Rain Sound

Rain Sound
The cast isn't mine. Their own by their self. • • [Backsound : BAP - Rain Sound] • • BRESS! "Jaejin-ah! Ayo kita berteduh!" Soojung menarik tanganku menuju halte bus. Ia mengusap-usap bahunya, aku hanya tersenyum. "Ya! Lee Jaejin! Kenapa kau senyum senyum seperti orang gila seperti itu?" Ia mendengus kesal. "Aku senang menatap hujam seperti ini"ucapku. Ia memiringkan kepalanya, "apasih bagusnya hujan?" Tanyanya. Aku tersenyum kearahnya. "Hujan membuat perasaanmu terasa damai, Soojung-ah" ujarku. Aku menatap kedua bola mata obsidian itu. "Saranghae, Jung Soojung" bisikku pada kekasih baruku itu. "Nado, Lee Jaejin" balas Soojung. • • "Let's break up. Mianhae, Jaejin-ah." Gumam Soojung. "But...Why Soojung-ah?" Tanyaku. Ini sakit. "Aku akan menikah, Jae. Maafkan aku" Ia menunduk. Tangannya bergerak menuju saku blazer nya dan mengambil sebuah undangan pernikahan. Tangan mungil itu bergetar ketika memberikan undangan itu padaku. Bagaikan tertusuk ribuan jarum dadaku terasa sesak. Nama itu. Nama dua orang yang sangat kusayangi tertera di kertas indah itu. Inikah yang dinamakan pengkhianat? Kertas itu terjatuh begitu saja. "Kau dan....Min...Hwan?" Gumamku. Ia mengangguk, lalu beranjak meninggalkanku. BRESS! Hujan pun turun, seolah bumi ikut merasakan kepedihan yang kualami. • • Aku tertunduk lemas. "Haruskah aku datang?" Tanyaku. "Pergilah Jae. Melihat orang yang kita cintai bahagia adalah sesuatu yang sangat sayang untuk dilewatkan. Walau kita harus mengorbankan perasaan kita sendiri." Kata Hongki hyung dan Jonghun hyung menyemangatiku. "Ayolah, cinta butuh pengorbanan" kali ini giliran Seunghyun yang menepuk pundakku. Aku tersenyum tipis. • • "Saya Choi Minhwan, bersedia menjadi suami dari Jung Soojung, bagaimanpun keadaannya, saat ia sehat maupun sakit, sampai maut memisahkan" Minhwan dengan lantang mengucapkan sumpah pernikahan didepan altar. "Saudari Jung Soojung, apakah anda bersedia menjadi istri dari Saudara Choi Minhwan, bagaimanpun keadaannya, saat ia sehat maupun sakit, sampai maut memisahkan?" Tanya pastur pada Soojung. "Ya, saya bersedia" ucap Soojung. "Silahkan mencium pasangan anda" Minhwan mulai mendekatkan wajahnya kearah Soojung. Bibir mereka mulai bersentuhan, dan BRESS! Hujan turun kembali. Bersama dengan kepedihan yang kurasakan lagi. • • Aku termenung menatap langit dari jendela kamarku. Hujan turun sangat deras. Perlahan aku mulai bersenandung kecil. Air mataku meleleh, berbarengan dengan hujan yang tak kunjung berhenti. •END• 'Soojung-ah, Is this sound of the rain, your voice? Is this a sound that calls to me? Am i the only one thinking of you? Will this rain comfort me? Do you know how i feel? I keep thinking of you. Outside the window, the sound of the rain rings. I remember the memorise of us. I can't live without you girl. On rainy days, I always run into you.' A/N : ini ff pertama aku. Mian kalau jelek. Aku author baru disini. Harap bimbingannya ne? Kritik dan Comment diperlukan^^ Gomawo~
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet