Affair | 5

Affair

Jongup kembali bersekolah keesokan harinya. Sangat sulit menyuruh Jongup untuk kembali sekolah. Himchan membutuhkan waktu dua hari agar anak itu menurut padanya. Apapun akan Himchan lakukan demi Jongup. Termasuk kali ini.

“Aku akan menelepon orang tuamu kalau kau ada bersamaku.”

“Jangan!” cegah Jongup, “Ayah…. Pasti akan…”

Himchan berbalik, “Aku tak akan memberi tahu orangtuamu jika … kau pergi ke sekolah.”

Dan disinilah Jongup. Kembali ke sekolah yang membuat dia terkungkung dengan peraturan yang dibuat oleh Ayah dan juga kakak tirinya sendiri.

“Kau tidak turun?” Junhong tiba-tiba saja menepuk bahu Jongup, dari kalimatnya Junhong mengajaknya bermain basket.

Jongup menggeleng, dia sedang tidak dalam mood sekarang. “Percuma melawan orang tinggi sepertimu.”

Mereka berdua tertawa. Sepertinya Junhong mengerti, “Baiklah.”

Jongup memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar lapangan basket ketika ia mendengar dengan samar-samar beberapa siswa yang duduk di bangku penonton sedang menertawakan Himchan.

Jongup menghentikan langkahnya. Mencari spot terbaik agar ia dapat bersembunyi. Dan ia menemukannya, dibalik rak alat-alat olahraga.

“Kau harus melihatnya ketika orang itu masuk kelas! Pakaian jenis apa yang ia pakai?” seru salah seorang murid yang berperawakan tinggi dan ceking.

Salah satu temannya yang menggunakan gel yang berlebihan di rambutnya menimpali, “Dia terlihat seperti orang bodoh berkeliaran membawa janggu.”

Mereka bertiga tertawa terbahak-bahak. Jongup memanas, berani sekali bocah tengik itu mengatai Himchan!

“Aku tidak suka guru itu, wajah gay nya menjijikan!” seru yang lainnya.

Jongup tidak dapat menahannya lagi. Tangannya sudah terkepal, siap memukul bocah-bocah tengik yang sudah berani menghina Himchan itu.

Jongup keluar dari persembunyiannya dengan mata merah dan napas terburu, “Apa yang kau katakan, huh?! Ulangi apa yang kau katakan!!!” Jongup berteriak, suaranya menggema karena dia masih berada dalam hall olahraga.

Tiga orang tadi terlonjak karena kehadiran Jongup. Mereka mati kutu karena benar-benar tidak menyangka kedatangan mengerikan Jongup yang tiba-tiba ini.

Si ceking dan jangkung menjawab tergagap, “Ka..kami ti-ti-ttidak mengatakan apa-apa.”

Sementara dua orang lainnya bersembunyi di balik tubuh si jangkung. Mereka hanya berani menyembulkkan kepalanya.

Hati Jongup sudah sangat muak melihat wajah jelek dan pengecut mereka. Tangannya dalam sekejab sudah melayang kea rah mereka. Jongup benar-benar menumpahkan rasa marahnya, kesal dan juga muaknya pada tiga murid menyebalkan itu. Ia tidak segan-segan memukul, membanting dan menendang tiga murid itu. Ia bahkan tidak peduli pada teriakan murid-murid lain yang ketakutan yang menyuruhnya untuk berhenti. Bahkan teriakan Junhong pun tidak ia pedulikan.

Jongup hilang akal. Ia sendiri tidak tahu kenapa. Ia benar-benar merasa senang telah membuat tiga orang itu babak belur, ia juga merasa senang karena telah berhasil membuat mereka kapok dan bersumpah tidak menjelekan Himchan lagi.

Tapi Jongup tidak terlalu senang ketika Himchan menyuruhnya untuk berhenti.

“Moon Jongup!” terdengar suara Himchan, tapi Jongup tidak mau berhenti memukuli tiga anak itu. Dia belum cukup puas.

Tiba-tiba saja, tangannya dihalangi oleh seseorang, “Hentikan Jongup!!!”

Dan Jongup terhempas ke lantai. Kuat sekali, hingga mempu membuat pandangannya sedikit kabur. Ia membutuhkan beberapa detik untuk menyadari siapa pemilik tangan itu.

“A-appa??”

Ayahnya berdiri dengan sangat mengerikan di depannya. Jongup segera bangkit. Yang satu ini benar-benar tidak pernah ia duga.

“Ke kantorku. Sekarang.”

 

 

Jongup benar-benar tidak mengerti apa yang ada di pikiran orang dewasa. Dia sudah bicara sejujurnya, namun mengapa tidak ada seorangpun  yang mempercayainya?

“Aku bersumpah aku tidak berbohong!” entah sudah berapa kali Jongup mengatakan kalimat itu di kantor ayahnya. Dibelakangnya, duduk Yongguk, Himchan dan tiga anak menyebalkan itu.

“Appa, kau harus percaya padaku. Aku tidak berbohong! Tiga orang itu mengatai Himchan songsaengnim! Merekalah yang harus kau hukum!”

Ayahnya tidak menatap Jongup, ia menerawang jauh melewati jendela kantornya.

Yongguk berdiri, berusaha membela adik tirinya itu, “Abeoji, setidaknya Anda dapat mendengarkan penjelasan Jongup dahu-“

“Sudah cukup!” Tuan Moon berbalik, tangannya masih dilipat di belakang, “Aku sudah kenyang memakan celotehan anak kecil itu. Tak perlu ada yang kudengar dari mulutnya lagi.”

Jongup memelototkan matanya. Ia tak percaya ayahnya bahkan mengatakan hal itu di kantornya, di depan seorang Bang Yongguk juga Kim Himchan, serta di depan tiga berandal licik yang sekarang tertawa atas kemenangan mereka. Ini jelas-jelas penghinaan.

Ia tidak bisa tinggal diam, Himchan juga ikut bangkit, “Direktur, kumohon. Sebagai guru yang juga mengajar anak Anda, saya percaya Jongup tidak akan memukul tanpa alasan. Karena dia cukup pintar di kelasku. Dan kurasa, Anda harus memberikan Jongup keadilan untuk berbicara mengatakan yang sebenarnya.” Himchan melirik tiga anak yang mukanya telah babak belur itu.

Tiga anak itu hanya gemetar ketakutan.

“Ya, Appa. Himchan-songsaengnim benar, aku memukul mereka karena mereka menghi-”

“Diam! Siapa yang menyuruhmu bicara? Sekarang juga, kau kemasi barangmu, lalu masuk ke mobil. Kau di skors satu minggu.”

Jongup hanya bisa terdiam. Tangannya terkepal dengan sangat kencang. Matanya menatap tajam dan lurus ayahnya. Ia marah juga sedih.

 

                Appa tidak pernah mendengarkan ku.

                Tidak akan pernah.

 

“Baiklah,” Jongup hanya mengatakan satu hal itu kemudian pergi melesat keluar ruangan. Himchan memutuskan untuk mengikuti Jongup. Ia khawatir pada anak itu.

“Jongup-ah,” Himchan memanggil ketika berhasil menyusul Jongup yang sudah berdiri tegak di lokernya.

Jongup menoleh, kemudian tersenyum kecil. Lalu tangannya memutar kode untuk membuka pintu lokernya. Namun sebelum itu, Himchan menahan Jongup. Jongup menoleh.

“Terimakasih.” Ucapnya singkat.

“Eh? Untuk apa?”

“Karena kau telah membelaku. Aku percaya padamu,” jawab Himchan yang diiringi oleh senyuman lega dari keduanya. Jongup memeluk Himchan.

Himchan terperanjat, namun ia membiarkan anak itu memeluknya, karena koridor sekolah masih sepi.

“Terimakasih, karena telah percaya padaku.” Jongup mengatakan hal itu dari hatinya yang terdalam. Ia senang karena akhirnya ada yang mempercayainya, dan yang membuat ia lebih senang karena orang itu adalah Kim Himchan.

“Aku akan merindukanmu,” ujar sang guru, mengetahui mereka pasti tidak akan bertemu selama satu minggu.

Pelukan Himchan benar-benar yang dibutuhkan Jongup sekarang, karena setiap kali Himchan melakukannya, dia akan selalu merasa aman.

Jongup membebaskan diri dengan cepat, “Aku juga.” Kemudian dengan segera mengepak buku-bukunya dari loker berbalik dan pergi. Ia tidak mau melihat ke belakang, ini bukanlah perpisahan yang panjang, pikir Jongup. Jadi dia tidak seharusnya bersedih. Tapi Jongup tidak pernah bisa membayangkan jika sehari saja tanpa melihat Himchan.

Mungkin tidak akan pernah bisa.

 

~~~~~~~~~~ continued ~~~~~~~~~~

 

Akhirnya, saya bisa update juga setelah tersita oleh kesibukan kuliah. Maaf ya, lama banget updatenya >/\< . Oya, saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari kalian, lho! Jadi, jangan ragu komen yah d^^b

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
readme2010 #1
Chapter 7: Lanjutkaaaaan
Waijyn_Jung #2
Chapter 7: Hiks aku udah baca dari part 1 - 7, dan aku terhuraaa(?) banget :'(
next yah :'D
drew_alana
#3
Chapter 6: Jongup tuh 'sesuatu' banget! Cute kalo lagi genit begitu! Suka dech! Cepetan di update yach, next story nya!
KJNYeol
#4
Chapter 7: Akhirnya appa san anak berbaik semula..
BearLin
#5
Chapter 6: kasihan Jongup T_T mudah2an dg bantuan dokter Yoo hubungan appa dan anak ini baik kembali
Yongguk juga ayo bantu mendekatkan mereka berdua ^^
ckhybm
#6
Chapter 5: ih apa banget bapaknya nggak mau dengerin -_- emangnya nanti di luar sekolah, mereka nggak bisa ketemu? :/ aku jadi punya firasat buruk/? hahaha

kritik dan saran? hm sejauh ini aku blm ada. Cuma rasanya aneh aja, udah keseringan baca english dan skrg baca bahasa lagi, hahaha. Tapi secara keseluruhan sih udah bagus :)
KJNYeol
#7
Chapter 5: Jahat bangat appanya!!!
yah!! Jonup kata benaran malah gak percaya!!
ckhybm
#8
Chapter 4: aahh jongup melas banget sih :'''(

suka banget part jogup abis mandi yang mereka pelukan, terus sesekali himchan ngelus rambut himchan :""D sweetnya kebangetan <3333
ayo lanjut kaaaakkk <3:*
ckhybm
#9
Chapter 3: uhuk. yongguk bantuin jongup damai sama bapaknya dooong e_e
ckhybm
#10
Chapter 2: WHYY WHYYY UHUK kasian mereka ;;;; ayi bikin hubungan mereka ketauan kak. Biar seruuu wahahaha