Chapter 2

Do Man Cry?

 

>>> Do Man Cry? <<<

“Mianhae, geundae aku sudah tidak mencintaimu lagi.” gumam Sehun.

Perlahan ia melepas kedua tangan Sulli yang melingkar dipinggangnya. Menjauhkan dirinya dari dekapan Sulli. Dia berjalan meninggalkannya setelah mengucapkan kalimat yang menimbulkan goresan perih dalam hati Sulli.

Sulli hanya bisa menangis dan terus menangis. Begitu perih luka yang kini mencabik-cabik hatinya. Ingin rasanya ia segera mengakhiri hidupnya. Dirinya terlalu lelah bahkan hanya untuk menghirup dan menghembuskan nafas. Dengan mata yang tertutupi butiran air bening, ia menatap Sehun yang berjalan meninggalkannya. Ia lalu terjatuh akibat kaki yang tidak kuat lagi menopang tubuhnya.

“Sulli’ah!” pekik Chanyeol yang tiba-tiba datang dari arah belakang.

Dia langsung memeluk erat sahabatnya yang bersimbah air mata itu. Didekapnya erat dan ia belai lembut rambutnya. Sedang yang dipeluk hanya bisa menangis. Chanyeol bisa menangkap sosok Sehun yang berjalan menjauhi mereka. Sosoknya semakin jauh dan perlahan menghilang.

“Sehun…sehun memutuu” gumam Sulli yang masih bersandar dipelukan Chanyeol.

“Gwaenchana Sulli’ah, ada aku disampingmu. Uljima eoh!” ujar Chanyeol semakin mengeratkan pelukannya.

Sebenarnya Chanyeol telah tiba disana beberapa menit yang lalu. Dan ia menyaksikan semua perlakuan Sehun pada Sulli. Awalnya ia tidak ingin melibatkan diri atas kejadian ini. Dia pikir hubungan mereka sedang mengalami masa renggang. Tetapi, ketika melihat Sulli yang terjatuh tidak berdaya ia segera berlari ke arahnya dan menolongnya. Meski ia tidak tahu pasti alasan Sehun memutuskan Sulli, tetapi ia menilai perlakuannya sungguh keterlaluan dan ia tidak akan memaafkan bahkan melepasnya. Dia tidak akan tinggal diam dan akan memberi pelajaran bagi Sehun.

***

Seberkas cahaya  matahari masuk menembus celah jendela kamar Sulli. Memberi kehangatan disetiap sudut ruang kamarnya. Sulli terduduk diam membisu disalah satu sudut ranjang tidurnya. Sorot matanya kosong. Wajahnya nampak pucat, matanya pun sembab. Dia kehilangan banyak air mata akibat menangis semalaman.

“Sulli’ah makanlah! Kau bisa sakit kalau begini terus.” ujar Tiffany sambil melirik semangkuk bubur yang mulai mendingin tergeletak di atas meja kamar Sulli.

Sulli menatap malas pada kakaknya itu. Dia kemudian merabahkan tubuhnya membelakangi Tiffany dan menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya. Dia sungguh tidak berselera makan. Bahkan sebutir nasi pun sulit masuk ke tenggorakannya.

“Yaa! Sampai kapan kau mau begini terus? Apa kau kira namja brengsek itu akan kasihan padamu jika melihatmu seperti ini? Dia bahkan tidak memikirkan perasaanmu saat memutuskanmu.” erang Tiffany.

Sulli hanya terdiam, tidak ingin meladeni ocehan kakaknya. Chanyeol yang sejak tadi juga berada di sana tidak ingin menyaksikan perang dingin antar kakak-adik itu. Ia pun mencoba memadamkan emosi Tiffany yang mulai berkobar.

“Nuna jangan memarahinya. Biar aku saja yang membujuknya supaya mau makan.” bisik Chanyeol pada Tiffany.

Tiffany mendengus kesal. Adiknya sangat keras kepala. Padahal ia khawatir dengan kondisinya saat ini. Ia pun menyerahkan semuanya pada Chanyeol berharap Chanyeol bisa membujuk dan menghibur Sulli.

Tiffany kemudian mengagguk dan tersenyum pada Chanyeol.

“Geurae, tolong bujuk dia agar mau makan.” pinta Tiffany kemudian berjalan keluar dari kamar Sulli.

Chanyeol melangkah mendekati Sulli yang masih berbaring dengan tubuh yang tertutupi selimut pink bermotif sakura.

“Sulli’ah makanlah! Biarpun sedikit yang penting ada makanan yang masuk ke perutmu.” ujar Chanyeol lembut.

“Shireo!” balas Sulli.

Chanyeol menghela nafas panjang menghadapi sikap Sulli yang sangat keras kepala.

“Sulli’ah lupakanlah Sehun. Dia lebih memilih bersama yeoja lain daripada dirimu. Kalau kau terus memikirkannya itu hanya akan membuatmu semakin menderita.” tutur Chanyeol.

Perkataan yang terlontar dari bibir Chanyeol sungguh membuat hati Sulli memanas. Mengapa kaum lelaki dengan sangat mudah mengatakan untuk melupakan orang yang sangat dicintai? Apa mereka pikir menghapus cinta yang telah berakar dihati itu mudah? Apa mereka tidak sedih ketika harus melepas orang yang begitu dicintai?

Sulli segera bangkit dari ranjang tidurnya dan berdiri menatap Chanyeol.

“Geumanhae! Kau tidak tahu bagaimana sakit yang kurasakan saat ini. Kau pikir gampang menghapus orang yang sangat kau cintai dari kehidupanmu! Kalian benar-benar kejam! Kalian jahat!” erang Sulli.

Tanpa menunggu balasan dari Chanyeol, Sulli langsung berlari keluar meninggalkannya. Dia berlari menuju ruang depan. Membuka pintu rumah dan menutupnya dengan kasar. Kini ia berlari keluar rumah. Melangkahkan kakinya ke sembarang arah dan berharap Chanyeol tidak dapat mengejar dan menemukannya.

Saat ini dia ingin menyendiri. Dia tidak butuh seseorang untuk menghiburnya, juga tidak butuh sandaran bahu seseorang untuk menangis. Dia hanya butuh Sehun untuk bisa menenangkan jiwanya yang sedang terguncang.

Tanpa sadar Sulli telah berlari cukup jauh dari rumahnya. Langkahnya membawanya hingga sampai pada pusat kota yang tampak ramai. Rumah Sulli memang terletak tidak begitu jauh dari pusat kota. Dia mulai merasa lelah, nafanya terengah-engah akibat terus berlari. Ia pun memperlambat langkahnya.

Sulli mengedarkan pandangannya ke segela arah. Dilihatnya kendaraan-kendaraan melintas dengan kecepatan yang cukup tinggi melintasi jalan raya. Tiba-tiba arah pandangnya terhenti disebuah klinik yang terletak diseberang jalan. Matanya terbelalak melihat sosok Sehun dan Jessica yang keluar dari klinik itu. Terlihat tangan Jessica melingkar mesra dilengan Sehun. Mereka lalu menaiki sebuah mobil audi putih yang terparkir didepan klinik itu.

Sulli yang menyaksikan tontonan itu kembali menitikkin air mata. Dirinya dan Sehun baru saja putus. Tetapi, nampaknya hanya dia saja yang patah hati. Hanya dia yang bersedih, hanya dia yang menangis. Kepala Sulli terasa berat, otaknya tak mampu lagi berpikir dengan jernih. Hatinya terlampau sakit hingga tidak sanggup menahannya seorang diri.

Perlahan ia pejamkan kedua matanya. Menarik nafas panjang kemudian menghempaskannya. Dirinya telah menyerah. Dirinya tak sanggup lagi. Tubuhnya tegap menghadap jalan raya. Kakinya perlahan melangkah menuju jalanan besar. Sepasang telinganya bisa mendengar suara mesin kendaraan yang melintas dengan kecepatan tinggi. Langkah demi langkah ia lalui dan . . . .

Pip . . . pip . . . pip . . .piiiiiiiiiiippppp!!!

Sehun and Jessica’s Side –

Sehun dan Jessica baru saja selesai memeriksa kesahatan Sehun yang sedikit terganggu hari ini. Jessica membantu menopang tubuh Sehun yang nampak lemas dengan melingkarkan kedua tangannya dilengan Sehun. Mereka berjalan menuju audi putih Jessica yang terparkir didepan klinik.

Jessica duduk dibagian pengemudi mobil. Dia mengedarkan pandangannya ke jalanan dan hendak menjalankan mobilnya. Namun, sepasang mata indahnya menangkap sosok yeoja diseberang jalan.

“Sehun’ah, bukankah itu Sulli? Apa yang dia lakukan disana?” gumam Jessica dengan mata yang tak ia biarkan lepas dari sosok Sulli.

Sehun segera mengikuti arah tatapan Jessica untuk memastikan apakah itu benar-benar Sulli atau bukan. Mata Sehun terbelalak melihat Sulli yang hendak berjalan ke tengah jalanan yang padat akan kendaraan yang melintas. Dia nampak menutup matanya seakan tidak peduli dengan kendaraan yang bisa menggilas tubuhnya. Sehun segera turun dari mobil dan berlari menyeberangi jalan.

Choi Sulli berhenti! Jangan lakukan hal yang bodoh!

Andai saja Sehun bisa menghentikan waktu maka akan ia lakukan saat ini juga. Dia tidak akan membiarkan Sulli mati konyol seperti itu. Ia pun mengerahkan seluruh tenaganya untuk berlari menghentikannya.

Pip . . . pip . . . pip . . .piiiiiiiiiiippppp!!!

Suara klakson salah satu mobil menggema. Membuat jantung Sulli semakin berdetak kencang. Namun, semakin memantapkan niatnya untuk segera mengakhiri hidup dan segala penderitaannya. Dia semakin percaya diri melangkahkan kakinya ke tengah jalan, dan . . .

“Choi Sulli!!!”

To Be Continued . . .

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
mssLEEKIM
#1
Chapter 2: ini ga ada lanjutannya ?? Sullinya ketabrak apa ga :3