Chapter 1 : 7 Maret 2013

OS OS -Sekuel Oneshot collection

Sorry for Miss Typo n Hope you enjoy it~ ^^


 

...........

 

"Katakan padaku kalau itu hanya rumor?" Taecyeon bertanya, dengan nada menuntut. Meraih lengan Minjun untuk menahannya pergi.

 

Minjun berbalik, menunjukkan tatapan panda-nya yang tampak lelah. "Tidak sekarang. Aku harus istirahat."

 

"Tapi Min—"

 

"Tolong mengertilah Taec. Aku baru saja pulang dari pertunjukkan musicalku, dan besok pagi kita sudah harus berangkat ke Jakarta. Setidaknya berikan aku waktu untuk istirahat dengan tenang."

 

"Aku tidak menganggu waktu istirahatmu. Kau hanya tinggal menjawab 'ya' atau 'tidak' dengan pertanyaanku," bela Taecyeon tanpa melepaskan pegangannya pada lengan Minjun. Taecyeon menatap lekat mata Minjun, meminta penjelasan. "Katakan padaku kalau kau tak mungkin melakukan hal itu...." suara Taecyeon makin terdengar lirih "....iya kan? Itu hanya rumor omong kosong belaka, bukan?"

 

Minjun menunduk, sengaja memutuskan kontak mata mereka. "Kau tak perlu khawatir," ia berujar dengan tenang, sambil melepaskan pegangan tangan Taecyeon pada lengannya. Sesaat, Taecyeon merasa lega karena mengira dugaannya benar bahwa itu hanya sekedar rumor. Tapi sebuah kalimat yang selanjutnya dilontarkan Minjun sukses merusak suasana hati Taecyeon. "....Itu hanya fanservis."

 

Pegangan Taecyeon pada lengan Minjun yang sempat melonggar itu, kembali mengerat. Genggamanya mengeras, nyaris membuat Minjun meringis di tempat. "Taec—" Minjun menengadah, hendak memprotes, tapi yang ia dapat adalah tatapan tajam Taecyeon yang penuh akan amarah.

 

"Fanservis? Kau bilang itu hanya fanservis?" ia mendesis dengan nada yang terdengar mematikan. "Bagaimana bisa kau mengatakan hal itu setenang ini di depanku?!" bentak Taecyeon marah. "Kau itu baru saja mencium bibir gadis lain!"

 

"Lalu memangnya kenapa, hah?!" balas Minjun ikut membentak dengan nada tinggi. Mengibaskan tangannya dengan kasar dari genggaman Taecyeon. Badannya yang sudah terasa sangat lelah mempengaruhi otaknya hingga tak bisa berpikir jernih, membuatnya juga ikut mudah terpancing emosi. "Jangan seenaknya kau menyalahkanku! Kau berbicara seolah kau yang paling benar dan tak pernah melakukan hal yang sama."

 

"Aku memang tak pernah mencium bibir gadis lain!"

 

Minjun mendengus mengejek. "Ouh, jadi Suzy yang kau cium di Dream High itu bukan termasuk mencium bibir gadis lain, hah!" timpal Minjun sarkastik. "Belum lagi kau yang sekarang sudah memiliki 'istri', sudah pasti memungkinkan kau untuk menciumnya juga suatu hari nanti, iya kan?"

 

"Itu lain cerita. Ciuman yang kulakukan dengan Suzy itu tuntunan skripsi. Sementara kau mencium seorang fans dengan inisiatifmu sendiri!" tuduh Taecyeon. "Lagipula jika aku akan mencium Gui-Gui itu juga pasti karena permintaan staf WGM," bela Taecyeon.

 

Minjun melotot tajam. "Oh. Jadi kau memang berniat untuk mencium 'istri' mu itu!" Minjun meledak seketika. "Oke. Terserah! Aku tidak akan mau peduli lagi dengan apa yang akan kau lakukan!" Ia mendorong kasar dada Taecyeon. Dan segera berbalik menuju kamarnya.

 

"Tunggu  dulu. Chagiya. Aku tidak bermaksud seperti itu," Taecyeon menyusul, tapi ia kalah cepat dengan Minjun yang sudah membanting tertutup pintu kamar mereka. Taecyeon mulai panik, menggedor pintu tersebut. "Minjunie sayang, dengarkan aku dulu," nadanya mulai melemas, merajuk. "Ayolah, buka pintunya Junnie. Kau tidak mungkin setega itu untuk membiarkanku tidur sendiri di luar kan?"

 

Pintu kamar terbuka. Taecyeon tersenyum, mengira Minjun akan membiarkan ia masuk. Tapi yang ia terima malah boneka okcat hijaunya, yang dilemparkan Minjun tepat di depan dada Taecyeon. Tanpa kata, Minjun kembali menutup pintunya, tak memberikan Taecyeon waktu untuk membalasnya.

 

"Minjunie~" Taecyeon mulai merengek, kembali mengetuk pintu. Tapi menit berlalu tak ada tanda-tanda bahwa Minjun akan membukakan pintu tersebut. Taecyeon mendesah pasrah. Mood-nya semakin buruk ketika mendengar tawa Nichkhun yang berjalan melewatinya di belakangnya.

 

"Aku seperti melihat dejavu saja," sindir Nichkhun, mengejek pada Taecyeon. Mengingatkan Taecyeon pada kejadian dua tahun lalu saat Nichkhun dan Wooyoung yang juga berdebat mengenai hal sama —WGM khuntoria dan skandal WooIU. Saat itu Wooyoung juga mendorong Nichkhun keluar dari kamarnya, dan Taecyeon yang melihat kejadian itu tertawa mengejek pada nasib malang Nichkhun. Dan sekarang Taecyeon seolah mendapatkan batunya sendiri.

 

"Ambil hikmahnya saja Taec," timpal Nichkhun dengan nada santai. "Kau bisa pergi menemui 'istri'mu di China kalau sudah diusir Minjun seperti ini."

 

Taecyeon melotot. Ia nyaris menendang bokong Nichkhun, tapi Nichkhun segera menghindar, berlari menjauh sambil tertawa penuh kemenangan. Taecyeon sempat mendengar suara Nichkhun yang berbicara di ruang tengah.

 

"Uyongie, kasihan sekali hyungmu iti, dia sekarang berada dalam neraka," Nichkhun berbicara, tapi diselingi dengan tawanya.

 

Wooyoung dan Junho yang sedang berada bersama di depan laptop, menoleh pada Nichkhun dengan pandangan bertanya.

 

"Nugu?" tanya Wooyoung innocent, memajukan bibir pinknya dengan lucu.

 

Nichkhun mengerjap, tawanya memudar. Segera ia menarik lengan Wooyoung untuk berdiri dari sofa. "Ayo pergi tidur."

 

"Tunggu dulu hyung. Aku belum selesai menghafal lagu 'satu-dua-tiga'."

 

"Nanti akan kubantu kau menghafalnya."

 

"Bagaimana caranya? Lirik lagunya masih ada di laptop Chansung," Wooyoung yang ditarik Nichkhun menuju kamar mereka, menunjuk ke belakang, ke laptop di hadapan Junho.

 

"Tenang saja. Aku punya cara lain." Diam-diam Nichkhun tersenyum aneh. "...khusus untukmu."

 

Dan pintu kamar Khunyoung tertutup, terkunci dari dalam.

 

Junho yang ditinggal sendirian di ruang tengah, hanya bisa cemberut kesal. "Drama sialan." kutuknya pada drama yang malam ini sedang ditekuni Chansung di luar sana.

 

"WGM sialan," celetuk Taecyeon yang juga melemparkan tubuhnya di sisi sofa yang lain.

 

Dan kedua namja itu sama-sama mendesah frustasi. Mendengar suara gaduh ranjang yang mencurigakan di balik kamar Khunyoung, hanya membuatnya keduanya kembali mengutuk Nichkhun secara bersamaan.

 

"Damn you. Khun!"

 

Taecyeon dan Junho sama-sama melotot. Karena yang barusan ikutan mengutuk itu adalah suara serak teriakan Wooyoung dari balik kamar.

 

Oh astaga, pasangan itu......

 

.... tapi tunggu dulu! Sejak kapan Wooyoung mengutuk dalam bahasa inggris? Ah, sepertinya namja chubby itu sudah belajar banyak dari Nichkhun.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pagi harinya, manager 2pm sudah berada di dalam asrama mereka. Tiga staf manajement mereka sudah berjalan mondar-mandir untuk mengangkat segala barang koper mereka dari dalam asrama menuju mobil van mereka. Semuanya tampak normal, suasananya tampak seperti biasa ketika 2pm ingin mengadakan pertunjukkan di luar Korea seperti hari-hari sebelumnya. Hanya beberapa orang saja yang bisa menyadari ada sedikit perbedaan di antara sikap Minjun dan Taecyeon.

 

Perdebatan mereka sejak semalam masih tampak berlanjut di pagi hari ini. Meski sebenarnya kemarahan itu masih lebih condong besar keluar dari Minjun. Terlihat dari bagaimana Minjun mengabaikan keberadaan Taecyeon. Menolak bertukar pandang meski mereka semua sedang berkumpul untuk mendiskusikan jadwal apa saja yang mereka lakukan setelah tiba di Jakarta.

 

Taecyeon hanya bisa mendesah pasrah. Padahal kalau dipikir, seharusnya sejak awal yang paling marah adalah dia, karena Minjun telah mencium seorang fans tanpa izin dari Taecyeon lebih duli. Tapi Minjun malah menyerang balik dengan mangatakan skinship berlebihan yang dilakukan Taecyeon di WGM beserta 'istri'nya itu nyaris melewati batas. Dan jika sudah begitu, Taecyeon hanya bisa diam mengalah, membiarkan Minjun mengeluarkan segala emosinya. Karena jika Taecyeon  membalas Minjun yang berada di mood buruk teratasnya, hanya akan membuat masalah semakin panjang dan membesar. Dengan terpaksa, Taecyeon akan bersabar menunggu Minjun sampai amarahnya mereda.

 

"Di mana Junho?" manager mereka bertanya dengan alis terangkat heran, menoleh ke belakang dari bangku samping supir, ketika mereka semua sudah bersiap-siap  di dalam mobil van.

 

Minjun dan Taecyeon yang duduk di baris kursi penumpang tengah —tapi berjauhan karena Minjun dalam mode marah— sama-sama ikut menoleh ke belakang, dan menemukan Wooyoung yang sedang makan sandwichnya sementara Nichkhun memperbaiki ikat kepala di pelipis Wooyoung.

 

"Dia masih ada di dalam dorm sama Chansung," jawab Wooyoung sekenanya.

 

Minjun mendengus kesal. "Dasar anak itu, biar aku yang menyeretnya." Sebagai yang tertua, meski bukan leader, tapi Minjun sudah memiliki rasa tanggung jawab sendiri terhadap tingkah dongsaeng-dongsaengnya.

 

"Kau tetap di sini!" Minjun membentak Taecyeon ketika namja tinggi itu juga hendak keluar dari van, berniat menemani Minjun. Taecyeon tersentak, tapi hanya bisa cemberut kesal menerima tatapan  tajam dari Minjun.

 

Nichkhun menertawakannya. Wooyoung nyengir geli. Manajernya merengut heran. Setelah Minjun pergi, Taecyeon hanya bisa mengumpat kecil. Matanya sempat bergulir ke belakang, membuat moodnya semakin buruk melihat lovey-dovey yang dilakukan Khunyoung di bangku belakang. Bagaimana cara Wooyoung menyuapkan sadwich sarapan mereka —karena terburu-buru sarapan di mobil— pada Nichkhun di sampingnya, dan keduanya saling melempar tatapan sambil tersenyum bersama.

 

Sementara Taecyeon seorang diri menggigit roti bagiannya dengan kesal.

 

.

 

.

 

.

 

.

 

Minjun masuk melalui pintu villa asrama mereka, berteriak memanggil Junho, tapi tak ada jawaban. Yang didapati Minjun malah pemandangan tak senonoh di ruang tengah. Di mana Junho bersandar di dinding dengan Chansung yang menghimpitnya, menciumnya dengan panas.  Bahkan bokong montok Junho   sempat diangkat sedikit oleh  Chansung untuk mengimbangi tinggi badan mereka dalam permainan panas bibir keduanya.

 

"YACH!" Minjun berteriak. Tapi kedua maknae itu mengabaikannya, tangan Junho malah meremas helain rambut Chansung sambil mendesah tertahan dalam ciuman mereka. Kemarahan Minjun berada di ujung puncaknya. Ia mengambil bantal sofa dan segera memukul keras kepala sang maknae. "Sudah hentikan itu! Kita tidak punya waktu lagi!"

 

Chansung meringis, terpaksa melepaskan ciuman mereka. Junho merosot, bersandar di dada Chansung dengan mulut terbuka dan nafas terengah. "Sialan kau Channie," umpatnya pelan. Chansung terkekeh.

 

"Yach! Yach! Cepatlah!" Minjun berteriak seperti kakek-kakek yang tak sabaran. "Kau juga Chansung! Harus kembali ke lokasi shooting dramamu. Nanti malam baru kau berangkat menyusul kami," Minjun mengingatkan.

 

Junho cemberut. "Kenapa tidak sekalian saja dengan kita sekarang," protesnya. Baru juga bertemu, masa' berpisah lagi, tambah Junho sebal dalam hati.

 

"Bagaimana kalau nuneo menyusul ke Jakarta bersamaku saja nanti malam?"

 

"Jangan sesukamu. Kau pikir tiket pesawat yang dijadwalkan dari KBS bisa ditukar begitu saja?" sungut Minjun tak habis pikir.

 

Chansung dan Junho hanya bisa saling melempar tatapan memelas,  sambil berpegangan tangan dengan mata yang nyaris berkaca-kaca.

 

"Oh, astaga," Minjun mendengus tak habis pikir, melihat tingkah kedua maknae mereka yang sangat drama-queen tersebut. "Yach! Kalian itu hanya berpisah beberapa jam, bukannya beberapa tahun!"

 

.

 

.

 

.

 

.

 

"Sepertinya hanya kau seorang yang paling bersemangat di sini," sindir Junho kesal pada Wooyoung yang duduk di sampingnya.

 

"Wae?" tanya Wooyoung heran, tak mengerti dengan mood Junho yang memburuk.

 

Junho mencibir, menatap aneh pada kepala Wooyoung. "Apa-apan itu yang kau ikat di kepalamu? Kau terlihat seperti 'Kappa' dari Busan," ejeknya.

 

"A-apa?" Wooyoung memasang wajah shock yang tampak terluka. "Kenapa kau samakan aku dengan siluman laut jelek berwarna hijau itu?" Wooyoung cemberut.

 

"Lihat! Bahkan bibirmu yang mengerucut itu seperti paruhnya Kappa. Mirip sekali."

 

"Junho~"

 

"Yach-Yach. Berhentilah berkelahi!" Minjun menengahi. "Kita sudah sampai di bandara. Banyak pasang mata di sini, jadi jangan buat keributan yang aneh-aneh."

 

"Ndeh Haraboeji~~" balas Wooyoung dan Junho bersamaan dengan nada mengejek. Minjun melotot, tapi kedua twins itu malah tertawa bersama. Nichkhun yang duduk di sisi lain Wooyoung ikut tertawa. Taecyeon juga, tapi tidak jadi karena Minjun melemparkan tatapan tajam padanya.

 

Oh, astaga, dia masih dalam mode marahnya. Lagi-lagi Taecyeon hanya bisa menghela nafas pasrah.

 

.

 

.

 

.

 

.

 

Bahkan saat keduanya duduk berdampingan di kursi penumpang pesawat —kali ini Minjun tak bisa bergeser menjauh— Minjun tetap saja mendiami Taecyeon dan terus mengabaikan keberadaannya.

 

Pramugari itu meminta para penumpang untuk mematikan sinyal ponselnya agar tidak menganggu sinyal radio pesawat terbang sebelum pesawat lepas landas.

 

Minjun mengambil ponselnya, hendak memasang mode 'terbang', tapi sebuah pesan masuk terlebih dahulu. Itu dari Taecyeon. Minjun masih memasang wajah kesalnya, tapi ia tetap membuka pesan yang dikirim oleh orang yang duduk di sebelahnya tersebut.

 

'Aku mencintaimu seorang. Hanya kau satu-satunya di dunia ini.' —ditambah emotion 'love' tiga buah.

 

Mau tak mau, sudut-sudut bibir Minjun terangkat, membentuk sebuah senyuman.

 

"Begitu kan lebih baik," bisik Taecyeon di sampingnya. "Kau terlihat jauh lebih manis dan bersinar kalau tersenyum seperti itu, dari pada memasang wajah mengerut seperti kakek-kakek."

 

"Yach! Aku masih marah padamu!" sungut Minjun, tapi ia tak bisa menampik bahwa pipinya sempat merona dengan senyuman yang tak juga hilang dari wajahnya.

 

Taecyeon juga ikut tersenyum lebar, setidaknya Minjun mau mengajaknya bicara. Tentang perdebatan semalam bisa mereka selesaikan nanti, setibanya mereka di Jakarta.

 

"Terserah kau saja Junnie," balas Taecyeon. Ia menyempatkan diri untuk mencium bibir Minjun di sampingnya. Hanya kecupan sepuluh detik.

 

"Taecie!" Wajah Minjun memerah, segera melihat keadaan sekitar. Untungnya pragumari itu sudah tak berdiri lagi di depan, dan penumpang lain —member 2PM dan Beast— sibuk dengan urusannya masing-masing.

 

"Aku hanya ingin menagih morning-kiss ku," Taecyeon tersenyum bahagia. Minjun menampar bahunya kesal. Tapi Taecyeon tetap terkekeh senang.

 

Minjun menoleh ke jendela pesawat di sampingnya, menyembunyikan rona merah di pipinya. Diam-diam Minjun terus tersenyum senang.

 

Well, awal yang bagus dalam perjalanan ke Negara Indonesia yang kaya akan ribuan pulau tersebut. Semoga kota sederhana Jakarta bisa menjadi tempat show dan liburan yang menyenangkan. Meski itu hanya tiga hari. Tapi setidaknya, di sana mereka bisa lepas dari yang namanya tuntutan Drama musical maupun Reality show WGM.

 

.

 

.

 

.

 

.

 

 

~First Chapter : EnD~


 

Dan semoga yang ini cukup memuaskan, sebagai hiburan sedikit sebelum bergalau ria dengan chapter tujuh "Like A Drama"...... #Plaak!

 

Hehehe, jadi bagaimana sis  /  bro?

 

Ini baru permulaan, entah ada ide apa lagi di chap selanjutnya. Mungkin kalian punya ide cerita lain dan mau berbaik hati membagikannya dengan Aya??? Monggo, silahkan tuangkan di komentar di bawah sini...... :D

 

~AyA~

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kimchaerin0186 #1
Chapter 1: Annyeong, kimchaerin imnida..
aq suka sama cerita" yg kmu buat keren"♥
Daebak dech♥♥
Lanjut ya ceritanya^_^ ☆☆
alfsecret #2
Chapter 1: Whoaaa keren kak! Two thumbs up deh (?)

Aku bnr2 suka sm ceritanya Kak Aya. Selain krn 1 cerita pasti mencakup semua couple, ceritanya juga bagus bgt. Apa ya, feel nya dapet, dapet semuanya lah.

Pokoknya semua cerita Kak Aya bagus2 :3

Lanjutin coba kak :3
Semangaaaatt :3
Angang-Charmers #3
Chapter 1: TaecKay cucok deh xD
rin_26 #4
Chapter 1: baru baca,,,,suka ceritanya ayoo lanjutanya mana...
Lanjut...lanjut...lanjut
#demo depan rumah author
yeppeuta
#5
selalu suka ff buatan aya :D rata soalnya, semua pairingnya diceritain. taeckay, khunyoung, chanuneo. kalo peribahasa; sekali mendayung 2-3 pulau terlampaui. kalo ff-nya aya; sekali baca 2-3 pairing couple terlampaui! :D fighting fighting!!
chanho_lover
#6
English T.T haha
KWdevKY
#7
Mksudnya wktu di jepang,.. Yg konser di tokyo dome *aduh kok jdi berbelit" sih :D*
KWdevKY
#8
Eonni! *hormat*
Mau laporan !

Kn ini oneshoot ttg khidupan mreka yg unik,..
Eonni lanjutin ne :)

ambil aja crita mreka wktu di tokyo dome,..
Disitu kn katanya sih,.. Si chan blng klo woo + khun mandi bedua *cieee (otak yadong muncul)
n' juga taeckay katanya sih wktu di tokyo dome jail bnget sering olokin chanho + khunyoung,..

Sekian laporan dri saya :)

*laporan ada maunya*
Putree_LEN #9
Chapter 1: Mian Aya, baru bsa comment..

cerita'a keren, jd ngerasa klo it bner2 kjadian yg sbener'a, hehe..
tp kok gag dceritain pas d'Jakarta'a gmn,? tanggung Aya, ceritain pz dJakarta jg donx, hehe..

d'tnggu klanjutan'a.. :D