I. Welcome to Cullim Killing Unit

The Killing

Cullim Killing Unit Building

09.35 PM

 

            Seorang gadis berjalan menaiki tangga gedung kanotrnya. Ia melangkah cepat, rasanya memang tidak nyaman berada dalam busana minidres hitam dengan bahu terbuka yang bersimbah darah. Jika tidak terbiasa mungkin ia sudah jatuh pingsan karena bau anyir khas yang menusuk indra penciuman.

            “ Whoa~ zombie dark angel!” pekik sebuah suara menghentikan langkah gadis itu. Senyum samar nampak di wajah cantiknya.

            “ Lucu sekali Woohyun oppa, tapi aku sedak tidak bisa tertawa sekarang. Jadi simpan dulu leluconmu untuk besok” ujarnya datar.

            Pria bertubuh atletis bernama Woohyun itu menggeleng-gelengkan kepalanya. “ Ckckck agenku yang satu ini memang benar-benar sadis. Naeun-a, sampai kapan kau mau bersikap kaku dan dingin begitu?”

            “ Aku memang disetting seperti ini dari sananya, oppa”

            “ Yah baiklah….baiklah”. Pria itu bersandar di tembok sambil melipat tangannya. Matanya memperhatikan Naeun dari atas hingga bawah sekarang. “ Seingatku kau sedang menangani kasus hipnotis, tapi kenapa kau malah mengenakan mini dress dan bersimbah darah? Jangan bilang kau dihipnotis lalu disuruh membunuh orang!”

            “ Hipnotis? Ada apa ini?” tanya Chorong, rekan sekaligus kekasih Woohyun yang baru saja keluar dari pintu yang berada disamping tubuh pria itu.

            “ Sayang, uri Naeun kena hipnotis!” serunya heboh. Ia menarik-narik ujung bawah kemeja Chorong seraya menunjuk-nunjuk ke arah Naeun –yang hanya bisa melongo melihat tingkah atasannya–.

            “ Benarkah?” tanya kekasih tuan Nam itu terkejut. Naeun buru-buru menggeleng.

            “ Tidak sama sekali, eonni!” jawabnya cepat. “ Aku bertukar tugas dengan Eunji. Dia menangani kasus hipnotis dan aku menangani kasus sindikat penjualan narkoba”

            “ Lalu kenapa memakai busana seperti itu? bersimbah darah pula!” tanya Woohyun. Nampaknya dia masih tidak puas dengan jawaban Naeun tadi.

            “ Itu karena…”

            “ Dia harus masuk ke klub malam, tentu saja dia harus berbusana seperti ini. Mana mungkin dia memakai seragam CKU, dasar idiot!” potong Chorong dengan tatapan merendahkan ke Woohyun.

            Ekspresi Woohyun berubah kesal. “ Idiot? Aku hanya khawatis saja! Bagaimana kalau terjadi sesuatu pada Naeun?!”

            “ Tapi kau berlebihan!”

            “ Kau saja yang salah mengartikan maksud….”

            “ Oppa, eonni, aku permisi dulu”. Secepat kilat Naeun berjalan meninggalkan pasangan sejoli yang tengah dalam perkelahian tak mutu mereka. Tiada hari tanpa adu mulut, seluruh staff CKU tahu akan hal itu. Seola-olah begitulah cara mereka menunjukan rasa cinta.

            Naeun memasuki ruang ganti pakaian. Nampaknya ia sedikit terkejut ketika melihat masih ada orang disana. Ini sudah hampir jam 10 malam dan biasanya tempat ini sudah kosong. Yoon Bomi, senior Naeun tersebut tengah mengolesi lotion di sekujur tubuh sambil sesekali memukuli nyamuk-nyamuk nakal yang hinggap di kulitnya.

            “ Kupikir sebotol penuh sabun tidak mampu menghilangkan bau anyirnya tapi ternyata ada Dark Angel disini” ujar Bomi tiba-tiba. Naeun hanya bisa meringis pelan.

            “ Annyeonghaseyo Bomi eonni” ucap Naeun. Ia berjalan menuju lokernya untuk mengambil handuk. Gadis cantik itu sudah membayangkan betapa nikmatnya membersihkan diri dengan meringkuk dibawah pancuran shower air hangat malam ini tapi sepertinya rencana itu harus diurungkan ketika Naeun menemukan sesuatu yang tidak biasa di tempat itu.

            “ Pakaian training?” gumamnya bingung. Pakaian training berbordir CKU dan namanya tergantung rapi di sudut ruangan. Ini aneh mengingat pakaian itu hanya keluar sekali dalam setahun.

            Naeun menoleh ke arah Bomi. “ Eonni-a, memangnya hari ini….”

            “ Penerimaan anggota baru CKU. Boss ingin semuanya dilaksanakan lebih cepat” jelas Bomi sebelum Naeun menyelesaikan kalimatnya.

            “ Tanpa pemberitahuan?”. Aneh sekali, tidak biasanya CKU melaksanakan sesuatu tanpa pemberitahuan apalagi mendadak seperti ini, mengingat organisasi ini adalah bagian dari organisasi Negara.

            “ Sepertinya baju ini akan keluar 2 kali tahun ini. Hari ini dan 3 bulan lagi. Boss merekomendasikan keponakannya dari Amerika untuk bergabung. Dia ingin kita menanganinya segera”. Bomi menarik zipper jaket trainingnya dan menatap pantulan dirinya di cermin. Matanya melirik Naeun yang masih diam. “ Ku dengar mereka sangat hebat. Kemampuan akademik yang bagus, focus yang luar biasa, dan pemegang sabuk hitam tinggat 2 di Taekwondo. Dan lagi….dia tampan”.

            Naeun tertawa pelan mendengar kata-kata Bomi. “ Kau berencana mengencaninya, eonni?”. Sekarang giliran Bomi yang tertawa.

            “ Aku sudah bosan dengan orang-orang serius. Aku ingin berkencan dengan pria yang santai dan polos. Tapi pertanyaannya, memang masih ada pria seperti itu di muka Bumi ini?”

            Keduanya tergelak bersama. Suasana hati Naeun yang tadi tidak enak sekarang sudah mulai membaik berkat obrolan randomnya dengan senior sekalihus kakaknya itu. Keduanya tersentak ketika pintu ruang ganti dibuka secara tiba-tiba. Eunji, gadis berambut panjang berponi itu masuk dengan langkah terhuyung-huyung dan langsung duduk di kursi. Ia menghela nafas panjang.

            “ Astaga, harusnya aku tidak perlu bertukar tugas dengan Naeun. Oknum-oknum hipnotis itu begitu menjengkelkan! Mahir sekali melarikan diri, aku sampai kualahan mengejarnya” cerita Eunji dengan nada naik turun khas logat Busan tanpa disuruh. Ia memijit kakinya sejenak sebelum menyambar handuk dan melenggang ke kamar mandi.

            “ Hey Dark Angel, apa kau tidak mau mandi? Baumu sudah sama seperti mayat yang disimpan seminggu!” ujarnya lagi.

            “ Aku akan mandi. Tapi sepertinya kita tidak bisa menjalankan ritual malam kita” sahut Naeun. Ritual malam merupakan kegiatan dimana kedua sahabat ini berada dibawah pancuran air hangat sambil menyetel music –yang berasal dari iPod Eunji dan disambungkan ke speaker kecil– lalu bernyani bersama seperti orang gila. Mungkin merekalah alasan kenapa tagihan air CKU lah yang memiliki nominal paling besar.

            “ Eh? Kenapa?” tanya Eunji bingung. Naeun melemparkan pandangan ke arah rak pakaian sebagai jawaban bisu. Melihat itu, mata Eunji membulat kaget. “ Baju training? Kenapa sudah keluar?”

            “ Penerimaan training baru dari Amerika. Rekomendasi Boss” jelas Bomi lagi. Eunji mengeluarkan suara-suara gerutuan dan mengacak-acak rambutnya kesal.

            “ Hais aku sedang malas berhadapan dengan training-training culun”. Eunji mulai mengeluh. Wajahnya ditekuk sedemikian rupa. Bomi hanya bisa tersenyum kecil pada hoobae yang seumuran dengannya itu.

            “ Tidak culun, aku sudah melihat profilenya dan aku menyukai mereka. 2 orang dari Amerika, semuanya pria. Rrrr… yang satunya lebih mirip wanita sebenarnya”. Bomi menggaruk kulit kepalanya yang tidak gatal ketika mengingat satu fakta. “ Aku bahkan kalah cantik darinya”.

            “ What?!”.

            Eunji tertawa mendengar pengakuan dari mulut kecil Bomi. Memangnya ada pria yang lebih cantik dari wanita?. Pintu ruang ganti terbuka lagi, membuat ketiga gadis itu menoleh. Kepala Chorong menyembul dari balik pintu dan menatap ketiganya datar.

            “ Bukannya bersiap malah bergosip, bagus sekali anak-anak” ujar nona Park sambil menggeleng-geleng kepala. “ Nona Busan, Dark Angel, cepat bersihkan diri kalian. Aku tak habis pikir bagaimana caranya kalian bisa tertawa dengan bau anyir yang begitu tajam disekitar kalian. Dan kau, Yoon Bomi, cepat ikut aku ke ruang pertemuan. Sebentar lagi peserta training kita akan datang!”

            “ Ne, Chorong-nim!” sahut ketiganya dan segera melaksanakan perintah.

 

***

            “ Yak, Son Naeun! Kau itu sedang pakai baju training atau gaun pengantin, sih? kenapa lama sekali?!” teriak Eunji seraya melirik arloji yang melingkar manis di pergelangan tangannya.

            “ Iya sebentar” sahut Naeun. Gadis itu buru-buru menyambar jaket abu-abunya dan pergi menyusul Eunji. Pakainan training CKU memang dirancang untuk memakan celana katun panjang dan kaus putih yang lebih terlihat seperti kaus singlet serta jaket berwarna senada dengan celananya, abu-abu cerah khas CKU.

            Naeun hanya nyengir garing ketika Eunji menampakan wajah dongkolnya. Dengan santai ia merangkul sahabatnya itu. “ Ayo jalan!”.

            “ Lebih terlihat seperti Son Yeoshin daripada Dark Angel jika ka uterus begini” ungkap Eunji. Raut senang menguap begitu rupa, tidak dengan Naeun yang malah membisu. “ Aku merindukan Son Yeoshin”.

            Naeun menarik kedua sudut biirnya membentuk senyum miris. “ Menjadi Dark Angel lebih menyenangkan”.

            “ Kau tidak menyukainya, Naeun-a. Aku tahu itu. Hidup sebagai pokerface, sedingin es, kaku, dan bicara seadannya. Yah, mungkin dulu pun kau bukan orang yang selalu tersenyum dan banyak bicara tapi….”

            “ Berhenti, Jung Eunji” potong Naeun dengan nada rendah. Ia menarik nafas yang entah kenapa begitu sulit dihirup. Seolah-olah paru-parunya terhimpit, ditekan masa lalu. Ia menyentuh dadanya. Sesak.

            “ Oh? Noona, kalian disini? Cepat pergi ke ruang pertemuan, semua menunggu kalian” ujar seorang bocah lelaki dengan tumpukan kertas ditangannya lalu tersenyum.

            “ Segera datang, Sungjae-a!” balas Eunji penuh semangat. Hanya Naeun saja yang membalasnya dengan senyum meski terlihat lemah.

            Yook Sungjae, adik sepupu Eunji yang turut bekerja untuk CKU. Dia berada di bagian riset dan tes yang memerlukan ilmu-ilmu Biologi. Eunji melirik arlojinya lagi. Matanya membulat. “ Cepat-cepat, kita terlambat!”. Gadis berponi itu menarik sahabatnya menuju ruang pertemuan.

            Brak!

            Eunji dan Naeun berdiri terpaku begitu seluruh mata menatap mereka. Jung Eunji tersenyum tidak enak sementara Son Naeun membungkukan badannya tanpa ekspresi. Kembali menjadi Dark Angel sepertinya.

            “ Eunji-a, Naeun-a, cepat duduk dan kita mulai pertemuan ini. Calon training kita sudah siap” ujar Sunggyu. Eunji dan Naeun mengambil tempat disisi kanan senior dan crew tertua di CKU itu.

            Seluruh mata anggota CKU terarah pada seorang pria kurus degnan wajah polos yang duduk ditengah ruang pertemuan seperti terdakwa. Eunji dan Naeun saling pandang. Bomi benar, wajahnya cantik. Tapi bukan berarti dia tidak tampan. Pria itu –yang lebih cocok disebut lelaki atau bocah karena wajah imutnya– tersenyum dan melambai.

            “ Perkenalkan nama saya Sungjong. Lee Sungjong” ucapnya ramah. Woohyun menyipitkan matanya begitu merasa ada yang ganjil. Ia langsung menyambar berkas-berkas yang diletakan diatas meja Chorong dan melihatnya.

            “ Setahuku ada 2 agen rekomendasi. Mana rekanmu dari Amerika?” tanya pria bermarga Nam itu. Sungjong terlihat bingung.

            “ Hm….dia tadi masih…..”

            “ Aku disini!” seru sebuah suara memotong kata-kata Sungjong. Seluruh mata tertuju pada pintu ruangan yang terbuka. Seorang pria tengah terbungkuk-bungkuk dengan nafas satu-satu. Woohyun kembali melihat kertas ditangannya.

            “ Jadi…..L?”

            Pemuda itu menegakkan tubuhnya dan menatap lurus pada calon senior-seniornya di CKU. “ Hai, namaku L”. L tersenyum manis. CKU mendadak sunyi setelahnya. Para pria menatap L dengan tatapan iri dan para wanitan menatapnya seolah terpesona. Tidak semua sebenarnya, ada dua orang wanita yang menatap L dengan pandangan kosong.

            “ Tidak mungkin” ucap Eunji yang masih tidak percaya dengan pria yang berdiri ditengah-tengah ruangan itu. Wajah Naeun berubah; sendu dengan mata berkaca-kaca. Ia menatap L nanar.

            “ Myungsoo?” gumamnya lirih. Sekarang semua mata menatap Naeun. Shock, itulah kata yang tepat menggambarkan apa yang melanda mereka ketika melihat sang Dark Angel dalam keadaan seperti ini.

            “ Astaga, Son Naeun? Kau kenapa?” tanya Chorong panic. Sebagai sosok kakak bagi para gadis di CKU, tentunya ia khawatir dengan adik kecilnya itu. L ikut menatap Naeun. Agak salah tingkah memang ketika ia sada kalau gadis yang berkaca-kaca itu menatapnya dalam-dalam. Tatapan itu menyiratkan sesuatu yang L sendiri tidak mengerti apa artinya.

            Ia merogoh saku celananya mencari sesuatu. Sapu tangan. Tidak tahu otak sebelah mana yang berkuasa, tanpa malu pemuda itu berjalan mendekat. Satu hal yang ingin dia lakukan, memberi benda itu pada Naeun. Kalau bisa menghapus air matanya.

            Ini aneh, L merasa aneh dengan dirinya. Kenapa ia malah perduli pada gadis yang bahkan tidak ia kenal sama sekali. Padahal biasanya ia bertindak sebaliknya dari apa yang ia lakukan sekarang, membuat gadis-gadis menangis. L memberanikan diri berdiri dihadapan gadis itu. Blank; otak L buntu mendadak. Pikirannya kacau.

            Ia tidak tahu bagaimana caranya menentukan ekspresi wajah mana yang harus ia tunjukan pada gadis itu. Lidahnya membeku, tangannya bahkan terasa sulit untuk mengulurkan sebuah sapu tangan super ringan yang nyaris seringan udara itu.

`           “ Eung….nona…..”

            Waktu berhenti seketika. Seluruh nafas nampak putus mendadak. Terlebih-lebih L yang merasakan jantungnya seperti berdetak terlalu gila hingga jatuh ke kakinya, terlempar ke kepalanya, baru kembali ke tempatnya. Gadis itu mendekapnya. Ya, Naeun tiba-tiba memeluk pemuda itu dan membenamkan wajahnya di dada L. Oh bagus, sekarang bukan hanya tangan pria tampan itu yang membeku, tubuhnya saja sekarang mengalami disfungsi. Tidak bisa bergerak sama sekali.

            Naeun melepaskan pelukan sepihaknya dan menatap dalam pria dihadapannya. Tangan kanannya mengulur menyusuri wajah tampan L –yang sekarang berhenti bernafas sepertinya–.

            “ Myungsoo….?” Ucapnya parau. L menemukan ekspresi wajah yang pas. Bingung. Myungsoo? Nampaknya ada kesalahpahaman disini. Tangannya meraih tangan Naeun yang masih menyentuh pipinya. Yaish sial, ia seperti terkena strum saat menyentuh tangan gadis itu. Kalimat yang sudah ia susun di kepalanya berhamburan tak terkendali. Senyum lemah Naeun membuatnya makin gila.

            “ Myungsoo…”

            Hey, namaku L! serunya dalam hati. L menatap semua anggota meminta pertolongan tapi nampaknya semua tak berkutik karena terlalu serius menonton ‘drama’ dihadapan mereka.

            “ Naeun-a, hentikan”. Seorang gadis berdialek Satoori bangkit berdiri dan menarik Naeun sehingga menghentikan segala macam kontak dengan L. Pria itu menghembuskan nafas lega sekarang.

            “ Eunji-a, Myungsoo…..”

            Eunji menarik Naeun dalam pelukannya dan mengelus-elus punggung gadis itu. Nafasnya berat, sama seperti Naeun. Dilemparkannya tatapan dari ujung kaki hingga ujung kepala L.

            “ Ya, memang mirip. Tapi sayang dia bukan Myungsoo kita” ujar Eunji menenangkan sahabatnya. Ia menatap Sunggyu –yang masih melongo menyaksikan semua ini–. “ Sunggyu oppa, bolehkah aku dan Naeun undur diri sekarang? kondisi kami kurang memungkinkan untuk ikut. Terutama Naeun”

            “ Oh ya, tidak apa. Pulanglah kalian” sahut Sunggyu mengijinkan. Eunji tersenyum dan menuntun Naeun pergi dari situ.

            “ ……L?”. L menatap Eunji. “ Maafkan kami ya. anggap saja it tak pernah terjadi”.

            L kembali salah tingkah saat ia tahu Naeun ikut menatapnya dan tersenyum lemah seperti meminta maaf. “ Eh…..ya….tidak apa-apa, hehehe”.

            L menatap kepergian dua gadis itu sambil menyentuh dadanya. Jantungnya masih memompa dengan cepat. Kenapa begini? Seingatnya ia tak punya riwayat penyakit jantung atau apapun.

            “ L hyung” panggil Sungjong. L menoleh. “ Aku tak tahu kau menaklukan wanita sampai di Korea dan mengubah namamu menjadi Myungsoo”

            “ Enak saja! Kau pikir aku sebejat itu? kenal dengannya saja tidak!” bantah L. Tapi…..sebenarnya gadis itu kenapa?

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
SoYeon_AI #1
Chapter 2: aassiikkk naeun udah mulai terbiasa ama L ><
SoYeon_AI #2
Chapter 1: uhuwww... aku suka~
kenapa naeun kayak gitu sama L??
aciat L udh langsung fallin in love sala naeun
di tunggu next partnya