My Innocent Boyfriend^^ (Final)

My Innocent Boyfriend

"Hey!! Jambret !!!"

Lay(21th) berlari menerobos kerumunan sembari membawa tas hitam milik seorang ibu-ibu yang barusan ia ambil.

Ibu korban penjambretannya hanya bisa menangis dan berteriak-teriak meminta bantuan.

Lay yang memang lihai dalam hal jambret-menjambret berhasil mengelabuhi segerombolan warga yang berniat menangkap dan mengeroyoknya dengan brutal.

Ia bersembunyi ditempat yang menurutnya aman.

Setelah sekelompok warga yang haus emosi ingin memukuli Lay telah pergi menjauh,Lay memunculkan dirinya lagi ditengah-tengah jalan.Ia selamat.

Dengan tersenyum manis dan bangga Lay memeluk tas itu erat-erat.

 

 

"Den,aden Kris(22th) bangun toh yo sudah pagi begini nanti telat lagi ke kampusnya!"

Bi Ijah pembantu Kris satu-satunya dirumah berteriak dan berulang kali mengetuk pintu kamar Kris.

"Apa sih biiii?..."

Kris membuka pintu dengan malas sambil menguap lebar.

"Sarapan udah siap juga den,Ayo cepat mandi nanti telat kuliahnya"

"Ih bibi tuh ya cerewetnya ngelebihin mami"

Kris keluar dari kamarnya dan melakukan pemanasan pada tubuhnya seperti pagi biasanya.

"Saya itu udah di amanahin ama orang tua den Kris suruh jagain aden sampe mereka balik lagi dari Kanada jadi ya mau gak mau saya mesti cerewet supaya den Kris nurut"

Kris menghampiri bi Ijah yang sedang mengelap perabotan rumah.

"Saya gak punya orangtua bi,orang tua saya cuma bi Ijah"

Kris meraih bahu bi Ijah.

"Jangan ngomong begitu den,saya tahu den  Kris marah karena orangtua aden gak pernah pulang beberapa tahun ini,tapi mereka masih sayang sama aden buktinya tiap hari mereka telepon menanyakan keadaan aden"

"Saya gak butuh ditelepon bi,saya cuma butuh mereka disini,,,kalau Kris kesepian mereka gak ada selalu aja bi Ijah yang nemenin"

Mimik wajah Kris berubah sedih.

"Udah den Kris jangan dibahas lagi masalah ini,saya gak tega ngeliat aden Kris sedih aden udah saya anggap anak saya sendiri"

Kris mengangguk mengikuti bi Ijah yang tengah menuntunnya ke kamar mandi.

 

 

"Lay,temenin gue ngamen yuk"

ajak rekan Lay bernama Luhan(22th)

"Emang Sehun(20th) kemana?"

"Dia lagi sakit"

"Sakit apaan?"

"Kemaren gue ama dia ngamen terus-terusan tapi kagak dapet duit sekalinya dapet yah cuma bisa buat beli minuman gelas doang,kita kagak makan deh seharian"

Lay mengangguk-angguk tanda mengerti.

"Ya udah gue temenin"

"Yuk!"

Dengan semangat Luhan menarik Lay ke lampu merah.

Bermodalkan gitar bolong Luhan mulai berdendang menyanyikan lagu seadanya yang ia hafal sedangkan Lay mengikuti irama suara Luhan dengan tepukan tangannya.

"Makasiiih.."

Ucap Lay dan Luhan bersamaan sambil tersenyum ramah tatkala beberapa orang di dalam mobil memberinya uang receh ataupun ribuan.

"Lay hari ini cuma dapet segini"

Luhan memperlihatkan sejumlah uang ditangannya.

"Uang segitu gak cukup buat lu ama Sehun"

"Ya udah kita ngamen lagi yuk!"

"Kagak usah,lu diem disini tungguin gue ya jangan kemana-mana"

"Lu mau kemana?"

"Dah tungguin gue aja ok?"

Lay tersenyum menunjukkan lesung pipitnya dan pergi meninggalkan Luhan.

 

Kris melajukan mobil berwarna silvernya di jalanan ibukota menuju kampus.

Tepat ketika ia berada dilampu merah,ia melihat sosok pria memakai sweater hitam panjang sedang membayangi soerang pria didepannya.Pria itu menengok kearah kanan dan kirinya dengan gugup tapi tangannya lincah menyelip dikantung orang tersebut.

"Dasar copet"

ujar Kris setengah tertawa

Jika posisinya tidak ditengah-tengah lampu merah dan dimobil Kris mungkin sudah menariknya dan memukulinya hingga babak belur.

Pencopet itu menghilang.

 

 

"Nih"

Lay memberikan semua uangnya pada Luhan.

"Wah Lay banyak banget,,darimana nih?"

"Dah yuk balik gue mau ketempat lu nengokin si Sehun"

Luhan masih dengan rasa penasarannya terus memegangi uang pemberian Lay dengan penuh tanda tanya.

"Lay,,lu nyopet ya?"

"Emang kenapa?"

"Lay gue udah bilang ama lu jangan suka nyopet itu gak baik"

"Gue tahu koq tapi mau gimana lagi cuma dengan cara itu gue bisa dapet banyak duit dengan cepat"

"Gue pinta sama lu jangan nyopet lagi Lay,,atau gue gak bakal anggep lu temen gue lagi"

Lay membuang nafasnya dengan kesal.

"Iya iya udah ayo cepet"

 

 

 

"AAAAA!! Kris! Kris!"

Kris dengan wajah bosannya melewati segerombolan wanita yang sedari tadi mengikutinya dari gerbang kampus sampai ke kelas.

"Ladies sampai sini dulu ya pangeran Kris-nya mau belajar okay?okay?"

Chanyeol tiba-tiba muncul menghalangi semua wanita yang ingin menerobos masuk kedalam kelas.

"Huuuu Huuu!"

Sorak wanita-wanita itu dengan kecewa lalu berhambus entah kemana.

Kris dengan malasnya melempar tas keatas meja lalu ditidurkannya kepalanya diatas tas itu.

"Woo Kris,semakin hari semakin banyak saja fansmu"

"Fans apa?,,,mereka menyebalkan"

"Kau gila atau bodoh sih Kris?di luar banyak sekali wanita cantik ingin menjadi pacarmu tapi kau tidak satu kalipun menanggapi mereka"

"Untuk apa mencari pacar kalau yang ia incar hanya ketampananku dan juga hartaku,aku butuh seseorang yang tulus menyayangiku"

"Hmm,,,aku doakan semoga kau akan menemukan orang yang kau maksud itu"

 

 

 

"Oh ya ni obat buat Sehun tadi gue barusan beli di apotik"

Lay memberikan sebungkus plastik obat pada Luhan.

"Thanks" ujar Sehun lemas

Lay tersenyum,ia duduk didekat Sehun.

"Sehun cepet sembuh kasihan abang lu dia khawatir banget ama lu"

Lay mengelus pundak Sehun.

"Iya bang ini juga udah agak baikan koq"

Sehun tersenyum lemah.

"Lu beruntung punya abang yang sayang ama lu,coba lu diposisi gue pasti kesepian banget dah"

Lay menundukkan wajahnya karena ingin menahan tangis.

"Lay,,lu gak sendiri,,di sini ada gue ama Sehun yang sayang ama lu"

Luhan menghampiri Lay dan merangkul tangannya.

"Iya,,Sehun sayang ama abang Lay dan Luhan"

Lay merasa terharu ia pun memeluk Luhan,Sehun bangun dan ikut memeluk kakak-kakaknya itu.

 

 

Keesokan hari,

Kris mengalami kesialan karena mobil yang biasa ia pakai ke kampus bannya pecah dan ia tak menemukan tukang penambal ban disekelilingnya.

Ia merasa kelelahan dan haus karna berjalan kaki berusaha mencari tukang tambal ban namun nihil.

Kris berhenti sejenak untuk membeli minuman seraya menelepon agen derek mobil.

"Kayaknya gue pulang naek angkot nih"

Kris membuka dompetnya dan dengan sekelebat dompet ditangannya hilang bersaman dengan orang yang barusan berjalan didepannya.

"Woy!! Maling!! Copet! Mau kemana loe?!"

Kris berteriak mengejar copet yang bukan lain adalah Lay dikeramaian orang-orang yang hanya menonton mereka berlarian.

"Sial! orangnya pake ngejar segala lagi"

Lay kehabisan akal ia berlarian kearah perkampungan dan terus berlari menyelamatkan diri.

Malang bagi Lay,Kris yang notabene berbadan lebih besar dan tinggi dari dirinya mampu mengimbangi jaraknya dengan dia.Lay pun terkejar.

Kris meraih baju Lay dan menariknya.Membuat ia jatuh ketanah dengan keras.

"Kurang ajar loe ya! Lo copet kelas teri! Gue tahu loe juga kan yang nyopet bapak-bapak kemarin dipinggir jalan! Ngelunjak juga loe berani nyopet gue! Belom tahu loe gue ini siapa hah?!"

Kris memukul wajah Lay dengan keras membuat hidungnya berdarah,tak puas sampai disitu Kris menendang tubuhnya berkali-kali hingga Lay memekik kesakitan.

"Balikin dompet gue!! Kalau gak,gue bakal ninju loe lagi ampe mampus"

Dengan wajah babak belur dan penuh luka Lay mengembalikan dompet Kris.

Tangannya bergemetar karena tubuhnya tak kuasa menahan sakit,darah menetes dari hidungnya dan kedua matanya hampir-hampir menutup seakan-akan tidak ada hari esok untuk dirinya.

"Abang Lay!!? Woy abang Lay digebukin !!"

Kris melepas kerah baju Lay dan membiarkan Lay berbaring tak berdaya ditanah.

Ia terkejut melihat sekumpulan anak-anak kecil berlarian kearahnya dan memutari Lay.

"Ni orang yang udah bikin abang Lay babak belur!"

Salah seorang anak laki-laki menatap kesal padanya.

Dan tak lama kemudian anak tersebut menendang kakinya.

"Sono pergi lo! Jangan gebukin abang Lay lagi!"

Anak itu menendang dan mendorong-dorong Kris agar menjauh.

"Orang jahat!! Dia udah bikin abang Lay begini !!"

Anak yang lain ikut mencemooh Kris dan ikut memukulinya.

"Hey! Tunggu dulu,,tung,,"

"Huhuhuhu hiks,,,abang Lay bangun,,hiks nanti kita makan dari mana abang?"

Kris terhenyak saat seorang perempuan kecil dengan tangan mungilnya mengusap darah dari hidung Lay.

Perempuan kecil itu menangis sesenggukan sesekali memeluk Lay berharap agar Lay bangun namun Lay tak sadarkan diri.

"Lay?!!"

Luhan didampingi anak laki-laki yang telah memanggilnya itu datang menghampiri Lay yang pingsan.

Luhan menggoyang-goyangkan tubuh Lay tapi tak menemukan respon.

Pandangan Luhan tertuju pada Kris yang sekarang berdiri diantara mereka.

"Loe apain temen gue hah?!"

Luhan mendorong Kris.Kris masih hanyut dalam bingung.

"Di,,dia tadi nyopet dompet gue,,"

"Tapi gak gini juga cara loe ngehakimin dia lo sama aja ngebunuh dia!"

Luhan menarik kerah baju Kris.

"Uhukh,,Lu..Luhan..sakit..sakit.."

"Abang Luhan bang Lay bangun"

Luhan mendorong tubuh Kris sekali lagi lalu mendekati Lay.

"Lay?lu gak apa-apa?"

"Sakit,,sakit,,"

Lay memegangi perutnya menahan sakit.

"Anak-anak ayo kita bawa bang Lay kerumah abang"

Anak-anak berjumlah sekitar 5 orang itu mengangguk dan membantu Lay berdiri agar Luhan mudah memapahnya.

"Pergi lu orang jahat! Huu! Huu! Dasar orang jahat!"

Anak-anak kembali mendorong-dorong Kris lalu meninggalkannya dengan ekspresi yang tak jelas tersirat diwajah tampannya.

Ia melihat Lay jalan tertatih-tatih ditopang oleh Luhan, disebelahnya seorang gadis kecil yang tadi menangisi Lay memegangi celana jeansnya yang kotor karna terjatuh ditanah.

Kris merasa kasihan dan merasa bersalah bahkan dia tidak tahu apa yang dia lakukan itu salah atau benar.Ia tidak dapat berpikir.Dia hanya bisa terdiam dan memandangi rombongan orang-orang diperkampungan itu menjauh dari jangkauannya.

Kris terus berpikir sepanjang jalan menuju rumahnya di dalam angkot mengingat mobilnya telah diderek dan dalam perbaikan.

"Kris apa yang sudah kau lakukan?kau memukuli dan melukai orang yang salah,,"

bisiknya sedih

Kata-kata yang ia paling ingat adalah ketika gadis kecil bilang pada Lay "kita dapat makanan dari mana lagi bang Lay?".

Itu membuat hatinya miris dan sedih.Apa dia sudah memukuli kakak dari adik-adiknya yang masih kecil itu?apa memang dia benar pencopet?.

 

 

 

"Bi,hari ini tolong bungkuskan beberapa kotak nasi ya"

"Ada apa toh?"

"Udah bi,bungkusin aja ok?"

Kris merangkul bahu pembantunya yang bertubuh tambun itu.

"Beres den!"

Setelah selesai mandi dan bersiap.Kris dibantu bi Ijah memasukkan kotak-kotak nasi tersebut kedalam mobil.

"Bi aku pergi dulu ya"

"Hati-hati ya den"

Bi Ijah melambaikan tangannya ke arah majikan yang disayanginya itu dari luar mobil,Kris membalasnya dengan senyuman.

 

 

"Bang bang! Ada orang jahat kemaren bang itu tuh yang mukulin bang Lay"

Seorang anak berlarian kedalam rumah Luhan.

"Sehun,tungguin Lay bentar ya gue mau nemuin tu orang dulu"

perintah Luhan

"Iya bang"

Luhan keluar dari rumahnya dan menemukan Kris berdiri menghadap kearahnya.

"Gue mau minta maaf soal kemaren,,gue tahu gue salah udah mukulin dia gak seharusnya gue berbuat kayak gitu,,"

Luhan dengan emosi yang masih menggantung dihatinya mencoba menahan amarahnya.Ia menatap wajah Kris dengan tulus meminta maaf,ia pun mengangguk mengampuni kesalahan Kris.

"Gue bawa beberapa makanan buat anak-anak,bentar gue ambil"

Kris mengeluarkan kotak makanan dari belakang mobilnya dan menentengnya dengan susah payah.

"Tody kasih tahu anak-anak yang lain kalau ada orang mau bagi-bagi makanan"

Luhan berbisik pada anak laki-laki berumur 9 tahunan didekatnya.

"Iya bang"

"Taruh aja makanannya disini,tar biar diabisin anak-anak sini"

Luhan dengan nada datarnya menyuruh Kris.Kris yang tak mengerti apa-apa cuma mengangguk.

"Kemana teman lo yang kemaren gue gebukin itu?"

Luhan masuk kembali kedalam kamarnya diikuti Kris dibelakangnya.

"Semenjak lo gebukin kemaren,dia ngeluh sakit melulu sampe sekarang dia belum bangun juga"

Kris mengamati sosok Lay yang tengah berbaring sambil meringis kesakitan.

Disebelahnya ada Sehun sedang m-engganti kompresan didahinya.

Kris mendekati Lay dan menyentuh keningnya.

"Panas banget badannya,kita harus bawa dia kerumah sakit"

"Lo kira ke rumah sakit gak pake duit?"

Luhan mulai emosi.

"Biar biayanya gue yang tanggung anggap aja sebagai pertanda maaf"

"Udah bang biar aja abang Lay dirawat dirumah sakit biar cepet sembuh"

Sehun memegang lengan Luhan memohon.

Luhan menatap wajah Sehun lalu berpindah ke wajah Lay kemudian ke wajah Kris.

"Ya udah,tapi gue gak bakal ngelepas lo kalo sampe ada apa-apa ama Lay"

"Iya"

Kris menggendong tubuh Lay kedalam mobilnya.

"Gue bakal ngerawat dia dengan baik koq"

Ujar Kris pada Luhan dan Sehun

Luhan dan Sehun tak menjawab,mereka berdua membiarkan Lay pergi bersama Kris asalkan Lay bisa sembuh.

 

 

"Apa anda keluarga dari kamar bernomor 106?"

"Ya"

"Pasiennya bernama Lay?"

"Iya dok,ada apa dok?"

"Lay mempunyai penyakit haemophilia,dia tidak boleh terkena luka sedikit pun apabila terkena darah akan semakin banyak keluar atau tubuh yang terluka itu bisa menjadi parah.Ia kekurangan darah,tapi sejauh ini ia masih bisa diselamatkan"

Kedua mata Kris membuka lebar ekspresi shocknya tak bisa lagi disembunyikan.Haemophilia??separah itukah?

Tubuh Kris mendadak lemas,ia bersandar ditembok dan mulai menyalahi perbuatannya pada Lay kemarin.

Kris melihat Lay dari luar pintu.Hidungnya diberi gas oksigen dan ditangannya terdapat infusan dengan kantung darah hasil donornya menggelantung di samping ranjangnya.

"Aku menyesal telah memukulinya..."

Kris menghampiri Lay dan duduk disebelah tempat tidurnya.

 

 

Kris membuka kedua matanya.Karna lelah memikirkan kondisi Lay ia tertidur.

Kris terkejut,ia tak mendapati sosok Lay didepan wajahnya.

"Kemana dia?"

Kris mencari Lay dikamar mandi dan seluruh ruangan rumah sakit tapi tak ada Lay disana.

"Sus,ngeliat pasien keluar dari kamar ini gak?"

Kris mencegat suster-suster yang lewat.

Namun tidak ada satupun yang melihat Lay.

Kris mulai frustasi,ia tidak mau kehilangan jejak Lay ia sudah berjanji pada Luhan untuk membawanya dengan keadaan utuh saat pulang nanti.

Kris berlarian keluar rumah sakit dan mulai menjelajahi orang-orang dalam keramaian.

"Kemana sih tu orang?"

Jarak Kris sudah jauh dari rumah sakit tapi ia masih belum menemukan Lay.

Ketika Kris hampir menyerah,ia melihat sosok Lay berjalan sempoyongan ditrotoar jalan.

Kris segera berlari kearahnya dan menarik lengannya.

"Lo mau kemana?"

Lay kaget melihat wajah Kris, orang yang telah memukulinya ada didepannya.Pandangan matanya masih blur wajahnya pun pucat.

"Ih lepasin tangan gue"

"Gak,ayo balik kerumah sakit lo masih lemah tahu"

"Apaan sih lo,,gue mau pulang"

"Tapi lo masih sakit"

"Gue gak peduli"

Lay melepas tangan Kris dari lengannya dan lanjut berjalan.

"Okay,,okay gue anter lo pulang tapi lo tunggu disini ya gue mau ambil mobil dulu"

Kris memegang kedua bahu Lay.Lay tidak merespon.Kris kemudian berbalik menuju rumah sakit mengambil mobilnya.

Setelah mendapatkan mobilnya Kris kembali terkejut karna Lay tidak menunggunya.Lay menghilang lagi.

"Pasti dia ada dirumahnya sekarang"

Kris melajukan mobilnya ke perkampungan Lay lagi.

Dugaan Kris benar,Lay telah dirumahnya.

Ia melihat Lay berkumpul bersama anak-anak diteras rumah gubuknya.

Anak-anak itu memeluk bahkan bermanja-manja pada Lay.

Yang membuat Kris tersentuh,ia memperhatikan senyum berlesung pipit Lay terlukis manis diwajahnya.Lay tak berhenti tersenyum kearah anak-anak tersebut.

"Lay,,"

"Darimana lo tahu nama gue?"

"Temen lo.."

"Ooh..terus ngapain lo disini?lo mau mukulin gue lagi?"

"Lay gue mau minta maaf udah mukulin lo maka dari itu gue bawa lo kerumah sakit tapi lo malah kabur"

"Ya udeh gue maafin,sekarang lo mau ngapain?"

"Lay..lo masih sakit gue pengen lo balik lagi kerumah sakit"

Kris merasa ia belum menemukan waktu yang tepat untuk memberitahukan penyakit Lay sebenarnya.

"Gue gak mau"

Lay menyisir rambut si gadis kecilnya dengan jemari tangannya.

Kris ikut berbaur dengan kumpulan itu,beruntung ia tak dipukuli lagi.

"Lay,,adik lo banyak juga"

Kris mengamati satu persatu anak yang mengitarinya.

"Mereka bukan adek gue"

"Terus?"

"Mereka anak tetangga-tetangga gue,orang tua mereka sibuk nyari duit jadi gue suka nyuruh mereka kesini buat sekedar maen atau ngasih makanan"

"Lo tinggal ama siapa?"

"Gue hidup sendirian"

"Orang tua lo?koq lo bisa ngasih mereka makanan lo aja hidup sendirian?"

"Orang tua gue udah gak ada,gue tu nyopet dan hasil copetan gue tuh gue beliin makanan buat dibagi-bagiin ke mereka.Gue sadar gue dapet duit haram tapi gue gak tega ngeliat mereka gak makan"

Lay memeluk dan bercanda dengan gadis kecil.

Kris menatap Lay penuh belas kasihan namun salut.

"Kenapa gue jadi curhat ama lo?lo gak ada kerjaan apa nanyain gue kayak gitu?"

"Uhm,,gue ,,"

"Balik sono,orang kaya kayak lo bukan disini tempatnya"

Lay masuk kedalam rumahnya sedangkan anak-anak asuhannya berpencar tak tahu kemana.

Lay berniat menutup pintu tapi diurungkannya saat melihat Kris ingin masuk kedalam mobil ia berteriak,

"Kris! Makasih"

Kris tersenyum,Lay balas tersenyum.

 

 

 

Kris menangkap sosok Lay yang sedang sibuk mencari kesempatan mencopet ibu-ibu di halte bus.

Lay berhasil.Ia berjalan seperti tidak terjadi sesuatu dengan santainya.

"Lay,,balikin dompet tu ibu-ibu"

Kris menahan tangan Lay.

"Gak"

Lay menatap tajam ke arah Kris.

"Lay"

Kris balik menatap tajam mata Lay.

"Lo kenapa sih?eh anak-anak butuh makan gue gak mau mereka kelaparan"

"Mereka kan masih punya orang tua Lay"

"Apa sih yang mereka bisa andalkan dari kerja mulung dan ngemis doank?gak ada mereka jarang dapet duit maka itu gue yang ngasih mereka makan"

"Tapi jangan kayak gini caranya"

"Lo bisa diem gak sih?gak usah ngurusin urusan gue,gue udah biasa kayak gini"

"Sekarang urusan lo jadi urusan gue"

Kris menarik tangan Lay ke sebuah restauran.

Kris memesan makanan dengan jumlah banyak untuk anak-anak asuhan Lay di perkampungannya.

"Mulai sekarang berhenti jadi copet karna gue yang akan ngasih mereka makanan tiap hari"

Kris memberikan bungkusan makanan itu semua pada Lay.

Kris menarik lengannya ke gubuk Lay,disana sudah ada Luhan dan Sehun sedang berkumpul dengan anak-anak.

"Horeee! Abang Lay bawa makanan!"

Teriak anak-anak menghampiri Lay.

Setelah makanan sudah terbagi Lay dan Kris duduk bersama Sehun dan Luhan.

"Makasih"

Ucap Lay tanpa memandang Kris.

"Gak usah terima kasih sama gue,manusia itu emang udah pantes berbagi"

"Lo jadi betah kesini,ada angin apaan nih?"

Tanya Luhan

"Gue kepengen aja"

"Oh ya Lay gue ama abang Luhan mau pulang kampung soalnya ibu kita sakit keras" sambung Sehun

"Oh iya Lay gue lupa pengen ngasih tahu lo hal itu"

"Yaaah,,koq bisa ibu lo sakit?" Lay terlihat sedih

"Iya katanya kangen ama kita kagak pulang-pulang" tambah Luhan

"Berapa lama lo pulangnya?"

"Kita gak tahu Lay"

Wajah Lay berubah semakin sedih.

"Abang Lay jangan sedih begitu kita pasti balik lagi koq"

Sehun tiba-tiba memeluk Lay.

"Gue tahu lo pasti sedih kan karna gak ada temen?"

Luhan ikut memeluk Lay.Lay diam dan hanya mengangguk.

"Ehmm,,gue mau koq bertemen ama kalian"

Lay,Luhan dan Sehun melepas pelukan dan menoleh kearah Kris.

"Oh ya kita belum kenalan kan,gue Kris"

Kris tersenyum dan mengulurkan tangan ke arah mereka bertiga.

"Lo mau bertemen ama orang kayak kita-kita ini?"

Ucap Lay merendah

"Kenapa enggak?kalian manusia kan bukan setan?"

"Gue Luhan dan ni adek gue Sehun"

Luhan mulai tersenyum ramah kepada Kris.

"Gue,,"

"Lay,udah tahu koq"

"So,,kalian mau pergi kapan?gue siap nganterin kalian kalo gak keberatan"

"Gak usah,gak apa-apa kita udah numpang mobil angkutan ama tetangga kita"

Lay memeluk Luhan dan Sehun kembali.

"Gue bakal kagen banget ama kalian sob"

Isak Lay

Ketiganya hanyut dalam pelukan dan tangis.

 

 

 

Seperginya Luhan dan Sehun,Lay kini terlihat sering menyendiri dirumah.

"Lay,,ke rumah gue yuk!"

"Ngapain?"

Kris ingin menjaga Lay,setelah tahu Lay mengidap haemophilia dan hidup sendirian dengan tak layak di perkampungan itu.

"Tinggal dirumah gue lah"

"Hah??"

Lay menatap Kris dalam-dalam.

"Serius"

"Gak ah,tar anak-anak gak ada yang ngurus"

"Biar gue yang ngurus tiap hari tar gue kirimin makanan.okay?mau ya tinggal dirumah gue?"

"Koq lo tiba-tiba baik banget ama gue?"

"Karena lo juga baik,lo juga sendirian and kesepian sama halnya kayak gue"

"Ortu lu gak ada?"

"Mereka tinggal diluar negeri gak pernah kembali,di rumah cuma ada gue ama pembokat gue"

Lay mengangguk-angguk mengerti.

",,,ya udah gue mau tapi gue mau izin dulu ama anak-anak"

Kris tersenyum senang.

"Ok!"

Keesokan pagi,

"Rose,jangan nangis abang Lay bakal sering dateng kesini koq"

Lay terlihat sedang memeluk gadis kecil bernama Rose yang menangis didekapannya.

"Janji ya abang Lay?"

Lay menghapus airmata dari pipi gembil Rose dan kembali memeluknya.

"Iya Rose"

Anak-anak yang lain ikut menangis dan memeluk Lay.

"Kita sayang abang Lay"

Ujar mereka dalam tangis.

Kris terharu ,sesekali ia menyeka air matanya yang menetes.

Kris tidak bisa membayangkan jika ia berada diposisi Lay.

Lay yang lemah dengan beraninya menjalani kehidupan keras ini dengan mencopet pekerjaan haram penuh resiko,dan hasil copetannya itu tidak ia gunakan untuk hal pribadi melainkan untuk dibagi.Bagaimana bisa orang sebaik Lay hidup seperti itu,ia bahkan tak menyadari bila resiko mencopetnya bisa membunuh dirinya.Anak-anak yang Lay asuh bukanlah saudara kandungnya namun Lay menyayangi mereka semua dengan tulus.

Kris benar-benar belajar banyak dari Lay.

"Lay,,lu gak mungkin kerumah gue dengan penampilan kayak gitu"

Kris memperhatikan tubuh Lay dari atas kepala sampai kekaki.

Kaos yang Lay pake terlihat kusut celana jeans hitamnya robek-robek dibagian lutut dan sepatu sneakersnya kusam.

"Penampilan gue emang kayak gini mau gimana lagi"

"Waktunya make over!"

"Maksudnya?"

 

Chapter-2

Lay terlihat bingung didepan cermin salon,ia melihat Kris sibuk berbicara dengan seorang wanita salon sambil menunjukkan sebuah gambar dimajalah.

"Okay,,sedikit perubahan kau akan terlihat tampan"

Ujar wanita itu lalu dengan cekatan memotong dan merapikan rambut Lay.

Lay merasa risih namun perlahan merasa tenang karena Kris selalu ada disampingnya.

"Excellent!"

Puji Kris pada wanita tersebut.

Lay tersenyum senang dicermin sambil memainkan rambut barunya.

"Ih,,gue cakep juga ya haha"

"Haha"

Kris dan Lay tertawa.

"Ayo! Belum selesai nih"

"Belum selesai?"

Kris menarik Lay lagi mengitari area mall.

Ia menuju tempat spa dan terakhir membelikan Lay beberapa kaos dan celana trendy.

Setelah semuanya selesai diproses Lay yang masih merasa kaku dan aneh kini dengan percaya diri menghadap Kris.

"Kris"

Panggil Lay dengan nada malu-malu mendekati Kris yang asyik membaca majalah.

"Gimana penampilan gue?"

Kris berdiri,mulutnya menganga lebar menatap perubahan drastis pada Lay.Matanya tak berkedip sedikitpun melihat Lay dari atas kepala sampai kaki.

Lay yang tadinya kusam sekarang terlihat putih bersinar dan lebih segar.Tatanan rambut juga pakaian yang menempel ditubuhnya sangat cocok untuk dirinya.Lay benar-benar menjelma dari masyarakat kerajaan yang kumuh menjadi pangeran raja yang anggun dan mempesona,pandangan wanita terhadapnya pun pasti berubah cinta seketika.Apalagi saat tersenyum,senyuman itu berlesung pipit sangat dalam dan terlihat cantik siapapun yang melihat pasti meleleh.

"Cute,,mm,,maksud gue perfect!"

"Apaan tuh?Perfek?"

"Hahaha,,itu berarti lo cakep"

"Ooh hehehe,,"

Lay menggaruk-garuk kepalanya merasa bodoh.

"Yuk!"

Kris mengajak Lay ketempat bermain dimall.

"Lu pasti belum pernah kesini kan?"

Lay menggelengkan kepalanya.

Lay berungkali mengucapkan kata 'wow' didalam arena permainan tersebut.Ini pertama kalinya ia melihat hal yang begitu keren menurut dirinya.

Ia dengan kagumnya memperhatikan Kris yang asyik bermain.

"Wah,,Kris hebat!"

Puji Lay berulang kali.

"Kau mau coba?"

"He'em"

Jawab Lay dengan penuh semangat.

Kris tertawa lirih melihat tingkah Lay yang sedari tadi memperhatikannya.

"Gini nih caranya,,"

Kris dengan detail mengajari tiap-tiap permainan di arena permainan tersebut.Kris dengan sabarnya mengulang permainan yang Lay tidak bisa mainkan ia mengajarkannya sampai Lay bisa.Kris tak segan-segan menghabiskan uangnya di games-zone demi kesenangan Lay.

 

 

"Selamat datang dirumah Kris"

Kris membuka pintu rumah menyilahkan Lay masuk.

Lay dibuat kagum lagi oleh kemegahan rumah Kris.

"Waw! Ini rumah gede banget"

Ucapnya seloroh menjelajah tiap sudut ruangan dalam rumah.

"Apa itu?kolam renang ya?wah ada tamannya juga,,wah ada kolam ikan,,waaah"

Lay berlarian mengelilingi istana kecil Kris.

Kris tertawa melihat Lay,ini baru pertama kalinya ia melihat seseorang yang aneh seperti Lay.Lay menganggap semua hal ini luar biasa semua hal yang Kris tunjukkan tidak biasa bagi dirinya tapi Kris memakluminya.

"Lay! Masuklah! Sudah malam sekarang waktunya kita tidur"

Teriak Kris dari luar jendela.

"Iya!"

Sahut Lay.

"Nah Lay,ni kamar tidur lo oh ya kenalin ni bi Ijah ibu gue"

Bi Ijah spontan menepuk kepala Kris pelan.

"Ah aden ini ada-ada saja toh,saya bi Ijah dek pembantunya den Kris"

Bi Ijah tersenyum kearah Lay.

"Saya Lay"

"Kamarnya sudah saya siapin adek Lay udah bisa tidur sekarang"

"Terima kasih bi Ijah"

Bi Ijah kembali beres-beres ditempat lain.

"Waaah kamarnya gede banget,bagus"

Lay berjingkrak-jingkrak di kasur spring-bed.

"Kasurnya juga empuk"

Kris tertawa lagi.

"Lay udah lah,cepet tidur dah malam"

"Iya iya,,ehm Kris?"

"Ya?"

"Makasih buat semuanya,gue gak tahu harus balas pake apa"

Kris menghela nafasnya dan mendekati Lay.

"Lo gak usah balas ini semua,lo kan dah jadi temen gue seenggaknya dengan adanya lo disini gue gak ngerasa sendirian"

"Thanks sob"

Lay merangkul bahu Kris dan lesung pipit itupun muncul lagi membuat senyum Kris juga meleleh.

"Sama-sama,good night ya"

"Hah?"

"Maksud gue,selamat malam"

"Oh ya hehe selamat malam juga"

Lay dan Kris saling melambai tangan.

 

 

 

"Lay,met pagi"

Kris membuka pintu kamar Lay.

"Lay?,,Lay?!"

Kris lagi-lagi tak menemukan Lay dikasurnya.

Kris mencari-cari lagi tapi tak menemukannya.

"Jangan-jangan dia kembali lagi ke habitatnya?"

Sebelum Kris melangkah melewati pintu keluar rumah.Ia memundurkan lagi gerak kakinya ke belakang.

"Ah kau disini rupanya"

Kris mendapati Lay tidur menutupi tubuhnya rapat-rapat dengan selimut disofa.

Kris mendekati Lay dan menatap wajah tidurnya dari dekat.

Garis wajahnya sempurna,hidungnya,pipinya,dagunya,matanya sungguh mempesona.Kris tak pernah melihat pria dengan paras seperti Lay sebelumnya.

"You're,,, beautiful,,"

Lirih Kris.

Saat jari telunjuk Kris ingin menyentuh hidung Lay,bi Ijah tiba-tiba memanggilnya.

"Den Kris?"

Kris berbalik dan menyuruh bi Ijah mengecilkan suaranya.

"Lay masih tidur"

Namun Lay terlanjur bangun karena mendengar diskusi pendek tersebut.

Lay menguap dan mengusap-usap matanya dengan manja seperti puppy.

'Damn,,he's so cute' pikir Kris dalam hati mengamati tiap gerik Lay

"Kris?.."

Lay mengerlingkan kedua matanya berkali-kali agar pandangannya semakin jelas.

"Kau sudah bangun,sekarang mandilah"

Kris mengacak-acak poni rambut Lay dan tersenyum tipis menepis rasa gugupnya.

Lay mengangguk.

"Kris,gue gak tahu kamar mandinya dimana?"

"C'mon"

Kris menarik lengan Lay ke kamar mandi.

"Ini kamar mandi,semua yang kau butuhkan ada didalam kau tinggal pakai saja"

Lay mengangguk-angguk polos dan masuk kekamar mandi.

Khawatir pada Lay,Kris menunggunya di luar pintu.

Dan benar saja,tak berapa lama kemudian Lay keluar lagi.Dengan hanya memakai handuk melingkar di pinggangnya ia mendekati Kris.

"Uhmm..Kris airnya dingin"

Kris kembali terjun dalam pesona Lay,ia terus mengamati putih susu kulit yang di miliki oleh Lay.Selama ini ia sama sekali tak menyadari bahwa Lay benar-benar mengagumkan.

"Kau nyalakan keran ini,maka air panas akan keluar dan bila ingin mandi dengan air dingin kau putar keran satunya"

Jelas Kris tak lepas dari senyum ketika bertemu pandang dengan Lay.

"Gue ngerti sekarang,,"

Lay mengaduk-aduk dan memainkan air di bathtub.

'Gosh!he's so perfect'

Kris meninggalkan Lay di kamar mandi.

"Ada apa sebenarnya?kenapa aku selalu gugup berada didekatnya?"

Kris membaringkan diri disofa.Mencoba menenangkan pikiran yang berkecamuk dikepalanya.

"Gak gak,,dia cuma temen gue,,ok?,,dia temen pertama gue dirumah.."

Ujarnya dengan nada bingung

"Kris,,gue laper"

Dengan baju yang kebesaran Lay menghampiri Kris.

"Hahaha,,lucu,,"

"Apanya?"

"Bajuku kebesaran ya?nanti aku belikan untukmu deh"

"Iya,baju lu besar tapi untung celananya gak"

"Sini duduk deh"

Kris menyuruh Lay duduk disampingnya.

"Ada apaan?"

"Kenapa tadi tidur di sofa kan udah disiapin kamar?"

"Gue kedinginan Ac-nya tuh dingin banget"

Lay memanyunkan bibirnya.

"Hahaha iya ya aku mengerti sekarang"

"Gue gak nyangka Kris lo kaya banget ya"

Kris tersenyum,ia mengelus rambut Lay perlahan.

"Lay,,sekarang kamu tinggal dirumahku,aku pengen kamu bisa berbicara sopan padaku dan bi Ijah.Jangan pakai kata loe,gue,atau apa lah itu apa kamu bisa?"

"Maksudnya?gue gak boleh ngomong kayak gini gitu?"

"Iya,,aku bakal ngajarin kesopanan sama kamu"

"Oh?ookay,,tidak masalah hehe,,"

"Good boy"

Kris mengacak-acak rambut Lay.

"Kris gue,,,mmaksud maksudku,,aku lapar"

Kris menggenggam tangan Lay menuju dapur.Disana bi Ijah sudah sibuk meletakkan berbagai makanan di meja.

"Waaah makanannya enak-enak"

Lay segera mengambil posisi duduk,kedua matanya yang lapar mengamati tiap-tiap makanan yang tertata dihadapannya.

"Gue,,uhm aku ingat anak-anak,mereka udah makan belum ya?"

Wajah Lay berubah sedih.

"Tenang,aku sudah mengirimi mereka makanan.Mulai sekarang kau jangan khawatir karena setiap hari mereka akan dikirimi makanan dari restauran yang kita datangi kemarin"

Lay tersenyum matanya sedikit berkaca-kaca.

"Terima kasih Kris ,,terima kasih,,terima kasih,,"

Lay tiba-tiba memeluk erat Kris disebelahnya.Kris terkejut.

Jantungnya berdegup kencang hingga membuatnya tak bisa bergerak,membalas pelukan Lay pun tak bisa.

"Terima kasih"

Lay mengguncang-guncangkan kedua bahu Kris dan terakhir hal yang membuat jantung Kris copot ketika Lay memegangi pipinya sambil tersenyum manis masih terus berkata 'terima kasih' tiada henti.

Mengingat perutnya sudah kelaparan,Lay kembali sibuk dengan makanannya meninggalkan Kris yang stuck memandangi wajah Lay.

"Kris?Kriiis?"

"Ehh??maaf aku melamun,,"

"Ayo makan!"

"Eh kamu kenapa gak pakai sendok?"

"Enakan pakai tangan tahu"

"Tapi,,"

"Cobain deh"

Lay mengulurkan suapan tangannya ke mulut Kris.

Kris memakan makanan itu dari tangan Lay.

"Makan pakai tangan itu lebih nikmat,aku gak pernah tuh makan pakai sendok dirumah"

Kris mengangguk.

"Gak terlalu buruk"

Kris menyingkirkan sendok garpu dihadapannya dan mulai mengikuti cara makan Lay.

"Hehe tuh kan,ngikutin juga"

Kris balik menyuapi Lay,mereka berdua saling suap menyuapi makanan layaknya kakak dan adik terselip rasa sayang diantara keduanya.

Bi Ijah yang berada didapur tersenyum melihat kebersamaan Kris dan Lay.

 

 

"Bi,kemana Kris?"

Lay bangun dari tidur siangnya menuju dapur tempat bi Ijah berada.

"Den Kris kuliah sebentar lagi pulang koq"

Bi Ijah berkutat dengan masakannya.

"Bi,aku boleh bantu bi Ijah gak?aku bosen gak ngapa-ngapain"

"Boleh koq,kamu mau belajar masak?"

"Hu'um"

Lay dengan tekun memperhatikan cara-cara bi Ijah mengolah makanan.Ia sudah mulai mengerti bahkan bisa membuat masakan sendiri walaupun rasanya tidak tahu seperti apa.

"Bi,,"

"Ya?"

"Kris itu orangnya kayak gimana?"

"Den Kris itu orangnya baik,dia gak pernah macam-macam dia juga penyayang"

"Orang tuanya kemana bu?"

"Dari kecil den Kris saya yang ngurus,orang tuanya sibuk kerja diluar negeri sekalinya pulang cuma satu sampai dua hari habis itu kembali lagi ke Kanada sana,makanya den Kris ngerasa kesepian saya suka ngerasa kasihan kalau dia udah menyendiri di kamar pasti dia lagi kangen ama orang tuanya sambil nangis"

Lay merasa iba dan turut terharu.Ternyata dia lebih beruntung dibanding Kris,walaupun bergelimang harta Kris merasa sangat kesepian sedangkan ia tak kaya tapi punya banyak kasih sayang dari Luhan,Sehun dan anak-anak.

"Kris kasihan ya"

"Iya,,den Kris butuh kasih sayang kayaknya,kemaren saya baru pertama kali ngelihat den Kris ketawa seperti itu"

Bi Ijah menatap Lay.

"Adek Lay den Kris ketawa kalau deket sama kamu"

Lay terhenyak.

Lay berpikir haruskah ia membuat Kris selalu tertawa agar Kris tak lagi bersedih karna jauh dari orang tuanya?.

Ya.

Lay akan selalu membuat Kris tersenyum dan tertawa.

"Aku bakal bikin Kris gak sedih lagi bi"

Lay balik menatap bi Ijah,ia melihat linangan air mata dari sudut mata bi Ijah.

 

 

"Aku pulang"

Kris menaruh tasnya di lantai dan membaringkan diri disofa.

"Ah Kris udah pulang"

"Hehe,,bajumu masih kebesaran,,nanti kita pergi ke mall untuk membelikanmu baju sekarang aku lelah..mau istirahat"

Kris tertawa ringan melihat Lay.

"Kau lelah?ah aku pijiti kakimu ya?"

Tanpa disuruh Lay menggerak-gerakkan kedua tangannya naik turun dikaki Kris.

"Hey apa yang kau lakukan Lay?"

"Memijatmu"

Lay kini memijat tangan Kris.

"Tak usah Lay,,a,aku"

"Sshht"

Lay menutup mulut Kris dengan telunjuknya.

Kris masih tak tahu kenapa tiap kali Lay bersentuhan dengannya ia merasa gugup dan debaran jantungnya berdetak tak jelas.

Lay menarik tubuh Kris agar duduk,sekarang Lay memijiti kedua pundak Kris.

"Lay sudahlah,,aku sudah merasa baikan"

"Sebentar lagi"

"Lay"

Kris memegang tangan Lay yang tengah memijatnya.

"Hmm?"

"Sudah,,terima kasih sekarang bersiaplah kita akan pergi membeli bajumu"

Lay bangkit dari sofa dan duduk menghadap Kris seraya menatap mata Kris dalam-dalam.

Lay balik memegangi tangan Kris.

Kris semakin salah tingkah,ingin rasanya ia kabur agar bisa membuang jantung didalam tubuhnya jauh-jauh.

"Kris,,boleh kah aku memanggilmu kakak?"

Kris membeku.Jantungnya meledak menjadi beberapa serpihan.Senyuman lebar terlukis diwajah handsome-nya.Ia memeluk Lay dengan erat seakan tak ingin lepas.

"Boleh Lay,,boleh sekali"

Lay tertawa,dari kejauhan bi Ijah memberi tanda 'thumbs up' pada dirinya sambil tersenyum.

 

 

"Gimana baju yang ini?"

Kris menunjukkan sebuah t-shirt berkerah pada Lay.

"Uhmm,,bagus bagus"

"Yang ini?"

Kris menunjuk satu baju lagi.

"Keren keren"

Kris tertawa.

"Semua baju kamu bilang bagus,ya sudah kita beli semuanya beli yang kamu suka"

Lay mengangguk-angguk senang.

Setelah selesai berbelanja baju,Kris mengajak Lay ke tempat lain lagi.

"Nih buat kamu"

"Henfone?"

"Iya handphone buat kamu biar bisa komunikasi ama kakak"

"Wah,,makasih kak Kris"

Lay mengutak-atik ponsel barunya dengan semangat.

"Nanti kak Kris ajarin cara pakainya"

"Wah,,ada kameranya ya! Bagus!"

Lay terlihat sangat bahagia,ia baru pertama kalinya memegang barang semahal itu.

"Kau mau berfoto?"

"Mau!mau!"

"Gini caranya,kamu arahin kameranya kearah kamu terus tekan tombol ini deh and,,,"

'Clik'

Photo Lay pun tercetak dilayar.

"Waaahh keren!keren! Lagi!lagi!sekarang berdua ama kak Kris"

Kali ini Lay mencoba mengoperasikan ponselnya sendiri.

Wajah mereka saling mendekat dan menempel setelah mendapat angle yang bagus Lay men-shot-nya.

'Clik!'

"Whoaaaa baguus!! Lagi!lagi!"

Lay mulai sedikit berlebihan,Kris menyadari bahwa orang-orang di tempat tersebut sedang memandang aneh kearah mereka.Tapi tidak dengan Lay,ia asyik memfoto-foto dirinya dan Kris memakai ponsel barunya.

"Emm..Lay yuk kita pergi nonton"

Kris menarik tangan Lay menjauh dari sorotan banyak mata yang mengamati mereka.

"Nonton apa?" Lay masih berfoto-foto ria

"Kamu mau nonton film apa?"

"Terserah kakak"

"Kita nonton film horor aja ya"

"Ok"

 

Di dalam bioskop.

Kris dan Lay berteriak-teriak histeris selama film diputar.

Tapi tetap Lay yang paling bersemangat dan yang paling excited.

Adegan per adegan menegangkan membuat Lay terus berteriak bahkan ia tak malu-malunya bersembunyi dibalik bahu Kris.Kris tertawa melihat Lay ketakutan seperti anak kecil.Film itu seakan tidak menakutkan bagi Kris tapi mengasyikkan melihat kelakuan Lay yang begitu berlebihan.

Film akan segera habis,Lay masih menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Ia merasa heran karna suara teriakan Kris tak lagi terdengar.

Ia menoleh kearah Kris dan melihat Kris sudah tertidur lelap dengan wajah menunduk kebawah.

Film berakhir semua penonton berhamburan keluar bioskop.

Lay masih terpaku menatap Kris yang tidur dengan damai disampingnya.

"Kak Kris pasti kecapekan,pulang kuliah dia bela-belain ke sini buat beliin aku baju"

Lay ingin membelai rambut pirang milik Kris tapi ia takut membangunkannya, Lay mengurungkan niatnya.

"Aha!"

Lay mengambil ponsel dari sakunya,kemudian diarahkannya kamera tertuju pada wajah tidur Kris.

'Clik'

Cahaya putih pada kamera menyilaukan mata Kris,setelah mengedipkan matanya berkali-kali Kris pun akhirnya bangun.

"Huh?,,,filmnya udah habis?"

Kris menguap.

"Hehehehe"

Lay memandangi layar handphone-nya sambil tertawa.

"Ada apa?"

Tanya Kris penasaran.

"Gak ada apa-apa hehe"

Jawab Lay masih tertawa membuat Kris semakin bingung.

"C.'mon Lay,it's time to go home"

 

 

 

"Hehehehe"

Lay tertawa lagi melihat ponselnya.

"Kamu kenapa sih dari tadi di bioskop sampai sekarang udah sampai rumah ketawa terus sambil ngelihatin handphone?"

Kris penasaran ia berulang kali mengintip ponsel Lay tapi Lay selalu memalingkannya.

Lay menoleh ke arah Kris lalu melihat photo di ponselnya lagi dan ia tertawa lagi.

"Tuh kan! Ada apa sih?"

Kris mulai kesal.

"Hmm,,kakakku ini memang tampan ya kalau lagi begini"

Lay menunjukkan photo Kris yang sedang tertidur dibioskop tadi.

"Hey! Kenapa kamu ngambil photo waktu kakak tidur?"

Lay keluar dari mobil sambil tertawa terbahak-bahak.

Kris menyusul Lay dan memohon Lay agar ia mau menghapus photo memalukan itu.

"Lay hapus please"

"Gak,ini lucu hahaha"

Kris mengambil ancang-ancang untuk merebut ponsel itu dari Lay namun Lay sudah mengetahuinya.

Lay berlarian di halaman rumah menjauh dari Kris.

"Lay!"

Kris berlari mengejar Lay.

"Hahaha ayo kalau bisa tangkap aku"

Ledek Lay melambai-lambaikan ponselnya.

"Awas kau ya"

Kris dan Lay saling kejar-mengejar.

Bi Ijah dari dalam rumah hanya tertawa menonton Kris dan Lay.

"Hayoo! Mau kemana?"

Kris menghadang Lay yang sudah tidak bisa kemana-mana lagi.Lay terjebak.

"Ehmm,,?"

Lay kebingungan mencari celah.

"Ha!"

Tanpa menunggu reaksi dari Lay lagi,Kris langsung menerjang tubuhnya.

Mereka berdua jatuh direrumputan.

Lay merasa kaget karna tiba-tiba Kris mendekap tubuhnya hingga terjatuh.

Mata mereka saling bertemu,nafas mereka saling beradu satu sama lain,hidung mereka bersentuhan dan dada mereka naik turun bersamaan karna kelelahan berlari.

'Kris! Gosh,,jantungku terasa membeku'

Jerit Kris dalam batin saat melihat dalam mata hitam Lay.

"Aduh kak Kris berat"

Lay mendorong tubuh Kris.

Wajah Kris memerah namun sebisa mungkin ia menyembunyikannya dari Lay.

"Sudah lupakan soal photo itu,,lebih baik kita tidur sekarang"

Tanpa melihat Lay,Kris berjalan menuju kedalam rumah.

"Iya kak!"

Lay mengantongi lagi ponselnya.

 

 

 

"Met pagi!"

Sapa Lay menerobos pintu kamar Kris.

Kris tidak merespon,tubuhnya rapat tertutup selimut.

Lay mendekatinya dan membuka selimut itu.

Ia melihat wajah Kris yang pucat,tubuhnya juga menggigil.

"Kak Kris?ya ampun! Tubuhmu panas!"

Lay berlari sambil memanggil-manggil bi Ijah di dapur.

"Bi,Kak Kris sakit! Dia demam!"

"Cepet kasih den Kris air es,cepet kompres dia!"

Bi Ijah memberikan sebaskom air es pada Lay.

Lay segera mengompres kening Kris yang bersuhu panas tinggi.Ia mematikan AC kamar Kris dan juga membuka korden ruangan agar terik matahari menembus masuk kedalam menghangatkan tubuh Kris.

"Duuh,,pasti gara-gara kecapekan nih kak Kris jadi sakit"

ucap Lay seraya mengganti kompresannya.

Kris masih menggigil ia bahkan tak membuka matanya dan tak berucap.

Lay mulai khawatir.

"Mom,,Dad,,"

Kris mengigau.

"Kak Kris?"

"Mommy,,Daddy,,kapan kalian pulang?,,uhuk,,"

Kris makin tak jelas mengigau.

"Kak Kris,,aku disini,,tenanglah,,"

Lay meremas kedua tangan Kris mencoba menenangkan Kris yang tengah merindukan orang tuanya.

"Mom Dad,,hiks,,kangen,,Mom hiks,,uhuk"

Kris tak hanya mengigau,ia menangis dan sering kali terbatuk dalam tidurnya.Lay panik dan merasa kasihan.

"Kak Kris aku disini,,aku disini,,cepat sembuhlah"

Lay makin menggenggam erat tangan Kris,ia menyeka bulir air mata Kris dan mendekap kepala Kris ke dadanya.

"Kak Kris,,cepat sembuh ya aku tahu kak Kris merindukan orang tuanya kan?,,tapi aku disini,,aku disini untuk menenangkan kak Kris"

Lay mengusap-usap rambut dan kening Kris dalam dekapannya.

Kris berhenti mengigau dan merasa agak tenang.

Kris benar-benar merasa hangat sekarang.

 

 

 

Selesai membuat bubur untuk Kris,bi Ijah kembali sibuk mengurusi rumah.

"Makasih bi"

Ujar Kris

"Den Kris pasti kepikiran orang tuanya lagi ya?"

Bi Ijah terlihat membereskan perabotan di kamar Kris.

Kris mengangguk sekali.Di sampingnya masih ada Lay yang telah lama menungguinya.

"Kenapa?ngerasa kesepian lagi?"

Kali ini bi Ijah menghampiri Kris yang masih terbaring lemah diranjang.

Kris mengangguk lagi.

"Kan sudah ada dek Lay,kenapa masih kesepian juga toh?"

"Kak Kris kesepian?kalau gitu aku bakal nungguin kak Kris seharian disini"

Kris tersenyum.

"Gak apa-apa bi,sekarang udah biasa aja koq"

Kris kembali memegang tangan Lay.

"Makasih Lay udah ngerawat kakak,,"

Bi Ijah tersenyum kearah keduanya.

"Bi Ijah pamit ngerjain yang lain ya"

"Iya bi"

Ucap Lay dan Kris bergantian.

Kris dan Lay berpandangan sejenak lalu saling tersenyum.

"Ayo kak Kris makan obat dulu"

Lay membantu Kris untuk duduk.

Dengan sabar Lay menyuapi bubur kepada Kris.

"Hhehe kak Kris seperti anak kecil ih makan bubur saja harus aku tiupi dulu"

"Hehe"

Kris menerima suapan bubur lagi didalam mulutnya.

"Kak,,maafin aku ya gara-gara aku kak Kris jadi sakit"

Kris tertawa lirih.

"Koq salahmu sih?bukan,aku cuma kecapekan"

Kris memencet hidung Lay gemas.

"kak Kris coba kalau kemaren gak beli baju buat aku pasti kak Kris gak sakit kayak sekarang"

Lay memanyunkan bibirnya lagi.

Imut.

Itu yang Kris pikirkan tatkala melihat Lay selalu memanyunkan bibirnya.

"Kau kan sekarang menjadi adikku,dan sudah jadi kewajiban seorang kakak untuk selalu membahagiakan adiknya"

Kris membelai rambut Lay dengan sayang.

Lay menaruh mangkuk bubur di atas meja kemudian memeluk Kris.

"Kak,aku sayang kak Kris,,jangan pernah merasa kesepian lagi..karena aku akan selalu ada disini nemenin ka Kris"

Lay mengusap-usap punggung Kris.

"Aku juga sayang padamu Lay,,iya kakak gak kesepian koq tadi lagi kangen aja ama orang tua kakak.."

Kris mendekap pinggang Lay.

Mereka saling berpelukan seperti itu lama sekali.

 

 

 

Pagi menjelang,kondisi Kris sudah membaik.

Ia bangun dari tempat tidurnya dan mendekati Lay yang tertidur disofa kamarnya.

Kris membelai rambut Lay pelan.

"Thanks"

Sebelum memindahkan tubuh Lay ke ranjang miliknya.Kris meraih ponsel Lay,ia melihat photo dirinya yang tidur sewaktu di bioskop kemarin telah menjadi wallpaper di ponsel miliknya.

"Bad boy"

Ujar Kris menggendong tubuh Lay dan mencium rambutnya.

'God kill me please! Because I'm fallin' in love with this boy'

Keluh Kris memandangi wajah Lay,ia mengingat-ingat saat dia demam dirinya dimanja oleh Lay.Kasih sayang Lay mampu menyembuhkan demamnya.

Lay.

Lay.

Lay.

I Love you,

Kris menyelimuti Lay sebelum akhirnya pergi untuk kuliah.

Kris yang sedang terhanyut oleh lautan cinta,tak bisa menahan diri untuk terus tersenyum.

"Den Kris kayaknya lagi bahagia banget"

Ucap bi Ijah sambil memegangi kemoceng.

"Lo kenapa Kris perasaan senyum melulu?abis menang judi ya?bagi-bagi donk!"

Chanyeol menghujani Kris dengan sejuta pertanyaan.

"Gue lagi bahagia nih,hey guys! Hari ini kalian boleh makan apapun semau kalian hari ini aku traktir kalian!"

Teriak Kris sambil berdiri dimeja kantin kampus

"Serius??"

"Iya!"

Kris memutar bola matanya.

"Kalo gitu Baekhyun gak boleh ketinggalan nih"

Chanyeol buru-buru lari ke suatu tempat yang Kris tak tahu dimana itu berada dan tak tahu Baekhyun itu siapa namun ia tak mempedulikannya.Yang ia pikirkan hanya Lay dan Lay.

 

 

 

"Kak Kris boleh aku masuk?"

Lay mengintip dari balik pintu.

"Lay?masuk lah"

"Aku bawakan susu hangat untuk diminum kak Kris"

Lay memberikan segelas penuh susu tersebut pada Kris.

"Thanks,,ngapain kamu yang bawa kan udah ada bi Ijah?"

"Jangan bi Ijah terus ah,kasihan dia lagi istirahat"

Lay duduk di sebelah Kris.

"Kamu memang anak yang baik"

Kris mengacak-acak rambut Lay dan tersenyum.

"Kak Kris lagi apa?"

"Aku sedang belajar karena besok ada ulangan"

"Belajar itu susah ya?"

"Susah pada awalnya tapi bila ada kemauan kita pasti belajar jadi mudah"

"Aku tak pernah belajar,dari kecil aku tak pernah sekolah"

Lay menelungkupkan kepalanya diatas meja belajar Kris dengan kedua tangannya.

"Tak apa,kalau kau mau aku akan mengajarimu"

Kris sibuk menggoreskan pulpennya di atas buku-buku yang menumpuk didepannya.

"Kak Kris?"

"Hmm?"

Pandangan Kris tak lepas dari buku.

"Kak Kris sangat tampan pasti sudah punya pacar,kenapa tak pernah dibawa kerumah?"

Kris berhenti menulis,ia tersenyum kaku dan menoleh kearah Lay yang juga sedang melihatnya.

'Bagaimana bisa aku punya pacar,sedangkan orang yang ku cintai ada di depanku sendiri?'

Batin Kris ingin berteriak

"Aku tidak punya pacar"

"Hah?! Bohong"

Lay kembali duduk dan terus memperhatikan Kris.

"Bagaimana denganmu?kau imut pasti banyak wanita yang mengejarmu?"

"Mana ada yang mau pacaran dengan pria miskin seperti aku?"

'Aku!! Aarghh! Gosh!"

Lay memanyunkan bibirnya untuk kesekian kali.

"Kita keluar yuk! di langit banyak bintang udara juga lagi cerah"

Kris menarik tangan Lay dan menuntunnya ke halaman rumah berhamparkan rumput hijau.

Kris duduk diatas rerumputan dan memandangi langit diatas,Lay mengikutinya.

"Kau pernah merasakan di sayang oleh seseorang Lay?"

tanya Kris kedua matanya fokus memandangi langit.

"Pernah,oleh Luhan,Sehun dan anak-anak kampung"

Lay ikut memandangi langit.

"Aku pernah merasakan itu dari orang tuaku tapi waktu aku bayi,sisanya kasih sayang itu berganti, bi Ijah mengganti peran kedua orang tuaku itu pun karna bi Ijah menganggapku majikannya"

"Aku tahu perasaan kak Kris bagaimana,yang sabar ya"

Lay meremas pundak kiri Kris.

Kris tersenyum sedih,ia membaringkan tubuhnya dirumput sambil memejamkan mata.Lay ikut berbaring juga disamping Kris.

Silent.

Tak ada percakapan di antara keduanya.Hanya suara binatang malam yang terdengar diselingi semilir angin yang menerpa kulit mereka berdua.

Lay memalingkan wajahnya kearah Kris.

Ia melihat air kristal turun dari sudut mata Kris.

Wajah Kris yang tampan di sinari rembulan malam terlihat menenangkan tapi air mata itu merusak segala kesempurnaan yang terlukis di wajahnya.

"Kak Kris menangis?"

Lay menghapus bulir air mata Kris.

Kris tersenyum dalam tangis.

"Kenapa menangis?pasti merasa kesepian lagi?aku disini kak Kris,,jangan menangis lagi"

"Aku hanya sedang merasakan,,"

"Merasakan apa?"

"Sebuah kasih sayang dan cinta yang begitu dalam,,sampai-sampai aku bisa mati,aku tak mau melepaskannya,aku tak mau kehilangannya.."

"Kasih sayang dan cinta?"

Kris tidak menjawab,ia membiarkan dirinya tertidur dan tenggelam dengan perasaannya.

"Temani aku disini"

pinta Kris menggenggam sebelah tangan Lay.

Lay menggerakkan tubuhnya lebih dekat dengan Kris dan memejamkan kedua matanya.

Walaupun Lay masih bingung atas kata-kata yang di ucapkan Kris,ia tak ingin memaksakan kakaknya itu untuk menjelaskannya.Ia lebih memilih diam dan mengikuti kemauan Kris.

 

 

 

Terik siang cukup menyengat,Kris sedang bermalas-malasan dikasurnya sambil mendengarkan musik di kamarnya dengan volume keras.

Lay terlihat sedang duduk-duduk di pinggir kolam renang.

Beberapa menit kemudian.

"Den Kris! Den Kris! Lay tenggelam! Cepat tolongin!"

Bi Ijah dengan nada ketakutan menggedor-gedor pintu kamar Kris.

Kris dengan malas dan pandangannya yang masih buram memaksakan diri untuk terbangun,ia memperkecil volume musik di DVD playernya dan menangkap suara teriakan bi Ijah dari balik pintu.

"Lay tenggelam! Cepat tolong dia!"

"t!!"

Kris kini sepenuhnya sadar.Ia langsung membuka korden kamarnya dan melihat Lay sedang naik turun didalam air meminta pertolongan.

Kris segera berlari menerobos bi Ijah yang berada didepan pintu,pikirannya hanya tertuju pada Lay seorang.

Kris benar-benar ketakutan,baru kali ini ia merasakan ketakutan yang amat sangat dalam hidupnya.Ia takut kehilangan bagian dari dirinya dan itu..Lay.

Setelah sampai dikolam renang tanpa melepas apapun dari tubuhnya Kris terjun masuk kedalam kolam,ia berenang dengan sangat cepat dan buru-buru meraih Lay.

Lay tak sadarkan diri,ia juga tak bernafas.

Kris panik.

"Lay!?Lay!!"

Kris menggoyang-goyangkan tubuh Lay.Ia menekan-nekan perut dan dada Lay berharap masih ada nafas untuk Lay.

"Lay bangunlah Lay please Lay,,"

Kris terus menekan dada Lay namun tak bereaksi sedikit pun.

"Lay please Lay,,bangun,,"

Air mata Kris mulai jatuh satu persatu.

Bi Ijah tangannya sudah bergemetar karna takut terjadi sesuatu yang buruk menimpa Lay.

"Den Kris,,,cepet selamatkan Lay,,dia tenggelam cukup lama tadi,,bibi jadi takut"

Kris yang mendengar itu semakin panik dan rasa takut dalam dirinya makin memuncak.

"Lay,,please,,hiks,,Lay.."

Kris mencoba memompa dada lagi sambil menangis,ia tak bisa menyembunyikan perasaannya saat ini.

Kris nyaris menyerah karena semua tenaga telah ia kerahkan segala cara telah ia lakukan tapi Lay tidak bergerak sama sekali.

"Lay,,bangun lah,,"

Kris menempelkan bibirnya ke bibir Lay,ia memberi nafas buatan.

Kris memegangi kedua pipi pucat Lay dan terus memberikan oksigen dari mulutnya ke mulut Lay.

Bi Ijah sempat terkejut melihat aksi Kris tapi ia tahu tak ada jalan lain lagi.

Lay mulai menggerakkan tubuhnya.Kris bangun menatap Lay,tak lama kemudian Lay bangun dan memuntahkan banyak air sambil terbatuk-batuk.

Senyuman mulai mengembang di wajah Kris.

"Lay,,"

Kris spontan memeluk Lay.

Bi Ijah ikut tersenyum dan menghampiri keduanya.

Lay yang memang belum sadar benar hanya diam Kris memeluk dirinya.

 

 

 

Kris membuka site pribadinya dan menulis sebuah status disana.

"That lips so in' soft"

Ia terus tersenyum seperti orang yang kehilangan separuh otaknya apabila mengingat kejadian dimana untuk pertama kalinya ia berciuman dengan seorang pria dan pria itu adalah pria yang ia cintai,,Lay.

'Tok tok tok'

"Siapa?"

"Lay"

Lay?Kris buru-buru menutup site pribadinya dan membuka site lain,ia mencoba bersikap biasa saja.

"Masuk"

Lay pun masuk kedalam kamar Kris.

"Kau terlihat bosan,ada apa?"

tanya Kris meliat ekspresi tidak enak pada wajah Lay.

"Aku bosan kak selama tinggal disini aku tidak melakukan apa-apa"

"Kau ingin mencopet lagi?"

"Tidak,aku hanya bosan"

Kris membelai rambut Lay dengan sayang.

"Kau kenapa tadi berenang? Padahal kau tidak bisa berenang?"

"Aku kira kolam renang itu tidak begitu dalam,tapi ternyata.."

"Lain kali kalau ingin melakukan sesuatu ajak kak Kris,kau tahu kan aku begitu khawatir padamu"

Kris mengusap-usap pipi Lay.

"Iya kak"

Ucap Lay dengan nada bersalah.

"Kak Kris sedang apa?"

Lay mengamati komputer Kris yang sedang menyala.

"Aku sedang bermain komputer,kau mau mencobanya?"

Lay dengan semangat menganggukan kepalanya.

"Duduklah disini"

Kris menyuruh Lay untuk duduk disampingnya menghadap komputer.

"Di sini banyak sekali permainan,kau mau main?"

"Mau mau!"

Ia menuntun tangan Lay memegangi mouse pada komputer.Kris senang sekali bisa memegang tangan halus Lay.Ia selalu tersenyum saat ia menyentuh Lay ataupun sebaliknya.

"Kau klik tanda ini,dan mainkan beberapa tuts huruf di keyboardnya,,lama-lama kau pasti bisa"

Jelas Kris mengajari Lay dengan sabar dan penuh perhatian.

"Wah,,makin lama permainan ini jadi mudah haha,,"

Lay tersenyum puas menatap layar komputer.

Kris terus memandangi wajah Lay yang berseri-seri terkena cahaya komputer.

Kris benar-benar jatuh cinta pada Lay.

Lesung pipit yang selalu terlukis diwajah imut Lay melumerkan hatinya,kasih sayangnya yang tulus membuat Kris serasa dimanja,tiap sentuhan yang diberikan Lay membuat Kris merasa sangat diperhatikan dan dipedulikan oleh Lay.

Pikiran Kris diselimuti oleh momen-momen bersama Lay selama ini.Bagaimana bisa Lay yang hanya orang jalanan mampu melumpuhkan perasaannya?mampu menyayanginya bahkan melebihi kasih sayang orang tuanya?.

_cup'

Tanpa sadar Kris mencium pipi kanan Lay.

Lay tersentak.Ia menghentikan permainannya dan menoleh ke arah Kris.

"Kak Kris?"

Kris tak menjawab ia mengamati bibir Lay kemudian menciumnya tanpa seizin pemiliknya.

Merasa mendapat serangan mendadak Lay buru-buru mendorong tubuh Kris dan berdiri menjauh dari Kris.

"Apa yang kak Kris lakukan?kita tidak boleh berbuat seperti itu kak"

Lay memegangi bibirnya.

"Lay,,,aku menyayangimu,,"

Kris menghampiri Lay yang tengah berdiri.

"Aku juga menyayangi kak Kris tapi tidak usah menciumku seperti itu"

"Apa aku salah bila aku melakukan itu?itu lah tanda sayangku padamu"

Kris memegangi kedua bahu Lay.

"Itu salah,pria itu tidak boleh berciuman"

"Lay,,apa kau benar-benar menyayangiku?"

Kris menerawang kedua mata hitam Lay dalam-dalam.

"Aaku,,aku,,"

"Kau menyayangiku kan?"

Kris mendekatkan wajahnya ke wajah Lay perlahan.Pegangan tangannya ke bahu Lay semakin mencengkeram.

"A..aku,"

"Sangat menyayangiku kan?"

"Mmh"

Lenguh Lay ketika tak ada jarak lagi diantara wajahnya dan wajah Kris.Kris mencium dan menekan bibirnya ke bibir Lay.Ciuman itu terkesan memaksakan karna Lay merasa tidak nyaman.

"Hh,,hentikan kak,aku merasa jijik,,"

Lay mendorong tubuh Kris.

Kris menjilati bibirnya yang basah.

"Sekarang aku baru sadar,,ternyata kak Kris hanya menginginkan aku kak Kris memanfaatkan aku sebagai pelampiasan nafsu saja,,kak Kris tidak tulus menyayangiku,,kak Kris menyuruhku tinggal dan memanjakan aku karna kak Kris adalah seorang gay..aku,,aku benci kak Kris,,aku benci kak Kris!"

"Tidak Lay,,kau salah"

Kris mencoba mendekati Lay,namun Lay selalu melangkah mundur.

"Aku benci kak Kris!"

Teriak Lay sebelum akhirnya meninggalkan Kris seorang diri dikamar.

Kris menangis.

'Bodoh,,kenapa aku bertindak sebodoh itu'

 

 

 

Hari berikutnya.

Lay selalu mengurung dirinya dikamar.Ia tidak mau keluar kamar,ia tidak mau melihat Kris.

"Dek Lay,dimakan toh sarapannya nanti kamu sakit gak makan-makan"

Bi Ijah yang sedang membawa nampan makanan berteriak-teriak diluar kamar Lay.

"Kenapa bi?"

Kris menghampiri bi Ijah.

"Ini toh den Kris,dek Lay gak mau makan dari tadi saya gedor-gedor pintunya gak mau dibuka"

Kris menghela nafasnya berat.

"Lay,keluar lah kau harus makan aku tidak mau kau sakit!"

Kris ikut berteriak.

Sunyi.

Tak ada respon dari dalam kamar Lay.

"Lay!"

Kris menggedor-gedor pintu dan coba memutar knop pintu.

"Lay?! Jangan buat aku khawatir,akan ku dobrak pintu ini jika kau tak mau keluar!"

"Pergi dari kamar ku!! Pergi !! Aku tak mau melihat wajah kak Kris lagi !!"

Balas Lay teriak dari dalam kamarnya.

Kris membeku seketika.

Perasaannya makin hancur saat Lay bilang,ia tak mau melihatnya lagi.

Kedua mata Kris mulai terlihat buyar,terasa panas dan perih.

Pipinya yang putih pun menjadi basah.

Tangis.

Sambil terisak,Kris meninggalkan kamar Lay dan bi Ijah yang masih kebingungan.

 

 

 

'Prrang!!'

"Den Kris??!"

"Lay! Kau boleh membenciku kau boleh mencaci maki aku !! Tapi aku tidak akan pernah berhenti menyayangimu !! Tidak akan pernah !! Karna aku mencintaimu ! Aku sangat mencintaimu !"

Kris berteriak-teriak diluar kamar Lay.Tubuhnya sempoyongan membuat perabot rumah yang ada di dekatnya tersenggol dan jatuh.

Kris mabuk.

"Den Kris,,"

Bi Ijah yang berada di dekat Kris mulai menangis karna khawatir.

"Kau boleh menganggapku gay ! Kau boleh menganggapku tidak normal ! Tapi itu tidak akan pernah membuatku menyerah untuk ingin memilikimu!"

Kris berteriak kembali,ia collapse tubuhnya yang terasa berat menghantam meja terbuat dari kaca dan terjatuh.Meja itupun pecah dan hancur menjadi beberapa serpihan beling.

"AAKKH!"

Kris meringis lengannya terkena sebuah beling kecil dan terasa menusuk kulitnya.

"Den Kris!!"

Bi Ijah segera menghampiri Kris yang berbaring di lantai menahan sakit.

"Den Kris kenapa mabuk begini sih Den?Den Kris tuh gak pernah mabuk,,kenapa toh den?"

Bi Ijah terbata-bata dalam tangis dan tanya.

"Bi,,hik,,aku mencintai Lay bi hik,,apa aku salah?,,"

Bi Ijah menempatkan kepala Kris di pangkuannya.

"Gak koq den,,enggak salah,,hiks,,"

Bi Ijah mengusap kening dan pipi Kris yang basah karna menangis.

"Tapi,,,hik,,Lay marah bi,,hiks,,"

Kris menangis sejadi-jadinya dipangkuan bi Ijah,bi Ijah yang melihat kondisi majikan kesayangannya itu tak kuasa ikut menangis seakan merasakan penderitaannya.

"Den Kris ,,sudah,,jangan menangis,,den Kris terluka,,bi Ijah obatin ya"

"Hiks,,hik,,hiks,,aku mencintai dia bi,,hiks"

Kris terceguk beberapa kali.

Di seberang Kris dan bi Ijah,Lay tengah berdiri memperhatikan keduanya.

Lay menangis melihat Kris seperti itu.

Sebenarnya Lay ingin sekali berada di posisi bi Ijah ia ingin memeluk Kris,membelai rambut blonde milik Kris dan mengecup kening Kris ia ingin berusaha semaksimal mungkin menenangkan Kris.

Tapi ke-egoisannya menghalangi itu semua.

Ia juga sangat menyayangi Kris tapi ia tak mengerti bagaimana cara menyampaikan perasaan itu.

Saat Kris menciumnya ia bisa merasakan Kris memang tulus padanya,namun ia bingung karena baru pertama kali dalam hidupnya ada seorang pria menjamah bibirnya.

 

 

 

Udara malam semakin dingin karna hujan mengguyur dengan derasnya.Kilat menyambar dan gemuruh bersahutan.Bunyi petir membangunkan Kris yang sedang tidur terlelap.

Ia membuka matanya,kepalanya masih terasa berat.Ia memaksakan diri untuk bangun,ia melihat lengannya diperban dengan erat.Kris nyaris tak mengingat hal apa yang telah menimpanya.

Dengan tertatih ia melangkahkan kakinya keluar kamar,tak tahu apa alasannya tubuh Kris berjalan menuju kamar Lay.Kris merasa heran karena pintu kamar Lay sedikit terbuka.

Terbesit perasaan senang di hati Kris karna akhirnya Lay membuka pintu kamarnya.

"Lay?,,"

Untuk kesekian kalinya Kris tak menemukan Lay ditempat ia seharusnya berada.

Kris mendekati ranjang Lay,ia melihat beberapa barang milik Lay yang ia telah belikan untuknya tergeletak disana.

Handphone,semua baju dan celana yang pernah di pakai Lay.

Kris semakin bingung karena ia tak mendengar suara Lay sedikit pun di kamar.

"Den Kris.."

Kris berbalik badan dan menemukan bi Ijah menangis di pintu.

"Dek Lay izin pulang sama bi Ijah..dia bilang dia gak mau tinggal dirumah ini lagi,dia udah ngerepotin den Kris begitu katanya dia juga titip salam dia sayang sama den Kris"

Kris terdiam,tak berapa lama kemudian ia beranjak pergi menyusul Lay.

"Aku mau nyari Lay bi,aku gak bisa ngelepasin dia pergi"

Dalam derasnya hujan Kris bersikeras mencari Lay di tengah malam.

 

 

 

'Mungkin dengan aku pergi kak Kris akan tenang,maafin aku kak Kris udah ngelanggar janji aku untuk membuat kak Kris tersenyum dan gak kesepian lagi,sebenarnya aku sayang sama kakak,,'

Dengan berlinangan air mata dan kehujanan Lay berjalan keseorangan diri di kegelapan.

'Sedikit lagi sampai ke tempatku bermula'

Lay menyeka wajahnya yang basah dan melanjutkan perjalanannya.

"Wow! Eh ada anak dari perkampungan sebelah sob!"

Teriak salah seorang lelaki berdandan ala preman yang sedang mabuk mencegah jalan Lay.

"Eh iya,eh lo kan nyopet temen gue juga waktu itu!"

Preman lainnya ikut mencegah.

Lay terkepung oleh dua orang preman yang sedang mabuk berat.

"Gue minta maaf udah nyopet temen kalian,sekarang gue mau pulang"

Ujar Lay apa adanya

"Gak bisa,lo bagi duit gue dulu"

"Gue gak punya duit"

"Alah bohong lo"

Preman tersebut menarik baju Lay.

'Bukk!'

Lay terkejut melihat preman itu tiba-tiba terjatuh.

Kris.

Kris meninju preman tersebut hingga jatuh.

"Kau tidak apa-apa?"

Kris meraih bahu Lay.

Lay diam namun ia menangis melihat mata Kris dan luka di lengannya.

"Kak Kris"

Lay memeluk tubuh Kris.

"Ayo kita pulang"

Kris menggandeng tangan Lay kearah mobilnya,namun salah seorang preman muncul tiba-tiba dengan sebilah pisau ditangannya.

"Kurang ajar lo udah mukulin temen gue!"

Preman yang notabene masih mabuk itu melayangkan pisaunya ke sembarang arah menuju pada Kris dan Lay.

"Lay,masuk lah kedalam mobil!"

Kris mendorong tubuh Lay.

"Tapi kak,,"

Kris bersiap memukul preman berpisau tersebut,tapi preman yang sebelumnya ia pukul itu bangun lalu dengan sigap menangkap tubuh Kris dari belakang.Kris tak dapat mengelak.

"Tusuk dia cepet!"

Tanpa banyak pembicaraan lagi pisau bergerigi itu pun menembus perut Kris.

"Aaghh!"

"Kak Kriiiiiss !!!"

"Ayo cabut!cabut!"

Kedua preman itu lari tunggang langgang meninggalkan Kris dan Lay.

"Kak Kris! Kak hiks,,,kak,,"

Lay menggenggam tangan Kris yang berlumuran darah.

"Lay,,aku mencintai-mu,,ukhh,,"

Kris menekan perutnya yang mengeluarkan darah.

 

 

 

"Kris membutuhkan banyak darah"

"Darah saya saja dok"

"Darah anda memang sama dengan Kris tapi anda tidak bisa mendonorkannya,anda mengidap penyakit haemophilia lagi pula darah anda terdapat darah Kris juga kemungkinan Kris pernah mendonorkan darah untuk anda sebelumnya"

"Haemophilia itu apa dok?"

Lay terperanjat ketika dokter menjelaskan secara detail penyakit yang ada dalam dirinya.

Betapa terkejutnya ia,ia tidak menyangka selama ini mempunyai penyakit seperti itu.

Yang membuat ia semakin terenyuh saat mengetahui Kris pernah mendonorkan darah untuknya.

"Jadi,,,bagaimana ini dok?"

Sambil menghapus bulir-bulir air matanya Lay memohon solusi pada dokter.

"Kita akan berusaha mencari-cari stock darah untuknya,,saya hanya berharap kondisi tubuh Kris bisa kuat walaupun tanpa donor darah"

Sang dokter memberikan tepukan kecil di pundak Lay sebelum pergi.

Airmata Lay masih tak mau berhenti,ia berdiri di depan pintu kamar Kris.

Ia memberanikan diri untuk masuk padahal dokter belum mengizinkannya.

Ia mengamati Kris yang terbaring lemah ditempat tidurnya.

Lay mendekati Kris tanpa bersuara sedikitpun.

Pandangan matanya tak lepas menatap wajah tenang Kris.

Ia menarik sebuah kursi untuk duduk disebelah Kris.

"Hiks..."

Lay memegang tangan Kris lalu ditempelkannya telapak tangan Kris ke pipinya yang basah.

Lay tak berbicara,ia takut membangunkan Kris.

Yang ia lakukan hanya menangis sambil menatap Kris.

Kris masih tak bergeming.

 

Beberapa jam kemudian...

Mendengar isakan tangis dan merasakan telapaknya yang basah.

Kris mulai sadar.

Matanya mulai membuka lebar,penglihatannya pun berangsur-angsur semakin jelas.

Ia melihat Lay sedang memegang telapak tangan miliknya di pipi sembabnya.

Kris tersenyum lemah ke arah Lay.

Ia menggerakkan ibu jarinya untuk menghapus sisa-sisa air mata Lay yang ingin jatuh.

"Kak Kris,,,"

Suara Lay menjadi serak karna terus menangis.

"Maaf,anda tidak di perbolehkan masuk sekarang anda harus pergi karna pasien harus beristirahat"

Seorang suster tiba-tiba datang dan menegur Lay.

"Suster,,bolehkah aku disini untuk menemaninya?"

Pinta Lay menggenggam tangan Kris.

"Kondisi pasien masih lemah,,anda.."

"Suster,,biarkan dia disini,,"

"Tapi.."

"Pleasee.."

Kris memohon pada sang suster,suster tak bisa berbuat banyak.Ia tak tega melihat Kris dan Lay yang terus-terusan memohon padanya.

Sambil memberi infusan donor darah untuk Kris suster itu tersenyum bijak kemudian pergi keluar dari kamar Kris merawat pasien lain.

Lay tersenyum puas melihat Kris mengizinkannya untuk tetap tinggal.

 

 

"Aku benci melihatmu menangis,,,"

Lay buru-buru menghapus air dari matanya,ia pun memaksakan dirinya untuk tersenyum ke arah Kris.

Kris menyentuh letak lesung pipit Lay dengan lembut.

"Kak,aku minta maaf,,"

Lay menggenggam tangan Kris kembali.

"Bukan salahmu,,kenapa harus minta maaf,,?"

"Aku udah kabur dari rumah,kalau aja aku gak kabur kak Kris pasti gak bakal ketusuk ama preman itu,aku..aku emang bisanya cuma ngerepotin dan nyusahin kak Kris.."

"Lay..kakak gak mau kamu ngomong kayak gitu lagi,kakak gak suka dengernya"

Kris balas meremas tangan Lay.

Mereka berdua saling melempar senyum.

"Kakak,bagaimana lukanya?"

"Tidak begitu menyakitkan,karna lebih menyakitkan kalau kau pergi daripada luka tusuk ini"

"Kak"

Lay menggelengkan kepalanya kesal.

Kris tertawa lirih.

"Kak Kris jangan membuatku merasa bersalah lagi,,"

"Lay..aku benar-benar mencintaimu,kau tahu..kau satu-satunya orang yang tulus menyayangiku setelah bi Ijah kau selalu menghiburku disaat aku susah,karna kau aku tidak kesepian lagi apa kau tidak merasakan hal yang sama terhadapku,,?"

"Kenapa kak Kris jatuh cinta padaku?kenapa bukan pada wanita?"

Kris tertawa sejenak kemudian ia menatap dalam mata Lay dan meremas jemari tangan Lay.

"Aku sendiri tidak tahu,,tapi setiap kali aku melihatmu tersenyum dengan lesung pipit yang terlukis indah di wajahmu hatiku meleleh dan gugup.Dan sifat kekanak-kanakanmu membuatku gemas dan ingin selalu memperhatikanmu,,"

"Kak...itu tidak normal"

"Aku tahu,,aku tahu itu,,tapi cinta tidak bisa menghalangi apapun Lay,cinta itu tidak membatasi seseorang untuk mencintai siapapun,,cinta itu bebas dan indah jika kau tulus merasakannya,,"

Lay balik menatap mata sayu Kris,ia memang melihat linangan cinta Kris untuknya didalam sana namun Lay masih sulit membalas tatapan itu.

"Aku,,memang menyayangi kakak,,tapi,,a,aku,,"

"Den Kris?!"

Bi Ijah menghampiri Kris dan Lay.

"Bi?"

"Den Kris gak apa-apa kan den?untung dek Lay telpon bibi ke rumah,duh den Kris baikan atau tambah parah lukanya?"

"Udah mendingan koq bi"

Kris tersenyum kearah bi Ijah yang masih kelihatan khawatir.

"Bibi udah telepon orang tua den Kris ,mereka bakal segera balik dari Kanada secepatnya den"

Lay langsung berdiri dan menjauh dari Kris dan bi Ijah.

"Aku gak boleh ada dirumah kak Kris, orang tua kak Kris pasti menyalahkanku soal ini"

"Lay.."

Lay menggelengkan kepalanya,ia makin memperkokoh langkahnya untuk menjauh.

"Lay..kemarilah,,"

Pinta Kris mengulurkan tangannya.

Lay menggelengkan kepalanya lagi.

"Lay,,please kemarilah,,atau aku akan berbuat nekat lagi lebih dari ini,,"

"Iya dek Lay,lagi pula saya gak bilang ini gara-gara dek Lay koq"

Bi Ijah menarik tangan Lay mendekat Kris lagi.

"Kau tetap dirumahku dan aku akan mengenalkanmu pada orang tuaku,,lagipula mereka akan meninggalkanku lagi.Aku lebih membutuhkanmu dibandingkan mereka Lay"

Kris merangkul pinggang Lay.

Lay masih tidak tahu haruskah ia merasa senang atau sedih.

 

 

 

 

"Kris sudah diperbolehkan pulang hari ini,tapi ingat ia tidak boleh banyak beraktivitas luka di perutnya masih sedikit terbuka"

Kris,Lay dan bi Ijah tersenyum senang mendengar kabar tersebut.

Mereka bertiga akhirnya pulang kembali ke rumah.

 

"Yo Chanyeol kau kalau mau datang menjenguk jangan lupa bawa buah-buahan yang banyak ya,haha okay,,aku tunggu kedatanganmu"

Kris menutup teleponnya.

"Hmm,,sedang menelepon teman kuliahnya ya?"

Lay masuk ke kamar Kris membawa nampan kecil.

"Iya,dia mau datang menjenguk katanya"

"Ooowh"

"Kau bawa apa?"

"Bawa cake buatanku,sengaja ku bawa kesini agar kakak bisa mencobanya"

Lay menunjukkan sepotong cake keju berkrim coklat pada Kris.

"Kelihatannya enak"

"Aku suapi ya"

Lay memotong cake tersebut dan menyuapkannya pada Kris.

Kris mengunyahnya dengan semangat dan sesekali tertawa ketika Lay terus menerus menyuapinya tanpa henti.

"Uh?ada coklat"

Lay mengamati wajah Kris.

"Dimana?"

Kris memegang mulutnya dan tak melihat ada noda coklat di tangannya.

"Dimana?"

Dengan tiba-tiba Lay mendekatkan wajahnya ke wajah Kris.

"Disini"

Lay menempelkan bibirnya ke bibir Kris.

Kris terkejut,matanya terbelalak melihat Lay tengah menciumnya.Ia tak menyangka.Ia tak menduga.

Kris tak mempedulikannya,perasaannya kini berbunga-bunga.

Ia tersenyum dalam ciuman tersebut dan balas memperdalam ciuman Lay.

Manis.Basah.Lembut.

Itu yang mereka rasakan ketika berciuman.

"Aku mencintaimu juga kak Kris,,"

Engah Lay mengambil nafas.

Kris tersenyum lebar.

"Kau tahu Lay?kue buatanmu benar-benar enak"

Ledek Kris dan melanjutkan menciumi bibir Lay.

Kedua tangan Kris memeluk pinggang Lay dengan erat hingga membuat Lay jatuh kepelukannya dan tidur di ranjang.

"Akh lukaku!"

Lay tersentak melihat Kris meringis memegangi perutnya.

Tak lama setelah meringis,Kris tertawa melihat Lay.

Lay pun ikut tertawa.

Kris semakin mempererat memeluk tubuh Lay pada dirinya dan mencium kepala Lay.

Lay membenamkan wajahnya di dada bidang Kris.Dan membiarkan dirinya tertidur lelap bersama Kris.

"Saya tahu ini salah tapi saya gak bisa menghalangi cinta mereka berdua"

Bi Ijah tersenyum seraya menutup pintu kamar Kris.

 

 

The end.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
soorie #1
Chapter 1: kya abis nonton FTV -_-
lay9095 #2
Chapter 1: Shock banget pas tau xingxing jadi jambret..aduh fic nya sweet banget..bisa bikin diabetes nih..kirain bakal ada yg mati..tapi ternyata KrAy besatu!! Yeay!! *joget cesar bareng Lay* ditunggu ff KrAy selanjutnya..hehehehe
KrAys189 #3
Chapter 1: . huuufftt...
. untung brsatu ;D
. kray forever .... ;)
uthie_cutiee #4
Chapter 1: HAPPY END.....FIUH...KIRAIN BKAL MATI SALAH SATU,TP AKHIRNYA....BERSATU..BERSATU...HORE...HORE...HORE..#lompat2 bareng dora
miss_amma
#5
Chapter 1: ya Tuhan aku kaget xingxing jadi copet ;_; after all, ini bagus banget serius. plotnya pelan tapi pasti. dan kalo boleh jujur, kurang mesra apa coba panggilan 'kakak' tuh ya ampuuuuunnn pingsan deh gueeeee ;______;
realsica
#6
dear all :) aku cuma mw minta tolong coba cek cerita ku yah :) aku newbie
Abel_channie
#7
Chapter 1: hohoho
puanjang buanget...
ini 2 chapter di buat oneshot kah???
tp gpp,,abel suka yg panjang2

pertama abel ga terlalu tau tntng penyakit hemophilia dan semacam ya,,tp bnran deh seremmm...ga tau lah suka bnran sdih kalo dnger tu nama penyakit
huhuhuhu


aduh shock Lay jd jambret...mehehehe
pertama ya abel kira Lay itu anak yg selengean(?),jago berantem,keras kepala,pkok ya tipe2 anak jalanan gtu tp ternyata dia orang ya polos bngt imut terus manja juga...
huhuhuhu

author-ssi,,entah knpa abel ngerasa kurang srek sma panggilan kakak dari xing buat kris...#ditimpuk author-ssi#

tp abel suka ide cerita ya,,diawal tuh udh ya ampun kasian bngt anak2 itu,kasian bngt xing xing sma hunhan...prihatin bngt sma kehidupan mrka...
eh makin kesini mulai makin ngefluff...^^
tp seneng Kray ya bersatu,,tp pngen tau abel reaksi ortu kris kalo mereka tau hub kray????
hehehehehehe

nice fic author-ssi ^^
ayo kita sebarakan virus2 Kray keseluruh penjuru dunia~
hwaiting!!!!
:-)
yunjaefor
#8
Chapter 1: OMG, the title is so interesting! I really wanna read this!
Please, translate it on englich, if you can >.<
charismaticfrog
#9
oh noes, the title looks so endearing ;3;
could you translate it, baby? ;w; pretty please ^^''
<3
awesomepearlescent
#10
Chapter 1: wow ff kray pakai bahasa Indonesia! I'm enjoying this so much! ^^