Prologue

Ending Page

 

 

` (    turn me back to the  happy times   )

prologue

 

 

 

 

Dear diary,

Hari ini akhirnya tiba. Rasanya aku tidak ingin bangun dari tempat tidur untuk memulai hari, dengan begitu kuharap waktu bisa dihentikan dan dia akan tetap ada di sini. Aku tidak mau membuka jendela hanya untuk menemukan kamar di rumah seberang sudah kosong tanpa ada lagi pemuda yang biasa melakukan tarian konyol di pagi hari.

Aku mau menghapus hari ini dari tanggal.  Aku mau selamanya tetap kemarin.

Aku tahu keinginanku kekanak-kanakan, aku tahu itu sangat egois. Tapi aku tidak peduli, bahkan walau dia akan membenciku karena itu, aku tetap tidak ingin dia pergi.

Mataku sembap habis menangis sampai ketiduran. Semalam, aku mengunci jendela kamar, sengaja, aku tidak mau dia melihatku dalam keadaan jelek begitu. Dia mengetuk jendela kamarku berulang kali, tapi aku abaikan hingga dia bosan sendiri. Mungkin dia akan marah karena aku mendiamkannya di hari menjelang keberangkatannya. Mungkin dia akan berpikir aku membencinya. Mungkin dia akan menyerah dan memutuskan bahwa ini memang perpisahan yang terbaik untuk kami.

Biar saja. Biar dia tahu bahwa aku memang tidak rela.

Diary, aku harap aku punya keberanian untuk mengatakan hal itu secara langsung padanya. Aku harap aku bisa memandangnya tepat di mata dan mengatakan dengan tegas bahwa aku ingin dia tinggal. Aku tidak pernah bagus dalam hal berkata-kata, tulisan adalah caraku menumpahkan emosi. Tiap memandangnya, semua kata yang ingin kukatakan selalu tertahan di lidah. Aku selalu menyeleksi dengan hati-hati tiap kalimat yang keluar dari mulut.

Belakangan, aku menyadari ada begitu banyak hal yang aku sesalkan karena tidak pernah kukatakan padanya.

Dia bukan orang yang peka, dia seringkali tidak paham situasi sama sekali. Tapi dia teman paling baik yang pernah ada. Dia orang yang sangat berharga bagiku.

Diary, aku tidak berani keluar kamar hari ini, aku tidak berani membuka jendela. Aku tidak berani menghadapi hari tanpa dirinya. Aku tahu sia-sia dan percuma saja jika aku hanya menuliskannya di sini tanpa mengatakan langsung padanya, tapi—

 

Kim Jongin, jangan pergi. 

 

 

 

 

AUTHOR'S NOTE : Cheesy banget ya HAHAHA duh udah lama gak bikin teenlit model begini.

 

 

credits to fallen angel

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
lubnaski
#1
Suka banget sama deskripnya Krystal di sini. Mirip seseorang.....

Kisahnya sedikit klise tapi manis. Penasaran sama kelanjutannya. Penasaran sama Jonginnya bakal gimana. Jangan-jangan di chapter berikutnya diary nya si Jongin....

LANJUTKAN!! :3