Chapter 3

Beautiful Monster

Author POV

Hari debut Shinee (!)

"Ini hari terbesarku," gumam Taemin takjub setelah tampil. "Apa dia tau tentang ini?"

 

"Eun Ra?" tanya Jinki. "Entahlah! Belum ada juga kabar dari dia?" Taemin mengangguk. "Kalau kamu lelah, lupakan saja dan cari yeoja lain."

 

Taemin mengeluarkan cincin pertunangannya yang tergantung di dadanya. Diremasnya,,,

~~~

Seunghyun melempar sebuah majalah di meja kantin. Eun Ra sedang tidur di sana, dia lelah seharian magang di salah satu stasiun tv di Amerika. "Baca ini!"

 

"Mwo?" tanya Eun Ra enggan bangun.

 

"Bangun dan baca saja. Ini kopi hangat biar ngantukmu hilang," Seunghyun duduk di sebarang Eun Ra, menyilangkan kakinya dan melipat tangan di dada. "Taemin, tunanganmu itu telah debut bersama groupnya itu."

 

Eun Ra bangun. Buru-buru membaca majalah korea itu. "Darimana kamu dapat kan ini?"

 

"Darimana saja boleh," jawab Seunghyun.

 

"Ah,,, Nice! Berita bagus kan kalau dia akhirnya debut. Kudoakan saja groupnya sukses dan tenar," kata Eun Ra, dia tersenyum, tidak tau untuk apa, lalu dia menaruh kepalanya kembali ke atas meja. "Ka! Aku sangat ngantuk."

 

Seunghyun mendekatkan kepalanya ke wajah Eun Ra. "You know, this is dangers. Kalau kamu terus mengacuhkannya, dia bisa pergi ke gadis lain. Kalau dia menjdi artis, tentunya dia akan bertemu banyak gadis cantik lain. Sedang kan kamu apa? Hanya sibuk dengan cita-citamu. Apa kamu tau, kurasa kamu sudah punya kerutan sekarang."

 

"Aaaaaa~~ Ka! Ka!" teriak Eun Ra, mendorong asal tubuh Seunghyun tak peduli kena atau tidak tanpa mengangkat kepalanya.

 

"Yeah, I'll go. I'm going now," desis Seunghyun beranjak pergi.

 

Eun Ra membuka matanya perlahan. Diraihnya majalah itu dan di perhatikannya tampang seseorang yang dia kenal. Dielusnya gambar itu dengan jarinya. "Mianhae Taemin-ah! Mianhae,,,, Jeongmal mianhae,,, "

~~~

Eun Ra menjadi semacam penggemar rahasia sekarang. Dia membeli semua album Shinee. Membeli majalah dari korea melalui situs online agar mendapatkan poster group itu dan menempelnya di dinding kamar kecilnya. Setiap ada kesempatan ditengah-tengah padatnya jadwal kuliah, dia akan mencari kabar terbaru tentang Shinee. Saluran tv di kamarnya sekarang diganti dengan chanel tv korea. Dan, setiap pagi dan sebelum tidur, yang terdengar dari kamarnya hanya lagu-lagu dari Shinee. Bahkan saat diadakan voting memilih negara mana Eun Ra akan mempromosikan film indienya, dia langsung menjawab korea.

 

"Kamu rindu rumah Eun Ra?" tanya sorang teman Eun Ra.

 

"Mmmm,,, mungkin," jawab Eun Ra.

 

"Dia rindu seseorang," celetuk Seunghyun dan disambut bunyi "uuuuuuu,,,," dari yang lain. Eun Ra mengerutkan dahinya. "Maniak!" cela SeungHyun tanpa suara.

 

Bruk! Eun Ra melempar sebuah buku ke arah Seunghyun.

~~~

"Kenapa memilih Korea?" tanya Seunghyun, dia ingin memancing emosi Eun Ra.

 

Eun Ra menyeret kopernya. "Kamu sudah tau kan?"

 

"Hahahaha,,,, Taemin!!! We are coming. Are you miss?" teriak Seunghyun membuat orang-orang di bandara melirik mereka.

 

Bruk! Eun Ra mendorong kopernya hingga mengenai kaki Seunghyun. "Bawa koper itu untukku."

 

"Mana bisa?! Sekarang aku itu seniormu," teriak Seunghyun.

 

"Di sini kamu menumpang, jadi turuti saja," kata Eun Ra.

 

Eun Ra tak pergi ke rumahnya. Dia memilih diam di kediaman GD selama dia di Korea kali ini. Sebuah apartemen mewah yang hanya didiami dua orang. Kedatangan Eun Ra dan Seunghyun tentunya tak banyak menganggu.

 

"Ah, akhirnya datang juga," kata GD membukakan pintu untuk Eun Ra.

 

"Oppa,,!!" seru Eun Ra memeluk ahjussinya itu.

 

"Mwo? Ini bukan latihan tata krama untuk promosi filmmu kan?" GD memerhatikan keponakannya penuh curiga. Eun Ra tak melepaskan pelukannya.

 

"Aniya,,, ini asli!" cetus Eun Ra.

 

"Wuaaah!!!" GD takjub. "Kamu tidak sedang sakit kan?" Eun Ra menggeleng. "Siapa yang membuatmu berubah begini?" Eun Ra melepas pelukannya dan menunjuk Seunghyun. "Oh! Selalu ada kamu."

 

"Maksudmu?" Seunghyun mencibir.

 

"Hahaha,,,, lupakan! Kalau benar kamu yang merubah Eun Ra. Aku benar-benar berterimakasih."

 

"Oh, tentang itu. Haha,,, memang seharusnya kamu berterimakasih, perlu beberapa tahun untuk mengubah binatang buas ini."

 

BRUK! Sebuah bantal kursi mengenai kepala Seunghyun. "Yah,,, meskipun sikap dinginnya itu sedikit hilang, tapi dia sekarang menjadi sangat agresif. Memukul orang semaunya."

 

"Diam!" desis Eun Ra.

 

Mereka semua duduk di ruang tamu, seorang penjaga apartemen GD memasakkan sesuatu yang enak untuk mereka. Seunghyun mengambil remote tv dan menggonta-ganti chanel. Tiba-tiba dia berhenti untuk memerhatikan MV shinee ring ding dong.

 

"Sudah bertemu Taemin?" tanya GD.

 

"Nanti, mungkin dia akan datang dalam acara promosi besok," jawab Eun Ra datar. Dia segara masuk ke dalam kamar.

 

"Apa ada yang salah dari perkataanku?" tanya GD.

 

"Taemin," sahut Seunghyun.

 

"Hah?" GD tak mengerti.

 

"Ikuti saja alur ceritanya. Nanti kamu juga akan tau apa yang sebenarnya terjadi dengan cerita cinta keponakanmu."

~~~

"Dia datang,,," gumam Eun Ra, gugup Taemin dan temannya yang lain datang menghampirnya.

 

"Dekati dia," bisik Seunghyun yang sambil berbicara dengan tamu lain.

 

"Andwe," ujar Eun Ra.

 

"Berhenti jadi pengecut."

 

"Aku memang pengecut dalam urusan ini."

 

"Berhenti atau kamu akan menyakitinya."

 

"Sebaiknya dia tersakiti sekarang," tiba-tiba Eun Ra punya pikirannya sendiri. "Aku takkan bisa jadi lebih lembut, Seunghyun. Kalau memang pada akhirnya dia akan pergi. Aku terima. Sungguh,,"

 

"Ini bukan ajang realiti show yang kamu pikir bisa membuat orang menangis dengan kederamawanan hatimu. Go! Dekati dia."

 

"Kalau kamu melihat tanda-tanda aku akan terkena serangan jantung, tolong dekati aku untuk menghindarinya."

 

"Go!" paksa Seunghyun menepuk pantan Eun Ra. Mulut Eun Ra terbuka ingin berteriak karena perlakuan itu, tapi mulutnya bisa tiba-tiba Taemin ada di depannya.

 

Eun Ra menyalami Taemin, menyunggingkan senyuman canggung dan memberi tanda S.O.S agar Seunghyun menolongnya. Hanya dalam beberapa hitungan menit mereka bertemu, selebihnya Eun Ra mengindar. Taemin sadar Eun Ra tak mau berlama-lama dengannya. Taemin cepat-cepat pulang setelah menonton film.

~~~

Taemin POV

"Aku takkan melupakannya," gumam Taemin di dalam mobil, bersama member lain menuju salah satu gedung televisi untuk syuting sebuah acara.

 

"Eun Ra?" tanya Minho.

 

"Ah, hyung, bagaimana kamu tau dia?" aku tersentak Minho tau Eun Ra.

 

"Hahaha,,,aku sering mendengar kamu dan onew menyebut nama yeoja itu," kata Minho. "Dia yeoja yang pernah berduet dengan GDTOP waktu itu kan?"

 

Ah dia tau karena itu. "Ne,, Dia selalu menghindariku."

 

"Seperti yang juga sering kudengar dari Onew hyung, kusarankan, kalau kamu bosan, coba saja memikirkan yeoja lain."

 

Apa bisa? Akukan berjanji akan selalu menjadi teman dan penjaganya.

 

"Kudengar kalian punya hubungan dari kecil. Eum,,, ikatan waktu kita kecil dan sekarang itu jelas akan ada perbedaan. Kalian juga terpisah beberapa tahun kan? Kita tak bisa mengetahui secara detail hati seseorang. Bisa saja kan karena waktu, hatinya berubah."

 

"Eum,,, dia tak pernah baik kepadaku sebenarnya," jujurku ke Minho.

 

"Hah? Semacam cinta bertepuk sebelah tangan nih?" kata Minho setelah mendengar cerita panjang lebar tentang Eun Ra. "Tapi, aneh juga, dari ceritamu dia sepertinya punya sesuatu rasa."

 

"Hua,,, molla hyung," aku gusar dengan semua ini.

 

"Ah, yeoja itu memang rumit!" gumam Minho sambil geleng-geleng. Aku manyun saja dan bersandar di bahunya.

 

"SAMPAI!!!!!" teriak Key sangat berisik. Dia meloncat dari mobil. "Hya,,, cepat turun!" teriaknya di balik kaca mobil memaksaku segera turun.

 

"Akan ada group girl hari ini!" seru Jonghyun bersemangat."

 

Aku menyeret kaki mengikuti hyung-hyung masuk ke dalam gedung. Masuk ke ruang make-up dan siap untuk syuting. Aku duduk di sebuah bangku memandangi orang-orang yang masih sibuk menyiapkan perlengkapan. Saatnya kerja, hilangkan semua masalah! kataku dalam hati. Hwaiting Taemin ah! Always smile. Keep spirit. Kamu harus jadi artis yang bersinar. Dalam hitungan ketiga, aku menarik nafas dan mengeluarkan perlahan, saat mendongak aku sudah bisa menghapus wajah murungku dengan senyumn riang.

 

Syutingpun dimulai. Ini acara apa sebenarnya aku juga tidak tau, aku tak terlalu memerhatikannya. Tapi tiba-tiba namaku disebut oleh seseorang. Sebelumnya orang itu di tanyai sesuatu.

 

"Suzy ssi, bagaimanakah namja idaman anda?" tanya MC.

 

"Sesorang dengan senyuman bersinar," jawab yeoja itu yang adalah salah satu member dari group pendatang baru.

 

"Apakah namja itu ada di antara mereka?" si MC menunjuk tempat semua member shinee dan juga group namja lainnya duduk. Suzy tampak malu. "Kalaupun tidak ada, kamu bisa memilih salah satu dari mereka."

 

"Haha,,," dia tertawa ringan. "Sebenarnya aku sangat ingin bertukar nomer HP dengan Taemin," kata Suzy mengejutkan banyak orang, aku belum mendengarnya waktu itu.

 

"Sayang, kami belum diijinkan untuk membeli HP," kata Jonghyun bernada kecewa. "kalau ada, aku akan memberikan nomer HP magnae kami." Dia mencoba merayu.

 

"Kenapa Taemin?" tanya MC sepertinya aneh seorang yeoja semanis Suzy memilihku.

 

"Waeyo? Aku bertemu dengannya di ruang ganti, dan dia mempunyai senyuman sangat bersinar. Aku melihatnya tersenyum kepada semua orang dengan tulus."

 

Nah,, pas bagian ini aku baru mendengar namaku disebut. "Eummm,,, jeongmal?" tanyaku takjub. Sebegitu wahnya kah senyumanku di mata tuh yeoja. Aku meraba-raba bibirku dan menariknya menjadi senyuman. Salah satu kamera menangkap tingkahku dan membuat semua orang tertawa.

 

"Dia tampak tak yakin dengan dirinya sendiri," cetus MC.

 

"Dan aku adalah orang yang menginginkan yeoja yang hanya menghadapku. Hanya aku yang dia cintai. Yah, seperti itu," kataku.

 

"Ckckckc,,,,, darimana kamu belajar seperti ini," tanya Key menyipitkan matanya.

 

"Dan kalau kamu bisa menjadi wanita idamanku, kelak kalau aku sudah membeli Hp aku akan segera menghubungimu, bukan kamu yang menghubungiku. Jadi, apa kamu mau mencatatkan nomermu sekarang. Aku akan menyimpannya," kataku, membuat semuanya kembali tertawa dan suzy tersipu malu sekarang. Aku memasang muka bego saja agar orang menikmati kelucuan ini.

~~~

Authot POV

"Dia sekarang pintar merayu, menakutkan," kata Eun Ra, dia menonton acara di dalam kamarnya di temani Seunghyun. Sambil memakan semangkok mie instan.

 

"Sekarang dia mempunyai banyak penggemar. Berhati-hatilah! Bisa saja salah satu dari penggemarnya ada yang lebih menarik darimu."

 

Eun Ra memikirkan kalimat Seunghyun dan terus memasukkan mie ke dalam mulut. Apa dia bisa berpaling dariku? tanyanya. Menoleh ke arah dinding yang penuh surat dari Taemin. Dia tak pernah mengirimiku surat lagi.

~~~

Hari ini, Eun Ra lulus dari studinya. Dia bukan lagi mahasiswa. Dia bebas. Akhirnya,,,, Usai acara wisuda, Eun Ra berlari ke arah Seunghyun yang bersedia menjadi keluarganya di acar penting ini. Senyum merekah sungguh bahagia terpampang di wajahnya. Dia jauh lebih cerah sekarang dari beberapa tahun yang lalu.

 

Eun Ra merentangkan kedua tangannya, tak peduli tanggapan orang lain, dia melompat dan memeluk erat Seunghyun. "Seunghyun-ah!!! Seunghyun-ah!!! Seunghyun-ah,,,,,, Aaaa~~~~ neomu neomu chuahae" teriaknya melompat-lompat kecil.

 

"Kamu bisa membunuhku!" Seunghyun berusaha membebaskan diri. "Aaaaaaaa,,,,," akhirnya dia berteriak dan membuat orang lebih heran dengan tingkah mereka.

 

Eun Ra membebaskan Seunghyun. "Aku tak pernah sebahagia ini!" dia nyengir.

 

Seunghyun mendorong kepala Eun Ra dengan jarinya. "Tak ada yang perlu dibanggakan. Aku lebih dulu lulus darimu."

 

"Tetap saja aku yang lebih pintar darimu. Aish,,, jangan berantem hari ini. Bagaimana kalau kita makan sesuatu untuk merayakan ini?" Tangan Eun Ra sudah menggandeng tangan Seunghyun.

 

"OK!" Seunghyun setuju.

 

Eun Ra melepas baju wisudanya sambil berjalan. Dia mengenakan rok payung sepaha berwarna pearl aqua dan blus kuning. Dia memilih sepatu kets pink hari ini. Kemarin Eun Ra juga memotong sebahu rambut panjangnya dan mencatnya hitam gelap. Dia sekarang suka menggunakan baju dengan penuh warna. Menunjukkan bakat lainnya dalam hal seni. Dia seorang entertainer sejati mungkin.

 

"Apa rencanamu selanjutnya?" tanya Seunghyun.

 

"Rencana apa?" tanya Eun Ra bingung.

 

"Ya rencanamu ke depannya. Apa yang akan kamu lakukan?"

 

"Membuat film," cetus Eun Ra.

 

"Pulanglah ke korea."

 

"Hah? Untuk apa? Aku bahagia di sini. Bahkan aku sudah punya pekerjaan sebelum aku lulus. Aku akan tetap bekerja di stasiun X. Menunggu saatnya tiba untuk memulai membuat film."

 

"Pulanglah,,,"

 

"Wae,,,,? Apa kamu bosan? Atau takut aku menjadi sainganmu di sini? Lalu bagaimana denganmu? Apa kamu tak ingin pulang ke Korea?"

 

"Kedua orangtuaku sekarang di sini," Seunghyun mengingatkan. "Pulanglah Eun Ra. Kamu sudah mendapatkan yang kamu mau kan? Kamu bisa debut sebagai artis mungkin di sana. Kesempatan membuat film pasti akan datang."

 

Eun Ra tersenyum. "Belum semua. Aku belum mendapat pengakuan dari appa," ujarnya.

 

"Kamu akan mendapatkannya kalau kamu di sana."

 

"Benar-benar ingin aku pulang ya?" tanya Eun Ra.

 

"Ne,,, Palli Ka,," kata Seunghyun. Dia mengeluarkan secarik tiket dari jaketnya. "Ini tiket konser Shinee nanti malam. Datanglah dan temui Taemin. Jangan menghindari dia lagi. Kamu bukan anak kecil lagi kan?"

 

"Shinee?"

 

Seunghyun mengangguk. "Dan ini tiket pesawat. Pulanglah bersama Taemin nanti. Karin School akan mengadakan reuni beberapa minggu ke depan."

 

"Darimana kamu? Camkaman, kamu menyiapkan semua ini? Kamu benar-benar ingin aku pulang?" nada suara Eun Ra meninggi. "Why? Kamu tidak ingin aku di sini lagi?" dia marah, dia dorongnya Seunghyun.

 

"Aniya,,, cukup Eun Ra hidupmu cuma untuk mengejar mimpi. Cinta juga diperlukan seseorang untuk bertahan hidup."

 

"Jadi?"

 

"Pulanglah dan temui dia."

 

"Ara. Tapi, bagaimana kalau ternyata dia tak menginginkan lagi."

 

"Gampang. Kamu bisa pacaran dengan Gikwang. Dia menyukaimu kan?" jawab Seunghyun asal.

 

"Hahaha~" Eun Ra tertawa garing.

 

"Ka,,," kata Seunghyun. "Tak perlu cemas bagaimana hidupmu disini tanpa teman seperti kamu." Seorang yeoja cantik mendekati Seunghyun dan mencium pipi Seunghyun. "Dia pacarku," beritahu Seunghyun menjawab ekspresi bingung Eun Ra.

 

"Sejak kapan?"

 

"Setahun yang lalu. So,, kamu juga harus seperti aku. Hidup ini harus mendapatkan banyak hal Eun Ra, tak hanya mimpi, tapi juga cinta. Aku berjanji akan datang ke acara pernikahan kamu dan Taemin bersama pacarku."

 

Eun Ra mengambil tiket dari tangan Seunghyun. Dia tersenyum dan mengangguk. "Geure,,, aku akan pulang," ujarnya berjalan mundur. "See you next time," dia melambaikan tangannya. "I'll miss you," dia masih melambai, berat untuk pergi. "My friens. You are the best friend."

 

"Ka,,,, Berhenti bicara seperti itu. Membuatku ingin menangis saja," teriak Seunghyun.

 

Eun Ra tersenyum. Dia berbalik.

 

"Hah,,, aku akan benar-benar rindu yeoja itu," gumam Seunghyun setelah Eun Ra pergi. Dan diapun pergi kencan bersama yeojachingunya.

~~~

Eun Ra datang ke konser Shinee di Amerika dan menemui Taemin. Taemin tidak melupakannya, malah dia sangat gembira bertemu Eun Ra kembali. Mereka pulang bersama ke Korea. Saat acara reunian Karin School, Taemin mencium bibir Eun Ra di atas panggung saat mereka menyanyikan 'shining star'. Itu perbuatan nekat, fans bisa saja melihat itu dan memberi dampak negatif untuk karir Groupnya.

~~~

Dengan mudah dia mendapatkan posisi sebagai sutradara di salah satu stasiun besar di Korea untuk beberapa acara. Hari ini dia baru saja menyelesaikan tugas pertamanya. Sekarang studio sepi, sebuah acara baru saja berakhir dia sutradarai beberapa menit lalu. Dia menyalakan beberapa lampu. Berjalan mendekati kamera, bangku yang dia duduki tadi. Merapa dengan lembut, kemudian memandangi seluruh bagian studio itu. Dia ke tengah ruangan. Sekali lagi memandangi tempat itu.

 

"Chuahae?" tanya seseorang. Taemin. Dia menutup pintu studio dan berjalan mendekati Eun Ra.

 

"Oo," Eun Ra mengiyakan. "Berapa tahun aku menunggu ini."

 

"Cuma untuk ini? Kupikir kamu akan mencoba membuat sebuah film yang mendunia."

 

"Aku masih harus menjalani beberapa langkah lagi untuk hal itu. Tau kan? Tidak ada yang mudah untuk sebuah mimpi," tutur Eun Ra. "Kesabaran."

 

Taemin mengangguk setuju. "Kamu sudah terlalu sabar menunggu saat ini kan?" Eun Ra mengangguk. "Chang! Kalau begitu berbahagialah sekarang,,," Taemin menggenggam tangan Eun Ra dan mengangkatnya ke udara.

 

"Kamu tidak ada jadwal lagi setelah ini?" tanya Eun Ra tiba-tiba.

 

"Eobseo," jawab Taemin. "Jadwalku hari ini adalah bersamamu. Jadi, mari hari ini kita membicarakan banyak hal. Otakku sudah penuh dengan pertanyaan."

 

"Di sini saja," ujar Eun Ra mengajak Taemin duduk di panggung kecil itu. "Eum,,, pertanyaan pertama."

 

"Apa kamu mencintaiku?" tanya Taemin yang halus dijawab Eun Ra dengan tawa. "Aku serius,,,, Ah lupakan. Dan, apa kamu merindukanku enam tahun ini?" Eun Ra mengangguk kecil. "Apa saja yang kamu lakukan?"

 

"Banyak hal!" jawab Eun Ra merentang kedua tangannya. "Belajar tentang hal yang kita sukai itu sangat menyenangkan. Dan seperti saranmu, saat ada waktu aku pergi ke beberapa tempat asik bersama Seunghyun."

 

"Hya,,,, kamu masih selalu bersamanya?"

 

Eun Ra tertawa. "Ah! Jadi rindu dia," gumamnya.

 

"Mwo? Mworageo?" sentak Taemin melepas genggamannya.

 

"Kalau aku tidak selalu bersamanya, aku tidak akan berubah seperti ini," ujar Eun Ra, sedikit menunduk. Dia sedikit sedih mengingat Seunghyun. "Pasti, aku Eun Ra, tetap menjadi monster Shin Eun Ra. Dari awal keberangkatanku ke Amerika, bahkan sebelum pesawat berangkat, dia terus memaksaku untuk berubah. Dan, dia juga yang memaksaku untuk kembali ke Korea. Sebenarnya aku ingin ikut project film barunya, sayang dia menentang. Dia serius ingin aku pulang. Kamu berterimakasihlah kepadanya."

 

"Tak kusangka dia baik juga," kata Taemin.

 

"Apa kamu masih ingat dia yang menangis saat aku ingin bunuh diri?" tanya Eun Ra menyenggol Taemin. "Kalau dia bukan teman yang baik. Tentunya dia tidak akan seperti itu."

 

"Dia juga mengatas namakan filmnya denganmu," tambah Taemin. "Lalu, apa ada hal lain yang kamu lakukan? Eum,,, yang berhubungan denganku?"

 

"Ne,,, aku menjadi penggemar rahasia mungkin," kata Eun Ra. "Setiap malam kerjaan duduk di depan layar untuk mencari tau perkembangan kalian. Bahkan, tak satupun fancam kalian yang tak kusimpan. Kamarku penuh dengan poster kalian. Seunghyun sering mengeluh karena itu," Eun Ra tertawa lagi. "Sangat lucu saat membaca beberapa blog penggemar kalian. Mereka benar-benar mengagumi kalian. Oppa,, oppa,,, itu lucu."

 

"Bagaimana rahasanya dicintai banyak orang, hah?" tanya Eun Ra.

 

"Eun Ra ssi," Taemin berubah menjadi serius. "Cuma satu pertanyaan yang paling besar dalam pikiranku. Kenapa tidak membalas surat-suratku? Apa karena itu cara kuno?"

 

Eun Ra tertegun. "A, aniya," dia jadi gugup. "Hanya saja,,"

 

"Katakanlah."

 

"Mianhae,,, jeongmal mianhae,,,"

 

"Untuk apa?"

 

"Mianhae,,,,," Eun Ra menundukkan kepalanya. "Aku mencintaimu bukan dari enam tahun yang lalu saat kamu menghalangi niat bunuh diri. Aku mencintaimu sejak kamu masuk ke kamar Nari dan mau berjanji untuk selalu menjadi teman dan penjagaku. Aku mencintaimu semenjak kamu membantuku pergi ke Amerika. Aku mencintaimu saat kamu tersenyum. Dan aku benar-benar sakit hati saat kamu mempercayai Soo Jung daripada aku. Aku benar-benar berjuang untuk mendapatkan maafmu waktu itu."

 

"Lalu, kenapa tidak membalas suratku. Waeyo, Eun Ra?" desak Taemin.

 

"Mianhae,,, Jeongmal mianhae,,," ucap Eun Ra, belum bisa mengatakan kalau dia tidak tau bagaimana membalas cinta seseorang.

 

Taemin iba. Baiklah aku tak mendapat jawaban hari ini. Mungkin besok atau nanti, ujarnya lebih bersabar. Dia memeluk Eun Ra tanpa bicara. Menenangkan yeoja itu.

 

TBC

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet