My Innocent Boyfriend

My Innocent Boyfriend

 

 

 

“Itu dia! Oh Sehun!”

“AAAA”

“Dia ganteng banget!”

 

Aku mengerutkan dahiku, suara teriakan sekelompok cewek itu cukup memekakkan telinga.

 

“Sehun oppa!! AAAA”

 

Aku memandang mereka dengan tatapan kesal. Hey, ini baru jam 7 pagi! Gimana aku akan mengikuti pelajaran nanti kalau telingaku rusak?

 

“Oppa!! KYAAA”

 

Aish. Aku melihat ke depan. Dan benar, disana, Oh Sehun sang pangeran sedang turun dari sepedanya.

Ia tersenyum malu-malu. Ia berjalan kearah kami dan berlari meninggalkan ribuan cewek penggemarnya.

Kenapa Sehun lari kearah toilet?

Mungkin dia ‘kebelet pipis’.

 

Sesaat setelah Sehun pergi, ribuan cewek itu langsung menyebar ke segala penjuru sekolah. Aku menghela nafas, akhirnya ga macet lagi.

Aku segera menuju ke kelas dan duduk di kursi paling depan. Hari ini adalah hari pertama sekolah tahun ke-2 ku di SMA. Aku melihat ke sekeliling. Semua orang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.

Berpikir tak ada kemungkinan seseorang akan menghampiriku dan menawarkan diri sebagai temanku, aku memutuskan untuk membaca novel favoritku.

 

*****

Sehun, laki-laki yang cerdas dan tampan itu sedang berada di toilet. Laki-laki lain yang berada di toilet itu menatapnya heran.

“Sehun, kau baik-baik saja?”

“Aku baik-baik saja hyung” Sehun tersenyum tipis dengan darah yang melumuri sebagian wajahnya.

“Baiklah, aku duluan ya” dan laki-laki itupun pergi.

 

Sehun meringis.

Darah yang keluar dari hidungnya sekarang sudah mulai berhenti. Ini hal yang selalu terjadi ketika ia berada didekat perempuan. Bukan semua ‘macam’ perempuan, tetapi perempuan yang usianya tidak berbeda jauh dari dirinya; perempuan yang seumuran dengannya, noona, maupun dongsaeng. Guru perempuan, Ahjumma, anak kecil, apalagi haelmoni tidak akan membuatnya seperti ini.

 

*****

Aku sadar kalau bel sudah berbunyi ketika seseorang yang sedang tergesa-gesa menabrak mejaku.

“maaf” katanya.

Aku melihatnya dan mengangguk.

 

“Buka buku paket kalian halaman 109” Sebuah suara dengan oktaf yang cukup tinggi mengejutkanku.

Guru fisika.

Seorang perempuan yang duduk di belakangku berbisik ke temannya, “kenapa kita harus diajar oleh guru itu lagi? Menyebalkan.”

Aku tidak setuju dengannya.

Aku menyukai guru fisika itu, cara mengajarnya yang cepat dan keras membuatku lebih memahami materi.

 

“Sebutkan apa yang dimaksud dengan momentum, Putri?” Kata guru itu.

Dan siswi yang ditunjuk langsung menjawabnya.

“Momentum. Terjadi ketika-“ kata-kata guru itu terputus ketika pintu kelas terbuka dan Sehun muncul dengan keringat yang membasahi pelipisnya.

“Maaf saya telat” kata Sehun lalu membungkukkan badannya.

Guru itu tersenyum, “duduklah”

Sehun memandang ke seluruh kelas dan merenggut ketika menyadari bahwa hanya kursi disampingku yang kosong.

Ketika dia duduk di kursi sebelahku, ia langsung mengeluarkan sapu tangan dan menutup hidungnya dengan sapu tangan itu.

Refleks, aku langsung memeriksa bau badanku. Wangi vanilla, parfum kesukaanku. Aku memandangnya heran dan kembali mengikuti pelajaran.

 

 

Dan disini kami sekarang, Perpustakaan sekolah tempat ‘hang out’ favoritku setiap istirahat. Kami dikelompokkan untuk tugas seni bertema ‘semesta’. Sehun sedang dengan seriusnya membaca buku ‘cara membuat manga’ dihadapanku (masih dengan hidung yang ia tutupi dengan sapu tangan).

Sedangkan aku sedang berusaha keras untuk menjaga mataku tetap terbuka, aku harus menyelesaikan buku dengan 13 halaman ini. Ini cukup aneh karena biasanya aku tidak akan pernah bosan membaca beratus-ratus halaman novel roman.

Saat aku ‘hampir’ menutup mataku, setetes darah berwarna merah pekat menetes di buku yang dibaca Sehun.

Mataku langsung membelalak, rasa kantukku hilang. Aku langsung melihat sehun.

Sapu tangan yang ia pakai untuk menutupi hidungnya sudah terlalu jenuh untuk menampung darah lagi. Tangannya sudah berlumuran darah. Namun mimik mukanya tetap, dengan mata yang masih fokus membaca.

“Sehun!” Aku menunjukkan jari telunjukku ke hidungnya.

Sehun melebarkan matanya.

“Aku ke toilet dulu” kata Sehun.

Aku mengikutinya. Saat Sehun keluar dari toilet dan melihatku, darah keluar lagi dari hidungnya.

 

 


 

 

Sejak saat itulah aku mengenal Sehun. Sejak saat itulah aku mengetahui fakta anehnya. Sejak saat itulah aku berteman dengannya. Dan mungkin sejak saat itulah aku menyukainya.

“Anna! Aku yakin kamu pasti akan menyukai novel ini!” kata Sehun.

Aku berbalik menghadapnya. Ia menyodorkan buku itu.

Seperti biasa, tangan kirinya memegang sapu tangan di hidungnya.

Aku tersenyum padanya dan berkata, “Apa kau membawa cadangan sapu tangan?”

Ia mengangkat kedua sudut bibirnya, “Aku membawa lima cadangan sapu tangan!” katanya bersemangat.

Aku tertawa, ‘anak ini terlalu polos’.

Aku mengambil novel itu, “fiksi sains?”

“iya, bacalah” kata Sehun, “Aku akan membelikannya untukmu kali ini”

 

 

“Anna, kamu tahu orang Indonesia pertama yang mendapat gelar ‘The Absolute Winner’ di Olimpiade Fisika Internasional?” Kata Sehun sambil berjalan menuju toko es krim.

Aku menggelengkan kepalaku.

“Dia Jonathan Mailoa! Dia itu benar-benar genius.” Kata Sehun lagi.

“Sehun, itu toko es krim nya!” kataku berusaha untuk merubah topik pembicaraan.

Matanya berbinar, ia langsung menarik tanganku dengan tangan kanannya.

 

“Dua es krim vanilla” Sehun memesan.

Lalu pelayan itu pergi.

“Sepertinya kau harus mengganti sapu tangan” kataku.

“Aku juga berpikir begitu” Ia tersenyum lagi.

 

Sehun mencari sapu tangan di tasnya tanpa mengetahui aku telah mengambilnya saat ia sedang ke toilet. Aku berusaha untuk menyembunyikan tawaku namun Sehun terlanjur menyadarinya.

 

“Kau pasti menyembunyikan lima sapu tanganku” Sehun melipat kedua tangannya di depan dada.

 

“Tidak” Aku berusaha untuk tidak tersenyum.

 

“Kau itu sangat payah kalau berbohong”

 

“Aku tidak berbohong” Aku menggigit bibirku.

 

“Baiklah kalau begitu,” Sehun merenggut.

 

“HAHAHAHAHA” Aku tidak bisa menahan tawaku lagi. “You’re too cute” Aku mencubit pipinya.

 

Sehun melebarkan matanya kaget. Pipinya langsung memerah, sama halnya dengan pipiku.

 

 

 

Ia memandangku sejenak, “Aku suka kamu, Anna”

 

Kali ini giliran aku yang terkejut.

 

 

“Aku juga menyukaimu” kataku.

 

 

Setelah beberapa saat hening, ia berkata, “apa sekarang kau menjadi pacarku?”

Aku menatapnya tersenyum, “Apa itu yang kamu inginkan?”

 

Ia mengangguk.

Lalu aku mencium pipinya, “kita pacaran”

 

Sehun tersenyum malu, pipinya memerah lagi dan kali ini disertai darah yang keluar dari hidungnya.

"ha? Sehun!" Aku langsung mengambil sapu tangan yang aku sembunyikan dan langsung menutup hidungnya dengan sapu tangan itu.

 

Sehun melebarkan senyumannya dan menaruh tangannya di atas tanganku yang sedang  menutup hidungnya.

Aku tak bisa berhenti tersenyum, ‘I Got a Boy. He is Oh Sehun, My Innocent Boyfriend’

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
TwinkleKris
Thanks for the upvote too :D and for subscribing ^^

Comments

You must be logged in to comment
kimharra #1
Chapter 1: Dan thehun emg bnran polos. tapi di pikir" repot jg yah klo punya pacar kyk gt. :-D:-D:-D nanti jgn bwa sapu tangan ya hun, handuk skalian. :-D:-D
lovidovi #2
lucuu ^^ Oh Sehun manis sekali!
lovelovelyloving
#3
Chapter 1: Satu kata. NGAKAK!!
Sweet ><
kimbitna #4
Chapter 1: kasihan sehun nya mimisan terus..
cerita nya so sweet ..
daebak daebak :)
amusuk
#5
Chapter 1: akhirnya dia tetep mimisan... Buahahaa! Manis sekali author-nim.
Terus info ini:
“Anna, kamu tahu orang Indonesia pertama yang mendapat gelar ‘The Absolute Winner’ di Olimpiade Fisika Internasional?” Kata Sehun sambil berjalan menuju toko es krim.
Aku menggelengkan kepalaku.
“Dia Jonathan Mailoa! Dia itu benar-benar genius.” Kata Sehun lagi.
Aku baru tahu, hehe, makasih fanfic manisnya~~
amusuk
#6
foreword sukses bikin aku klik next, haha, Sehun yang polos, Sehun yang lucu, gadis macam apa yang bisa menjatuhkannya...
miumpa #7
Chapter 1: Wah . . .
Ni sehun.n jd org indonesia crita.n?
Ow . . . So cute bgt dy dsini. Liat yeoja sampe sgtu.n.
Ga kbayang, tiap hari mi2san terus.
Ni 1shot y authornim?
Simple, lucu, n ajaib bgt sehun jd org indo.
Hhe #blebihn ni reaksi sy pas baca ff.n#
o y author-nim, salam knal.