhyun kepada Gikwang, namja itu malah malas-malasan di depan tivi.

 

"Untuk apa,,, kalian akan menemukan mereka di sini," ujarnya menunjuk tivi. "Ini, coba saja lihat."

 

Semuanya memerhatikan tivi. Chanel itu menyiarkan langsung konfereensi pers yang Eun Ra adakan.

 

"Wah,,, wah,,, that's real scandal," Eunhyuk berdecak kagum.

 

"Geure,,," sahut Kyuhyun.

 

"Omo,,,, mereka sungguh berani mengakui ini," seru Minah.

 

"Bagus kan," ujar Soo Jung. Minah mengangkat bahu saja.

 

"Begini jadi lebih baik," sambung Jinki. "Tapi, shawol tidak akan berkurang karena ini kan?"

 

Gikwang bertepuk tangan. "Akhirnya hari ini tiba juga!" ujarnya.

 

"Maksudnya?" tanya Minah.

 

"Anak kecil tak perlu tau," kata Gikwang dan Minah melemparinya bantal.

 

"Eum,, kamu tidak terganggu dengan ini Suzy?" tanya Jinki, semuanya menunggu jawaban Suzy.

 

Suzy menggeleng. "Aniya,,, aku malah senang ini terjadi. Selama ini Taemin bersamaku, sebenarnya yang kami lakukan adalah sengaja agar Eun Ra cemburu. Itu berhasil mungkin. Haha,,,aku dan Taemin cuma teman," jelasnya.

 

"Ooooooo,,,,," semua mengangguk paham.

~~~

"Berjanji jangan berpikir terlalu jauh lagi tentang hubungan kita," pinta Taemin, mengaitkan kelingkingnya ke kelingking Eun Ra. "Kita jalani saja apa adanya. Arasseo?"

 

"Ne,," sahut Eun Ra.

 

"Saranghae," gumam Taemin.

 

"Mianhae,,, Taemin-a aku sudah jadi bodoh selama ini," isak Eun Ra.

 

"Saranghae,,," ulang Taemin berharap Eun Ra membalasnya.

 

Eun Ra mengangguk. "Na do saranghae,,,"

 

Taemin tersenyum puas. "Ah,,, neomu chuahae!!" serunya.

 

The END

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet