Dua Sejoli

Dua Sejoli

“Ah~…ah~…le..lebih keras lagi…ke..kebawah dikit…”

“Disini?”

“Ah iya disitu…enak, yang kenceng…”

“Gini?”

“Terus …terus…ahh…enak banget…”

“Jo..jongin…?”

“Ah~~kenapa? Jangan berenti…”

“Jongin, gue mesti ke kelas, ada kuliah.” Kyungsoo berhenti mengurut punggung Jongin dan membereskan barangnya. Jongin pundung.

“Ah…punggung gue masih sakiiiit, plis Kyungsoo bolos kuliah sekaliiii aja, kalau engga titip absen, yayayaya?” Jongin menarik tangan Kyungsoo, kelakuannya persis anak TK. Kyungsoo hanya mendengus .

“Pijit sendiri aja, siapa suruh ngedance pas encok? Gue mau kuliah!”

“Kyungsoo plisss, siapa lagi yang bisa mijit sehebat dan seenak lo??? ANJIIRR!!” Sebuah buku kalkulus mendarat di kepala Jongin.

“Woy, berisik nyet gue urut pake gergaji mau lo? ”  Luhan nyeletuk dari pojokan, sesungguhnya dia merasa panas kedua temannya ini kerap mojok di ruang Himpunan Mahasiswa Tambang, ya..gak pernah melakukan yang aneh-aneh sih, tapi dimana toleransi kepada umat jomblo seperti dirinya?

“Kyungsoo tunggu… gue anter ke kelas deh!” Jongin membetulkan kaosnya dan memakai Jaket himpunan berwarna merah lalu keluar bersama Kyungsoo.  

Mereka berjalan di bawah pepohonan rimbun yang bergemerisik, cuaca siang itu mendung, angin bertiup kencang dan udaranya dingin. Jongin merangkulkan tangannya ke pundak mungil Kyungsoo, tapi ditepis mentah-mentah.

“Ck, ga usah rangkul-rangkul.” Penolakan Kyungsoo lebih dingin dan menusuk dari angin musim penghujan di Bandung.

“Kok aku ga boleh rangkul kalau Kris boleh?” Kris adalah mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen di Institut mereka, satu angkatan di atas Kyungsoo, berarti dua angkatan diatas Jongin. Konon katanya, Ayah Kyungsoo, Pak Suho berhutang budi banyak pada Pak Wu, ayah Kris, sehingga Pak Suho berjanji untuk menikahkan anak semata wayangnya, Kyungsoo, pada Kris kalau sudah besar nanti. Siti Nurbaya di era digital masih ada, kawan.

“Waktu itu ada babeh, ga enak. Lagian kan gue bilang, no public affection!” Kyungsoo melihat Jongin dengan muka galak, tapi apalah arti muka galak Kyungsoo, bagi Jongin, makin Kyungsoo galak, makin menggemaskan.

“Oke, kalau bukan ruang publik boleh ‘kan ngapain aja?~” Jongin berbisik di telinga Kyungsoo. Kyungsoo refleks menyikut rusuk Jongin hingga ia meringis kesakitan, muka Kyungsoo merah padam.

“Pergi sono.” Kyungsoo masuk ke kelas.

“Besok gue ke rumah ya!”  Ujar Jongin sembari memandangi punggung yayangnya.  Sambil tersenyum Jongin mengusap-usap bekas sikutan Kyungsoo. Apalah arti menjadi samsak tinju dibanding senyum berbentuk hati yang menghangatkan dada.<3

…….

Jongin memarkirkan Honda Supra X bututnya di depan pagar rumah Kyungsoo. Rumah Kyungsoo cukup jauh, jalanannya nanjak dan berkelok-kelok, Kyungsoo tinggal di komplek dosen di daerah Dago atas, Pak Suho, ayah Kyungsoo adalah Profesor di Sekolah Farmasi. Dengan semangat Jongin membuka pagar dan berjalan ke teras, namun alangkah kagetnya ketika ia melihat Kris sedang duduk di samping Kyungsoo dan mengusap-usap pundaknya. Si bule karbit ngapain pegang-pegang yayang gue! Dengan geram jongin menghampiri mereka berdua, dan menaruh helmnya di atas meja dengan kasar. BRAK! Kris dan Kyungsoo terperanjat. Jongin menatap Kris tajam, ada sengatan listrik imajiner beradu diantara mata mereka. Dengan semena-mena Jongin duduk diantara Kris dan Kyungsoo,  meng-ing.

“Kyungsoo, ini gue bawain martabak Bangka kesukaan lo.”

“Ma..makasih ‘Ngin”

Kris pindah duduk ke sebelah kiri Kyungsoo.

“Kata papi,  kalau bapakmu udah sembuh, hari Minggu ini kita lunch bareng di Sapu Lidi Lembang” Jongin merasa ajakan Kris ini sangat berbahaya, dia tidak mau kalah.

“Soo, kita ‘kan hari minggu ada rapat LFM, lo pasti milih rapat kan?”

Kyungsoo tidak ingat sama sekali kalau minggu ini ada rapat .

“Rapat unit ‘kan bisa kapan aja, jarang-jarang bisa lunch bareng sama Papi, Om Suho juga pasti mau ketemu.” Kris berusaha membujuk Kyungsoo, Kyungsoo bingung. Mukanya panik.

“Soo, kan lo kadiv perizinan, penting dong, harus dateng.” Jongin masih berusaha.

“Kadiv ‘kan pasti ada wakilnya, anak Om Suho cuman kamu satu-satunya, gak bisa diwakilin.” Perkataan Kris ada benarnya, Jongin makin kesal.

“Soo, please rapat ini penting banget.” Jongin hampir putus asa.

“Keluarga lebih penting, kalau kamu susah, keluarga dan orang terdekat yang bantu, bukan unit.”

“Kyungsoooo….” Jongin mulai merengek dan gelayutan di tangan Kyungsoo.

“Kyungsoo?” Nada Kris menekan, sambil menarik sikut Kyungsoo yang satu lagi.

“GUE GA MAU PERGI KEMANA-MANA HARI MINGGU, GUE ADA PR KALKULUS, TUGAS PERSENTASI, MAKALAH, GUE SIBUK!” Kyungsoo meledak, Kris dan Jongin hanya bisa diam.

“Kyungsoo? Ada apa teriak-teriak?Ohok..Ohok!” Pak Suho, ayah Kyungsoo, keluar dengan mengenakan kaos tipis putih dan sarung, kacamata melorot di hidungnya. Ia tampak sedang sakit.

“Oom…” Jongin dan Kris mengangguk hormat bersamaan. Pak Suho terkejut ketika melihat Jongin.

“Kamu masih berani mendekati anak saya???O oohok ohokk” Ucap Pak Suho sambil menunjuk-nunjuk Jongin, Kyungsoo mengelus-elus punggung ayahnya. Sejarah hubungan Jongin dan Pak Suho memang kurang baik. Selain itu, Pak Suho tahu bagaimana kelakuan Jongin di kampus, Jongin seringkali mangkir kuliah, suka titip absen, IP pas-pasan, mengulang semester karena terlalu aktif berkegiatan di luar kuliah,  dan sebagainya. Pak Suho tidak ingin anak semata wayangnya terkena pengaruh buruk, apalagi dia sudah berjanji pada Pak Wu untuk menikahkan Kyungsoo dengan Kris, Kim Jongin is a big no no. No thank you.

“Kyungsoo, ngapain dia diajak kesini?”  Ditanya seperti itu oleh bapaknya, Kyungsoo hanya diam, mungkin ini saatnya memberitahukan hubungan backstreet (boy) nya dengan Jongin.

“Pak….sebenernya…”

“Om, saya sudah lama suka sama anak Om, dia juga suka sama saya, saya harap Om bisa merestui hubungan kami berdua…” Baik Pak Suho, Kris, maupun Kyungsoo membelalakan mata karena perkataan Jongin.

Pak Suho naik pitam, namun ia tidak sanggup melihat wajah memohon Kyungsoo, alisnya naik, matanya membesar, bibirnya turun dan sedikit gemetar, mengingatkan Pak Suho pada almarhum istrinya.

“Ekhem, saya sebenarnya kurang suka sama kamu Jongin, kamu pasti tahu alasannya.” Jongin hanya bisa menunduk sambil bergumam lirih “Iya Om..”

“Tapi saya ingin melihat kesungguhan kamu, kalau kamu menang melawan Kris dalam lari rintang  yang diadakan minggu depan di kampus, kamu boleh macarin anak saya.”

Ada sebersit kelegaan di wajah Kyungsoo. Kris tidak takut dengan tantangan ini, karena olahraga adalah bakatnya dari kecil.

“Tapi kalau kamu kalah….”  Jongin menelan ludah, keringat dingin muncul di pelipisnya.

“Yongweonhi Bye...” *

…….

Malamnya Kyungsoo dan Jongin berline-chat.

Jongin: Maafin gue ya… T3T

Kyungsoo: Gak apa apa, thanks udah berani bilang ke Bapak J

Jongin: Soo…kalau gue kalah gimana?

Kyungsoo: Gue yakin lo yang menang kok >:D

Jongin: Soo….

Kyungsoo:?

Jongin: You are my everythong

Malam itu Jongin bermimpi ditarik oleh raksasa bugil bermuka Kris.

…….

Saraga dipenuhi oleh mahasiswa dari berbagai fakultas yang mendukung perwakilannya dalam lomba lari rintang. Yel-yel himpunan beradu, bendera dikibarkan, semuanya ingin menjadi nomor satu. Jongin berhasil meyakinkan teman-temannya untuk menggantikan Tao di cabang lari rintang, “Ini menyangkut masa depan.” Ujarnya.  Jongin berhasil melewati babak penyisihan dengan lancar, namun ia mulai merasakan rasa sakit di punggungnya. Cederanya belum sembuh.

Kyungsoo dan Pak Suho duduk bersama mahasiswa farmasi lainnya, Kyungsoo tidak ikut bersorak dengan yang lain, takut ketahuan sebenarnya dia mendukung mahasiswa dari Fakultas Tambang.

Akhirnya babak final tiba, Jongin pun bertemu dengan Kris. Sebelum bersiap di lintasan Jongin memandang ke  arah Kyungsoo, menyampaikan pesan bisu yang hanya mereka berdua yang bisa mendengar. “Doain gue ya.”

Punggung Jongin makin  terasa sakit.

Wasit berteriak agar peserta bersiap di posisinya masing masing, disusul suara letusan tanda lomba lari dimulai. Ada sepuluh rintangan yang harus mereka lewati. Jongin berhasil melompati rintangan pertama, kedua, ketiga, dari ujung matanya ia bisa melihat Kris hanya sedikit di depannya. Jongin memusatkan pikiran dan berusaha untuk bergerak lebih cepat, pelipisnya berdenyut, punggungnya serasa terbakar. Cepet cepet cepet layo lebih cepet!  Jongin merapal mantra dalam hati, akhirnya ia tiba di rintangan ke 7, tahan sakitnya tahan sakitnya tahan sakitnya. Jongin terus berlari dan ia merasa punggungnya seperti tertusuk, ia melompat, namun sebelum mendarat sebelah kakinya menyentuh rintangan, lalu ia pun jatuh berguling sambil mendesis menahan sakit, suara “Oooowwwww..” terdengar dari kerumunan penonton.

 Peserta yang lain tiba di garis finish, Kris menjadi runner up, tapi Jongin…Jongin gagal, ia berjalan terbungkuk-bungkuk ke pinggir lapangan. Jongin duduk di atas paving block sambil terengah-engah, baju olah raga birunya basah oleh keringat. Kyungsoo menghampiri dan mengusap-usap punggungnya. Jongin tidak sanggup berkata apa-apa, dia terlalu lelah.

Tak lama kemudian Kris datang bersama Pak Suho,  ia menyalami Jongin, sambil berkata kalau Jongin sudah bertanding dengan baik. Pak Suho menepuk-nepuk pundak Jongin, ia mengatakan hal yang sama dengan Kris. Tapi apapun yang mereka katakan Jongin tetap kalah, janji lelaki harus dipenuhi.

Kris menarik Kyungsoo untuk pergi.

“Sebentar!!” teriak Jongin.

“Gue ada pesen buat lo Kris.”

“Apa?”

“Lo mesti janji, lo bakal bikin dia seneng.”

“Off course.” Ujar Kris sambil mengangkat sebelah alis pirangnya.

“Terus…lo mesti inget, Kyungsoo alergi merica, sukanya makan bubur Pa Oyo, tapi ga suka liat bubur dicampur aduk.”

“O…ke?”

“Terus Kyungsoo kalau nerveous cegukan, kalau Kyungsoo cegukan tandanya besok ada ujian, jangan diganggu malemnya biarin dia belajar. Ah ada lagi Kris, Kyungsoo suka martabak Bangka simpang, sering-sering beliin ya….ahh, Kyungsoo katanya pengen main ke Boscha…tapi…gue belum sempet ajak dia kesana…..Maafin gue ya Kyungsoo….”

/cue When I Was Your Man/

Kyungsoo memandangi Jongin lalu mengelus pundaknya dengan sayang.

“Om, kayaknya Om bakal kehilangan calon mantu baik kalau dia disuruh pergi.”

Kris berkata pada Pak Suho yang terenyuh mendengar perkataan Jongin, bahkan dia tidak tahu-menahu soal Kyungsoo cegukan kalau nervous atau dia benci melihat bubur dicampur aduk. Siapa bilang ketulusan dan kebaikan hati seseorang dilihat dari absen atau jumlah IPnya? Pak Suho pun berubah pikiran.

“Jongin, kamu boleh pacarin Kyungsoo deh kalau gitu, tapi tiap apel jangan lupa bawain martabak ke rumah.”

Jongin melongo, apakah ini fatamorgana? Apa tadi kepalanya terbentur dan ia berhalusinasi? Is this a real life? Is this just fantasy????

“Se….serius Om??”

“Iya saya serius, terus kamu jangan ajak-ajak anak saya bolos ya.”

Dalam imajinasinya Jongin berlari dan memeluk calon ayah mertuanya erat, tapi pada kenyataannya dia diam di tempat dan mengangguk-angguk penuh semangat, matanya berbinar-binar, Pak Suho masih terasa menyeramkan untuk disentuh.

Kris dan Pak Suho pun meninggalkan sepasang anak manusia yang tengah dimabuk asmara ini. Kyungsoo melingkarkan tangannya di tangan Jongin, Jongin mesem-mesem, mereka berjalan meninggalkan saraga melewati mahasiswa himpunan Tambang. Jongin melihat ke arah teman-temannya, sambil memainkan alis,Yayang gue ni meeennn ujarnya dalam hati. Teman-temannya hanya bisa mendengus dan mengumpat iri dalam hati.

 

Begitulah, walaupun Jongin clingy dan Kyungsoo sedingin es, tapi hal itulah yang membuat mereka saling melengkapi satu sama lain.

 

 

TAMAT

EEEEEEEEWWWWWWWWWWWWW MAMAM NI RIE FTV REMAJANYA

Maafkan aku Jonginnya jadi anak tambang

*Yongweonhi Bye..: Forever Bye

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
harukirie
#1
Chapter 1: EEEEEEEEEEEWWWWWWWWWWW KEJUKEJUKEJUKEJU
MARTABAK SIMPANG AKU MAU MARTABAK SIMPANG

Eh ini fanfic buat gue ya? *plaaak*
theNORMALme
#2
Chapter 1: Anjir bgt.. kagak tahan.. ky mw ee di clana
krayeon6710
#3
Chapter 1: HAHAHAH jebal nggak kuat.
ObliviousAutumn #4
Chapter 1: Awakawakawk. Enough of laughing plis #panting if they truly lived in Bandung, i'm more than glad to take the cipaganti and come there then slap them hard :'3
superseon1204
#5
Chapter 1: ffnya bodor, ngocok perut tngh malem u,u asa lagi keliling bandung ini mah xD daebak! hade, good, bagus! :D
happyviruses92 #6
Chapter 1: keren ff nya kak! kuterngakak ngakak :(((
'bule karbit' ? :') /pukpuk kris/
bikin sekuelnya dumz~ kisah kris dan luhan si jomblo ngenes~ hahaha XD
zwolftenaugust
#7
Chapter 1: mohon kris nya dikasih pengganti yang tepat untuknya kasian kan ditinggal kyungsoo
*bgm: someone like you*
guylian #8
Chapter 1: Kok lucu sihhh??? Ngakak bacanya. Sumpah!
soosheet #9
LOLOLOLOL ngakak parah, bisa ngebayangin banget ini settingnya gyahahaha

kak, angkatan berapa? Wakakaks ketauan banget ane angkatan berapa
NickTiia
#10
Chapter 1: ngakak asli ngebayangin kai naek supra x jadul ... apa ga kekecilan tu motor buat badan bongsor kai ??
wkwkwkk *jempalitan*

simple but romantic ... SUKA!!!
*KibarBannerKAISOO*