Hopeless

Hopeless
Kedua muda-mudi tampak terlihat dibawah guguran daun pohon maple. Si wanita terlihat tegang sementara si pria selau mengulas senyum terbaiknya. Lalu si pria mulai membuka pembicaraan, "Apa yang ingin kau katakan, Soojung-ah?" Tanya si pria pada si wanita-- yang diketahui bernama Sooiung-. "Nan...nan joahaeyo, Myungsoo-ah" Soojung menjawab pertanyaan si pria --yang bernama Myungsoo- dengan suara bergetar. Senyum diwajah Myungsoo memudar. Ingin rasanya ia berkata, "Mianhaeyo, Soojung-ah. Neo nae dongsaeng." Namun, lidah itu terasa kelu. Ia tak ingin menyakiti perasaan wanita yang dianggapnya adik itu. Sekitar 10 menit keheningan tercipta diantara mereka. Soojung pun berkata sambil tersenyum miris, "Jawabannya tidak, kan? Aku tau. Maaf. Maaf karna aku sudah menyukaimu, maaf karena aku sudah mencintaimu, Myungsoo. Maaf juga jika perasaan ku ini membuatmu risih." Soojung mengambil nafas dalam, sebelum melanjutkan lagi perkataannya, "Maaf jika aku terlalu mengharapkanmu, padahal itu hanya harapan kosong. Maaf--" Sebelum Soojung melanjutkan kata-katanya lagi, Myungsoo membentaknya, "JANGAN BERKATA BEGITU, BODOH!" Namun, bukannya nengindahkan bentakan Myungsoo, Soojung kembali berbicara, "Aku tak mungkin bisa memilikimu, kau terlalu sempurna untukku. Mulai sekarang, aku akan melupakanmu dan mencoba membuang perasaan ini jauh jauh, walaupun bagiku itu mustahil. You aren't getting mine, I know it dear. So from now, I'll forget you, my first love." Soojung mulai terisak. Myungsoo pun tak kuasa menahan airmatanya. Sungguh, ia tak ingin menyakiti Soojung. Tak ada seorang pun yang bisa melihat adik kandungnya--setidaknya begitulah Myungsoo menganggap Soojung- menangis. Hujan mulai turun dengan derasnya, seolah turut merasakan pilu kedua insan tersebut. Perlahan tangan Myungsoo terulur pada Soojung yang terduduk seraya menundukkan kepalanya. Namun Soojung menepis tangan itu dengan halus. "Pergilah." Ucap Soojung. "Tapi--" "Kumohon pergilah, Myungsoo." Isak Soojung. Dengan berat hati, Myungsoo meninggalkan Soojung. Soojung menangis lagi, kali ini sambil menepuk dadanya yang terasa perih. Ia mulai berjalan meninggalkan tempat itu. Semuanya baik saja, hingga sebuah mobil sedan hitam melaju dengan kecepatan tinggi menghantam tubuh rampingnya. Soojung tersenyum dan menggumam kecil, "I Love You, Good Bye, Kim Myungsoo." Manik kucing itu tertutup sempurna. Bersamaan dengan hilangnya beban hati miliknya selama ini. Beban hati karena pria itu, Kim Myungsoo.
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet