Nado Saranghae, Max Changmin

Description

"Unnie, ini sudah jam 9 dan kau belum bangun. Memangnya Unnie tidak ada kelas?", tanya adikku SeungHo sambil membuka pintu kamarku.

"Aku masih megantuk, jangan ganggu aku SeungHo-ah", kataku sambil menarik selimut sampai ke ujung kepalaku.

"Baiklah", dia menutup kembali pintu kamarku.

 

Tik..tik..tik

 

BRAK! Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang membuka pintu cukup keras dari lantai dua.

"apa? Jam 9? Seung Ho-ah kenapa kau tak bilang dari tadi hah??", kataku sambil mengacak-acak rambutku.

"hassssss, gawat aku telat memasuki kelas Mr. Ok", kataku berlari ke arah kamar mandi.

Entah apa yang membuatku terlambat bangun pagi ini, seingatku aku tidak terlambat tidur semalam. Hass ini adalah kelas Mr. Ok, dia-sangat-disiplin. Bisa-bisa aku akan mengulang kelasnya lagi semester depan kalau aku datang terlambat.

 

Aku keluar kamarku dengan terburu-buru, semakin aku mengingat wajah Mr. Ok semakin aku merasa duniaku mendekati ambang kematian.

"Ya! MinHyo-ah! Sarapan dulu!", teriak Eomma dari dalam ruang makan.

"ash! Tak bisa Eomma, aku buru-buru. Aku pergi dulu Eomma", jawabku.

Aku harus segera ke kampus!

 

------------------------------------------------------------------------------------------------

 

Sepertinya Tuhan sedang mengujiku, entah atau aku yang sial hari ini. Sekarang aku berada di-kelas-yang-ternyata-dosen-ku-Mr.Ok-tak-bisa-menghadiri-kelas.

Sial sekali rasanya, aku sudah menghabiskan tenaga selama beberapa menit yang lalu untuk menghadiri kelasnya dan ternyata Mr. Ok yang tidak bisa hadir.

"Haaaah~", aku berjalan keluar kelas dengan lemas, ‘benar-benar sial’ batinku.

 

"MinHyo-aaaaaah~", teriak seseorang dari kejauhan. Aku segera mengenali suaranya, sahabatku, JiHyo.

"ada apa? Jangan berteriak seperti itu", jawabku.

"Kau kenapa, Min? Moodmu siang ini buruk sekali", jawabnya sambil berjalan keluar kampus.

"sudahlah, jangan dibahas. Ayo kita bersenang-senang hari ini!"

JiHyo menatapku dengan seksama, "ya! Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu! Kemarin kita sudah pergi sampai malam!"

"kita lakukan lagi hari ini, JiHyo-ah", kataku santai sambil menarik lengannya.

 

Kami mengelilingi daerah perbelanjaan di Seoul. Kami pergi menonton film, berfoto bersama dan makan cake. Tiba-tiba JiHyo berhenti di sebuah toko CD musik.

"Minnie, aku mau beli album musik sebentar ya", ajaknya sambil melangkah masuk ke dalam toko tersebut.

“tumben sekali kau mau beli CD album? Aku tidak tau kau menyukai penyanyi tertentu”

“kau hanya belum tahu sisi fangirl-ku kkkkk~”, kami berjalan mengelilingi toko, lalu kudengar suara teriakkan yang nyaring lagi.

"ya! MinHyo-ah, aku menemukannya! Ini yang aku cari, CD musik DBSK!", teriaknya senang.

"kau jangan berteriak begitu, aku tidak tuli”

"Mian.. Hehe aku terlalu senang. Ini limited edition-nya!"

"aku tak peduli Ji~ lagipula apa yang kau sebut DBSK, aku juga tidak mengerti"

"ya! Itu bukan 'apa' tapi 'siapa' MinHyo-ah!", jawabnya tegas.

"baiklah. Memangnya siapa DBSK itu?", aku tidak menyangka dia bisa bersikap seperti itu karena sebuah album.

"ini group terkenal!! Jung Yunho dan Shim Changmin!! Kau belum pernah melihat Charisma mereka! Jika kau melihatnya pasti kau akan terbuai karenanya, apalagi ketika mereka berlima! Kau tak bisa berhenti memandang mereka, tapi sayangnya mereka telah berpisah dan menjadi JYJ", ceritanya panjang lebar -yang sejujurnya aku tidak berminat untuk mendengarkannya- dengan sedih.

"Oh... Ji~ Kita harus pulang, sudah jam 8", Ajakku keluar dari toko itu.

"Iya, aku pulang dulu. Hati-hati MinHyo-ahhhh", dia pergi ke arah berlainan denganku sambil melambaikan tangannya. Sahabatku yang satu ini, selalu bisa menjadi mood maker ku. Aku hanya membalas dengan melambaikan tanganku lalu pergi ke halte bus terdekat.

 

----------------------------------------------------------------------------

 

"Terima kasih Ahjussi", kataku sambil menuruni tangga turun dari bus.

Aku melewati sebuah taman dekat rumahku, aku menimbang-nimbang apa aku harus mampir kesana. Kulihat jam di ponselku, masih jam 10. Akhirnya aku memutuskan untuk berjalan-jalan ke taman ini.

Aku berjalan mengelilingi taman dan berhenti untuk duduk sebentar. Hahhh~ benar-benar malam yang damai, kulihat beberapa lampu yang menyinari sudut taman, kurasakan juga tiupan semilir angin menusuk tubuh.

 

~Listen to my heartbeat, It's bearting for you~ terdengar ponselku mulai berdering.

 

"Yobuseyo?"

"Yak! Kau kurang ajar sekali, ini sudah hampir tengah malam dan kau belum pulang! Kalau kau tak pulang sekarang, segera aku kunci pintunya dan kau tidur diluar--tuuuut", sial! Apa-apaan langsung ditutup telefonnya?

Hashh, sepertinya aku harus bergegas pulang kerumah. Aku berlari keluar taman, karena kondisi taman yang sedikit redup sehingga tak sadar aku telah menabrak orang didepanku.

"Maafkan saya, mianhae", kataku kaget.

Tiba-tiba dia memandang ke arahku sontak aku mendongak ke arahnya, karena dia.. Bukan, Namja ini lebih tinggi dariku.

"Ah tidak apa-apa, gwenchana. Apa kau terluka?", jawabnya sambil membetulkan bajunya didepanku.

Aku terpaku melihatnya. Namja ini sungguh mempesona; wajahnya, bentuk tubuhnya terasa sangat cocok terhadapnya. Rasanya Tuhan tidak adil telah mencciptakan namja seindah ini.

"maaf, kau terluka?", tanyanya sekali lagi kepadaku.

Tiba-tiba aku sadar kalau aku terlalu lama memandanginya "Ah! Tidak tidak, Gwenchana", jawabku. Rasanya mukaku panas sekali, aku mempermalukan diriku sendiri.

 

MinHyo's POV end.

 

Changmin's POV.

 

Dia mempesona. Gaya berpakaian yang casual, tanpa make up sama sekali terasa sangat natural untuknya. Rambut yang di biarkan menjutai, jaket yang sedikit kebesaran untuknya, tapi kelihatan manis. Tunggu! Kenapa aku jadi melihat dia seperti itu. Apa yang terjadi padamu Shim Changmin.

 

"Ah! Tidak tidak, gwenchana", jawabnya. Aku melihat semburat kecil di wajahnya, dia manis sekali.

"ah, baiklah kalau begitu", jawabku sambil tersenyum.

"Baiklah, aku pergi dulu.", dia mulai berjalan pergi. Entah apalagi yang aku pikirkan, tetapi sebelum dia pergi terlalu jauh aku memberanikan diri berteriak kepadanya.

"Kau sering ketempat ini?", tanyaku canggung.

"Eo..", jawabnya sambil berlari kemudian sosoknya hilang di tengah cahaya malam.

Aku tersenyum-senyum sendiri melihat tingkahnya. Gadis menarik, pikirku.

 

---------------------------------------------------------------------

 

Aku kembali ke dorm dengan berjalan kaki. Ketika sampai didorm, aku melihat Yunho Hyung sedang  mendengarkan music dengan i-Podnya.

"Aku pulang, Hyung", dia segera mengecilkan volume i-Podnya lalu menoleh ke arahku.

"Ah, Changmin-ah. Cepatlah tidur, besok kita ada schedule dari pagi. Jangan sampai terlambat", jawabnya.

"Ya! Kau menyuruhku tidur cepat, tetapi yang menyuruhku malah bersantai di sofa. Kau juga harus tidur Hyung, jaga kesehatanmu sebelum kau menjaga kesehatan orang lain"

"Haih! Kau suka sekali mengomel seperti Ahjumma! Arra arra, Aku akan tidur sebelum kau mengomel lagi kepadaku", jawabnya dengan nada sedikit kesal lalu pergi ke kamarnya.

Aku melihatnya dengan tatapan kemenangan hahahaha melawan Hyungku ini sangat mudah memang.

 

Aku memasuki kamarku, segera saja kurebahkan tubuhku di kasurku yang empuk ini. Kulihat langit-langit kamarku yang mengeluarkan cahaya cahaya kecil. Bintang, tepatnya hiasan bintang di langit-langit kamarku. Dari dulu aku sudah menempelkan hiasan bintang di langi-langit kamarku, hiasan yang membentuk gugus bintang favoritku "Cassiopeia" kelima bintang yang membentuk menjadi satu seperti huruf W.

Iya, 5 bintang......

"haaahh", desahku. Sungguh, aku merindukan mereka. Aku memejamkan mataku sambil mengingat kenangan ketika kami masih berlima, di stage yang sama, menatap Cassiopeia dari arah yang sama. Semakin aku mengingatnya, semakin aku terlelap dalam mimpi malamku.

 

Changmin's POV end

 

--------------------------------------------------------------------------

 

MinHyo's POV

 

"hoaaam~", aku membuka mataku yang masih lengket. Kulihat seberkas cahaya masuk melalui jendela kamarku. Aku berjalan kearah jendela itu, segera kubuka jendelaku dan kurasakan udara yang sangat segar tercium oleh indera penciumanku.

‘Pagi yang cerah’ batinku. Selanjutnya, aku segera mencuci muka & gosok gigi lalu aku kebawah untuk sarapan bersama keluargaku.

"MinHyo-ah", panggil eommaku.

"de eomma?", aku tetap makan nasi di depanku.

"Eomma, Appa, dan SeungHo akan pergi ke Busan untuk menghadiri pernikahan anak dari teman Appa. Kau jaga rumah sampai besok ya", cerita Eomma diikuti dengan anggukan Appa.

"eo.. Arraseo eomma"

aku bangkit dari dudukku, segera ku ambil tasku di atas. "Eomma, Appa. Aku berangkat dulu."

aku berjalan menuju halte bus.

 

Aku tak perlu menunggu lama, lima menit kemudian bus sudah datang di halte bus. Aku segera naik ke dalam bus. Aku duduk di tempat favoritku; di belakang dan dekat dengan jendela. Duduk di tempat ini memberiku sensasi seperti membuat film sendiri ketika aku melihat jalanan yang bergerak mengikuti gerakan bus ini. Aku melihat banyak iklan komersial dan beberapa billboard di jalan. Mataku terpaku pada sebuah billboard tentang DBSK, aku melihatnya dengan saksama hmm.. sepertinya aku pernah melihat salah satu dari member tersebut.

Ahh.. Tak mungkin, aku tau lagunya saja tidak. 

 

Aku turun dari bus dan segera berjalan ke kampus lalu segera kudatangi kelas Mr. Ok dan beberapa kelas lain nya. Sibuknya, mungkin aku akan pulang malam lagi hari ini.

 

Minhyo’s POV end

 

----------------------------------------------------

 

Author's POV

 

Seorang perempuan terlihat berjalan keluar kampus sambil melambaikan tangan ke arah temannya.

"yaaa! JiHyoo~", teriak perempuan itu.

"jangan lupa kita akan pergi ke cafe nanti malam", lanjutnya.

"minnieeee... Aku harus pergi ke Busan untuk bertemu nenekku. Dia sedang sakit.", jawabnya.

"ah? Benarkah? Kau tidak perlu meminta maaf Ji.. Aku mengerti. Kita bisa pergi lain kali. Sudahlah, kau segera pulang sekarang. Ini sudah malam Min, bahaya jika kau meninggalkan rumahmu."

"Gomawo min~ saranghae mwah!", jawabnya lalu pergi ke arah halte bus terdekat.

 

Minhyo's POV

 

Aku berjalan menuju rumahku, melewati taman seperti biasa, tiba-tiba aku teringat dengan namja yang aku tabrak kemarin malam. Kuingat-ingat wajahnya yang tampan, sangan tampan. Aku tersenyum-senyum sendiri mengingat wajahnya.

"Yaa!", aku segera menoleh ke arah suara itu. Aku melihat seseorang melihat ke arahku. Aku memperhatikannya baik-baik, aku seorang yeoja wajar jika aku curiga terhadap orang yang memanggilku malam-malam begini bukan?

"aku bukan orang jahat, aku orang yang kau tabrak kemarin"

Mwo? Segera kulihat dengan seksama wajahnya, benar! Dia namja kemarin!

"ah, mian.. Aku kira kau orang jahat.", jawabku sambil berjalan ke arahnya. Lalu aku mengikuti  namja ini duduk di bangku taman. Aku tidak tau kenapa aku mengikuti namja ini begitu saja.

"maaf, apa aku mengenalmu? Sepertinya wajahmu cukup familiar untukku." lanjutku.

"hahahahahaha kau tidak mengenaliku?", aku cukup heran, dia tertawa karena aku tak mengenalinya?

"Max Changmin atau Choikang Changmin", jawabnya sambil mengulurkan tangannya.

"ne? Max? Choikang?", tanyaku kebingungan

"Dong Bang Shin Ki", jelasnya.

Aku segera menyambut tangannya, kamu berjabat tangan cukup lama hingga aku tersadar.....

"MWO? Shim Changmin? Dong Bang Shin Ki? Jung Yunho?", teriakku dengan tampang penuh tanya di wajahku.

"ne", jawabnya tersenyum -senyum yang bisa membuatku melayang ke surga-

"ah.. Ne ne. Park Minhyo imnida", aku membungkukkan badanku berkali-kali. Aku tidak tahu, aku gugup sekali berada di depannya.

"Minhyo-ssi. Do you wanna be my girlfriend?"

“mwo?”

 

Minhyo’s POV end

 

Changmin's POV

 

"Minhyo-ssi. Do you wanna be my girlfriend?"

Shim Changmin pabo! Apa yang terjadi padamu, kenapa kau langsung mengucapkan hal ini! Kau bisa dikira orang tidak waras olehnya. Perlu dikoreksi lagi, penyanyi tidak waras lebih tepatnya!

"Changmin-ssi, apa kau serius dengan ucapanmu?", tanyanya bingung.

"nnn- ne"

changmin! Kau bodoh bodong!! Kenapa kau makin aneh! Semakin kulihat wajahnya, aku sadar aku tidak bisa berpaling darinya.

"Aku.. Aku…. ingin mencoba bersamamu Changmin-ssi", jawabnya. Aku melihat ke matanya. Tidak ada keraguan, apa dia menyukaiku? Tapi, dia tak mengenalku sebagai penyanyi. Lantas apa yang membuatnya ingin bersamaku?

"kau bertanya-tanya kenapa aku menjawab iya? Aku hanya merasa kau satu-satunya namja yang ada dikehidupan ku saat ini. Aku tak tau alasannya, tapi aku ingin bersamamu", lanjutnya.

Aku tertegun mendengar alasannya, tetapi alasan perempuan ini sama persis dengan alasanku. Aku merasa dia 'the only one'. Karena saat pertama kali melihatnya, aku merasa auranya telah menarikku padanya. Tak salah lagi.

Aku tersenyum kepadanya, lalu kupeluk tubuhnya yang mungil itu dan berkata "Gomawo".

Aku bisa merasakan detak jantungku menyatu dengan detak jantungnya. Aku merasa aku telah menemukannya, menemukan yang selama ini kucari.

 

Changmin’s POV end

 

Minhyo's POV

 

"Gomawo", aku tersenyum di pelukannya. Aku merasa nyaman di dalam pelukannya. Semakin kueratkan pelukanku padanya, aku telah menemukannya, menemukan yang selama ini kucari.

Aku melepaskan pelukanku, kulihat wajahnya yang indah, terlalu indah. Mata kami bertemu, cahaya dari sang rembulan membuatku semakin jelas melihat wajahnya di gelapnya malam. Aku merasa wajahnya mendekati wajahku, aku terpaku, tak bisa bergerak. Aku menginginkannya, aku membutuhkan namja ini, aku ingin memilikinya.

Tak menunggu lama aku telah merasakan ada kelembutan di bibirku, bibir kami telah menyatu. Menyatukan kami, perasaan ini. Aku segera menyadari bahwa aku tak akan bisa lepas darinya.

 

-------------------------------------------------------------------------------

 

Aku terbangun ketika matahari berada di titik tengahnya, hal ini terjadi karena kejadian semalam-Aku.berciuman.dengan.Changmin-

Aku masih tidak percaya aku melakukan hal itu dengannya dan itu membuatku menjadi yeojachingu-nya mulai saat ini. Aku tersenyum mengingatnya. Kelembutan bibirnya, senyumnya, wajahnya, terlalu indah untukku.

 

Aku mengecek ponselku dan kulihat ada sebuah pesan yang masuk. Aku sangat kaget ini pesan darinya, dari Changmin.

 

From: Changmin-ssi.

Yeobo~ kau sudah bangun? Aku ingin bertemu denganmu, tapi aku ada schedule hingga jam 10 malam >< aku ingin mengenalmu lebih jauh. Aku ingin mengenal semua tentangmu dan aku merindukanmu. T---T

 

aku tersenyum saat membacanya. Pabo-ya, aku juga sudah merindukanmu saat ini. Segera kuketik pesan balasan kepadanya.

 

To: Changmin-ssi

Aku akan menemuimu nanti malam setelah jam 10. Nado bogoshipoyo~

 

Tak lama kemudian ada sebuah telefon dari Changmin.

"Chagi... Aku akan menjemmputmu setelah dari gedung MBC oke? Kita akan ke dormku. Apa itu masalah untukmu?", apa dia seperti ini? Langsung ke topik tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu melalui telefon?

"Kau tidak bisa memberiku salam terlebih dahulu, Changmin-ssi?", jawabku dingin.

"ah! Mian.. Aku sangat senang saat kau bilang merindukankuuuu"

"aish, baiklah Mr. Max. Kau akan menjemputku di taman dan kita pergi ke dormmu. Ara?", jelasku.

"neeee, Mrs. Max~", jawabnya dengan nada manjanya.

"ya! Jangan seperti itu, menggelikan sekali! Sudah ya, aku mau makan. Annyeong Minnie", aku segera menutup telfonku sebelum dia berkata aneh-aneh lagi.

Mungkin terasa aneh, tiba-tiba aku merasa nyaman sekali dengannya. Hanya dengan dua pertemuan aku langsung jadian dengannya. Cukup aneh. Tetapi, bukankan memang ada cerita seperti ini? Mungkin aku salah satu tokoh cerita tersebut.

 

---------------------------------------------------------------------------------------------

 

TingTong..

 

Aku segera turun ke bawah lalu mengucapkan salam ke Ibuku "eomma, aku pergi ya. Hanya ke rumah teman ku"

"ne....",  jawab eommaku setengah mengantuk.

 

Minhyo’s POV end

 

Changmin's POV

 

"hai yeobo~", sapaku.

"hm... Kau lama sekali, aku sudah menunggumu daritadi", jawabnya cuek.

"mian", kataku sambil mengusap kepalanya itu.

"ak! Jangan mengacak-acak rambutku!", dia menggembungkan pipinya. Oh, jadi begini kalau dia kesal? Lucu sekali.

"ayo naik ke van ku, ada Yunho-hyung sudah menunggu daritadi"

"mwo? Yunho-ssi? Ottokhae? Aku belum pernah mengenalnya dan tiba-tiba aku harus berada di dalam van bersamanya? Bagaimana jika aku mengganggunya?”

"gwenchana, Yunho hyung ingin bertemu denganmu", jawabku sambil kutarik lengannya untuk segera masuk kedalam van.

“anyeong haseyeo~”, sapanya ketika bertemu Yunho hyung didalam van.

“jadi kau yang bernama Minhyo?”, tanyanya.

“ah ne..”, jawab Minhyo dengan tampang bodohnya itu.

“kau tidak perlu sungkan denganku, jika kau adalah yeojachingu-nya Changmin, berarti kau adalah dongsaengku”, lanjut Yunho Hyung.

Aku cukup sennag dengan keadaan ini, setidaknya hubunganku di restui oleh Hyungku sendiri kan.

 

Sesaat kemudian, kami sampai ke dorm ini. Sudah tengah malam, tapi kalau ini karena rindu aku harus bagaimana lagi? Aku harus bersamanya meskipun waktunya kurang pas kan? Kkkk~

“Minhyo-ssi, ayo masuk ke dorm ku”, ajakku

“Kalian memanggil satu sama lain dengan kata’-ssi’? aish bisakah tak perlu seformal itu? Kalian menyukai satu sama lain kan”, omel hyungku ini

“Hyung, sudahlah.”, pintaku.

“Arra, arra. Kau memang tidak tau cara mendekati wanita Minnie”

“Berhenti memanggilku seperti itu! Aku bukan anak kecil Hyung!”, omelku kepadanya.

Lalu kudengar suara tertawa dari perempuan kecil ini “kalian lucu sekali kkk~”

“Minnie memang sangat lucu Minhyo-ah~”, goda Yunho hyung padaku.

“hm. Hyung”, jawabku dengan smirk dan suara tenor yang cukup membuat Hyung begidik ngeri, lalu dia kabur ke kamarnya.

Changmin’s POV end

 

 

Minhyo’s POV

 

Aku melihat sekeliling dorm mereka, kulihat beberapa tempat yang cukup berantakan. Beberapa sepatu yang tidak tertata rapi, pakaian yang dibiarkan menggantung di sana-sini. Aku juga melihat beberapa foto di sudut ruangan, aku melihat Yunho-ssi dan Changmin-ssi bersama tiga orang lainnya yang tidak kukenal.

 

“mereka berempat adalah Hyungku”, aku segera menoleh kearah Changmin, aku melihat sepercik kesedihan dimatanya.

“mereka bertiga memilih untuk pergi, karena berada disini sama saja dengan menyakiti mereka. Aku dan Yunho Hyung harus merelakan mereka, kami tak ingin mereka menderita disini. Kami berdua hanya bisa berada disini, karena jika kami pergi bersama mereka. Kami akan menghancurkan karir kami, karir mereka bertiga dan karir ku.” Dia memulai ceritanya tanpa kuminta, terlihat dia memang butuh untuk mengeluarkan semua bebannya itu.

“Tapi, bagaimanapun kami tetap berlima. Kami hanya berada di panggung yang berbeda, kami tetap melihat kearah penonton, kearah Cassiopeia. Jika mereka mendukung kami, maka kita berlama tetap akan menyanyi. Karna menyanyi adalah nafas kami, melihat Cassiopeia adalah denyut nadi kami. Kami hanya berdiri ditempat yang berbeda, bagaimanapun kami berlima tetap DBSK”, aku melihat wajahnya dengan seksama, matanya merah. Tidak, dia tidak menangis. Mata itu menggambarkan amarahnya, kesedihannya, kerinduannya.

Aku hanya bisa diam, lalu aku mulai melangkah maju ke arahnya. Kupeluk dia dengan erat “gwenchana, semua baik-baik saja”. Aku tersenyum padanya. Dia terlalu lama menanggung beban ini, aku tahu dia telah berusaha. ‘Aku bangga padamu Shim Changmin.’

“Ayo kita makan Changmin-ssi~ aku akan memasak untukmu.”

“ah ne! aku sangat lapar yeobo~”

“cih. Itu menjijikkan”

 

Kami makan bersama di ruang makan yang terlihat gelap ini. Aku tidak tahu mereka berdua menyukai design ruangan yang gelap dan tidak terlihat cerah sedikitpun. Kami menyelesaikan makan kami lalu aku mulai ingat bahwa aku harus pulang karena ini sudah malam.

“Changmin-ssi aku harus pulang!”

“yak! Kenapa kau memanggilku dengan sebutan ‘-ssi’? bukankan kita sudah berpacaran? Jangan berbicaralah terlalu formal padaku Minhyo-ah~”, pintanya

“Shireo! Aku baru beberapa hari mengenalmu, kau-masih-orang-asing-bagiku”, kataku sambil mengangkat salah satu alisku.

“Yak! Park Minhyo!”, aku berlari terbahak-bahak menghindarinya, dia sangat mudah untuk dikerjai.

 

----------------------------------------------------------------------------

 

Kali ini aku bangun dengan mood yang tidak terkontrol. Aku terlalu kaget dengan semua yang terjadi di pagi hari ketika aku melihat sebuah foto Changmin dan Victoria disebuah mini-homepage.

Aku tau, mereka bersahabat. Aku sudah sering membaca artikel mereka di internet. Tapi, tidak artikel seperti ini, ketika aku melihat mereka ‘berdua’ berada di café yang sepertinya bisa dibilang itu adalah sebuah kencan!

Brak! Aku menutup laptopku dengan kasar, aku sangat kesal. Sungguh sangat kesal, aku tau aku hanya beberapa minggu bersamanya. Tapi, bukan berarti dia harus seenaknya selingkuh dengan artis lain bukan? Aku merasa aku hanya dipermainkan, aku merasa aku semakin tak pantas untuknya. Tiba-tiba tanpa sadar air mataku mengalir deras dipipiku. Aku menangis.

 

Minhyo’s POV end

 

Changmin’s POV

 

“aaargh!”

“ada apa, Min?”, tanya Hyungku heran.

“Dia tidak mengangkat telfonku atau smsku seminggu ini Hyung”

“ah… Pasti gara-gara foto kau bersama Victoria?”

“ne Hyung! Aku heran, kenapa hanya bisa aku dan Victoria di foto itu? Waktu itu aku juga bersama Kyuhyun, Hyung!”, jelasku geram.

“sudahlah Minnie, Tak usah dipikirkan tentang rumor itu. Kau harus memikirkan bagaimana cara menghubungi Minhyo.”

“Aku ingin Hyung, tapi schedule kita sangat padat. Manager tidak akan mengijinkanku untuk pergi Hyung”, jawabku sedih

“Aku bisa membantumu Min”, jawab Hyung dengan evil smirk-nya itu.

“jadi kita akan melakukan hal ini……”, aku hanya mengangguk-angguk sambil menahan tawa mendengarkan ide Hyungku yang gila ini.

 

----------------------------------------------------------------------------------

 

“Manager! Aku harus mengantar Changmin ke rumah sakit, dia sepertinya terkena cacar!”, Yunho Hyung melakukan video call dengan manager kami.

“mwo? Cacar? Benarkah itu?”

“benar seosangnim! Lihat tubuh Changmin terdapat bintik-bintik merah!”, jawab Yunho Hyung sambil menyerahkan kamera hanphone-nya kearahku.

“Ah! Terlihat parah sekali, aku akan menyusul kalia kerumah sakit kalau begitu”

“Tidak!”, jawabku dan Yunho bersamaan.

“Ah ani.. maksudku kau sedang sibuk dengan rapat tentang konser A-Nation bukan? Sebaiknya jangan kemari, ini hanya cacar. Aku akan menjaganya, lebih baik kau mempersiapkan acara itu untuk kami dengan baik.”, jawab Hyungku.

“Kau benar Yunho-ah, baiklah aku akan mengunjungimu besok Changmin. Schedule kalian hari ini aku ku hentikan dahulu. Changmin-ah cepat sembuh ya”

Tuuuuut---

 

“YAY! Akhirnya kita berhasil Hyung!”Aku berteriak mengelilingi ruangan.

“Kau hebat Hyung! Bagaimana kau bisa memikirkan cara seperti ini? Bahkan aku tidak percaya manager akan percaya kebohongan kita! Sepertinya saos tomat yang kau percikkan di tubuhku sangat berguna!”

“Jangan meremehkan Hyungmu ini Minnie~ hahahahaha”

“Baiklah Hyung, aku akan pergi ke rumah Minhyo. Gomawo~”, aku segera mengambil kunci mobil dan keluar menuju mobilku.

 

Changmin’s POV end

 

Minhyo’s POV

 

Sudah seminggu ini aku menghindari semua telepon atau pesan text darinya. Aku tidak ingin mendengar atau melihatnya. Aku terlalu jatuh jauh kedalam dirinya, kedalam buaiannya. Kami memang terlalu cepat untuk menyukai satu sama lain, mungkin inilah mengapa aku bisa menjadi seperti ini. Aku terlalu cepat bersamanya, aku belum mengetahui dirinya, aku terlalu bodoh untuk menerimanya.

‘Kau bodoh Minhyo-ah’

Aku memang bodoh, bagaimana bisa seorang Max bisa menyukaiku? Jelas dia hanya mempermainkanku. Kenapa aku baru sadar sekarang? Aku tersenyum getir melihat keadaanku saat ini.

 

Tiba-tiba eommaku memanggilku dari bawah. “Minhyo-ah ada tamu untukmu! Dia tampan sekali! Cepatlah turun kebawah”

Aku berjalan kebawah dengan malas, siapa yang mengunjungiku? Deg! Aku melihatnya.. dia.. namja itu berada di depanku. Dia sedang duduk di ruang tamuku. Deg! Dia melihatku..

“Minhyo-ah, kenapa kau tidak mengangkat telefon dariku?”, tanyanya

“untuk apa? Aku mengganggumu dengan Victoria-ssi kan”, jawabku sinis.

“Ya~ kau salah paham, itu tidak seperti yang ada di foto Minhyo-ah”

Aku menoleh ke arahnya “tidak seperti yang di foto? Hah! Kau mencoba membodohiku Changmin-ssi?”

“Kau salah paham, kumohon dengarkan aku dulu!”, kali ini dia sudah mencekram tanganku, aku tidak bisa melepaskannya. Cengkramannya terlalu kuat.

“Apa yang harus kudengarkan? Aku sadar Changmin-ssi, aku bukan apa-apa untukmu. Kau penyanyi terkenal, kau Max Changmin dari Dong Bang Shin Ki! Dan aku hanya mahasiswi biasa. Aku tidak bisa bersamamu Changmin-ssi, kumohon jangan memberiku harapan yang terlalu tinggi. Kita terlalu cepat melakukan hubungan ini, aku tida---“, Aku merasakan sebuah sentuhan lembut dibibirku. Dia menciumku.

“yak! Apa yang kau lakukan, Bodoh!”, teriakku padanya.

“Aku hanya ingin kau diam, aku hanya ingin kau mendengarkanku. Kau salah paham Minhyo-ah. Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Victoria. Saat itu aku bersama dengan Kyuhyun juga! Kau pasti sudah tau kan aku bersahabat dengan Victoria dan Kyuhyun? Ini hanya salah paham Minhyo-ah. Aku mencintaimu, aku bersungguh-sungguh”, kali ini dialah yang berbicara panjang lebar.

“jadi….”, aku mengerjapkan mataku bingung, mencoba mencerna kata-katanya.

“ini tidak ada hubungannya denganku seorang Max, tapi sebagai Changmin. Sebagai seorang namja yang mencintai seorang yeoja. Aku mencintaimu sebagai seorang Changmin”, jelasnya sambil tersenyum.

“Saranghae-yo”, lanjutnya.

“Nado..” aku tersenyum mendengar kalimatnya barusan. Cukup dengan kalimat itu telah menghangatkan hatiku. Aku mencintaimu Changmin.

 

 

END

Comments

You must be logged in to comment
kawaiilaifu
#1
New reader here! Awesome! :D
sya_dragon #2
aq suka changmin >_<.... ceritanya bagus. keep writing!!
chaceu #3
Hehe awalny g akan bc cz main castny bkn jaejoong dan ternyata bc jg dan aq suka hahai story yg km bwat slalu sweet n meningglkn kesan mdlm bqn senyam senyum gaje hehe dtg crta slanjuny ya ^^