Chapter 1: The Meeting

Stuck In Love With The Siblings

Pemuda itu berjalan mendekatinya tanpa mengalihkan pandangannya dari gadis itu. Sedangkan gadis itu, hanya dapat membeku di tempat sambil berusaha menatap wajah pemuda yang berjalan kearahnya itu yang terhalang cahaya. Rambut pendek coklatnya terlihat sedikit. Perlahan ia semakin mendekat dan berbisik ketelinga gadis itu, “Ye Seol-ahsaranghae,” suara yang tidak asing di telinga gadis itu, berhasil membuat mata gadis itu membulat dan menutup mulut dengan keduatangannya. Pemuda itu menarik wajahnya dari telinga gadis itu dan perlahan mendekatkan wajahnya kehadapan gadis itu, hingga gadis itu dapat mersakan hangatnya nafas yang keluar dari hidung pemuda itu. Lalu….

“Ya! Park Yeseol! Ireona baboya! Tsk,”

“Ya, oppa! Aish…. Bagaimanakau bisa masuk kamarku, hah?! Kau menganggu!” erang Ye Seol sambil melemparkan bantal tepat kearah kepala Hyung Seok.

“Aish…. Anak ini…. Lebih baik kau bangun. Sudah jam 7. Kalau kau telat jangan salahkan aku. Babo,” Hyung Seok meninggalkan Ye Seol yang panik menyiapkan seragam sekolahnya dan berlari ke kamar mandi.

Hyung Seok turun kelantai bawah dan duduk di sebelahkanan ayahnya yang sibuk membaca koran terkini. Ia menyantap roti panggang yang telah disiapkan ibunya tadi. Ia bingung dengan dua koper yang terletak di dekat pintu depan, ditambah ibunya yang telah berdandan. Tidak biasanya ibunya berdandan sepagi ini.

“Mana adikmu?” Tanya ibunya yang sedang menuangkan teh kedua ke cangkirnya.

“Masih bersiap-siap sepertinya. Tumben eommonim pagi-pagi begini sudah berdandan? Lalu itu yang didekat pintu, koper siapa?”

“Memangnya eommamu ini tidak boleh berdandan juga, huh? Ah dan masalah koper itu…”

“Aku dan eommamu akan ke London. Teman dekat sekaligus rekan kerja appa, mengundang appa datang ke undangan pembukaan cabang kantornya disana. Sekalian akan mampir ke rumah nenekmu. Kami disana akan menginap satu bulan.” Sambung ayahnya tanpa memindahkan pandangannya yang masih sibuk membaca koran.

“London?! Satu bulan?! Andwae!” pekik Hyung Seok dan Ye Seol bersamaan. Ye Seol yang sudah berdiri di kanan ibunya langsung duduk di kursi dan menggigit roti panggangnya. “Kenapa tidak memberitahu lebih dulu?” rengek Ye Seol yang menarik lengan baju ibunya seperti anak umur 5 tahun.

“Kau fokus sekolah. Aku tidak mau mendengar kalau absenmu menumpuk selama sebulan,” Ayahnya membalikkan koran ke halaman berikutnya, “dan kebetulan anak teman appa akan menginap disini juga. Tae Jun jaga mereka dan adikmu juga.”

“Jamkkanmanyo! Mereka?!” pekik Ye Seol.

“Namja? Yeoja? Berapa tahun?” Tanya Hyung Seok.

“Dua-duanya namja. Mungkin yang paling tua tiga tahun lebih tua dan yang paling muda setahun lebih tua dari adikmu. Ah dan kebetulan mereka satu sekolah dengan Ye Seol.”

Ye Seol tiba-tiba tersedak saat meminum susunya, setelah mendengar kalimat terakhir dari ayahnya. Ibunya beranjak dari meja makan diikuti dengan ayahnya yang berjalan menuju pintu keluar. Hyung Seok mengambil kunci mobilnya disusul Ye Seol yang mengambil tas hitam punggungnya. Ye Seol yang memasang wajah suram, membuat Ibunya mengacak rambut anak gadisnya. Sedangkan Hyung Seok sedang berbincang dengan ayahnya di depan sambil memasukkan koper besar tersebut ke dalam taksi yang telah menunggu di luar rumah.

“Aku dan appamu hanya sebulan. Bersabarlah. Dan kau patuhi perintah oppamu, mengerti?” ujar ibunya sambil mencubit pelan pipi anak gadisnya.

Ye Seol mengusap pipi bekas cubitan ibunya dan mengangguk, “Eomma jaga kesehatan dan sampaikan salamku untuk halmeoni dan Mun Soo oppa.”

Ibunya mengangguk dan berjalan mendekati ayahnya yang sudah membuka pintu taksi. Mereka berdua masuk ke taksi sambil melamabaikan tangan dari dalam, begitu juga Hyung Seok dan Ye Seol.

“Cepat, kalau kau tidak mau terlambat.” Hyung Seok bergegas masuk ke mobilnya disusul Ye Seol yang duduk di bagian penumpang. “ah, aku lupa menanyakan nama mereka pada appa.” Menghidupkan mesin dan melaju menuju Top Art High School.

“Ye Seol-ah,”

Ye Seol menghentikan langkahnya saat namanya dipanggil dan membalikkan tubuhnya kebelakang. Ia menghampiri Eun Soo yang kerepotan membawa tumpukan buku yang hampir menutupi kepalanya. Ye Seol mengambil setengah tumpukan buku tersebut dan berjalan berdampingan dengan Eun Soo.

“Kau jaga sendirian hari ini?

Eun Soo menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. “Yeon Ju dan Min Woo hari ini tidak masuk. Ah…. Aku kesepian di perpustakaan. Kulihat sudah hampir setahun kau tidak masuk ke perpustakaan lagi. Ada apa?” Tanya Eun Soo tetap memperhatikan jalan.

“Ah... itu... aku belajar tambahan dengan Kim Seonsaengnim. Kenapa?”

“Uh... habis aku tidak pernah melihat batang hidungmu lagi,” Untuk beberapa detik,  keheningan pecah dengan pertanyaan yang keluar dari mulut Eun Soo, “ngomong-ngomong, apa kau masih percaya yang namanya cinta pada pertama?”

Pertanyaan itu membuat pikiran Ye Seol campur aduk. Ia hanya bisa diam tanpa sepatah kata pun. Ia tidak pernah berpikir pertanyaan itu keluar dari mulut temannya.

Sampai di perpustakaan Eun Soo langsung ke lorong rak buku tujuannya. Suasana perpustakaan sedang sepi, hanya merekaberdua yang ada di perpustakaan. Ye Seol menaruh buku-buku tadi di atas meja. Ia tidak ingin mengingat kejadian setahun yang lalu yang membuat jantungnya berdetak tidak normal. Pemuda yang duduk di lantai pojok ruangan sambil membaca komik dengan serius dan kadang tertawa terbahak-bahak.

Flashback

 Ye Seol yang saat itu sedang menaruh buku-buku di rak bagian paling pojok itu, tidak sengaja melihat pemuda itu sedang serius membaca komiknya. Ketika ia tersenyum sekilas saat membaca komiknya, Ye Seol tidak sengaja menjatuhkan bukunya. Ia segera memungut bukunya, tanpa ia sadar sebuah tangan di depannya ikut memungut bukunya. Ye Seol mengambil buku dari tangan pemuda itu. Saat ingin berdiri, tidak sengaja kepalanya yang masih menunduk  terantuk dengan dagu pemuda itu.

“Jwiseonghamnida,” Ye Seol membungkukkan badannya berkali-kali dan berbicara dengan formal. Ia tidak ingin melihat wajah pemuda itu. “telah membuat anda repot.”

“Lain kali hati-hati. Dan tidak perlu meminta maaf.” Pemuda itu berdiri dan menepuk pelan bahu Ye Seol. “Byung Hun, Choi Byung Hun.” Pemuda bernama Choi Byung Hun itu berjalan melawati Ye Seol yang masih menundukkan kepalanya.

End of Flashback

“Ye Seol-ah! Kau bisa taruh buku-buku yang kau bawa tadi ke raknya? Aku sedang sibuk di sini. Tolong ya!” teriakan Eun Soo terdengar dari salah satu lorong rak buku, disusul dengan bunyi buku-buku yang jatuh.

Saat hendak menaruh buku terakhir, ia melihat pemuda itu lagi. Alasan yang sebenarnya mengapa ia tidak pernah masuk keperpustakaan lagi. Pemuda itu sedang memindai buku yang ia cari. Ia tidak ingin cari mati, itu adalah kalimat yang terlintas di pikiran gadis itu sekarang. Tanpa pikir panjang, ia langsung melewati pemuda itu. Ia berharap agar pemuda itu tidak memanggilnya untuk meminta bantuan.

“Chogiyo?”

 

 


 

Hai-Hai! Akhirnya update juga cerita ini! (y)

Maaf jika postnya terlalu lama /90 degree bow/

Dan untuk ff "Landed In This Infinity Love" terbitnya tunggu posternya jadi ya. HEHEHE /PEACE SIGN/

Please comment at the comment box below~ ~.~

 

SPECIAL GIF!!! JO BROTHERS!! WHOOP

tumblr_mpr5ay1KlK1s9e0n4o3_400.gif tumblr_mpr5ay1KlK1s9e0n4o6_r1_400.gif

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Tikakyu #1
Chapter 6: Lanjut ya!! Ditunggu,,hee
Tikakyu #2
Chapter 6: Lanjut ya!! Ditunggu,,hee
keylovemelt
#3
;A; ini nggak ada nextnya *frustasi* ayodong lanjuuut authorniim pleaseee
monggyu #4
ㅠ ㅠ!! Update soon juseyo!! Ceritanya bagus!
kkeurao #5
Chapter 3: update;;;u;;;
leechanmi
#6
update soon authornim! ^^