Moment

Moment

 

Disini Jisoo itu Joshua soalnya bingung tulis Jisoo(l sepatu) dan ini crack lho

Tidak ada kegugupan saat melewati hal baru, tetapi hal ini berbeda bagi Joshua Hong lelaki yang baru saja yang memasuki industri musik ini tak seperti biasanya karena ia awalnya termotivasi untuk mengikut sebuah ajang kompetisi, yang akhirnya melalui ribuan orang ia berhasil memenangkan kompetisi untuk masuk agensi Pledis dan masuk dalam, walau ia adalah member ke empat belas yang sudah official sebelum ketiga member yang mungkin muda atau lebih berpengalaman akan menyusulnya, yang membuat ia gugup setengah mati.

 
Dan hari ini adalah hari pertama Joshua di Korea, lebih tepatnya Korea Selatan. dengan coat berwarna hitam, jeans yang tak ketat dan snickers berwarna hitam putih ia menginjak tanah kelahiran orang tuanya itu. "So this is South Korea" gumamnya perlahan lahan ia pergi ke bagian bagasi untuk mengambil barang bagasinya ia segera keluar dari airport dan menunggu jemputannya, saat ia menginjak kaki keluar ia tak akan menyangka bahwa tidak ada orang mengenalnya seperti industri musik di negara lain (maupun negaranya), dengan pengetahui bahwa suatu saat nanti ia mungkin akan mulai dikenal setidaknya dua atau lima orang yang rela menunggunya ditengah dinginnya malam ataupun panasnya siang.
 
Ia menunggu di tempat yang dijanjikan, seperti para entertainer lainnya pasti Joshua akan dilirik bukan karena dirinya adalah anggota baru Seventeen melainkan karena dirinya tampan, Joshua yang tidak mengetahui itu hanya berdiam ria dan menggerakkan kakinya sambil bersenandung lagu game. Setelah beberapa menit ia bersenandung ia melihat sebuah bayangan besar yang menutup pemandangan kedepan, "apakah kau Joshua Hong" tanpa ada tanya Joshua hanya menjawabnya dengan satu kata simpel "yes" tanpa pembicaraan yang panjang, sang pria tersebut segera mengenalkan dirinya ke Joshua dan Joshua kembali memperkenalkan ulang.
 
"Namaku Joshua salam kenal" tuturnya.
 
Dalam perjalanan ke asramanya, Joshua hanya bisa takjub oleh apa yang ditunjukkan oleh kota itu... Seoul yang selama ini ia hanya melihat Seoul melalui televisi dan mendengarkannya melalui banyak acara ada dihadapannya, ia tak menyangka bahwa ia segera menjadi salah satu bagian dari kota itu dan juga tak menyangka bahwa keinginannya yang melebihi America dream terjadi dihadapannya. "Joshua selamat datang" perlahan lahan pria teresebut membukakan pintunya, hanya satu reaksi Joshua yaitu senang! Ya ia tak menyangka bahwa karena ia hanya sekali mencoba mengikuti kompetisi itu dan ternyata ia berhasil memenangkannya untuk momen ini.
 
Perlahan ia keluar dari mobil, dan ia menghirup angin yang berada disana... Angin disana berbeda dengan angin di America... Hal ini terjadi karena ini adalah tanda angin baru, arah baru dan kehidupannya yang baru. Tetapi "stink..." Katanya sambil menutup hidungnya "ahahaha you must adapt in here, what's your name?" Joshua membalikkan badannya dan melihat seorang laki laki yang sepertinya merupakan blasteran tetapi negeri mana? "Wait, I forgot to introduce myself my name is Hansol Vernan Chwe or maybe you can call me Hansol. I'm same like you I'm also from America" tanpa apapun Joshua hanya terkesan oleh dirinya. Apaboleh buat kesan pertama orang yang ia temui adalah dia yaitu laki laki yang lebih imut daripada dirinya, "namaku Joshua Hong, aku biasa dipanggil Joshua oleh orang sekitarku salam kenal" tuturnya, Hansol hanya ter'waw' karena dia menyangka bahwa Joshua bisa bahasa Korea dan membalasnya dengan bahasa Korea, tetapi ia hanya bisa menghela nafas karena ia baru saja ke Korea
 
"I thought you can't speak Korean" kata Hansol, karena bahasa yang dipakai Joshua juga membalasnya dengan bahasa inggris "yes, I can't speak korean, but apparently I only can follow the way you guys speak and basic introduction, even I weak on it" setelah mendengarkan alasan Joshua, Hansol hanya memegang tangannya dengan cara seperti mengintimidasinya, tetapi menurut si Joshua ia merasa Hansol pendek dan tidak terimidasi"can you tell me your age?" Kata Joshua. Hansol mendengarkan itu hanya terdiam dan tersenyum sekali lagi "of course you can!" Sekali lagi Hansol memberi senyum "usiaku lima belas tahun" apa?, pikir Joshua. Untuk sesaat otak Joshua mengalami keblank tetapi setelah menerima apa adanya ia kembali menghadap Hansol "senang bertemu denganmu Hansol"
 
Setelah perkenalan dengan Hansol ia mengenal lainnya, seperti Samuel yang sama lahirnya dengan dirinya di L.A seperti dirinya walaupun usianya lebih muda darinya, diam dari pada itu ia kaget dikarenakan Samuel berani melepaskan orang tuanya untuk berkarier. Selain Samuel ia mengenal yang lainnya juga seperti Doyun, Seungcheol, Junhui, Mingming, Soonyoung, Jihoon, Wonwoo, Mingyu, Seungkwan jangan lupa keduanya yaitu Hansol dan Samuel, bagi Joshua mereka adalah keluarga baru tetapi belum lengkap tanpa mereka berempat, mereka berempat adalah sisa dari mereka semua jika ada mereka semua, mereka akan lengkap sebagai Seventeens seperti nama group mereka.
 
Ia pun segera menjalankan ruinitas bersama mereka pertama mereka bangun dan sekolah tetapi tak seperti sebagian dari mereka Joshua belum bersekolah dikarenakan masih baru, jadi setelah itu ia hanya melakukan pemanasan dan berolah raga sampai waktu mendekati untuk mereka melakukan training, mereka training tidak terlalu ketat dikarenakan sebagian dari mereka masih dibawah umur tetapi jika sudah dipuncak acara merekapun mengetatkannya dengan dukungan hati Joshua bisa melakukannya. Saat training berakhir mereka segera makan malam untuk hari kesekian minggu Joshua disini karena itu mereka merayakannya dengan memakan bulgogi, yang Joshua hanya bisa bilang "luar biasa..." Gumamnya, ia tak menyangka bahwa daging yang menurutnya seperti steak itu lebih enak daripada yang ia bayangkan sehingga ia merasakan 7th heaven secara tak langsung "enakkan?" Kata Hansol, Joshua yang ditanya hanya mengangguk dan terus membuka mulutnya hingga daging yang terakhir, 'bagaimana ini!, ini adalah daging terakhir berarti sehabis ini aku tak akan merasakan kelezatan daging ini' tetapi setelah melalui pikir panjang dan menerima tatapan dari mereka semua, akhirnya ia menghabisinya dan berkata "little piece of heaven..."
 
Sehabis makan malam biasanya sebagian dari mereka langsung off ke ranjang seperti Jihoon yang begitu menyentuh ranjang langsung tertidur bagaikan sleeping beauty "ya itu kebiasaannya" gumam Hansol yang melihat mimik wajah Joshua, saat hampir semuanya tidur Joshua hanya melanjutkan malam itu dengan membaca buku 'How to lear Korean language' yang berisi kosakata dan cara menulis dan membacanya jangan lupa ia juga mendengar music melalui headphones. ia begitu serius membaca. Saat ia mengubah halamannya ia merasa sesuatu, ia merasa bahwa ia mendapatkan tangan yang melingkar di lehernya "siapa...?" Kata Joshua "I guess its just me" dengan sekali hembusan nafas tepat di leher, Joshua hanya terkejut dan menghadap belakang "Hansol apa yang kau lakukan" kejut Joshua, dengan santai dan tersenyum Hansol hanya menjawab "shut up, I don't want this conversation disturb our peace" gumamnya sambil menaruh kepalanya dipundaknya, Joshua yang mendengar gumammannya hanya terdiam dan berkata "do what ever you like..."
 
Akhirnya Hansol mengubah posisi tubuhnya, sekarang ia berada diatas Joshua dan meletakkan telinganya dekat dengan jantung Joshua, yang sekarang yang Hansol bisa dengar adalah detak jantungnya yang berdetak kencang. Sehingga, Hansol ingin lakukan sekarang adalah menggumamkan lagu yang ia pernah bayangkan saat pertama kali bertemu dengan mereka... Dengan semuanya... Dengan Joshua
 
Joshua menutup bukunya, melepas headphonesnya dan mendengar musik yang lebih indah lagi, yaitu gumamman Hansol berserta denyut hati mereka berdua yang bagaikan dua beats yang berbeda tetapi memiliki gelombang yang sama. "Hansol..." Ia menutup matanya sambil mengucapkan namanya dengan indah "hm...?" Jawab Hansol, menurut Hansol sekarang ini bukanlah waktu tepat untuk berbicara sehingga ia hanya bisa membalasnya dengan sebuah 'hm' saja, juga dikarenakan ia hanya ingin mendengarkan Joshua menggumamkan namanya karenakan itu adalah nada yang terindah yang ia dengar sejak ia terakhir bertemu dengan keluarganya. Ia pun mengeratkan pelukannya, dengan pelan Joshua mengangkat tangannya dan menyentuh kepala Hansol...
 
"Hansol" sapa Joshua dengan nada penuh kekhawatiran, tanpa pikir panjang Hansol hanya mengangkat kepalanya dan menghadap ke Joshua yang sepertinya menyimpan sesuatu... Joshua membuka mulutnya saat mengetahui ia mendapat respon darinya "jika boleh, bolehkah aku menyampaikan semua perasaanku kepadamu..." Joshua pun mengelus rambut Hansol...
"Lembut..." Gumam Joshua, sementara itu Hansol hanya terdiam dan tiba tiba ia merasa bahwa tubuh Joshua sedang berubah posisi menjadi agak lebih tegak, sehingga ia mengubah posisinya juga dan membelakangi tubuh Joshua.
 
"Joshua" kata Hansol sambil membalikkan tubuhnya, "aku akan mempertimbangkan keinginanmu apabila..." Ia menyentuh kedua tangan Joshua "kau akan memperjelaskan maksudmu dan menjawab pertanyaanku" Joshua yang mendengar itu, langsung melepaskan genggaman Hansol dan memegang kedua pipinya, sambil tersenyum ia berkata "aku tak tahu apa yang kupikirkan, tetapi yang kuinginkan adalah dirimu... Untuk selalu berada di sisiku saat aku membutuhkan suatu wadah" ia terdiam sebentar "suatu wadah yang bisa menjadi tempat menuang perasaanku dan aspirasiku... Tempat dimana semua itu berkumpul dan berubah menjadi harapanku yang padat, dapat kulihat dan dapat kubanggakan" Joshua dapat melihat bibir Hansol membentuk senyuman yang tak kalah indahnya, dan itu membuat jantungnya makin berdetak keras "kalau begitu ini jawabanku, aku tak menyangka kedatanganmu akan membawa dinamik besar bagiku... Aku tak menyangka bahwa kedatangan kau akan membawa arti dalam hidupku... Aku juga merasa saat berasa disisimu... Aku mengetahui apa arti dari perasaan mengkhawatirkan, merindukan dan mengerti apa yang dimaksud dengan keindahan"
 
"Keindahan?" Gumam Joshua "ya keindahan, selama ini aku selalu menganggap keindahan itu hanyalah definisi untuk sesuatu benda yang indah dan berharga, dan tak bernyawa... Tetapi aku sadar satu hal saat engkau melakukannya... Mengeluarkan suara indah yang menurut adalah panggilanku ke nirvanaku. Apakah kau tahu? Aku sudah mencarinya, perasaan dimana hati berdetak kencang bukan karena cinta maupun keburukan melainkan karena hasrat" ia memberi senyuman terbaiknya untuk hari itu kepada Joshua dan melanjutkan perkataannya "hasrat banyak didefinisikan, seperti hasrat hanya untuk cinta... Hasrat untuk tubuh dan hasrat untuk dikenal... Tetapi, hasrat yang kucari!" Joshua dapat melihat sebuah cahaya yang timbul dari mata Hansol yang bersinar dan memiliki makna terdalam, walaupun itu ia tetap merasa ingin tahu apa maksud semua itu.
 
"Hasrat yang kucari adalah hasrat yang tak terbayangkan, hasrat yang tak bisa dibayangkan oleh cinta atau nafsu! Aku selalu menganggap ada arti lain dari hasrat... Hasrat adalah perasaan dimana hati berdetak keras dan mengetahui apa yang kita inginkan, yang kita ingin raih, dan apa yang ingin dirasakan...
 
Kau tak perlu mengetahui cinta jika engkau merasakan hasrat, malah kau tak butuh apapun...
Jadi maukah engkau menjadi sumber segala yang kuingkan?" Katanya dengan malu malu
 
"Will you be my muse?"
 
Tanpa ia mengetahui ia telah menyerang Joshua dengan ratusan kata yang keluar dari mulutnya, walaupun itu menyerang Joshua... Joshua tahu itu adalah ungkapan yang menyatakan menemukan sesuatu, tanpa perlu mengatakan semuanya ia pasti akan menuruti keinginnannya, ia tak ingin merusak apa yang ia punya dengan tolakkan egois dan tak ingin memutuskan tali persahabatannya... Apalagi ia adalah sahabat pertamanya di sini, dan ia tak pernah menganggap Hansol sebagai keluarga melainkan
 
'Something precious' dua kata tersebutlah yang mewakilkan perasaannya ke Hansol. Joshua hanya menelan ludah dan menggenggam kedua tangannya untuk menenangkan dirinya, dengan penuh harapan ia menatap mata Hansol.
 
"My name is Joshua" dengan pelan "I accept your offer" ia menyentuh tangannya "to become your muse" dengan satu kecupan yang menyegel janji mereka berdua...
 
Hansol yang menganggapi itu hanya terkejut sebentar tetapi dengan pelan bibirnya membentuk senyuman untuk sekali laginya. "Terima kasih Joshua" dan Hansol membalasnya dengan sebuah kecupan tepat diujung bibirnya...
 
"I'm glad that we found each others"
 
Dimalam itu ada sebuah resonasi yang terjadi diantara mereka berdua, mereka mengira semua orang tidak mengetahuinya tetapi semua orang tahu itu akan terjadi dikarenakan mereka bukanlah siapa siapa bagi mereka, mereka adalah keluarga mereka
 
"Love you..."
 
Walaupun hanya dua butir kata yang keluar dari mulut Joshua, tetapi itu sudah membuat wajah Hansol mengeluarkan sebuah rona. Hansol hanya menahan itu dengan menunduk yang dibalas Joshua dengan kecupan dikepalanya.
 
"I love you too"
 
Setelah berbulan bulan mereka berdua dan berjuang dengan latihan mereka, bertambahnya keluarga baru dan adanya kebahagiaan baru mereka sudah sampai di puncak semua itu. Seperti orang lain, mereka sangat gugup dikarenakan ini adalah pertama kalinya mereka tampil tanpa ada dampingan dari manajemen sehingga ia adalah momen yang kaku bagi mereka.
 
Bagi Hansol ini adalah hal biasa dikarenakan ia pernah melakukan, sedangkan bagi Joshua ini adalah hal baru selain audisi dengan pelan ia menundukkan kepalanya di pundak Hansol "what should I do?" Kata Joshua, Hansol yang mendengar ini hanya tersenyum pasrah dan menghadap Joshua "we've been through thsi together brother, you don't need to worries about it because I sure you can do it because you had me and others. Also don't forget, everyone in here had same intention 'to be what they dream of' so just don't give up and think straight... Even we must accept that weren't popular in our 'home country', we can accept it because our job isn't selling our look and voice our job its to have fun... Even we are must change everything by our management, but don't forget sing is our pride and honour...
 
Also remember that I'm here with you"
 
Dengan kata Joshua hanya bisa tersenyum.
 
"Maybe next time, if we had time... I want us to be together and forever in endless bod with anyone"
 
"After all, I precious all my moment in here"
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Lemonadismdrew
#1
Chapter 1: OH MY GODNESS i want to bumpmy whole body to the thickwall because the swetness that comefromthis fanfic , and your fanfic is so poetic n my heart flutted and i feel a butterfly i my stomach . I love hansol's character and this is so beautiful. Semangat dan update terus neh ! ^O^
TearsoftheRiver #2
Update soon, neh??
SooTaeSica #3
I like this idea, update ='3
Noonanomuyeopo #4
This seems nice, I'll be waiting for you to update it ^^