Chapter 2; Nichkhun’s Big Plan

My Baby Bad Boy

 

Matahari siang ini bersinar sangat terik di kota Seoul, membuat keringat mengalir lebih deras di sekujur tubuh enam namja tampan yang baru saja menyelesaikan performance mereka.

Saat ini mereka berenam sedang berteduh di bawah pohon yang cukup rindang di dekat taman kota tempat mereka mengadakan pertunjukkan dance beberapa menit yang lalu. Sekarang ini group dance mereka memang semakin sering mengadakan pertunjukkan dance, penonton dan fans mereka pun semakin bertambah. Sesekali mereka mulai diundang untuk mengisi beberapa acara yang cukup besar, bahkan group mereka beberapa kali diundang di acara televisi sebagai bintang tamu. Perkembangan yang cukup baik dan menyenangkan bagi mereka, walaupun mereka harus membagi waktu kuliah mereka dengan jadwal pertunjukan yang semakin padat.

“Siang ini panas sekali.” Keluh Wooyoung sambil mengipas-ngipaskan tangannya sendiri di depan wajahnya. “Hyung?” panggil Wooyoung sambil melirik ke arah Nichkhun.

Nichkhun yang merasakan pancaran sinyal mencurigakan dari lirikan Wooyoung mulai menyadari sesuatu, kebiasaan Wooyoung setiap ia merasa kepanasan. Nichkhun melirik ke sekitarnya, di sisi kanan terlihat Taecyeon yang sedang mengelap keringat di pelipis Minjun dengan menggunakan tissue. Sementara di sisi kirinya ada Junho yang sedang menenggak air mineral dari botol, dengan Chansung di sebelahnya yang sedang mengipasinya menggunakan kertas koran yang dilipat-lipat.

Pemandangan dua pasangan yang sedang mesra-mesraan itu membuat firasat Nichkhun semakin buruk, dan benar saja, beberapa detik kemudian Nichkhun merasakan lengan kirinya ditarik-tarik.

“Hyuuung~” suara rengekan Wooyoung mulai terdengar lagi.

“Tidak lagi, Uyoungie!” jawab Nichkhun tegas. “Kalau kau mau, kau bisa membelinya sendiri, kau kan sudah besar.”

“Temani aku, hyung..” pinta Wooyoung dengan nada memelas yang selalu menjadi jurus andalannya.

“Uyoungie.. belajarlah menjadi sedikit dewasa. Suatu hari nanti kau akan menjadi seorang ayah, dan kau tak bisa bersikap kekanakan seperti ini terus.” Nichkhun memandang Wooyoung yang sedang menarik-narik lengan Nichkhun, minta dibelikan eskrim.

“Apa maksudmu hyung?” Wooyoung menghentikan aksinya sejenak, balik menatap Nichkhun dengan tampang innocent-nya.

“Kau harus belajar menjadi seorang pria. Pria!” Ucap Nichkhun serius.

Nichkhun sudah mulai frustasi dengan kelakuan Wooyoung yang tak kunjung berubah, mulai dari saat pertama mereka bertemu hampir dua tahun yang lalu, sampai detik ini, Wooyoung selalu bersikap kekanakan, terlalu kekanakan menurut Nichkhun. Hal itu mulai membuat Nichkhun khawatir akan masa depan namja yang sudah dianggapnya sebagai adik sendiri itu.

“Lalu apa yang harus kulakukan untuk menjadi seorang pria?” tanya Wooyoung dengan ekspresi yang ikut menjadi serius.

“Untuk menjadi dewasa kita memerlukan banyak pengalaman, dan terkadang kita perlu untuk menjadi sedikit nakal.” Ujar Nichkhun.

“Bagaimana untuk mendapatkan pengalaman dan menjadi sedikit nakal?” Wooyoung masih tak mengerti.

“Untuk permulaan, mulailah dengan mengencani seorang gadis.” Putus Nichkhun.

“Tapi aku tidak tahu bagaimana caranya hyung~” jawab Wooyoung polos.

“Aku akan mengajarimu.” Ucap Nichkhun pada Wooyoung dengan seringai nakal.

Nichkhun sudah berpikir keras mengenai hal ini sejak tiga hari terakhir, ia sudah memikirkan hal apa saja yang harus diajarkannya pada Wooyoung. Menurut Nichkhun, solusi dari permasalahan Wooyoung adalah Wooyoung harus mempunyai seorang kekasih yang akan membuatnya menjadi dewasa, dan Nichkhun sangat yakin cara ini akan berhasil.

“Aku akan mengenalkanmu dengan temanku, dia seorang yeoja yang cantik.” Pancing Nichkhun untuk menjalankan rencananya mengubah Wooyoung menjadi dewasa agar tidak terus merengek dan menempel padanya.

“Siro. Aku tidak mau berkenalan dengan yeoja.” Tolak Wooyoung mentah-mentah, sesuai dengan prediksi Nichkhun, Wooyoung terlalu malu dan canggung untuk berkenalan dengan seorang gadis.

“Kalau begitu apa kau ingin berkenalan dengan namja?” Wooyoung semakin memanyunkan bibirnya mendengar kalimat Nichkhun itu, “Cobalah dulu, Uyoungie. Hanya berkenalan saja.” Bujuk Nichkhun.

“Tidak mau!” Wooyoung memalingkan wajahnya dari Nichkhun.

“Ayolah Uyoungie. Selama ini aku selalu menuruti keinginanmu, untuk kali ini saja, turutilah permintaanku.” Nichkhun memasang tatapan memelas pada Wooyoung. “Atau anggap saja kau hanya menemaniku ke acara ulang tahun temanku.”

Wooyoung terlihat berpikir, mempertimbangkan permintaan Nichkhun, “Benar hanya berkenalan saja kan?” tanya Wooyoung memastikan.

“Iya. Hanya berkenalan saja. Apa kau mau menemaniku nanti malam?”

Wooyoung mengangguk pelan, “Demi kau hyung.” Kata Wooyoung sedikit terpaksa.

*

*

Wooyoung meneliti penampilannya sendiri, setelan jas hitam lengkap dengan dasi, sepatu pantovel, dan tatanan rambut yang rapi.

“Apa ini tidak berlebihan hyung?” Wooyoung melirik Nichkhun yang hanya mengenakan kemeja lengan panjang berwarna merah dan celana hitam. Menurut Wooyoung, Nichkhun bahkan terlihat sangat tampan dengan pakaiannya yang simpel. Warna merah kemejanya sangat cocok dengan Nichkhun karena terlihat kontras dengan kulitnya yang putih.

“Tidak. Kau terlihat tampan.” Puji Nichkhun.

Wooyoung lalu mengendus dirinya sendiri, “Apa parfumku juga tidak terlalu menyengat?”

“Tidak Uyoungie, percaya diri lah sedikit.”

Wooyoung hanya memasang wajah cemberut. Menurutnya penampilannya terlalu berlebihan untuk menghadiri pesta ulang tahun teman Nichkhun. Ya walaupun konsep pestanya memang terbilang mewah; standing party yang diadakan di pinggir kolam renang.

“Hai Khun-oppa.” Sapa seorang yeoja cantik. Nichkhun lalu menghampiri yeoja itu, dengan Wooyoung di belakangnya.

“Hai, Krystal.” Mereka lalu berjabat tangan. “Chukkae.” Nichkhun memberi ucapan selamat pada Krystal yang berulang tahun.

“Gomawo oppa.” Yeoja yang bernama Krystal itu tersenyum manis. Dia terlihat cantik dengan gaun panjang berwarna biru dan rambut curly yang tergerai indah.

“Oppa!” panggil yeoja lain yang sedang berjalan mendekat, kali ini yeoja yang memanggil Nichkhun itu berpenampilan casual dan terlihat sedikit tomboy.

Khun-hyung memang populer di kalangan yeoja. Dalam hati Wooyoung merasa kagum pada hyung-nya itu.

“Oh, hai Amber.” Nichkhun memasang senyum manisnya pada yeoja yang bernama Amber itu. “Oh ya Krystal, Amber, kenalkan ini Wooyoung.”

“W-Wooyoung im-nida.” Kata Wooyoung sedikit gugup sambil menjabat tangan Amber dan Krystal bergantian.

“Kau cute sekali Wooyoung-sshi.” Puji Amber yang membuat Wooyoung tersenyum gugup.

“Oh, jadi kau yang bernama Wooyoung.” Kata Krystal dengan tatapan yang tak bersahabat, membuat senyuman di wajah Wooyoung memudar. Namun hal itu sama sekali tak disadari oleh Nichkhun.

“Krys, di mana Vic?” Nichkhun celingak-celinguk ke segala arah, “Apa dia tidak datang?” ada pancaran kekecewaan dari mata Nichkhun. Nichkhun sungguh berharap dapat bertemu dengan Victoria malam ini, setelah pertengkaran mereka dua hari yang lalu.

“Belum. Dan mungkin saja dia tidak akan datang jika tahu kau datang bersama Wooyoung.” Krystal kembali melirik sinis ke arah Wooyoung.

“Wooyoung-sshi, temani aku jalan-jalan sebentar ya?” Amber yang menyadari ada yang tidak beres langsung menarik tangan Wooyoung dan mengajak Wooyoung menjauh tanpa permisi.

“Krys, apa yang kau lakukan pada Uyoung?!” tanya Nichkhun sedikit membentak.

“Aku yang harusnya bertanya, apa yang kau lakukan dengan mengajak selingkuhanmu itu ke sini? Apa kau berniat mengenalkan selingkuhanmu itu dengan sepupuku?” sindir Krystal sinis.

“Apa maksudmu?”

“Khun?” Victoria yang baru saja datang terkejut dengan kehadiran Nichkhun, namun tak dapat dipungkiri ada kebahagiaan yang terpancar dari matanya.

“Chagi,” mata Nichkhun berbinar melihat yeojachingu-nya yang sudah beberapa hari ini tak ditemuinya. “Aku merindukanmu.”

“Ne. Apa kau datang ke sini membawa kabar baik?” kali ini sorot mata Victoria memancarkan harapan. “Apa rencanamu berhasil dan Wooyoung tidak akan mengganggu hubungan kita lagi?”

“Cih, apanya yang tidak akan mengganggu? Dia bahkan datang ke sini bersama Wooyoung, eonni!” Cibir Krystal terkesan mengadu, yang mendapat pelototan lebar dari Nichkhun dan Victoria. Nichkhun melotot karena kesal, sementara Victoria melotot karena kaget.

Pandangan Victoria lalu beralih pada Nichkhun, penuh kemarahan.

“B-bukan seperti itu chagiya, aku justru ingin meminta bantu—”

“Sudahlah.” Potong Victoria sebelum Nichkhun selesai bicara, “Lebih baik kau ingat baik-baik saja kata-kataku tempo hari.” Victoria memperingatkan Nichkhun sebelum pergi bersama Krystal, meninggalkan Nichkhun sendirian.

*

*

Sesampainya di dorm, Nichkhun hanya membaringkan dirinya di sofa ruang tengah, mengganti-ganti channel tv di hadapannya tanpa minat.

“Y-yach hyung, pilihlah acara mana yang akan kau tonton dengan benar. Jangan diganti-ganti seperti itu, aku pusing melihatnya.” Keluh Junho yang duduk selonjoran di lantai, di samping sofa.

“Ganti saja sendiri.” Nichkhun melemparkan remote tv pada Junho, namun remote itu malah mengenai kepala Junho.

“Aww.” Junho meringis sambil memegangi kepalanya yang sakit.

“Kenapa kau melemparnya dengan remote hyung?!” protes Chansung yang duduk di sebelah Junho, tak terima namjachingunya diperlakukan dengan kasar. Perhatian Chansung lalu beralih ke Junho, “Bagian mana yang sakit chagi?” Chansung lalu mengelus-elus kepala Junho setelah Junho menunjuk bagian kepalanya yang sakit.

“Mianhae, aku tidak sengaja.” Jawab Nichkhun dengan ekspresi cuek.

“Kalau kau marah padaku, jangan jadikan orang lain sebagai pelampiasannya hyung.” Kali ini Wooyoung yang angkat bicara.

“Aku tidak marah padamu, Uyoungie..” kata Nichkhun dengan nada yang halus disertai senyuman manis.

“Bohong!” bantah Wooyoung.

“Sungguh, aku tidak marah padamu.” Jawab Nichkhun masih dengan ekspresi yang sama.

“Lalu kau marah pada siapa?” tanya Wooyoung masih penasaran, merasa ada yang tidak beres dengan Nichkhun yang tidak seperti biasanya.

“Aiiissshh.. kalian ini ribut sekali!!” omel Minjun yang duduk di sofa samping Nichkhun, di antara Wooyoung dan Taecyeon.

“Sabar Minjunnie..” Taecyeon mengelus-elus dada Minjun, mencoba menenangkannya. Namun di mata keempat orang lainnya, Taecyeon seperti sedang mencari-cari kesempatan dalam kesempitan untuk mengelus-elus dada Minjun-hyung mereka.

“Yach kalian berempat,” Nichkhun menunjuk pada Minjun, Taecyeon, lalu pada Junho dan Chansung yang duduk –di lantai- di bawah mereka, “Jangan menunjukkan kemesraan kalian di depanku. Kalau ingin mesra-mesraan sana di dalam kamar.” Nichkhun lalu beranjak pergi keluar dorm.

“Biasanya dia sebaik malaikat, kenapa tiba-tiba jadi lebih galak darimu hyung?” Junho mendongak pada Minjun yang duduk di sofa, di atasnya.

“Molla.” Jawab Minjun singkat dengan tak acuh. Namun sedetik kemudian Minjun memukul kepala Junho, “Apa kau bilang tadi? Jadi kau bilang aku ini galak?”

“Aww..” untuk yang kedua kalinya, Junho meringis kesakitan.

“Y-yach! Berhenti menganiaya Nuneo-ku!” omel Chansung tak terima, sambil memeluk Junho.

Di tengah keributan itu, tiba-tiba saja Wooyoung keluar dorm tanpa pamit.

“Wooyoung-ah, mau ke mana kau?” tanya Taecyeon setengah berteriak, namun Wooyoung tidak mengindahkannya dan hanya ngeloyor begitu saja.

*

*

Sesampainya di depan pintu dorm, Wooyoung merasa lega menemukan Nichkhun sedang duduk di undakan teras depan dorm mereka, membelakangi pintu masuk. Wooyoung lalu melangkah pelan dan duduk di samping Nichkhun.

“Hyuung~” panggil Wooyoung dengan nada manja, sambil merebahkan kepalanya di bahu Nichkhun.

“Hmmm.. ada apa Uyoungie?” Nichkhun sedikit menoleh ke samping untuk memandang Wooyoung.

“Apa benar kau tidak marah padaku?” Wooyoung sedikit mendongak ke atas untuk mengetahui ekspresi wajah Nichkhun. Dapat ia lihat Nichkhun sedang tersenyum tulus.

“Aku tidak pernah bisa marah padamu Uyoungie. Aku hanya sedang pusing memikirkan hubunganku dengan Vic.” Aku Nichkhun.

“Dia masih belum memaafkanmu karena kejadian waktu itu?” tanya Wooyoung yang dijawab anggukan pelan oleh Nichkhun.

“Dia marah karena aku hyung.” Terselip sedikit rasa bersalah di hati Wooyoung.

Bukannya menjawab, Nichkhun malah sibuk dengan ponselnya, “Uyoungie, kau dapat salam dari Amber.” Kata Nichkhun sambil menunjukkan pesan yang dikirim Amber ke ponselnya.

“O-oh, ne hyung.” Jawab Wooyoung sedikit gugup.

“Tadi apa saja yang kau bicarakan dengannya? Apa kalian pedekate?” selidik Nichkhun.

“Ani hyung. Kami hanya mengobrol biasa.” Bantah Wooyoung yang langsung duduk tegak, tidak bersandar lagi pada Nichkhun. Wooyoung bahkan bergidik sendiri membayangkan dirinya harus pedekate dengan sepupu Victoria itu.

“Semenjak kita pulang tadi, Amber mengirimiku beberapa pesan yang menanyakan tentang dirimu. Sepertinya dia menyukaimu, padahal yang niatnya kukenalkan padamu itu Krystal.”

“Sepertinya Krystal sama sekali tidak menyukaiku hyung.” Bahkan terkesan membenciku, tambah Wooyoung dalam hati.

“Tapi apa kau menyukai Krystal?” Wooyoung menggeleng pelan menjawab pertanyaan Nichkhun, “Amber?” Wooyoung menggeleng lagi, dan Nichkhun hanya mendesah frustasi.

“Yach hyung, kenapa ekspresimu seperti itu? Kan tadi kita sepakat kalau aku hanya menemanimu dan berkenalan saja. Jadi jangan memaksa.” Protes Wooyoung.

“Arra, arra.” Nichkhun mengangguk pasrah. Rencana #1 GAGAL!

*

*

Siang hari berikutnya, Nichkhun menjemput Wooyoung di kampusnya sepulang kuliah dan mengajak Wooyoung makan eskrim bersama di kedai eskrim dekat kampus Wooyoung.

“Tumben kau mengajakku makan eskrim hyung, padahal aku kan tidak meminta dibelikan eskrim.” Wooyoung mulai menyendoki eskrim vanilla-nya.

“Kau sendiri, tumben tidak merengek padaku minta dibelikan eskrim.” Nichkhun malah membalikkan ucapan Wooyoung.

“Katamu kan aku tidak boleh seperti anak kecil lagi.” Jawab Wooyoung sok dewasa.

“Betul juga.” Nichkhun hanya mengangguk-angguk setuju, sementara Wooyoung tersenyum childish. “Oh ya Uyoungie, aku ingin mengenalkanmu lagi pada sepupu Vic yang lainnya, namanya Sulli. Dia cantik dan lemah lembut, kau pasti akan menyukainya.” Kata Nichkhun mantap.

Wooyoung hanya memutar bola matanya, menunjukkan kebosanannya. Krystal, Amber, dan sekarang Sulli. Sebenarnya Vic punya sepupu berapa sih? Tanya Wooyoung dalam hati.

“Berhentilah mencomblangiku hyung.” Protes Wooyoung sambil terus menyendoki eskrimnya.

“Katanya kau minta diajari untuk menjadi dewasa?”

“Tapi setidaknya biarkan aku memilih sendiri siapa orangnya, kau cukup mengajariku caranya saja, tidak perlu mencomblangiku begini.”

“Ne, arraseo.” Lagi-lagi Nichkhun hanya bisa pasrah. Rencana #2, GAGAL LAGI!

“Lalu apa kau punya teman dekat?” Nichkhun melangkah ke rencana selanjutnya. Dia memang harus bergerak cepat agar hubungannya dengan Victoria dapat diselamatkan, dengan sedikit waktu yang tersisa.

“Tentu saja aku punya.” Wooyoung mengangguk dengan mantap.

“Siapa?” Nichkhun semakin antusias menanti jawaban dari Wooyoung.

“Kau.” Wooyoung menunjukkan jari telunjuknya di depan muka Nichkhun.

“Yach, maksudku yeoja, yeoja Uyoungie!” Nichkhun memberi penekanan di akhir kalimatnya, sambil menepis tangan Wooyoung yang sedang menunjuk wajah Nichkhun dengan tidak sopannya.

Wooyoung menggeleng pelan. “Teman terdekatku saat ini adalah kau, hyung.”

“Baiklah.” Yang dikatakan Wooyoung memang benar. “Bagaimana dengan yeoja yang naksir padamu? Ada kan?” menghadapi Wooyoung, Nichkhun benar-benar harus memutar otak secepat mungkin jika ingin rencana ketiganya ini berhasil.

Wooyoung mengangguk pelan, “Tapi aku tidak yakin ia masih menyukaiku atau tidak. Aku kan sudah menolaknya.” Aku Wooyoung.

“Tak apa. Kita coba saja dulu. Kau mau kan?” rayu Nichkhun untuk meyakinkan Wooyoung.

Wooyoung pun menjawab dengan anggukan yang terlihat pelan dan ragu, namun mampu mengembangkan senyum lebar di wajah tampan Nichkhun.

*

*

Wooyoung merebahkan tubuhnya di kasurnya yang empuk. Kedua tangannya diletakkan di bawah kepalanya sebagai bantal. Pandangannya menerawang ke langit-langit kamarnya, kedua alisnya bertaut, berkonsentrasi memikirkan sesuatu.

Kalimat yang diucapkan Nichkhun siang hari tadi di kedai eskrim masih terus berputar-putar di kepala Wooyoung sampai sore hari ini, meminta untuk dipikirkan.

“Kau pasti akan bahagia jika mempunyai pasangan, ada yang memperhatikanmu, ada yang menemanimu.”

Kalimat itu kembali terngiang di telinga Wooyoung. Sebenarnya di antara beberapa kalimat petuah yang Nichkhun ucapkan padanya, ada satu kalimat yang benar-benar membuat Wooyoung ingin mencoba berkencan dengan seorang yeoja.

“Kau akan menjadi lebih dewasa, dan kau akan terlihat lebih keren jika jalan dengan seorang yeoja.”

Mendengar kalimat itu langsung membuat Wooyoung membayangkan betapa kerennya ia saat sedang berjalan berdua dengan yeoja yang mengaitkan lengannya dengan lengan Wooyoung. Ia memakai setelan jas yang rapi sedangkan yeojachingu-nya mengenakan gaun cantik. Membayangkan hal itu membuat Wooyoung merasa keren dalam seketika.

“Benar-benar keren.” Gumam Wooyoung pada dirinya sendiri sambil senyum-senyum.

“Hubungi saja dia. Dia kan sudah lama menyukaimu, pasti dia tidak akan secepat itu melupakanmu.”

Kalimat itu mendorong Wooyoung untuk menarik tangan kanannya dari bawah kepalanya dan meraih ponselnya yang tergeletak di sisi kanan kasurnya.

“Mungkin aku memang harus mencobanya.” Wooyoung meyakinkan dirinya sendiri.

Ibu jarinya lalu menelusuri layar ponsel android-nya, membuka menu pesan, dan mengetik isi pesannya.

 

Hii, lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu?

 

Wooyoung lalu memasukkan nomor yeoja itu dari kontak teleponnya ke kotak penerima. Wooyoung sempat berhenti dan berpikir sejenak sebelum ibu jarinya menyentuh sebuah kotak kecil bertuliskan ‘send’ di layar ponsel androidnya.

Beberapa detik kemudian ada laporan yang masuk ke ponselnya, menandakan bahwa pesannya sudah tersampaikan kepada yeoja manis yang Wooyoung kenal sejak masih duduk di bangku SMA itu. Tibalah saat-saat menegangkan bagi Wooyoung untuk menerima dua kemungkinan, yeoja itu membalas pesannya atau tidak membalas pesannya.

5 menit berlalu.. 10 menit.. 20 menit.. belum juga ada balasan.

Apa dia sudah benar-benar melupakanku? Ada sedikit rasa putus asa yang menyeruak dalam hati Wooyoung saat dia memikirkan hal itu. Hal itu wajar saja terjadi mengingat sudah hampir dua tahun lamanya peristiwa penolakan itu terjadi. Semenjak saat itu dia tidak pernah lagi menghubungi yeoja itu, bahkan saat tiga bulan setelah penolakan, yeoja yang merupakan adik kelasnya itu mengiriminya pesan, Wooyoung tidak membalasnya. Seingat Wooyoung, itulah terakhir kali yeoja itu menghubunginya.

Sesekali Wooyoung memeriksa ponselnya, walaupun tidak ada getar apapun yang menandakan ada panggilan atau email masuk, tapi Wooyoung tetap memeriksanya, kalau-kalau balasan itu luput dari sepengetahuannya. Namun nihil, tidak ada apapun yang masuk ke ponsel Wooyoung. Menunggu balasan yang entah kapan datangnya dan mungkin saja malah tidak akan pernah datang, membuat Wooyoung bosan dan kembali berkutat dengan pemikirannya sendiri.

“Ah, kenapa sekarang aku jadi mengharapkannya? Dulu saja aku menolaknya.” Gumam Wooyoung pada dirinya sendiri.

“Tapi kalau dipikir-pikir, dia itu cantik dan manis, dia juga pintar dan baik. Kenapa dulu aku menolaknya? Ah, pabbo!” Wooyoung merutuki dirinya sendiri yang terlambat menyadari pesona dari seorang yeoja yang pernah menyukainya.

Drrrrrttttt… drrrrttt..

Ponsel Wooyoung bergetar, menandakan ada pesan baru yang masuk. Wooyoung buru-buru membukanya dan wajahnya berbinar saat melihat nama yeoja itu tertera sebagai pengirim pesan tersebut.

 

Akhirnya kau menghubungiku lagi oppa :D

Aku baik. Bagaimana denganmu?

 

Hmmm.. Apa dia menungguku menghubunginya? Apa dia masih mengharapkanku? Wooyoung senyum-senyum sendiri memandangi layar ponselnya, lalu mulai mengetik balasan.

“Ehemm..” Nichkhun berdehem. Karena terlalu senang Wooyoung sampai tidak menyadari kehadiran Nichkhun di sampingnya.

Wooyoung langsung gelagapan seperti maling yang tertangkap basah karena kehadiran Nichkhun yang terlalu tiba-tiba baginya. “K-kenapa masuk tidak mengetuk pintu dulu hyung?” protesnya.

“Sejak kapan aku harus mengetuk pintu dulu kalau ingin masuk ke sini?” sindir Nichkhun. Dia memang terbiasa masuk kamar Wooyoung tanpa permisi, bahkan saat yang empunya kamar tidak berada di tempat sekalipun.

Wooyoung yang salah bicara menjadi salah tingkah. Dia menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. Pipi chubby-nya sempat sedikit merona.

“Kau kenapa senyum-senyum sendiri?” tanya Nichkhun penasaran, namun yang ditanya bukannya menjawab tapi malah menunduk menyembunyikan wajah merahnya.

Mengetahui penyebab Wooyoung senyum-senyum bersumber dari ponselnya, tanpa aba-aba, Nichkhun langsung mengambil ponsel yang ada di genggaman Wooyoung. Wooyoung pun bangun dari posisi tidurnya untuk merebut ponselnya kembali.

Nichkhun membaca tulisan yang tertera di ponsel itu, yang baru saja diketik Wooyoung tanpa sempat dikirimkannya karena sudah keburu direbut oleh Nichkhun.

 

Aku juga baik. Apa kau masih menyukaiku,?

 

“Kau tidak sopan sekali hyung!” omel Wooyoung sambil merebut kembali ponselnya dari tangan Nichkhun.

“Kau yang tidak sopan!” Nichkhun malah membalikkan kata-kata Wooyoung.

“Eh? Kenapa malah jadi aku yang tidak sopan?” tanya Wooyoung heran.

“Itu, pesan yang akan kau kirimkan, itu tidak sopan sekali.” Nichkhun menunjuk-nunjuk layar ponsel yang ada di tangan Wooyoung.

Wooyoung hanya melongo sambil memandangi layar ponselnya yang ditunjuk-tunjuk Nichkhun, masih tidak mengerti maksud dari kata-kata Nichkhun.

“Menanyakan hal semacam itu pada seorang yeoja itu tidak sopan Uyoungie. Terlebih lagi kau pernah menolaknya. Kau hanya akan melukai harga dirinya.” Jelas Nichkhun.

“Benarkah?” Wooyoung sama sekali tidak pernah berpikiran kalau menanyakan hal semacam itu dapat melukai harga diri seorang yeoja, ia kan hanya menanyakan hal yang ingin ia ketahui.

“Kalau tidak percaya coba saja. Dia pasti akan marah padamu.” Jamin Nichkhun sambil melirik Wooyoung penuh percaya diri.

Wooyoung terlihat berpikir sejenak, lalu jarinya mulai menyentuh layar ponselnya berkali-kali. Menurut perkiraan Nichkhun, Wooyoung sedang menghapus kalimat yang tadi diketiknya.

“Lalu aku harus membalas apa hyung?”

Bukannya menjawab, Nichkhun malah merebut kembali ponsel Wooyoung, jari Nichkhun terlihat mengetikkan beberapa huruf yang Wooyoung sendiri tidak tahu.

“Apa yang kau lakukan pada ponselku hyung?” Wooyoung sedikit melongok ponselnya karena penasaran. Tapi Nichkhun malah menjauhkan ponsel itu dari jangkauan Wooyoung.

“Kau diam saja dulu.” Nichkhun kembali berkonsentrasi pada ponsel di genggamannya, tak lama kemudian senyum simpul terukir di wajah tampan Nichkhun, “Ini. Lakukan dengan benar.” Nichkhun melempar pelan ponsel Wooyoung ke atas kasur, lalu bangun dan melangkah menuju pintu kamar, pergi meninggalkan Wooyoung yang masih kebingungan begitu saja.

*

*

Wooyoung menggerak-gerakkan kedua kakinya untuk sedikit menghilangkan rasa pegalnya karena berdiri cukup lama di tepi jalan. Selain karena pegal, Wooyoung menggerak-gerakkan kakinya juga karena kegelisahan yang dirasakannya.

Sebentar-sebentar Wooyoung melirik arloji di pergelangan tangan kirinya, dan ia semakin bertambah nervous setiap jarum jamnya bergerak mendekati waktu yang dinantinya.

Saat waktu yang dinanti sudah terlewati, Wooyoung malah semakin cemas karena seseorang yang ditunggunya tak kunjung muncul di hadapannya.

“Kenapa belum datang juga? Apa dia akan datang terlambat? Atau jangan-jangan dia tidak akan datang?” Pikiran Wooyoung sibuk menerka-nerka kemungkinan yang bisa saja terjadi.

Wooyoung sedang kembali melirik arlojinya yang menunjukkan pukul 7.15 p.m saat seseorang memanggilnya. “Oppa.. Wooyoung oppa!!”

Wooyoung menoleh ke sumber suara dan matanya berbinar melihat seseorang yang ditunggunya akhirnya datang juga…

*

*

*

TO BE CONTINUED

 

From Author:

Mian kalo update chap 2’a agak lama lagi readers’q, oz harus bagi waktu dengan berbagai macam kegiatanku yang laen, ceileeeehh.. #soksibuk

Mungkin Chap 2 ini cerita’a masih agak2 membingungkan ya,? Iya gag sih,? Soal’a author’a sndri jg bingung pas nulisnya, hehe..

Jujur q masih rada bingung ma alur cerita’a mo d’buat kayak gimana, chap 2 ini aja Cuma nyeritain rencana-rencananya Khun buat Woo -_- , tapi mudah2’an seiring dengan berjalannya cerita ini q gag bingung2 lagi ya.

Ya pokoknya selamat menikmati ceritanya readers’q, smoga bsa sdikit mnghibur n gag mngecewakan. Maaf klo ada salah2 ya. N’ inget, inget, comment dari kalian sangat berarti buat q, so jngan lupa tinggalin comment ya,?

Thanks bgt buat readers’q, yg udah comment n’ subscribe jg, luph u all.. :D

Happy reading.. ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
hwaiting93 #1
Chapter 11: Haduh haduh haduh ff nya lucu haha XD
Uyong keterusan nakal wkwk
Kasian jia & suzy jadi korban ><
Tapi kalo ga jadi korban kasian nichkhun
Tapi endingnya gantung author-nim
Sequel dongg ?
Ceritain dari mana jia dapet nomer khun , trus gimana nasib suzy ? Trus gimana nasib 2pm ? 2pm gaboleh bubar ><
jphiaa #2
Chapter 11: adududududu ga nyangka akhirnya woo bakal kaya gituuu kkkk ciyee akakakak author jjang lucuuk XD ditunggu next epepnya ^^
UnunJang
#3
Chapter 11: hihihihi...
endingnya lucu...
bener2 dech woo...Kkkk~

Keren thor...
aq jd senyamsenyum sendiri...hehehe

ditunggu karya selanjutnya thor...
fighting...^0^9
Des_woo #4
Chapter 11: Sinopsis donggg unnn><

Cieee woopaa diam diam yaaa hahahaha
rin_26 #5
Chapter 11: end seriusan ini??
Disisipin humor juga jadi tambah 'rasa'
hehe
okelah yang penting khunwoo bersatu

kasian suzy
CL_khunnie0611 #6
Chapter 11: Haha uyong dikerjain sama khun! akhirnya keren thorr xD
Itu chan ama suzy kok jadi autis gitu siih?? wah wah ditunggu karya selanjutnya :3
Sayaka_Dini
#7
Chapter 11: Endingnya LUCU!! XD

Aku bacanya sampai senyum2 sendiri. Beneran deh, untung bacanya di dalam kamar, jadi gak ada yg lihat #apaansih

Wah wah wah, gak sangka Wooyoung punya keberanian sendiri untuk langsung mengaku pada Nichkhun bahkan tanpa malu langsung menciumnya di tempat umum. Bravo Wooyoung, Bravo Author #tepuktangan

Chukaye~ akhirnya bisa menamati fict ni dengan akhir yg membahagiakan buat Khunwoo dan juga Chanho(?)....

Klo ada waktu buat lagi!! Kalau bisa kembali dengan pairing Chanho sbg pemeran utamanya~ #kangenffChannuneo

Fighting Author-nim! Yg semangat! ^^
Ndah_Young #8
Chapter 11: Woah Khunyoung maen pergi" aja,,,Nah 2pm bagaimana??? keke~
Ok deh thor semoga besok sidang skripsinya lancarr *fighting*
Dan Ditunggu FF Selanjutnya =]
specialkhunyoung
#9
Chapter 11: Ngakak hahaha,,, Bacanya sambil ngbebayangin wooyoung bener2 ngelakuin itu,,,
semangat buat sidangnya
utywoo #10
Chapter 11: Akhirnya lucu :D
Semoga lancar sidang skripsinya besok ya thor ^^
Ditunggu ff selanjutnya :D