Kyungsoo hanya duduk tenang di kelasnya sambil bergerak lincah melipat kertas origami-nya. Kaki itu terus naik-turun dan terdengar bunyi 'dug dug dug' karena terus bertabrakkan dengan meja berwarna biru cerah.

“Hey, ayo main sepak bola dilapangan!” Ajak Luhan, teman sekelasnya. Kyungsoo memutar bola matanya dan berkata “Ah, tidak bisa. Aku harus membuat teman baru untuk Lucky yang kesepian hari ini. Lihat, Dia terlihat sedih!” jerit Kyungsoo sambil menujuk ke sebuah burung kertas berwarna kuning.

“Idiot, itu hanya kertas yang sudah dilipat!” Marah Luhan.

“Tidak! Dia teman terbaikku! Hey, aku bukan idiot!” Bentak Kyungsoo.

“Lucky tidak nyata! Dan tidak bisa bicara!”

“Nyata! Dia membisikkan sesuatu padaku!”

“Apa?!”

“Kau tampan,”

Terjadi keheningan beberapa saat antara Luhan dan Kyungsoo.

“Eeh..be..benarkah?” Tanya Luhan malu-malu. Kyungsoo menganggukkan kepalanya dan mengajak Luhan untuk berkenalan dengan teman khayalannya 'lucky'

“Tapi sepertinya dia sama seperti kita soo, apakah dia penyuka sesama jenis?” Kyungsoo menggeleng “Tidak, dia perempuan kok namanya saja yang nga nyambung” dan membenarkan.

“Hai.. Aku Luhan, senang bertemu denganmu,” Ucap Luhan malu sambil memngusap tengkuknya. Kyungsoo terkikik geli karena Luhan yang sedang berkenalan dengan 'lucky'nya.

BRAK!

Pintu masuk membentur tembok dibelakangnya cukup keras. Dadanya yang naik turun karena berlari kencang dari lapangan sambil menahan amarahnya, Kim Jongin.

“Kelamaan! Apa yang kau lakukan, hah?!” Bentak Jongin. Kyungsoo dan Luhan langsung terbungkam. Mereka tak berani melawan dengan anak pembuat onar sepertinya.

“Cepat jawab! Kalian membuat semua teman-teman menunggu! Cepat!” Luhan langsung berlari mendekati Jongin tetapi tidak dengan Kyungsoo. Dia malah kembali duduk dan melanjutkan melipat kertas. Jongin membuang nafasnya kasar.

“Sst.. dia tidak mau bermain bersama jong,” Bisik Luhan.

“Biarkan saja dia disini pasti ada yang nemenin, kasat mata tapi hiii..” Jongin menakut-nakuti dan berlari menuju lapangan dan disusul oleh Luhan. Karena sifat Kyungsoo yang penakut, dia juga langsung mengikuti mereka menuju lapangan.

O----------O

Karena tubuhnya lebih kecil dibandingkan temannya, Kyungsoo terus disalahkan oleh temannya seperti mengatakan “Kyung oper bolanya!” Teriak temannya. Tapi sebelum itu Jongin sudah merebut bola yang berada di kakinya “Kyungsoo bodoh,wlee” dan Luhan berkata “Kyung payah! Lihat, gara-gara kau Jongin merebut bolanya!”.

Kakinya yang pendek membuat dia harus lari lebih ekstra dari yang lainnya. Tanpa sadar ikatan tali Kyungsoo kurang kencang sehingga ia tersandung kemudian jatuh. Hening.

HUAHAHAHAHA! Sembur tawa semua teman-temannya diseluruh lapangan.

“Aku tidak mau main lagi! Lebih baik bermain bersama Lucky dibawah pohon rindang, huh!” Teriak Kyungsoo berkacak pinggang dan menyipitkan matanya karena terik matahari yang terlalu silau.

“Jangan seperti itu soo, ayo main lagi” Bujuk Baekhyun.

“Pokoknya tidak mauuu!” Kyungsoo langsung berlari menjauh dari lapangan sambil sesekali meniup poninya karena kepanasan.

“Tuh! Semuanya gara-gara kau yang mengatakan Kyungsoo payah!” Marah Joonmyeon pada Luhan.

“Kau juga! Kau juga mentertawainya saat dia terjatuh!”

“Tapi Chen tertawa paling keras!”

“Aku? Kenapa harus aku?”

“Jangan Salahkan Chen yang tidak bersalah!”

“Hey Xiumin hyung, kenapa kau membelanya?!”

“Berisik!!”

Hening.

“Bisakah kita melanjutkan permainannya?” Tanya Sehun hati-hati. Semuanya langsung setuju dan kembali bermain sepak bola.

Karena kurangnya jumlah pemain, Baekhyun menyerah dan tidak melanjutkan bermain. Dia mulai mendekati Kyungsoo yang berada dekat pohon rindang

“Ya! Mau kemana!?” Teriak Chen dari ujung lapangan dekat gawang.

“Bermain dengan Kyungsoo” Jawab Lay.

“Tapi permainannya kan belum selesai” ujar Chen

“Mana ku tahu” Lay menaikkan bahu dan berteriak “Oper bolanya padaku Jongin!” Chen hanya mendengus kesal.

Jarak antara Baekhyun dan Kyungsoo semakin dekat dan dekat. Baekhyun mulai duduk disamping Kyungsoo ketika telah sampai. Matanya terus menatap tangan yang bergerak cepat melipat kertas origami itu.

“Boleh aku minta satu yang warna putih?” Tanya Baekhyun

“Tidak, aku sedang menyelesaikan yang warna biru” Jawab Kyungsoo

“Tapi Baekhyun mau satu” cemburut Baekhyun. Kyungsoo mengeluarkan suara “Ahh~” dan memberikan satu untuk Baekhyun yang berwarna biru.

Baekhyun tersenyum senang karena burung kertas pemberian Kyungsoo.

“Apa nama yang cocok untuknya?” Tanya Baekhyun. Kyungsoo tampak berfikir sambil terus memutar bola matanya. Lucu, pikir Baekhyun.

“Baeksoo untuk Baekhyun dan Kyungsoo” Baekhyun mengangguk “Dan burung yang warna kuning itu namanya kyung...”

“Tidak namanya Lucky,” tolak Kyungsoo

“Terdengar aneh,” Kyungsoo hanya pura-pura tak mendegarkan.

O----------O

“WHUUSH!WHUUSH!” Suara seperti angin muncul dari mulut berwarna merah cerah milik Baekhyun sambil tangannya berputar-putar memegang buah tangan Kyungsoo. Karena suara hembusan angin terdengar chessy bagi kyungsoo, dia hanya terkikik pelan sambil mengikuti gerakan tangan Baekhyun yang meliuk-liuk.

“Eh, kenapa?” Baekhyun menghentikkan aktifitasnya. “Tidak, hanya terdengar lucu baek,” Tawa Kyungsoo. Mereka tertawa keras satu sama lain, membuat teman-teman lainnya iri.

“Ah, aku juga mau ikutan” iri Tao di tengah lapangan.

“Tidak bisa! Kita bahkan belum menyelesaikan babak pertama” cegat Kris.

“Tapi gege, lihat mereka terlihat serasi sekali, ayo kesana ge!” Paksa Tao. Kris menggeleng “Ayo lanjutkan permainannya!”

Hening.

“Hey, ayo!” Tawar Kris lagi. Dan masih hening.

“Ogah ah, aku mau sama Kyungsoo saja!” Teriak Sehun sambil berlari ke tepi lapangan dimana Kyungsoo dan Baekhyun berada. Beberapa orang seperti Tao, Lay dan Luhan mengikuti Sehun dan mulai mengajak Kyungsoo bermain.

Setelah sampai di mana Kyungsoo dan Baekhyun berada, beberapa temannya ingin dibuatkan burung kertas juga.

“Kyungsoo, buatkan aku satu juga” pinta Lay dan yang lainnya mengangguk setuju.

Kyungsoo mengehela nafas panjang “huhh.. baiklah”

“Selesai” Kyungsoo menepuk-nepukkan tangannya pelan dan memberikan satu-persatu kepada temannya.

“Aku akan menamainya yixing! Nama asliku hehehe” Teriak Lay antusias

“Aku juga! Huang Zi Tao!” Lay mendengus “plagiat.”

“Aku... ehmm...” Luhan melirik teman-temannya dan nampak berfikir. Gerakan matanya berhenti tepat saat iya melihat kearah Sehun “Hunhan! Untuk Sehun dan Luhan!”

Sehun tersenyum senang begitu juga Luhan. “Oh, kalau begitu aku akan menamainya Hanhun~”

Semua orang menaikkan alisnya kecuali Luhan yang masih tertawa

“Kenapa?”

“Ah, tidak” Jawab mereka dengan kompak.

O----------O

Lagi. Suara tertawa riang terdengar keras di sudut lapangan. Mereka yang sedang bermain bola juga tak kalah keras menyorakkan Jongin yang berhasil memasukkan bola ke gawang lawan.

“Woah, keren!” Puja Chen. Jongin hanya tersenyum penuh kemenangan sambil berteriak. “Ayo lanjutkan permainannya!”

Berbeda dengan Kyungsoo, dia sedang asyik bermain peran'burung kertas' bersama Tao,Luhan.Lay.Sehun dan Baekhyun.

“Lucky akan memasak masakan yang enak untuk kalian!” burung kertas yang lain dibuat loncat-loncat riang oleh pemiliknya.

“Jinjja? Ah sepertinya Hanhun ingin spaghetti” Ujar Sehun

“Hah? Burung tidak suka spaghetti bodoh,” Burung kertas milik tao memukul pundak Sehun.

“Tapi Hanhun ingin spaghetti” Sehun Cemberut dan melihat ke arah Luhan “Iyakan, Hunhan?” Luhan mengangguk “Berikan saja spaghetti untuknya soo,”

O----------O

“Akan ada murid baru!!” Teriak Chen saat baru tiba di kelasnya. Semua murid menatapnya bingung

“Dari mana kau tahu Chen?”

“Aku melihatnya! Dia tinggi seperti Kris!!”

“Woah, apakah dia cantik seperti artis Miranda Kerr?” Tanya Sehun antusias.

“Err.. sepertinya tidak, dia namja,” Sehun menjadi tidak semangat dan kembali memegang burung kertasnya'Hanhun'. “Sehun-ah, siapa itu kerr..” Sehun mendelik, membuat Tao tidak jadi bertanya.

Kyungsoo berbalik bada menghadap meja dibelakangnya, dimana Chen duduk. “Apa kau sudah mengajaknya bicara?”

“Belum,sepertinya dia pemalu”

“Yang pasti dia tak sependek penggila burung kertas” ledek jongin membuat mata Kyungsoo semakin bulat.

“Yang pasti dia tidak berkulit cokelat”

“Yang pasti dia tidak bermata bulat”

“Yang pasti dia anak baik”

“Hey, apakah itu berarti aku tidak baik??!” Marah Jongin “Bisa jadi! Bisa jadi!” Sehun menjawab tanpa tau sebabnya dan Jongin langsung memukul pantatnya keras.

“Luhan hyung!! Jongin memukul pantatku!” Adu Sehun pada Luhan yang sedang asyik bermain bola didalam kelas bersama Xiumin.

“Apa peduliku?” Ucap Luhan tak peduli. Sehun merengut.

Seorang murid semapai berdiri didepan kelas memperhatikan teman barunya. Creppy smile muncul dari kedua sudut bibirnya sepertinya dia tampak senang karena tidak ada yeoja dikelasnya. Tunggu, apakah dia takut wanita?

Author's note : kasih tau bila terjadi typo! ^^ sorry kalo hasilnya nga keren(?) dan kaisoonya momentsnya belum muncul hiks;; feedback~