Dr. Cho is Mine

Description

Main Casts:

Cho Kyuhyun Super Junior

Park Ji Yeon T-Ara

 

Other Casts:

Find by your self ^^

 

Author:

@242608068494

 

Genre:

Life Marriage, Romance, Friendship

Foreword

Happy Reading ^^

 

Sudah berjam- jam Ji Yeon yang berusaha untuk memejamkan sepasang mata indahnya hanya berguling- guling di atas tempat tidurnya tidak jelas. Ia kesal pada dirinya sendiri karena sudah berulang- ulang kali ia mencoba untuk memejamkan mata dan tertidur, namun rasa kantuk tak kunjung ia rasakan.

Cho Kyuhyun, seorang pria dewasa dengan paras tampan yang sudah berstatus suami Ji Yeon sekitar setengah tahun ini hanya tersenyum tipis dan menggeleng- gelengkan kepalanya sambil sesekali ia mengeringkan rambut basahnya dengan handuk kecil yang berada di atas kepalanya. Wajahnya terlihat sangat segar, tentu saja karena ia baru saja selesai mandi setelah aktivitas yang cukup melelahkan, menguras pikiran dan juga tenaga sebagai dokter specialis jantung di salah satu rumah sakit terbesar di Korea, Seoul Hospital.

“Yak!! Cho Ji Yeon!! Sampai kapan kau akan berguling- guling tidak jelas seperti itu? Kau membuat kepalaku pusing.” Tegur Kyuhyun sambil menahan tawa.

Ji Yeon yang merasa tertegur, ia menghentikan aksi guling- guling kemudian dengan cepat duduk bersila di atas tempat tidur dengan memeluk bantal guling. Ia menatap Kyuhyun dengan mimik cemberut.

“Yak! Kenapa kau memasang ekspresi seperti itu? Seharusnya sebagai istri yang baik, kau melayani dan menghibur suamimu karena telah seharian bekerja untuk kehidupan rumah tangga kita.” Nasehat Kyuhyun memasang ekspresi dingin, pura- pura lebih tepatnya. Ia berjalan dan membaringkan tubuhnya di sisi kiri tempat tidurnya bersama Ji Yeon. Kyuhyun menatap punggung Ji Yeon yang masih diam dengan posisinya yang kini sudah menundukkan kepalanya.

“Mianhae oppa.” ucap Ji Yeon sangat pelan namun masih sangat terdengar jelas di telinga Kyuhyun. Ji Yeon perlahan membaringkan tubuhnya di samping kanan Kyuhyun yang sedang berpura- pura memejamkan sepasang mata tajamnya.

Ji Yeon menatap menyesal wajah tampan Kyuhyun dengan sepasang matanya yang sudah terpejam. Ia merapatkan jarak diantaranya dengan suami tercintanya. Ji Yeon menyandarkan kepalanya di atas dada Kyuhyun dan memeluk tubuh Kyuhyun dari samping.

“Mianhae oppa. Aku hanya terbawa emosi.” Ucap Ji Yeon sangat tulus dan penuh sesal.

Sejak Ji Yeon memutuskan menerima ajakan Kyuhyun untuk menikahinya, Ji Yeon sudah bertekad dan berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan membuang jauh- jauh sikap kekanak- kanakannya dan akan selalu membuat Kyuhyun bahagia bersamanya.

Selama sekitar setengah tahun berstatus istri Kyuhyun, rumah tangga mereka berjalan baik- baik saja. Ji Yeon berperan menjadi istri yang baik dan sangat patuh pada Kyuhyun. Dari kiss morning yang ia berikan pada Kyuhyun, menyiapkan pakaian Kyuhyun, memasakan sarapan, memasakan makan malam, hingga ciuman sebelum tidur dengan senyuman tulus dan penuh senang hati Ji Yeon berikan pada Kyuhyun yang sudah menjadi rutinitasnya selama menikah dengan Kyuhyun.

Namun berbeda dengan malam ini, sepertinya mood Ji Yeon sedang tidak baik hingga tanpa ia sadari, ia telah menghilangkan senyuman cantik nan manis yang sering ia tunjukkan pada Kyuhyun.

“Mianhae oppa. Jangan marah padaku, ne? Aku janji tidak akan bersikap seperti itu lagi padamu. Yakseo!!” ujar Ji Yeon sangat tulus.

Kyuhyun yang mendengarkan setiap ungkapan Ji Yeon padanya hanya tersenyum dengan sepasang mata tajamnya masih terpejam.

Perlahan Kyuhyun melingkarkan sepasang lengannya di tubuh Ji Yeon dan memeluknya erat, kemudian ia mengecup puncak kepala Ji Yeon sekilas.

“Aku hanya bercanda Ji Yeon sayang. Lagi pula mana mungkin gara- gara kau memasang mimik cemberut di wajah cantikmu membuatku marah padamu.” Kyuhyun semakin memeluk erat tubuh Ji Yeon dan masih memejamkan sepasang mata tajamnya.

Ji Yeon menengadahkan kepalanya agar bisa melihat wajah Kyuhyun, kemudian ia memberikan senyum cantik yang sering ia berikan pada Kyuhyun kemudian mendaratkan kecupan kilat di bibir Kyuhyun. Sontak membuat Kyuhyun membuka sempurna sepasang mata tajam karena kaget meskipun memang ini bukan pertama kalinya.

“Oppa tidak marah lagi padaku kan?” Ji Yeon menunjukkan aegyeonya membuat Kyuhyun tidak berkutik.

“Arra arra arra!! Hentikan aegyeo mu Cho Ji Yeon.” Kyuhyun mengeratkan pelukannya. “Sudah ku katakan sebelumnya kalau aku itu hanya bercanda. Aku sama sekali tidak marah padamu. Lagi pula setengah tahun kau menjadi istriku, kau sudah sangat jarang memasang ekspresi cemberut yang lucu seperti tadi. Apakah selama ini kau terpaksa tersenyum setiap kali bersamaku?”

“Anniya. Alasan aku selalu tersenyum setiap kali bersamamu karena aku memang ingin melakukannya. Aku sangat bahagia ketika bersama oppa. Jadi, aku ingin oppa tetap bersikap baik padaku. Aku tidak ingin oppa marah padaku. Aku juga tidak ingin oppa meninggalkanku.” Ungkap Ji Yeon tulus.

“Aku tidak suka dengan kalimat terakhirmu. Aku tidak ingin mendengarnya lagi. Arra!! Kau pikir aku adalah namja bodoh karena melepaskan yeoja cantik, manis, lucu, dan....” Kyuhyun tersenyum menggoda.

“Yak!! Senyumanmu itu sangat menjijikan oppa.”

“Kau tidak ingin mendengar satu kata terakhir dari mulutku tentang dirimu?” tanya Kyuhyun menggoda Ji Yeon.

“Aku mau tahu. Tapi, oppa jangan tersenyum seperti itu.”

“Arraseo.” Kyuhyun mendekatkan wajahnya pada Ji Yeon, lebih tepatnya mendekatkan bibirnya pada telinga Ji Yeon untuk berbisik.

“y.” Bisik Kyuhyun mesra.

“Yak!! Oppa!!” Ji Yeon memukul- mukul pelan tubuh Kyuhyun. Namun bukannya Kyuhyun menghidar dari pukulan Ji Yeon, ia malah semakin mengunci tubuh Ji Yeon.

“Sudahlah berhenti memukulku seperti itu. Lebih baik kita tidur. Besok, pagi- pagi sekali aku harus segera tiba di rumah sakit karena aku akan melakukan operasi salah satu patient ku dan kau juga masih harus kuliah kan?”

“Oppa, besok itu aku ada tes teori design dari Kim Songsaenim.” Adu Ji Yeon manja, sekaligus mengalihkan pembicaraan untuk mendapatkan perhatian Kyuhyun.

“Nah! Kalau begitu lebih baik cepat pejamkan matamu, tidur dan mimpikan aku.” Goda Kyuhyun.

“Berhenti menggodaku oppa.” rajuk Ji Yeon.

“Aku tidak sedang menggodamu Ji Yeon sayang. Aku berbicara faktanya. Kecuali...” Kyuhyun kembali menunjukkan senyuman menggodanya.

“Ku bilang jangan pernah menunjukkan senyuman menjijikkan seperti itu lagi oppa. Wajahmu sangat jelek jika tersenyum seperti itu.” ucap Ji Yeon pura- pura kesal.

“Kau ini benar- benar tidak tahu maksudku?” tanya Kyuhyun menggoda.

“Oppa!!!” rajuk manja Ji Yeon.

“Arraseo arraseo. Sepertinya dugaanku salah. Sekarang katakan padaku kenapa sikapmu berbeda malam ini?” tanya Kyuhyun lembut dan penuh perhatian.

“Aku masih belum mengantuk, oppa..” adu Ji Yeon manja.

Kyuhyun menggeleng- gelengkan kepalanya.

“Tumben sekali istriku ini sulit tidur. Bukankah istriku ini jelmaan dari puteri tidur?” Kyuhyun kembali menggoda Ji Yeon.

“Oppa.. Bisakah kita berbicara serius? Malam ini aku tidak tahu kenapa mataku ini sulit tertidur padahal besok aku ada tes di kampus. Bagaimana kalau saat tes tiba- tiba aku mengantuk dan tertidur.” Adu Ji Yeon memasang wajah cemberut pada Kyuhyun.

“Makanan atau minuman apa yang terakhir kau makan atau minum?” tanya Kyuhyun seperti mengintrogasi.

“Bukankah tadi kita makan malam bersama?” sahut Ji Yeon balik bertanya.

Kyuhyun pun mengingat- ingat makanan dan minuman apa yang diminum oleh Ji Yeon ketika makan malam bersama sekitar satu jam yang lalu.

“Kau minum coklat hangat kan?” tanya Kyuhyun mengintrogasi. Ji Yeon menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

“Berapa gelas yang kau minum?” tanya Kyuhyun lagi.

“Dua gelas.” Jawab Ji Yeon polos.

“Aigoo.. Cho Ji Yeon!! Aku kan sudah katakan berulang- ulang kali. Kau boleh menyukai cokelat, tapi kau juga harus mengetahui batasan mengkonsumsi coklat.” Nasehat Kyuhyun.

“Meminum cokelat hangat di malam hari itu sangat nikmat, oppa.” sahut Ji Yeon polos.

“Menikmati cokelat hangat itu memang sangat nikmat. Tapi, lihatlah efeknya. Kau sulit tidur! Cokelat itu mengandung kafein yang membuatmu kesulitan tertidur. Selain itu juga cokelat mengandung tyrosine, asam amino yang membentuk neutrotransmiter cathecolamine yang berfungsi membuat setiap orang tetap terjaga dan tidak tertidur.” Papar Kyuhyun.

“Arraseo Dr. Cho!! Aku salah. Ma’afkan aku.” Sesal Ji Yeon. “Lalu, apa oppa tahu bagaimana cara menetralisir kandungan- kandungan cokelat yang tadi oppa ucapkan, aku tidak ingin mengulangnya karena aku tidak bisa mengucapkannya. Hingga aku bisa tertidur?” ujar Ji Yeon sangat polos

Kyuhyun melepaskan pelukannya dan membuat Ji Yeon heran.

“Kenapa oppa melepaskan pelukanmu?” tanya Ji Yeon polos.

“Bukankah kau meminta saran bagaimana menetralisirkan kandungan- kandungan cokelat yang sudah berada di dalam tubuhmu?”

Ji Yeon menganggukkan kepala polos sebagai jawaban.

“Ikuti kata- kataku, arra!!” perintah Kyuhyun lembut dan lagi- lagi Ji Yeon hanya menganggukkan kepalanya.

“Biarkan tubuhmu se rileks mungkin dan pejamkan matamu.” Perintah Kyuhyun dengan posisi tubuhnya miring menghadap Ji Yeon. Ia terlihat menahan tawa, terlihat sekali ia menyimpan sebuah ide di kepalanya.

Tiba- tiba Kyuhyun semakin mendekat pada Ji Yeon dan tidak lama kemudian ia mendaratkan ciuman di bibir mungil  Ji Yeon.  Kyuhyun dan Ji Yeon pun saling berbalas ciuman cukup lama.

“Aku mencintaimu Cho Ji Yeon.” ungkap Kyuhyun dengan nafas tersengal setelah ciuman. Ji Yeon pun hanya tersenyum malu dengan nafas tersengal.

Kyuhyun kembali mendekat tubuh Ji Yeon dan memeluknya.

“Aku akan menyanyikan sebuah lagu untukmu. Aku tidak akan berhenti bernyanyi sebelum memastikan kau tertidur. Jadi, sekarang pejamkan matamu dan pasang ke dua telingamu baik- baik untuk mendengarkan  suara merduku yang akan mengantarmu ke dalam mimpi indahmu.” Ucap Kyuhyun lembut. Ia pun mulai mengeluarkan suara merdunya dengan menyanyikan lagu ‘New Endless Love’.

“Gomawo oppa. Oppa memang yang terbaik. Aku juga sangat mencintaimu, Dr. Cho.” Ucap Ji Yeon lembut, dan memberikan sebuah kecupan kilat di bibir Kyuhyun sebelum ia memejamkan sepasang indahnya dan mendengarkan suara merdu Kyuhyun.

***

Ji Yeon dengan wajah cerahnya melewati setiap koridor gedung Seoul University, tempatnya menuntut ilmu berjalan bersamaan dengan Lee Jieun, sahabatnya. Sepanjang koridor yang mereka lalui, mereka tidak luput dari topik- topik ringan dalam percakapan mereka.

“Annyeong Ji Yeon-ssi, Jieun-ssi.” Sapa ramah seorang namja fashionable ketika Ji Yeon dan Jieun baru saja di dalam ruang kelas dan akan menempati tempat duduk mereka yang berada di depannya.

“Annyeong Key-ssi.” Balas sapa Ji Yeon ramah. Sedangkan Jieun hanya tersenyum kecil.

“Ahh.. Ji Yeon-ssi, Jieun-ssi. Apa kalian berdua sudah siap dengan tes teori hari ini dari Kim Songsaenim?” tanya Key ramah.

“Ne. Tentu saja. Kami sudah siap. Benarkan Jieun?” Ji Yeon menyenggol ringan lengan Jieun yang berdiri tepat di sampingnya.

“Oh.. ne. Kami sudah siap. Sangat siap.” Sahut Jieun gugup membuat Ji Yeon menahan tawa.

“Baguslah kalau begitu.” Ucap Key masih mengembangkan senyuman.

Tiba- tiba seorang namja bertubuh kekar masuk ke kelas Ji Yeon, Jieun dan Key. Penampilannya benar- benar berantakan, tidak enak dipandang. Dia menjadi pusat berbagai macam tatapan seisi ruangan kelas dan seketika membuat hening ruang kelas.

“Key!! Kau ini benar- benar keterlaluan. Bagaimana mungkin kau meninggalkanku di rumah begitu saja, huhh??” sembur namja kekar itu pada Key.

“Yak!! Hyung! Itu hanya persoalan sepele. Tidak usah dibesarkan- besarkan. Lagi pula kau ini benar- benar sulit ku bangunkan. Makanya, aku tinggal. Lebih baik hyung masuk ke kelasmu, jangan membuatku malu hyung.” Kesal Key pada namja kekar itu.

“Aisshh.. Kenapa hidupku ini benar- benar menyebalkan.” Gumam namja kekar itu dan meninggalkan ruang kelas dengan malas.

“Key-ssi. Siapa namja itu? Penampilannya benar- benar urakan. Sangat kacau! Tingkahnya juga benar- benar menyebalkan.” Cibir Ji Yeon setelah namja kekar itu sudah tidak berada di ruang kelasnya. Dan suasana ruang kelas pun kembali seperti sebelum namja kekar itu masuk.

“Dia Kim Jonghyun! Hyung ku. Dia mahasiswa disini juga. Sudah empat tahun terakhir ini ia merubah penampilannya seperti itu. Aku juga tidak mengerti alasannya apa. Yang jelas, sejak dia merubah penampilannya seperti itu, dia berubah menjadi orang yang sangat menyebalkan. Kalian tahu? Aku saja malu menjadi adiknya.” Jawab Key.

“Mwo? Benar- benar aneh. Tapi, aku baru pertama kalinya bertemu dengannya Key-ssi.” Ujar Ji Yeon.

“Dia memang sangat sering absen dan dia senang mengucilkan dirinya sendiri. Dia itu tidak punya teman dekat disini.” Jawab Key.

“Kau?” Jieun angkat suara.

“Aku memang adik kandungnya. Tapi, hubunganku dengannya sangat jauh dikatakan sebagai hyung dan namdongsaeng. Jika di rumah, ia selalu uring- uringan dan marah- marah tidak jelas. Ke dua orang tua kami sudah sering menegurnya dan bertanya alasannya bersikap seperti itu. Tapi, dia tidak pernah memberikan jawaban. Entahlah..” pasrah Key.

“Mungkin dia uring- uringan dan marah- marah tidak jelas karena terlalu kelelahan?” tebak Jieun.

“Mana ada dampak dari kelelahan bersikap uring- uringan dan marah- marah tidak jelas selama bertahun- tahun. Ku rasa hyung ku mengidap penyakit langka yang aneh.” Ucap Key.

“Yak!! Key!! Bagaimana pun juga dia adalah saudaramu. Kau tidak boleh menduga- duga negative seperti itu.” ucap Ji Yeon.

“Ji Yeon-ahh, kau tanyakan saja pada sua..” dengan cepat Ji Yeon membungkam mulut Jieun dengan telapak tangannya dan menyuruhnya duduk dengan isyarat sorotan matanya membuat Key mengernyitkan dahi bingung.

Setelah Ji Yeon dan Jieun duduk di kursi mereka masing- masing yang bersebelahan, barulah Ji Yeon menurunkan telapak tangan yang membungkam mulut Jieun.

“Mianhae Ji Yeonie. Aku hampir tidak mengendalikan mulutku.” Ucap Jieun yang tahu kesalahannya.

“Arraseo. Jangan ulangi lagi.” peringatan Ji Yeon.

“Tidak akan Ji Yeonie.” Ucap Jieun.

“Tadi kau mau bilang, kenapa aku tidak tanyakan pada Kyuhyun oppa?” Ji Yeon kembali mengalihkan pembicaraan pada topik semula. Jieun mengangguk.

“Aku tidak tahu Kyuhyun oppa akan tahu jawabannya. Dia kan dokter specialis jantung. Bukan psikologi. Ku rasa Jonghyun-ssi memiliki permasalahan dengan psikologinya. Sebaiknya kau sarankan pada Key untuk membawa Jonghyun-ssi pada seorang psikiater atau hypnotherapi.”

“Mwo? Kenapa aku yang harus menyampaikan ulang pada Key-ssi?” mendadak pipi Jieun merona merah.

“Aku hanya ingin membantumu agar kau jauh lebih dekat dengan Key. Kau pikir aku tidak tahu jika sebenarnya selama ini kau memendam perasaan suka pada Key? Ku rasa perasaanmu tidak akan bertepuk sebelah tangan.” Ujar Ji Yeon santai.

“Mwo? Kau ini percaya diri sekali jika Key akan membalas perasaanku.” Ucap Jieun.

“Lee Jieun!! Aku Park Ji Yeon!! Anniya, maksudku Cho Ji Yeon.” Ji Yeon tersenyum lebar. “Aku memiliki kemampuan sixsense dan intuisi ku selalu tepat pada sasaran.” Sombong Ji Yeon. “Dan intuisiku mengatakan jika Key juga memiliki perasaan yang sama denganmu. Kau hanya butuh bergerak beberapa langkah lagi.” lanjut Ji Yeon memberikan saran.

“Tenanglah Jieun-ahh, aku akan selalu membantumu.” Ji Yeon merangkul pundak Jieun untuk memberikan semangat.

***

Dengan pakaian dokternya, Kyuhyun keluar dari ruang operasi untuk menemui pihak keluarga pasien.

“Dr. Cho, bagaimana keadaan puteri kami?” tanya seorang yeoja paruh baya panik dengan sepasang mata sembabnya didampingi oleh seorang namja paruh baya.

Kyuhyun tersenyum. “Tenanglah Tuan Jung, Nyonya Jung. Jessica, puteri kalian baik- baik saja.” Ucap Kyuhyun menenangkan.

“Apakah operasi cangkok jantung puteri kami berhasil?” tanya Tuan Jung bahagia.

Kyuhyun menganggukkan kepalanya. “Transplantasi jantung Jessica berhasil. Tubuh Jessica menerima jantung Donghae dengan baik. Sekarang Jessica masih pingsan karena pengaruh obat bius. Tuan Jung dan Nyonya Jung tenang saja, sebentar lagi puteri kalian siuman.” Ucap Kyuhyun.

“Terima kasih Tuhan. Terima kasih Dr. Cho.” Ucap Nyonya Jung menangis bahagia. Begitu pun dengan Tuan Jung. Sedangkan Kyuhyun hanya membalas dengan seulas senyuman tampan nan ramah.

“Kalau begitu saya pamit kembali ke ruangan. Annyeong..” pamit Kyuhyun, berlalu menuju ruang kerjanya.

***

Ketika Kyuhyun membuka pintu ruang kerjanya, betapa terkejutnya ia karena di atas meja kerjanya telah tersedia berbagai makanan dan minuman. Kyuhyun pun berjalan menuju kursi kerjanya tiba- tiba sepasang lengan memeluknya dari belakang. Ia tersenyum ketika indra penciumannya menghirup aroma minyak wangi yang tercium sangat familiar, aroma favoritenya.

“Hi Oppa!! Aku membawakanmu makan siang hari ini.” ucap Ji Yeon manja. Kemudian melepaskan pelukannya.

“Aigoo..” Kyuhyun menyentil hidung Ji Yeon pelan. Kemudian ia berbalik arah dan berjalan untuk menutup rapat pintu ruang kerjanya yang masih terbuka. “Bagaimana kalau ada orang lain yang melihatmu sedang memelukku?” goda Kyuhyun pada Ji Yeon.

“Biarkan saja. Bukankah hampir seluruh dokter, suster dan pekerja di rumah sakit ini sudah mengetahui kalau aku adalah istrimu? Jadi, biarkan saja mereka melihat.” Ujar Ji Yeon santai.

“Kau ini.” Kyuhyun mengusak pelan rambut Ji Yeon. “Oh iya, tumben kau mengantarkan makan siang untukku?”

“Apakah aku tidak boleh lebih memperhatikan suamiku?” balas Ji Yeon bertanya.

“Anniya. Tentu saja sangat boleh bahkan aku sangat senang kau melakukan semua ini untukku. Hanya saja aku sedikit heran. Kau tidak bolos dengan mata kuliah mu kan?”

“Anniya. Kebetulan hari ini mendadak ada pertemuan para dosen dan kepala yayasan. Makanya itu, kami terbebas dari mata kuliah.” Ji Yeon mendekat pada Kyuhyun dan memeluknya. “Aku juga melakukan ini sebagai tanda terima kasih untukmu  oppa..”

“Terima kasih?”

“Ne. Terima kasih karena oppa sudah menyanyikan sebuah lagu yang sangat indah tadi malam hingga aku tertidur sangat nyenyak dan bermimpi indah.” Ji Yeon mendongakkan kepala dengan senyuman lebarnya, kemudian memberikan kecupan kilat di bibir Kyuhyun.

“Cho Ji Yeon, aku semakin mencintaimu.” Kyuhyun membalas pelukan Ji Yeon erat.

“Arra arra arra. Aku tahu oppa akan semakin mencintaiku. Lebih baik sekarang kita makan siang bersama.” Kyuhyun dan Ji Yeon pun melepaskan pelukan mereka. Kyuhyun menarik tangan kanan Ji Yeon agar mengikutinya menuju meja kerja yang sudah tersedia banyak makanan dan minuman.

Kyuhyun sudah duduk di kursi kerjanya dengan tangan kirinya masih menggenggam tangan Ji Yeon.

“Oppa!! Kalau oppa masih menggenggam tanganku, bagaimana mungkin aku menyiapkan porsi makanan untukmu?”

Tanpa berkata apapun, Kyuhyun menarik tangan Ji Yeon yang masih ia genggam hingga membuat Ji Yeon terjatuh tepat dipangkuannya dan tentu saja membuat Ji Yeon kaget.

“O.. oppa..” gugup Ji Yeon.

“Dengan posisi seperti ini kau bisa melayaniku makan siang. Jadi, ayo layani aku. Perutku sudah sangat lapar.” Manja Kyuhyun, kemudian melingkarkan sepasang lengannya di perut Ji Yeon.

“Oppa. Bagaimana kalau ada yang lihat?” gugup Ji Yeon.

“Biarkan saja. Bukankah hampir seluruh dokter, suster dan pekerja di rumah sakit ini sudah mengetahui kalau aku adalah suamimu? Jadi, biarkan saja mereka melihat.” Jawab Kyuhyun mengulang jawaban Ji Yeon sebelumnya.

“Huhh..” Ji Yeon hanya mendengus.

Kyuhyun dan Ji Yeon pun menikmati makan siang berupa nasi dan soup diselingi gurauan. Mereka berdua sangat romantis dengan aksi saling suap.

“Kenyangnya.” Ucap Kyuhyun setelah menghabiskan makan siang mereka. Ji Yeon pun dengan cekatan meraih sebotol air mineral dan ia berikan pada Kyuhyun. Kyuhyun pun meminumnya hingga menyisakan setengahnya, kemudian giliran Ji Yeon yang menghabiskan sisa air mineral itu hingga tidak tersisa.

Ji Yeon meraih satu piring berisi potongan buah apel dan pir sebagai menu penutup mulut. Ia menusuk satu potong apel menggunakan garpuh. Lalu, ia suapkan pada mulut Kyuhyun.

Ji Yeon tersenyum melihat ekspresi Kyuhyun yang sedang mengunyah sepotong apel di mulutnya.

“Ayo buka mulutmu lagi oppa. Kau harus menghabiskan sepiring apel dan pir ini.” ucap Ji Yeon lagi sebelum menyuapkan potongan buah untuk yang ke dua kalinya pada mulut Kyuhyun.

“Yak!! Kau mau menyiksa suamimu sendiri huhh??” tanya Kyuhyun sambil mengunyah potongan pir yang sudah ada di dalam mulutnya.

Ji Yeon tersenyum menanggapinya. “Anniya. Aku melakukan ini semua karena aku menyayangi suamiku yang sangat tampan ini. Dr. Cho kau pasti sudah  tahukan kandungan apa saja yang terdapat di dalam dua jenis buah ini? Di dalamnya banyak terkandung serat dan sangat bagus untuk kesehatanmu.” Ji Yeon kembali menyuapkan potongan buah apel ke dalam mulut Kyuhyun membuatnya mau tidak mau mengunyahnya.

***

Key dan Jieun duduk bersebelahan di dalam mobil milik Key tanpa ada satu pun diantara mereka yang membuka suara dan memulai pembicaraan. Yap! Setelah ada pengumuman bahwa hari ini mereka terbebas dari mata kuliah, Key sengaja memberika tawaran pulang bersama pada Jieun.

“Key-ssi..” akhirnya Jieun buka suara, memecahkan keheningan penuh rasa gugup dan canggung diantaranya dan Key.

Key menoleh sekilas pada Jieun, kemudian kembali fokus menyetir. “Wae Jieun-ssi?”

“Ehmm.. Kenapa kau mengajakku pulang bersamamu?” tanya Jieun mencoba berbasa- basi.

“Tadi Ji Yeon bilang kalau kau ingin mengatakan sesuatu padaku. Makanya, aku mengajakmu untuk pulang bersama.”

“Ahh itu..” Jieun kembali mengingat beberapa percakapannya dengan Ji Yeon tadi pagi.

“Ne. Memangnya apa yang ingin kau katakan padaku?”

“Aku....” Namun, kalimat yang ingin diucapkan Jieun dipotong oleh Key.

“Ssttt.. Nanti saja kau katakan. Hari masih terlalu siang, bagaimana kalau kita jalan- jalan dulu.” Key tersenyum sambil fokus dengan menyetir mobilnya.

***

“Selamat siang Dr. Cho, Noona Ji Yeon.” sapa ramah beberapa suster Seoul Hospital ketika mereka berpapasan jalan dengan Kyuhyun dan Ji Yeon yang berjalan bersama di koridor rumah sakit sambil sesekali Kyuhyun menggoda Ji Yeon dan tentu saja membuat orang- orang yang menyaksikannya merasa iri.

“Selamat siang Suster Lee.” Balas sapa Kyuhyun dan Ji Yeon ramah pada suster yang menyapa mereka entah urutan ke berapa.

“Setelah ini kau langsung pulang?” tanya Kyuhyun ketika mereka berdua sudah berada di depan sebuah ruang rawat bernomor 13, ruang rawat milik salah satu pasien Kyuhyun.

Ji Yeon tersenyum manis. “Entahlah. Hari masih terlalu siang jika harus pulang ke rumah sekarang.”

“Lalu, tujuanmu setelah ini kemana? Atau apa lebih baik kau menungguku hingga selesai memeriksa seluruh pasienku?” tawar Kyuhyun.

“Itu lebih membosankan.” Ji Yeon terlihat berpikir. “Aku mengunjungi rumah ke dua orang tuaku saja. Terakhir dua minggu yang lalu aku menemui mereka. Apakah oppa mengizinkan?” Ji Yeon menunjukkan aegyeonya.

Kyuhyun tersenyum dan membelai kepala Ji Yeon. “Arraseo. Setelah aku menyelesaikan pekerjaanku, aku akan menjemputmu disana. Jadi, kau jangan dulu pulang sebelum aku menjemputmu. Arra!!” cerewet Kyuhyun.

“Arraseo Dr. Cho. Lebih baik sekarang kau temui pasienmu.” Ji Yeon mendorong- dorong pelang tubuh Kyuhyun agar masuk ke dalam ruang rawat bernomor 13 itu.”

“Arra. Arra. Arra. Tapi..” Kyuhyun mendekatkan wajahnya pada wajah Ji Yeon dan dengan cepat Kyuhyun mengecup bibir mungil Ji Yeon tanpa peduli beberapa dokter, suster dan pasien yang tanpa sengaja menangkap adegan romantis yang tidak seharusnya mereka tunjukkan di tempat pelayanan umum seperti rumah sakit.

“Oppa!! Jagalah sikapmu!” Ji Yeon menunjukkan raut kesal menutupi detak jantungnya yang kini meletup- letup hebat atas kecupan singkat yang diberikan Kyuhyun untuknya.

“Biarkan saja. Bukankah hampir seluruh dokter, suster dan pekerja di rumah sakit ini sudah mengetahui kalau aku adalah suamimu? Jadi, biarkan saja mereka melihat.” Kyuhyun kembali mengulang jawaban yang pernah digunakan Ji Yeon.

“Aku pergi sekarang, Annyeong..” Ji Yeon meninggalkan Kyuhyun dengan tergesa- gesa melewati orang- orang yang masih memperhatikannya setelah kiss moment yang dibuat oleh Kyuhyun. Sedangkan Kyuhyun hanya memandang punggung Ji Yeon hingga tidak terlihat lagi dengan seulas senyuman gemas dan tatapan penuh arti.

***

Ji Yeon menekan tombol bel pintu rumah yang pernah ia tempati dan beberapa lama kemudian pintu pun terbuka dan memuncul sosok yeoja setengah paruh baya, masih terlihat cantik. Ia tersenyum sangat senang dan antusias ketika menangkap sosok puteri kesangannya sudah berada tepat di hadapannya. Tanpa banyak berkata- kata ia memeluk tubuh Ji Yeon sangat erat.

“Ji Yeonie. Eomma benar- benar merindukanmu.” Bisiknya pada Ji Yeon.

Ji Yeon membalas pelukan eomma nya dan tersenyum haru. “Aku juga sangat meridukanmu, eomma. Apakah eomma, appa dan Hyo Joon oppa baik-baik saja? Ma’afkan aku sudah dua minggu terakhir ini tidak mengunjungi kalian. Tugas kuliahku begitu menumpuk. Eomma memahami keadaanku kan?” cerocos Ji Yeon.

Eomma Ji Yeon hanya menggeleng- gelengkan kepalanya, kemudian melepaskan pelukannya.

“Aigoo.. Puteri eomma ternyata masih saja cerewet. Apakah Kyuhyun tidak kerepotan menghadapi sikapmu yang sangat cerewet itu?”

“Itu bukan cerewet eomma. Hanya saja aku sangat perhatian pada eomma, appa dan Hyo Joon oppa.”

“Arraseo. Kami baik- baik saja. Dan eomma harap kau pun hidup sehat, bahagia dan baik- baik saja bersama Kyuhyun. Kajja kita masuk.” Ji Yeon digandeng eomma nya masuk ke dalam rumah setelah menutup pintu rumah mereka.

“Kebetulan eomma sedang membuat brownies di dapur. Kau mau membantu eomma??”

“Tentu saja eomma.” Ji Yeon tersenyum mengiyakan.

“Sebelum kemari kau meminta izin dari suamimu dulu kan?”

“Ne eomma. Tentu saja. Bukankah eomma selalu mengatakan padaku jika aku sudah bersuami, aku harus menjadi isteri yang selalu patuh pada suamiku dan apapun yang belum atau pun akan ku lakukan harus meminta izin dari suamiku terlebih dahulu?”

“Ne. Ji Yeonie. Eomma senang karena kau mendengarkan nasehat eomma.”

“Eomma, apa yang bisa ku bantu untukmu?” tanya Ji Yeon setelah mereka tiba di dapur.

“Brownies nya sudah matang dari kukusan, Ji Yeonie. Tugasmu tinggal kau olesi brownies kukus yang masih polos ini dengan batangan cokelat yang sudah eomma cairkan sebelumnya ini. Lalu masukan sisa adonan yang setengahnya ini. Lalu, kukus kembali sekitar 30 menit. Arra!!” jelas eomma Ji Yeon sambil menujukkan satu per satu bahan pelengkap brownies buatannya.

“Arra eomma..”

Ji Yeon pun mulai mengolesi brownies kukus dengan cokelat yang telah dicairkan. Eomma nya hanya memperhatikannya dari samping dengan seulas senyuman menghiasi wajah cantiknya. Ia memperhatikan betapa seriusnya Ji Yeon mengoleskan cokelat cair pada brownies kukus itu. Tiba- tiba sepasang matanya menatap perut Ji Yeon yang rata.

“Ji Yeonie..” panggil eomma pada Ji Yeon.

“Ne, eomma?” sahut Ji Yeon masih fokus mengolesi brownies kukus dengan cokelat yang sebentar lagi selesai.

“Kapan kau akan memiliki aegi? Eomma sudah sangat ingin memiliki cucu dan menjadi halmeoni.”

Deg! Membuat Ji Yeon menghentikan kegiatannya kemudian menoleh kaku ke arah eomma nya.

“Eo.. eomma.. Aku.. Lagi pula aku masih harus menyelesaikan kuliahku.” Jawab Ji Yeon gugup.

“Arraseo. Kenapa kau segugup itu? Tapi, kau dan Kyuhyun sudah pernah melakukannya kan?” goda eomma Ji Yeon.

“Mwo? Maksud eomma melakukan apa?” tanya Ji Yeon pura- pura tidak tahu kemudian melanjutkan kembali kegiatannya.

“Tentu saja membuat aegi. Kyuhyun pernah melakukannya denganmu kan?” goda eomma lagi.

“Eomma...” pipi Ji Yeon sudah memerah. ‘Aku dan Kyuhyun oppa memang belum pernah melakukannya.’ Batin Ji Yeon.

“Aigoo pipi puteri eomma memerah.” Tiba- tiba ia memeluk Ji Yeon dari belakang. “Arraseo. Eomma sama sekali tidak akan menuntutmu jika kau tidak menceritakannya pada eomma. Yang lebih penting, kau dan Kyuhyun segera memberikan kami cucu.” Lanjutnya. Membuat Ji Yeon tersenyum malu membayangkannya.

***

“Yak!! Kau ini benar- benar menggangguku Jung Krystal!! Akhir- akhir ini aku benar- benar lelah hingga tidak sempat untuk menghubungimu.” Kesal frustasi seorang namja yang secara fisik benar- benar mirip dengan Ji Yeon hingga karena suaranya yang tidak pelan mengganggu kegiatan Ji Yeon dan eomma nya di dapur. Eomma dan Ji Yeon pun keluar dari dapur, mereka memandang namja dengan penampilan sangat berantakan tidak jauh dari mereka.

“Hanya sekedar mengirimkan pesan singkat pun kau benar- benar tidak ada waktu? Oppa! Aku sudah menjadi kekasihmu selama dua tahun, tapi kenapa kau selau mengacuhkan aku. Apakah kau sama sekali tidak menganggapku? Bahkan selama dua tahun itu kita sangat jarang berkencan. Hyo Joon oppa aku benar- benar tidak tahan.”

“Kalau begitu kita akhiri saja.” Namja bernama Hyo Joon itu pun dengan tampang kesal dan frustasi memutuskan sambungan ponselnya begitu saja tanpa perasaan.

“Oppa!! Kau bertengkar lagi dengan Krystal?” tegur Ji Yeon yang kemudian mendekati Hyo Joon yang sudah duduk santai di sofa. Eommanya hanya menggeleng- gelengkan kepala, kemudian kembali masuk ke dalam dapur.

“Oppa!! Jangan menjadi namja bodoh!” kemudian Ji Yeon duduk di samping Hyo Joon.

“Jika aku bodoh, aku tidak mungkin menjadi predir muda di perusahaan.” Jawab Hyo Joon.

“Oppa!! Jangan pura- pura tidak tahu. Oppa, bersikaplah lebih dewasa. Kenapa kau semudah itu mengakhiri hubunganmu dengan Krystal? Seharusnya oppa mengingat kembali perjuangan oppa yang begitu keras untuk mendapat hati yeoja angkuh dan cantik seorang Jung Krystal. Sekarang?? Oppa malah menyia- nyiakannya begitu saja. Pabo oppa!!”

“Tsk! Kau pikir, karena kau lebih dulu menikah dari pada aku, kau bisa seenaknya menasehatiku?”

“Aku tidak bermaksud untuk memberikan nasehat padamu oppa. Aku hanya ingin mengingatkanmu. Aku tahu kau sangat mencintai Krystal begitu pun dengan Krystal, aku sangat yakin jika dia mencintaimu oppa.” Ji Yeon menghela nafas sejenak. “Rasa cinta itu dirasakan dan diungkapkan berdasarkan hati bukan egois. Oppa pikirkan kembali baik- baik keputusanmu mengakhiri hubungan kalian sebelum oppa menyesal.”

***

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam lewat 13 menit. Kyuhyun baru saja keluar dari ruang kerjanya setelah menyelesaikan beberapa berkas. Ia berjalan penuh semangat dengan senyuman terus tersungging di bibirnya menghiasi wajah tampannya. Hingga sepasang mata tajamnya menangkap sosok yeoja menundukkan kepalanya duduk di kursi tunggu depan sebuah ruang rawat. Merasa tidak asing dengan yeoja itu, Kyuhyun pun perlahan menghampirinya.

“Krystal-ssi.” Merasa ada yang memanggil namanya, ia pun mendongakkan kepalanya.

“Dr. Cho.” Lirih Krystal.

“Krystal-ssi, kenapa malam- malam begini kau berkunjung ke rumah sakit? Bukankah Jessica sudah diperbolehkan pulang tadi sore?”

“Ne. Aku lupa Dr. Cho.” Lirih Krystal, ia pun berdiri, kemudian menghembuskan nafas pasrah. “Kalau begitu, aku pamit Dr. Cho.” Krystal meninggalkan Kyuhyun yang masing memandangnya heran dan bingung.

“Ada apa dengannya? Pasti dia baru saja patah hati.” Gumam Kyuhyun.

***

“Ji Yeonie, bagaimana kalau untuk beberapa hari kemudian kau tinggal saja disini? Appa benar- benar rindu padamu.” Tawar appa Ji Yeon disela-  sela makan malam mereka.

“Yeobeo, Ji Yeon itu seorang istreri dan harus selalu bersama suaminya. Ji Yeon sudah menjadi sepenuhnya hak Kyuhyun.” Ucap eomma.

“Kau bisa tinggal disini bersama Kyuhyun, Ji Yeonie. Aku yakin Kyuhyun tidak keberatan.” Ucap Appa kekeh.

Ji Yeon tersenyum pada appa nya. “Kalau untuk hal itu, aku yakin kalau Kyuhyun oppa mengizinkanku untuk menginap disini untuk sementara. Tapi, jika Kyuhyun oppa tinggal bersama disini, kasihan dia. Jarak dari rumah ini ke rumah sakit tempatnya bekerja cukup jauh, appa. Appa mengertikan?” Ji Yeon mencoba untuk memberikan pengertian pada appa nya.

“Kalau begitu, kau saja yang tinggal disini. Biarkan Kyuhyun untuk sementara kau tinggal.” Ujar appa lagi.

“Sebenarnya aku mau saja. Tapi, aku cemas dengan kesehatan Kyuhyun oppa. Dia itu meskipun seorang dokter, dia tidak pernah mementingkan kesehatannya sendiri. untuknya, kesehatan pasien lah lebih penting. Jika aku tidak memasakkan sarapan untuknya, aku yakin dia membiarkan perutnya itu kelaparan. Makanya, aku tidak bisa pergi tanpa Kyuhyun oppa.” jelas Ji Yeon.

“Aigo.. Sepertinya kau lebih mencintai suami mu itu dari pada appa mu sendiri.” appa menunjukkan mimik kecewa.

“Aisshh.. Appa.. Kau jangan bersikap seperti itu. Lagi pula tidak ada atau ada pun Ji Yeon disini, eomma akan selalu mencintaimu, menyayangimu dan memperhatikanmu. Sekarang Ji Yeon sudah memiliki keluarga baru. Dia memiliki tanggung jawab menjadi isteri yang baik untuk suaminya.” Ucap Hyo Joon yang akhirnya ikut dalam pembicaraan.

“Diamlah kau Hyo Joon!! Seharusnya saat ini kau juga sudah memiliki isteri. Bukankah hubunganmu dan Krystal sudah cukup lama? Sampai kapan kalian akan berpacaran terus, seharusnya kalian sudah mulai merencanakan sebuah komitmen hubungan yang lebih serius.” Balas nasehat appa pada Hyo Joon.

“Yak!! Appa! Jangan tiba- tiba membahas hubunganku dengan Krystal!” tegas Hyo Joon.

“Memangnya kenapa? Apa jangan- jangan kau membuat kesal Krystal lagi?” tanya appa tajam.

“Aku dan Krystal...” tiba- tiba terdengat suara bel pintu rumah, menahan jawaban yang ingin dilontarkan Hyo Joon.

“Itu pasti Kyuhyun oppa.” Ji Yeon beranjak berdiri dengan senyumannya yang berbinar, kemudian berlari untuk membukakan pintu rumah.

Appa dan eomma hanya menggeleng- gelengkan kepalanya melihat sikap puteri tersayangnya. Sedangkan Hyo Joon, ia kembali meneruskan makan malamnya. Hatinya benar- benar kacau.

“Sepertinya puteriku benar- benar lebih mencintai suaminya dari pada aku, appa nya sendiri.” keluh appa terdengar sekali dia cemburu. Sedangkan isterinya hanya tersenyum mendengar keluhan suaminya.

“Sudahlah yeobeo. Biarkan puteri kita hidup bahagia bersama namja yang sangat ia cintai.” ujar eomma.

“Annyeong appa, eomma, Hyo Joon-ahh.” sapa Kyuhyun yang baru tiba di ruang makan dengan Ji Yeon yang menggandeng lengannya manja.

“Annyeong Kyuhyun-ahh. Kau sudah makan malam? Kajja, kita makan malam bersama. Ini semua masakanku dan Ji Yeon.” sahut eomma.

“Arra eomma.” Ucap Kyuhyun sangat sopan. Dia ikut bergabung untuk makan malam bersama keluarga isterinya.

***

“Key-ssi, gomawo sudah mengajakku jalan- jalan bersama hari ini. Aku benar- benar senang.” Ungkap Jieun pada Key. Saat itu, mereka sudah berada di depan rumah Jieun.

“Gwaenchana Jieun-ssi. Aku juga sangat senang. Kau yeoja sangat menyenangkan. Oh iya, apa yang ingin kau katakan padaku tadi siang?” tanya Key.

“Oh itu. Sebenarnya ini adalah saran dari Ji Yeon. Tapi, dia menyuruhku untuk menyampaikannya padamu.”

“Apa?”

“Eumm.. Soal hyung mu.” Ragu Jieun.

“Jonghyun hyung? Wae? Tidak mungkin kan Ji Yeon menyukai namja seperti hyung ku?”

“Anniya bukan seperti itu. Ji Yeon menyuruhmu membawa hyung mu ke psikiater atau hypnotherapi. Ji Yeon pikir, hyung mu memiliki masalah dengan psikologinya bukan memiliki penyakit langka yang seperti kau duga.”

Key tertawa setelah mendengar saran yang disampaikan Ji Yeon pada Jieun.

“Arraseo. Nanti akan ku pertimbangkan. Sudah terlalu malam, kau masuklah ke dalam rumahmu.”

“Ne, annyeong Key-ssi.” Jieun tersenyum manis pada Key sebelum masuk ke dalam rumahnya.

***

“Ji Yeon-ahh, Kyuhyun-ahh, sudah terlalu malam. Sebaiknya kalian cepat kembali ke rumah. Eomma hanya tidak ingin terjadi sesuatu buruk pada kalian.” Ucap Tae Hee, eomma Ji Yeon yang sedang sibuk membereskan piring- piring dan gelas- gelas kotor bekas makan malam.

“Eomma, aku bisa pulang setelah membantumu mencuci piring- piring dan gelas- gelas kotor ini.” tawar Ji Yeon yang juga membantu eomma nya membereskan piring- piring dan gelas- gelas kotor tersebut.

“Anniya. Gwaenchana Ji Yeonie. Kalian berdua besok masih harus bangun pagi- pagi untuk kuliah dan ke rumah sakit? Jadi, lebih baik kau sampai rumah lebih cepat agar lebih cepat juga beristirahat.” Ucap eomma penuh perhatian.

“Arraseo. Baiklah kalau begitu.” Ucap Ji Yeon mengalah.

“Appa, eomma, Hyo Joon-ahh. Kami pamit pulang sekarang. Ma’af kami merepotkan kalian.” Ucap Kyuhyun.

“Kyuhyun-ahh, kau cukup membalas semua ini dengan selalu menjaga dan membahagiakan Ji Yeon. Arra!! Aku tidak ingin mendengar atau melihat puteri kesayanganku menangis karena ulahmu.” Ancam appa Ji Yeon.

“Tentu saja appa. Itu semua sudah menjadi kewajibanku sebagai suami Ji Yeon. Aku janji tidak akan pernah mengecewakan Ji Yeon dan kalian.” Ucap Kyuhyun tersenyum tegas.

“Kalau begitu cepat kau bawa isterimu pulang. Aku tidak ingin isterimu kekurangan istirahat.” Ucap appa.

“Yak!! Appa kau marah padaku karena aku tidak menginap di rumah ini?” rajuk Ji Yeon.

“Anniya. Appa sama sekali tidak marah. Aku sudah sangat lelah. Aku ke kamar duluan.” Appa pun beranjak berdiri, berlalu dan menuju ke kamar yang ditempatinya dengan isterinya.

“Kyuhyun-ahh, Ji Yeon-ahh, jangan kalian masukkan ucapan appa ke dalam hati. Dia hanya bercanda.” ucap eomma.

“Appa hanya merasa Ji Yeon lebih mementingkanmu dari pada dirinya, hyung.” Ucap Hyo Joon, kemudian ia juga berlalu dan menuju kamarnya.

“Aigoo.. Aku jadi merasa bersalah pada appa.” Ujar Kyuhyun.

“Sudahlah oppa, tidak usah dipikirkan. Kita pulang sekarang, ne? Aku lelah..” Ji Yeon memelas, kemudian menggandeng manja lengan Kyuhyun. Eomma hanya tersenyum kecil melihat sikap manja Ji Yeon pada suaminya.

“Eomma. Kami pulang sekarang. Annyeong.” Pamit ulang Kyuhyun.

“Ne, hati- hati di jalan. Jika ada khabar apapun tentang kalian, jangan lupa hubungi kami. Terutama khabar kehamilan Ji Yeon. arra!!”

“N.. ne...” jawab Kyuhyun gugup.

***

“Ji Yeonie, kau pasti sedang memikirkan ucapan eomma tentang kehamilanmu kan? Dari tadi kau diam saja.” Ucap Kyuhyun melirik ke arah Ji Yeon yang duduk di sampingnya dan hanya diam saja.

“Aku hanya lelah. Eumm.... sebenarnya benar juga sih katamu.” Jawab Ji Yeon. Ji Yeon memang sulit berbohong pada Kyuhyun.

“Sudahlah tidak usah dipikirkan. Kalau kau belum siap untuk melakukannya denganku, gwaenchana. Asal kau jangan melakukannya dengan namja lain saja..” ucap Kyuhyun santai.

“Mwo? Yak!! Oppa pikir aku yeoja murahan yang dengan mudahnya memberikan diriku pada sembarang namja. Lagi pula aku memiliki namja yang sangat tampan meskipun menyebalkan untuk melakukannya.”

Kyuhyun tertawa mendengar perkataan Ji Yeon.

“Berhenti tertawa oppa. Lebih baik kau fokus menyetir saja.” Kesal Ji Yeon.

***

Ji Yeon baru saja membuka mata indahnya ketika menyadari hari sudah berganti pagi dan seberkas cahaya matahari masuk dicelah- celah jendela kamarnya bersama Kyuhyun. Seulas senyum cantik terlukis di wajahnya ketika menatap wajah tampan dan damai Kyuhyun yang masih tertidur sambil memeluknya hangat tepat di hadapan wajahnya dengan selimut tebal masih menyelimuti tubuh mereka berdua.

Perlahan Ji Yeon melepaskan diri dari pelukan Kyuhyun, menyibakkan selimut dan beranjak dari tempat tidur, membiarkan Kyuhyun lebih lama menikmati tidurnya. Ji Yeon segera membersihkan tubuhnya di kamar mandi.

***

Beberapa menit setelah Ji Yeon bangun, Kyuhyun terbangun dari tidur lelapnya. Ia mengerjap- ngerjapkan sepasang mata tajamnya untuk menyesuaikan dengan cahaya- cahaya yang masuk ke matanya. Seperti biasa, di sebelahnya sudah tidak ada Ji Yeon. Kyuhyun dengan malas beranjak duduk, sesekali menggeliatkan tubuhnya.

“Oppa, kau sudah bangun?” tegur Ji Yeon yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk kecil yang ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya dan sudah memakai pakaian kampusnya.

“Ne Ji Yeonie..” sahut Kyuhyun. Kini ia memandang tanpa berkedip wajah cantik Ji Yeon yang sedang bercermin melalui pantulan cermin yang ada di kamar mereka.

Kyuhyun tersenyum, kemudian menyibakkan selimut dan beranjak dari tempat tidur, berjalan perlahan menghampiri Ji Yeon dan memeluknya dari belakang.

“Kau sangat cantik.” Bisik Kyuhyun, membuat Ji Yeon tersipu malu. Kyuhyun dan Ji Yeon saling tersenyum.

“Kau tahu? Moment seperti inilah yang sangat berkesan dan selalu ku ingat.” Bisik Kyuhyun lagi.

Ji Yeon hanya tersenyum, memfokuskan sepasang telinganya untuk mendengar kalimat- kalimat manis yang selalu Kyuhyun lontarkan untuknya.

“Sangat menyenangkan. Dimana hanya ada kau dan aku. Tidak ada yang mengganggu.” Bisik Kyuhyun lagi, kemudian mengecup pipi Ji Yeon hingga membuat pipi Ji Yeon merona, tersipu malu.

“Apakah kau sependapat denganku?” tanya Kyuhyun berbisik pada Ji Yeon.

“Ten.. tentu saja. Menghabiskan waktu berdua bersama orang yang aku cintai adalah hal yang sangat membahagiakan dan menyenangkan bagiku meskipun hanya dalam waktu singkat.” Jawab Ji Yeon.

“Saranghae Ji Yeon sayang..”

“Ne ne ne ne. Lebih baik sekarang oppa mandi. Aku akan menyiapkan pakaian kantor dan sarapan untukmu.”

“Arraseo. Ji Yeon sayang..”

***

“Selamat pagi semuanya..” sapa ramah dan ceria Ji Yeon pada teman- teman sekelasnya.

“Selamat pagi Ji Yeon-ssi.” Balas mereka.

“Ji Yeon-ssi, semakin hari kau semakin cantik. Saat aku menyatakan cintaku dulu seharusnya kau menerimaku.” Ucap seorang namja, namanya Hwang Chansung.

Ji Yeon hanya tersenyum menanggapinya.

“Changsung-ssi, kau ini gila. Jika Ji Yeon itu sangat cantik, untuk apa dia menerimamu sebagai kekasihnya. Ji Yeon bisa mendapatkan namja yang lebih baik darimu.” Ledek temannya, Yang Yeoseob.

“Yak!! Yeoseob-ssi!! Sudahlah tidak usah ikut berkomentar sebelum tinggi badanmu menyamaiku.” Balas Chansung pada Yeoseob. Membuat seisi kelas tertawa melihat pertengkaran mulut Chansung dan Yeoseob yang memang sulit sekali disatukan. Mereka selalu tidak sependapat.

Ji Yeon juga hanya tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata apapun dan duduk di kursinya, di samping kanan Jieun dan di depan Key.

“Annyeong Jieun-ahh, Key-ssi.” Sapa Ji Yeon pada Jieun, kemudian menoleh ke belakang ke arah Key sambil tersenyum ramah.

“Jieun-ahh, bagaimana kemarin?” tanya Ji Yeon pada Jieun.

“Kemarin? Maksudmu?”

“Kencanmu bersama Key.”

“Itu bukan kencan, Ji Yeon-ahh. Kami hanya jalan- jalan dan Key mengantarku pulang.” Jieun tersenyum dengan wajah merona.

***

Kyuhyun baru saja keluar dari salah satu ruang rawat pasien nya. Ia berjalan diikuti oleh seorang suster cantik di belakangnya. Dia adalah Han Seungyeon, assistant Kyuhyun mulai hari ini.

Sejak pertama berkenalan dengan Kyuhyun, senyumannya terus mengembang. Sepertinya dia telah tersihir dengan ketampanan Kyuhyun. Han Seungyeon jatuh cinta pada Cho Kyuhyun? Sepertinya begitu.

Di tengah- tengah perjalanan, tiba- tiba Kyuhyun menghentikan langkahnya hingga membuat Han Seungyeon ikut menghentikan langkahnya.

“Suster Han, majulah beberapa langkah.” Perintah Kyuhyun.

“N.. Ne?” sahut Seungyeon gugup.

“Kita berjalan bersamaan saja. Aku tidak ingin kau menjadi ekorku.” Ucap Kyuhyun.

“A.. Arraseo. Dr. Cho. Ma’afkan aku.” Dengan canggung Seungyeon pun berjalan bersamaan dengan Kyuhyun memasuki ruang rawat setiap pasien.

***

Hampir seluruh mahasiswa dan mahasiswi designer satu angkatan Ji Yeon terlihat memperhatikan mata kuliah yang sedang disampaikan oleh Lee Songsaenim. Dan sisanya dengan kegiatan mereka masing- masing tanpa memperhatikan mata kuliah Lee Songsaenim. Salah satunya Park Ji Yeon! Anniya mengingat statusnya adalah istreri syah Cho Kyuhyun, kita panggil saja Park Ji Yeon. Dengan pensil hitam yang sering ia bawa- bawa jika kuliah, ia hanya mencoret- coret bukunya dan terukirlah banyak nama seseorang yang sama. ‘Cho Kyuhyun Cho Kyuhyun Cho Kyuhyun Cho Kyuhyun’, nama itu memenuhi satu halaman buku Ji Yeon. Ji Yeon tersenyum kecil memandang ukiran- ukiran nama namja yang sangat ia cintai. Jieun yang sudah lama memperhatikan gerak- gerik Ji Yeon, ia hanya menggeleng- gelengkan kepalanya sebelum kemudian kembali memperhatikan mata kuliah dari Lee Songsaenim.

***

Sudah seminggu Han Seungyeon menjadi assistant Kyuhyun di rumah sakit. Hubungannya dengan Kyuhyun juga semakin dekat. Bahkan meskipun jam kerja mereka telah usai dan pulang ke rumah, mereka berdua terkadang saling berbalas pesan singkat, lebih tepatnya Seungyeon lah yang lebih dulu mengirim pesan singkat pada Kyuhyun. Entah itu ‘Selamat pagi!’ Sedang apa?’ ‘Jangan lupa beristirahat.’ ‘Selamat malam!’ dan kalimat basa- basi lainnya. Dan tentu saja itu sangat mengganggu untuk rumah tangga Kyuhyun dan Ji Yeon. Kerap kali Ji Yeon marah karena cemburu kepada Seungyeon begitu perhatian pada suaminya. Bersyukur Kyuhyun adalah namja yang penyabar jika sudah berurusan dengan Ji Yeon, yeoja yang ia cintai. Dengan penuh sabar dan lembut Kyuhyun menjelaskan tentang hubungannya dengan Seungyeon, meskipun tidak sepenuhnya menghilangkan rasa cemburu Ji Yeon.

Hari ini, seperti biasa tujuan pertama Seungyeon setelah tiba di Seoul Hospital adalah sebuah ruangan bertuliskan ‘Dr. Cho’.

Dengan rasa gugup yang selalu menyelimutinya setiap kali akan bertemu Kyuhyun, tapi saat ini rasanya berkali- kali lipat lebih gugup. Ke dua tangannya membawa sebuah kotak berukuran sedang berwarna biru tua.

Setelah berulang- ulang kali menghela nafas untuk mengusir rasa gugupnya, namun tetap saja tidak berhasil. Ia akhirnya memberanikan diri untuk mengetuk pintu ruangan Kyuhyun.

“Masuklah.” Ujar Kyuhyun dari dalam ruang kerjanya.

Han Seungyeon pun membuka perlahan pintu ruang kerja Kyuhyun. “Selamat pagi Dr. Cho.” Sapa Seungyeon se formal mungkin dengan ke dua tangan dibalik tubuhnya, menyembunyikan kotak biru tua berukuran sedang yang telah ia siapkan untuk Kyuhyun.

“Suster Han, kau sudah tiba. Ada apa? Bukankah tugasmu membantuk untuk memeriksa pasien- pasien setelah jam makan siang? Kemarin aku sudah katakan padamu jika dari pagi sampai sebelum makan siang aku harus mengecek ulang kembali data- data pasien?”

“Ahh.. Dr. Cho. Tujuanku kemari. Aku.. aku ingin mengatakan se.. sesuatu padamu.” Ucap Seungyeon gugup.

“Ne? Katakan saja.”

“Igeo..” Seungyeon menunjukkan kotak biru tua berukuran sedang yang sejak tadi ia sembuyikan dari Kyuhyun dan menaruhnya di atas meja kerja Kyuhyun.

“Kau memberiku hadiah?” tanya Kyuhyun menatap kotak sedang itu.

“Ne. Bukalah..” ucap Seungyeon gugup.

Kyuhyun pun meraih kotak sedang itu dan membukanya. Disana sudah ada jam tangan cantik brand ternama dan limited edition. Setahu Kyuhyun jam tangan itu hanya ada 5 di dunia.

“Aigoo.. Kau memberiku hadian benda semahal ini? Ma’afkan aku Suster Han. Aku tidak terbiasa menerima hadiah benda semahal ini dari orang lain, apalagi dari seorang yeoja. Ambilah lagi.”

“Itu tandanya kau menolakku?” tanya Seungyeon ragu.

“Menolakmu? Apa maksudmu?” bingung Kyuhyun.

“Dr. Cho. Apakah kau tidak menyadari tentang perasaanku sejak pertama kali bertemu denganmu.”

“Apa maksudmu Suster Han?”

“Aku mencintaimu Dr. Cho.” Ungkap Seungyeon dan tentu saja membuat Kyuhyun terkejut.

“Mwo?”

“Ne. Aku mencintaimu Dr. Cho. Jadilah kekasihku.”

“Mianhae Suster Han. Sebelumnya aku tidak bermaksud untuk melukai perasaanmu. tapi, aku hanya menganggapmu sebagai rekan kerja dan temanku, tidak lebih. Selain alasan itu juga, sudah setengah tahun lebih statusku bukan namja lajang lagi.” Tegas Kyuhyun.

“Maksud Dr. Cho?”

“Aku sudah memiliki isteri dan aku sangat mencintainya. Ma’afkan aku.”

Tanpa ada aba- aba air mata menetes begitu saja di pipi Seungyeon. Kemudian ia berbalik dan berniat untuk meninggalkan ruangan Kyuhyun.

“Suster Han..” panggil Kyuhyun dan membuat langkah Seungyeon terhenti. “Satu lagi. Alangkah lebih baiknya mulai saat ini kau berhenti mengirim pesan singkat yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan padaku. Aku tidak ingin isteriku salah paham.” Ucap Kyuhyun sangat tegas.

Deg!! Seungyeon keluar dari ruang kerja Kyuhyun dengan hati yang terasa tercabik- cabik. Ia patah hati!

***

Ji Yeon terduduk termenung di sebuah bangku terbuat dari kayu di halaman Seoul University. Seminggu terakhir ini cukup menguras tenaga, pikiran dan perasaannya.

“Apa aku harus mendatangai yeoja bernama Han Seungyeon itu agar dia tidak mendekati Kyuhyun oppa?” gumamnya mengingat kalimat- kalimat pesan masuk dari seorang yeoja bernama Han Seunyeon ke ponsel Kyuhyun.

“Hei sedang apa disini?” tegur seorang namja menepuk pelan pundak Ji Yeon. Ji Yeon pun menoleh pada namja yang kini duduk disamping kirinya.

“Key-ssi.”

“Ne, aku. Kau tidak pulang?”

“Aku masih ingin disini. Kau tidak pulang bersama Jieun?”

“Anniya. Jieun bilang, dia harus ke rumah sakit untuk menjenguk sepupunya.”

“Kenapa tidak kau temani?”

“Jieun khawatir padamu. Seminggu terakhir ini kau terlihat lebih pemurung. Makanya, Jieun menyuruhku untuk menemanimu.”

“Aku memang sedang ada masalah.”

“Kau bisa bercerita padaku. Mungkin aku tahu solusi dari masalahmu.”

“Key..”

“Ne?”

“Seandainya kau memiliki yeojachingu, tiba- tiba ada namja lain yang sering memberikan perhatian lebih pada yeojachingumu bahkan melalui sebuah pesan singkat. Apa yang akan kau lakukan pada namja itu?”

“Jika aku mencintai yeojachinguku, seharusnya aku memberikan kepercayaan penuh pada yeojachinguku. Cemburu boleh, tapi jangan berlebihan.”

“Begitukah? Kau tidak akan mendatangi namja itu dan memukulnya?”

“Ji Yeon-ssi, segala sesuatu harus dipikirkan matang- matang tanpa mencampurkan egomu. Pikirkan baik buruknya sebelum bertindak. Jangan sampai kau menyesal pada ahkirnya. Kau paham maksudku kan?”

“Arraseo. Gomawo atas saranmu Key-ssi.” Ji Yeon tersenyum kecil pada Key.

“Intinya adalah sekarang ada yeoja lain yang sedang mendekati namjachingumu?”

“Begitulah.” Ji Yeon beranjak berdiri. “Key, kau masih tetap disini?”

“Tentu saja tidak.” Key ikut berdiri. “Ji Yeon-ssi, kajja ku antarkan kau pulang.” Tawar Key.

“Dengan senang hati Kim Ki Bum-ssi.” Ji Yeon tersenyum lebar kemudian berjalan bersama Key untuk pulang bersama.

***

Dengan penuh semangat dan senyuman mengembang di wajah tampannya, Kyuhyun masuk ke dalam rumah cukup besar dan mewah yang sudah ia tempati sekita 6 bulan lebih bersama yeoja yang ia cintai, Cho Ji Yeon.

“Aku pulang.” Teriak Kyuhyun hingga membuat Ji Yeon yang sedang sibuk di dapur segera menghampiri Kyuhyun. Ia berlari kecil dengan senyuman untuk menyambut suami tercintanya.

“Oppa.. Kau sudah pulang.” Ji Yeon memeluk erat tubuh Kyuhyun. “Yeoja bernama Han Seungyeon itu tidak mendekatimu lagi kan, oppa?” tanyanya pada Kyuhyun. Kemudian melepas pelukannya kemudian mengambil alih tas kerja Kyuhyun dan juga jas dokternya.

Kyuhyun tersenyum dan membelai sayang kepala Ji Yeon. “Aku kan sudah berulang- ulang kali katakan, kau tidak usah cemburu pada yeoja mana pun. Karena yang ku lihat dan yang ada di hatiku hanya dirimu.” Ucap Kyuhyun yakin dan lembut.

“Gomawo oppa. Aku janji akan selalu percaya padamu dan tidak akan mudah cemburu lagi. yakseo!!”

“Arraseo. Perutku lapar. Malam ini kau memasak apa?” tanya Kyuhyun manja.

“Aku membuatkan seafood kesukaanmu. Lebih baik oppa mandi dulu, setelah itu barulah kita makan malam bersama.”

“Arraseo isteriku.” Ji Yeon hanya tersenyum, tersipu malu.

***

“Annyeong Ji Yeon-ssi, Jieun-ssi.” Sapa Key ramah ketika ia baru saja duduk di kursinya.

“Annyeong Key-ssi.” Balas Ji Yeon dan Jieun serempak.

“Key-ssi. Tumben hari ini kau datang lebih terlambat dari pada aku dan Jieun?” tanya Ji Yeon.

“Biasalah masalah hyung ku yang sulit ku bangunkan. Aku benar- benar bingung dengan sikapnya yang benar- benar memprihatinkan. Sepertinya tidak punya masa depan.” Cibir Key.

“CINTA! Ne, cinta! Key-ssi, coba kau kenalkan yeoja pada hyung mu. Biasanya seorang namja jika sudah mencintai yeoja, dia akan melakukan apapun demi yeoja yang ia cintai.” saran Ji Yeon.

“Aishh. Ji Yeon-ssi, aku mau saja mengenalkan yeoja pada hyung ku. Masalahnya adalah apakah yeoja itu mau ku kenalkan pada hyung ku?”

“Benar juga. Sebenarnya jika dia mengubah penampilannya lebih rapih, dia pasti terlihat sangat tampan.” ucap Ji Yeon membayangkan Jonghyun.

“Tsk! Ji Yeon-ssi, bagaimana kalau kau saja yang mencoba mendekati Jonghyun hyung? Sedikit demi sedikit kau berikan pengertian padanya. Jika aku harus membawanya ke psikiater atau hypnotherapi, aku yakin dia akan menolaknya mentah- mentah karena aku menganggapnya sudah tidak waras.”

“Yak!! Bagaimana mungkin aku mendekati namja lain, sedangkan aku sudah punya sua... oups..” Ji Yeon menutup mulutnya sendiri. “Maksudku begini Key, aku sudah punya namja yang aku cintai. Aku hanya tidak ingin menghadapi sesuatu buruk yang akan memperburuk hubunganku dan namja yang aku cintai. Kau mengerti kan Key?”

“Ehmm.. Kau sudah berbaikan dengan kekasihmu?” tanya Key.

“Ne.. Hubungan kami sekarang lebih baik. Terima kasih atas saranmu kemarin sore yah Key dan Jieun..” Ji Yeon menoleh ke arah Jieun.

“Ne?” sahut Jieun.

“Gomawo karena kemaren sore kau meminjamkan Key untuk menemani dan menghiburku.” Ucap Ji Yeon.

“Kenapa berterima kasih padaku. Lagi pula aku sama sekali tidak punya hak atas Key. Benarkan Key?” kali ini Jieun menoleh pada Key.

“N. Ne.” sahut Key ragu. “Jieun-ssi, bagaimana kalau kau saja yang mencoba mendekati Jonghyun hyung.” Saran Key tiba- tiba.

“Mwo?” kaget Jieun.

“Ne, kau saja. Kau cukup menjadi teman dekat hyung dan memberikan pengertian pada hyung ku. Bagaimana??” tawar Key.

“A.. arraseo. Aku akan mencobanya.” Jawab Jieun yang tidak bisa menolak permintaan Key.

“Yeay!! Gomawo Jieun-ssi. Kau selain manis, kau juga sangat baik hati.” Puji Key mengembangkan senyumannya membuat Jieun tersenyum merona.

“Terserah kalian saja.” Ucap Ji Yeon menutup pembicaraan mereka bertiga karena Lee Songsaenim sudah masuk kelas dan siap untuk menyampaikan mata kuliahnya.

***

Sejak tadi pagi, seperti biasa Kyuhyun melakukan rutinitasnya sebagai dokter jantung di Seoul Hospital. Hanya bedanya adalah tidak ada Suster Han yang biasa mendampinginya. Dokter kepala bilang, Suster Han sudan mengundurkan diri dari Seoul Hospital. Tentu saja khabar itu adalah khabar cukup menggembirakan bagi Kyuhyun karena dengan begini tidak akan ada orang ke tiga lagi di kisah cintanya dan Ji Yeon.

Kyuhyun baru saja akan kembali masuk ke dalam ruang kerjanya, namun tertahan karena ada seorang suster memanggilnya.

“Dr. Cho.”

“Suster Kim, ada apa?”

“Dr. Cho, Dokter Kepala menyuruhmu untuk menemuinya di ruangannya.”

“Arraseo. Terima kasih Suster Kim.”

“Ne, cheonmaneyeo Dr. Cho.”

Kyuhyun pun segera berjalan menuju ruang Dokter Kepala.

“Tok Tok Tok.” Kyuhyun mengetuk pintu ruang kerja Dokter Kepala.

“Masuklah.” Ujar Dokter Kepala dari dalam ruangan.

Kyuhyun pun perlahan membuka pintu dan ia bisa melihat Dokter Kepala duduk di kursinya dan seorang yeoja berambut panjang lurus duduk menghadap Dokter Kepala.

“Noona Im, dia adalah Dr. Cho. Dia adalah dokter specialis jantung paling berpengalaman dan terbaik disini.” Yeoja yang dipanggil Noona Im pun beranjak berdiri dan memutar tubuhnya untuk melihat dokter specialis jantung yang dipanggiil Dr. Cho.

Keduanya kaget ketika sepasang mata mereka bertemu.

“Kyuhyun oppa.” gumam Noona Im.

“Yoona??”

“Kalian berdua sudah saling mengenal? Baguslah kalau begitu. Dr. Cho, Noona Im adalah pasien barumu. Noona Im akan mengkontrol kondisi kesehatannya setiap dua kali dalam seminggu kemari.”  Ucap Dokter Kepala tegas.

“Arraseo.” Jawab Kyuhyun terdengar pasrah.

***

Lima bulan sudah terlewati setelah hari mengundurkan dirinya Suster Han atau Han Seungyeon. Hubungan Kyuhyun dan Ji Yeon tidak sebaik sebelumnya, lebih tepatnya sejak Kyuhyun menjadi dokter pribadi Yoona, Kyuhyun lebih banyak menghabiskan waktu bersama hingga ia rela untuk menemani Yoona di apartementnya dan menginap disana karena terlalu khawatir terjadi sesuatu pada Yoona. Tentu saja membuat Ji Yeon sedih karena perubahan sikap Kyuhyun. Namun, sebulan terakhir ini seperti Ji Yeon tidak begitu memusingkan perubahan Kyuhyun karena ia sibuk mengurus bahan skripsinya dan sekitar dua minggu lagi ia bersama teman- teman seangkatannya akan wisuda.

***

Ji Yeon mengerjap- ngerjapkan matanya sebelum membuka sempurnakan sepasang mata cantiknya. Ia mengarahkan pandangan ke sebelahnya, biasanya disana masih ada Kyuhyun yang masih damai memejamkan matanya. Tapi, entah sejak kapan? Ji Yeon pun lupa sejak kapan perubahan sikap Kyuhyun. Kyuhyun sudah sangat jarang menghabiskan waktu bersama Ji Yeon bahkan pulang ke rumah pun jarang. Hari terasa begitu panjang ia lewati sendiri tanpa namja yang ia cintai.

Tanpa aba- aba tiba- tiba air mata menetes begitu saja di pipi Ji Yeon. Ia meratapi nasibnya yang sangat malang dan kesepian.

“Apa dia sudah bosan padaku? Kyuhyun oppa sebenarnya kau kenapa?” lirih Ji Yeon, ia kembali memejamkan sepasang mata indah cantiknya. Tiba- tiba ia merasakan sesuatu yang hangat dan basah menyentuh bibirnya sontak membuat Ji Yeon membuka matanya dan ia bisa melihat wajah Kyuhyun dengan mata terpejam sedang menciumnya cukup lama. Seketika Ji Yeon kembali memejamkan sepasang matanya.

“Ji Yeon sayang aku sangat mencintaimu.” ungkap Kyuhyun setelah melepaskan ciumannya. Kemudian ia menuju lemari, membukanya dan mengambil satu stel pakaian kerjanya, lalu keluar begitu saja meninggalkan kamar tanpa menyadari Ji Yeon yang sudah membuka matanya dan memperhatikan dengan tatapan nanar setiap gerak- gerik Kyuhyun meskipun hanya dalam waktu singkat.

“Kau mencintaiku, tapi kenapa kau meninggalkanku begitu saja?” lirih Ji Yeon ketika Kyuhyun sudah tidak ada di kamar.

“Selama ini kau tidur dimana oppa? Mana janjimu oppa? Bukankah kau tidak akan melukai perasaanku? Tapi, sekarang apa yang kau lakukan?” Ji Yeon menangis terisak.

***

“Key oppa, aku benar- benar tidak sabar menanti hari wisuda kita.” Ucap Jieun pada Key yang kini sudah resmi menjadi namjachingunya.

“Ckckck.. Jieun-ahh, kau mau menyindiriku huhh?” sembur Jonghyun yang kini sudah merubah penampilan menjadi lebih baik. Sekarang ia menjadi selayaknya manusia dan dia juga sudah tidak pernah membolos dari mata kuliahnya. Itu semua berkat jasa Jieun yang dengan sabar merubah penampilan dan memberikan pengertian pada calon kakak iparnya itu.

“Tentu saja tidak. Aku tidak bermaksud menyindirmu, oppa. Tapi, kalau kau merasa tersendir, memangnya aku peduli padamu.” Jieun terkekeh ringan begitu pun dengan Key.

“Jieun-ahh, sepertinya penyakit langka Jonghyun hyung menulai pada Ji Yeon.” ucap Key tidak masuk akal.

“Yak!! Jangan bicara macam- macam oppa!!”

“Tapi, aku mengatakan apa yang aku lihat. Beberapa bulan terakhir ini Ji Yeon lebih pemurung dan senang menyendiri. Apakah dia memiliki masalah?”

“Ne. Hubungan Ji Yeon dan sua.. ahh. maksudku dengan namjachingunya sedang tidak baik. Begitulah..” ucap Jieun yang hampir keceplosan mengatakan jika Ji Yeon sudah memiliki suami.

“Key-ahh, Jieun-ahh, aku harus menemui Lee songsaenim. Biasalah konsultasi dengan tugas mata kuliah yang harus ku selesaikan.” Jonghyun pun beranjak berdiri, meniggalkan Key dan Jieun begitu saja.

“Yak hyung!! Bukankah kau yang mau membayarkan makanan- makanan ini.” teriak Key.

“Yak!! Pakai saja dulu uangmu.” Balas Jonghyun berteriak.

***

Hari ini adalah hari bersejarah yang sangat dinanti- nantikan oleh Ji Yeon dan teman- teman seangkatannya. Yap! Hari ini mereka akan wisuda karena mereka telah menyelesaikan kuliah mereka. Semua orang berbahagia.

Seluruh mahasiswa dan mahasiswi Seoul University memakai pakaian tradisional sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan kampus. Keluarga dan kerabat mereka hadir di wisuda hari ini. Mereka saling berpelukan, menangis haru dan bahagia.

“Ji Yeonie..” eomma Ji Yeon memeluk puteri kesayangannya sangat erat dengan penuh bangga.

“Chukae. Kau berhasil.” Ucap eommanya. Setelah lepas berpelukan dengan eomma nya kini ia memeluk appa nya.

“Kau memang puteri appa yang sangat mengagumkan. Terima kasih sudah menjadi mahasiswi dengan nilai terbaik, terima kasih karena telah membanggakan kami semua. Kami sangat menyayangimu.” Ucap appa.

“Gomawo appa. Semua ini berkat do’a dan dukungan dari kalian semua.”

Seluruh keluarga Ji Yeon dan juga mertuanya serta Krystal yang sepertinya sudah kembali menjadi yeojachingu Hyo Joon pun datang memberikan selamat pada Ji Yeon. Hanya satu orang yang tidak menunjukkan batang hidungnya bahkan dia adalah orang yang sangat penting di hidup Ji Yeon.

“Ji Yeon-ahh.” teriak gembira Jieun yang sedang berjalan ke arahnya berdampingan dengan Key.

Jieun pun memeluk erat sahabatnya. “Aku bahagia akhirnya mendapat gelar juga.”

“Ne, Jieun-ahh. nado..” jawab Ji Yeon terdengar biasa saja.

“Yak!! Ji Yeon-ahh, kenapa nada jawabanmu terdengar biasa saja? Kau ini lulus dengan nilai paling baik. Seharusnya kau lebih bahagia dari kami.” Ucap Key.

Ji Yeon dan Jieun melepaskan pelukan mereka. Jieun yang tahu dan memahami suasana hati Ji Yeon saat ini hanya tersenyum menenangkan. “Ji Yeonie, aku tahu kau kuat dan pintar. Aku yakin masalahmu dengannya segera terselesaikan.”

“Gomawo Jieun-ahh.” Ji Yeon tersenyum tulus.

“Ji Yeon-ahh..” panggil eomma mertuanya tiba- tiba.

“Ne eomma?”

“Apakah suamimu tidak datang hari ini?”

“Mwo suami?” kaget Key. “Ji Yeon-ahh, kau sudah menikah?” tanya Key.

“Yak oppa!! Kajja..” Jieun menarik paksa lengan Key.

“Yak! Jieun-ahh, apa yang kau lakukan? Ji Yeon belum menjawab pertanyaanku. Apakah dia sudah menikah?”

“Aku yang akan menjelaskannya. Ikuti aku saja..” cerewet Jieun.

“Ahh.. Kyuhyun oppa harus mengoperasi pasien nya. Setelah ini, aku akan ke rumah sakit.” Jawab Ji Yeon yang sebenarnya sudah kurang komunikasi dengan Kyuhyun.

“Ahh.. Bagitu.. Hubungan kalian baik- baik sajakan?”

“Ne, eomma. Hubungan kami baik- baik saja. Tidak usah khawatir.”

“Syukurlah kalau begitu. Eomma hanya khawatir Kyuhyun melukai perasaanmu.”

“Gwaenchana eomma. Kyuhyun oppa sangat baik padaku.” Ji Yeon berusaha tersenyum setenang mungkin menutupi rasa sedih karena hubungan yang kurang baiknya dengan Kyuhyun.

***

Saat ini Kyuhyun dan Yoona sedang duduk bersampingan mengobrol bersama di taman Seoul Hospital. Sepertinya obrolan mereka serius.

“Kyuhyun oppa, terima kasih karena selama ini sudah merawatku. Aku benar- benar merepotkanmu.” Ucap Yoona tulus, tubuhnya begitu kurus.

“Aku tidak merasa direpotkan Yoona-ahh. Aku sudah menganggapmu sebagai yeodongsaengku sendiri.” jawab Kyuhyun tersenyum kecil.

“Besok aku akan kembali ke Amerika, aku akan menghabiskan sisa hidupku bersama mereka.”

“Baiklah jika sudah menjadi keputusanmu. Tapi, ingat kau juga harus tetap memeriksakan jantungmu pada dokter disana.”

“Arra Oppa. Bisakah oppa mengabulkan permintaan terakhirku?”

“Permintaan terakhir?”

“Ne.”

“Katakan.”

“Cium aku oppa. Ketika kita pacaran dulu, kau tidak pernah menciumku. Jadi, ku mohon oppa. Aku tahu saat ini oppa memiliki yeoja yang sangat oppa cintai. Tapi, untuk terakhir kalinya oppa. Ku mohon..” ucap Yoona memelas.

“Baiklah pejamkan matamu.”

Yoona pun memejamkan sepasang matanya, Kyuhyun mendekatkan wajahnya perlahan hingga bibir mereka bertemu, mereka berciuman tanpa menyadari deraian air mata yang kini mengalir deras pada seorang yeoja yang kini berjalan perlahan menghampiri posisi Kyuhyun dan Yoona.

“Kau bilang kau sangat mencintaiku, tapi kenapa mencium yeoja lain?” ucap Ji Yeon datar, menahan isakan tangisnya dan seketika itu pun Kyuhyun melepaskan ciumannya. Ia menatap bersalah pada yeoja yang sangat ia cintai itu.

Ji Yeon memutar balikkan tubuhnya dan berlari sekencang mungkin meninggalkan Kyuhyun dan Yoona.

“Yoona ma’afkan aku. Aku harus mengejar yeoja yang sangat ku cintai.”

Yoona tersenyum tulus. “Cepat kejarlah oppa.”

Kyuhyun pun mengejar Ji Yeon dengan sekuat tenaganya.

“Semoga kalian berdua hidup bahagia.” Gumam Yoona. “Ji Yeon-ssi, ma’afkan aku karena telah meminjam Kyuhyun tanpa minta izin terlebih dahulu padamu selama berbulan- bulan. Aku tahu kau pasti sangat sedih dan kesepian. Ma’afkan aku Ji Yeon-ssi.” Gumamnya lagi hingga tanpa sadari ia meneteskan air matanya.

***

“Ji Yeon-ahh..” akhirnya Kyuhyun berhasil menarik tangan Ji Yeon dan menahannya untuk tidak berlari lagi. Tidak peduli orang-orang yang berada di lobby rumah sakit memperhatikan mereka.

“Ji Yeon-ahh, aku bisa jelaskan semuanya padamu.”

Ji Yeon hanya menundukkan kepala dengan linangan air mata di pipinya. Kyuhyun menarik Ji Yeon dan memeluk di dekapannya erat.

“Aku sangat mencintaimu, Ji Yeon-ahh.” ungkap Kyuhyun lembut dan yakin.

“Jika kau mencintaiku, kau tidak mungkin menciumnya.” Balas Ji Yeon dengan isakan tangis.

“Ma’afkan sikapku beberapa bulan terakhir ini. Ma’afkan aku.”

“Kau terlalu sibuk dengan yeoja baru mu hingga kau melupakanku dan bahkan kau tidak tahu kan jika hari ini aku baru saja wisuda? Eomma, appa, Hyo Joon oppa, Eomma mu, appa mu, Ahra eonnie dan Krystal, yeojachingu Hyo Joon. Mereka semua datang memberiku selamat. Tapi kau? Kau suamiku? Kau sama sekali tidak menunjukkan batang hidungmu. Kau sudah melupakanku.” Marah Ji Yeon dengan isakan tangis yang tak kunjung berhenti hingga dadanya begitu sesak.

“Ma’afkan aku Ji Yeon-ahh. Aku akan jelaskan semuanya. Ayo ikut aku..”

***

Kyuhyun dan Ji Yeon menghabiskan sore ini berkeliling Sungai Han. Dengan tangan mereka yang saling bertautan. Sepertinya kondisi Ji Yeon sudah lebih baik. Kyuhyun menjelaskan semuanya pada Ji Yeon.

“Ku kira oppa sudah bosan padaku.” Komentar Ji Yeon setelah Kyuhyun menjelaskan soal hubungannya dengan Yoona.

“Coba kau perhatikan suasana dan keadaan Sungai Han saat ini.” Ji Yeon pun mengedarkan pandangannya untuk memperhatikan betapa indahnya Sungai Han sore ini.

“Seandainya suasana dan keadaan di Sungai Han ini telah berubah, atau sampai kapan pun itu. Perasaanku padamu tidak akan pernah berubah.” Ungkap Kyuhyun. Ji Yeon menoleh ke arah Kyuhyun, ia tersenyum.

“Gomawo oppa..”

Kyuhyun menghentikan langkahnya begitu pun dengan Ji Yeon. Kyuhyun menghadapkan tubuhnya tepat di hadapan Ji Yeon, kemudian menggenggam hangat dan erat ke dua tangan Ji Yeon.

“Janji! Cho Kyuhyun akan hidup berpikir tentang Cho Ji Yeon! Cho Kyuhyun dan Cho Ji Yeon adalah satu dari hati ke hati. Itu janji Cho Kyuhyun pada Cho Ji Yeon. I LOVE YOU, CHO JI YEON!! SARANGHAE JEONGMAL SARANGHAE!!” Kyuhyun menatap lembut sepasang mata indah Ji Yeon membuat Ji Yeon tersipu malu.

“I LOVE YOU TOO, CHO KYUHYUN!!” balas Ji Yeon berteriak dan tanpa peduli pengunjung yang lain. Kyuhyun dan Ji Yeon menghembuskan nafas lega, kemudian tertawa bersama. Kyuhyun dan Ji Yeon pun kembali berjalan- jalan di sekitar Sungai Han hingga hari mulai gelap dan memutuskan pulang.

***

Kyuhyun dan Ji Yeon baru saja tiba di halaman depan rumahnya. Dengan senyuman yang tidak pernah pudar dari wajah mereka. Hubungan mereka sudah sangat lebih baik.

Kyuhyun lebih dulu turun dari mobil, kemudian membukakan pintu mobil untuk Ji Yeon. Mereka berjalan masuk ke dalam rumah saling bergandengan tangan.

Setelah mereka berdiri tepat di depan pintu rumahnya, Kyuhyun menekan- nekan tombol yang menjadi password pintu rumah mereka. Tidak lama kemudian pintu pun terbuka, mereka pun masuk ke dalam rumah yang sangat gelap. Tiba- tiba lampu menyala.

“Saengil chukae hamnida. Saengil chukae hamnida. Saranghaneun uri Kyuhyun. Saengil Chukae hamnida.” Nyanyian banyak orang yang menyambut kedatangan Kyuhyun dan Ji Yeon. Keluarga besar Kyuhyun dan Ji Yeon serta teman- teman mereka berkumpul semua. Membuat Kyuhyun dan Ji Yeon terkejut dan terharu.

“Happy birthday to you (you) Happy birthday to you (you) anata ni okura BA-SUDEI SONGU yo? OK?” kali ini nyanyian selamat ulang tahun dalam bahasa Inggris dan Jepang oleh Cho Ahra, noona Kyuhyun seorang diri menghampiri Kyuhyun dan Ji Yeon sambil membawa kue bolu dilapisi cokelat dengan nyala lilin berbentuk angka 26.

“Ayo buat sebuah permohonan, kemudian tiuplah lilinnya.” Perintah Ahra. Kyuhyun melakukan perintah Ahra. Semua orang bergantian memberikan selamat dan pelukan pada Kyuhyun. Sedangkan Ji Yeon yang masih terdiam bingung, ia mengingat- ingat hari ini tanggal berapa? Kenapa ia bisa melupakan tanggal ulang tahun suaminya sendiri? pikirnya.

“Ayo malam ini kita berpesta selain merayakan ulang tahun Kyuhyun juga merayakan keberhasilan Ji Yeon yang sudah lulus dengan nilai terbaik dari Seoul University.” ujar Appa Kyuhyun, mertua Ji Yeon semangat.

“Ne.” semua orang pun ikut bersorak bahagia.

“Yak!! Kenapa kau diam saja Ji Yeon-ahh? Jangan katakan kalau kau melupakan hari ulang tahunku.”

Ji Yeon tersenyum lebar, kemudian menatap layar ponsel untuk melihat tanggal berapa hari ini.

“03 February 2013.” Gumam Ji Yeon. “Mi.. mianhae oppa. Aku melupakan hari ulang tahunmu.” Sesal Ji Yeon.

“Gwaenchana. Sebenarnya aku juga tidak mengingat kalau hari ini adalah tanggal kelahiranku. Sepertinya gara- gara kita sempat terpisah hingga melupakan beberapa hal yang penting.” Kyuhyun membalas senyuman Ji Yeon kemudian memeluknya hangat.

“Saengil chukae hamnida, oppa.” bisik Ji Yeon dan sangat terdengar jelas di telinga Kyuhyun. “Mianhae aku tidak menyiapkan hadiah ulang tahunmu.”

“Gwaenchana. Siap- siap saja dengan hukuman yang akan ku berikan padamu.” Kyuhyun menyeringai evil di balik punggung Ji Yeon.

“Yak!! Kenapa kalian berdua malah berpelukan?” teriak Hyo Joon dengan segelas mini wine di tangan kanannya.

Kyuhyun dan Ji Yeon pun melepaskan pelukan mereka, kemudian ikut bergabung dengan yang lain.

Ji Yeon bergabung dengan Jieun, Key dan Jonghyun yang juga ikut hadir untuk merayakan ulang tahun Kyuhyun.

“Ji Yeon-ahh, aku senang hubunganmu dan suamimu membaik.” Ucap Jieun.

“Jadi, dia namja bernama Cho Kyuhyun sekaligus suamimu, Ji Yeon-ahh?” tanya Key.

“Ne. Jieun sudah menceritakan semuanya kan padamu.” Jawab Ji Yeon.

“Ji Yeon-ssi, aku tidak menyangka kau sudah bersuami. Padahal aku sedang menyusun rencana untuk mendekatimu.” Ucap Jonghyun. Ji Yeon hanya tersenyum.

Semalaman mereka berpesta. Ji Yeon terlihat sangat bahagia dan bertukar cerita sambil mencicipi hidangan dengan Jieun, Key dan Jonghyun. Kyuhyun juga terlihat sangat bahagia dan berulang- ulang kali bersulang meminum wine bersama Appa nya, Appa Ji Yeon, dan Hyo Joon. Sedangkan Eomma Ji Yeon dan Kyuhyun, Ahra dan Krystal, yeojachingu Hyo Joon juga terlihat sangat menikmati pesta.

Hari sudah hampir dini hari, semua orang yang ikut serta memberikan kejutan di hari ulang tahun Kyuhyun sudah kembali ke kediaman mereka masing meninggalkan ruang tengah rumah Kyuhyun dan Ji Yeon dalam keadaan sangat berantakan . Kyuhyun yang terbaring mabuk karena terlalu banyak meminum wine di atas sofa.

Ji Yeon membantu Kyuhyun berdiri dengan melingkarkan lengan kanan di lehernya. Kemudian ia membopoh tubuh Kyuhyun menaiki setiap anak tangga menuju kamar mereka.

“Forever your my girl, forever be my world...” Kyuhyun terus menyanyikan lirik lagu itu hingga ia sudah berbaring di tempat tidur pun ia masih menyanyikannya dengan nada parau.

“Ji Yeonie.. hehehe...” Kyuhyun menarik tangan Ji Yeon tiba dan menjatuhnya tepat di atas badannya. Tanpa aba- aba Kyuhyun mencium bibir mungil Ji Yeon cukup lama.

“Aku pastikan malam ini akan menjadi malam yang paling berkesan untuk kita berdua dan tidak akan pernah terlupakan. Kyuhyun kembali mencium bibir Ji Yeon. Bau wine semakin menyeruak di hidung Ji Yeon.

“Ini adalah.. hukuman karena melupakan tanggal ulang tahunku.” Kyuhyun kembali mendaratkan ciuman di bibir Ji Yeon hingga posisinya kini sudah berada di atas tubuh Ji Yeon. Kyuhyun mencium seluruh bagian tubuh Ji Yeon tanpa ada tentangan dari Ji Yeon. ‘Inilah waktunya.’ Pikir Ji Yeon. Sudah waktunya memberikan kebahagiaan untuk Kyuhyun, sudah menjadi hak Kyuhyun dan kewajiban Ji Yeon untuk menjadi seorang isteri yang sempurna.

***

Ji Yeon baru saja membuka mata indahnya ketika menyadari hari sudah berganti pagi dan seberkas cahaya matahari masuk dicelah- celah jendela kamarnya bersama Kyuhyun. Seulas senyum cantik terlukis di wajahnya ketika menatap wajah tampan dan damai Kyuhyun dengan tubuh polos yang masih tertidur sambil memeluk tubuh polos Ji Yeon  hangat tepat di hadapan wajahnya dengan selimut tebal masih menyelimuti tubuh polos mereka berdua.

Ji Yeon benar- benar merasa bahagia memiliki namja yang sangat mencintainya seperti Cho Kyuhyun. Ia sangat yakin dengan adanya Kyuhyun bersamanya dan melengkapi hidupnya akan membuat semuanya berjalan baik- baik saja. Hari- hari setelah ini, Ji Yeon sangat yakin akan terus merasa bahagia, ceria dan hidup penuh cinta bersama Kyuhyun atau Ji Yeon junior yang akan segera hadir dan melengkapi kebahagiaan mereka.

 

THE END ^^

Comments

You must be logged in to comment
seyeon06 #1
seyeon06 #2
namyeon
#3
Wah di post di aff :)... Aku sering mampir di blogmu loh, tp cuma jd silent reader... Kekekeke
Ditunggu cerita lainnya :)