WHAT IS LOVE [Prologue& Fanfic dialogue Flashes]

Description

Image and video hosting by TinyPic">" /

Hi btw, my first post but sorry that I using Bahasa Indonesia ._. I don't have much time to translate it into English so maybe next time I'll post the English prolog and if I get many response, I'll post the next English chapter.

this is my original idea then my best friend Eunyoung joined me, so we do make this together ;D please leave comment if you've read it. *lagian ngapain aku nulis pakek bahasa Inggris kalo yang baca ntar temen2 yg dari indo u_u*

Okay happy reading!


 

Foreword

 

Cast:

-Cho Yoohyun                         – Goo Eunyoung

-Xi Luhan (EXO-M)                – Wu Yi Fan a.k.a Kris Wu (EXO-M)

======

“Dosen itu beruntung ya, iseng- iseng mengikuti tiga kali lottery dan tiga kali itu juga dia menang”

“Hadiah nya tidak main- main, totalnya dapat dua setengah juta dollar! Dollar bukan Won!!” beberapa mahasiswa berkerumun membicarakan topik yang akhir- akhir ini hangat di kalangan mereka

“Jangan suka membicarakan orang” tukas seseorang yang berjalan melalui mereka, seketika sekujur tubuh mereka dingin, takut untuk menoleh kearah asal suara itu.

“Eeh, se… selamat pagi Dosen B..Byun…” beberapa mahasiswa menyapa si asal suara yang sebenarnya adalah orang yang sedang mereka bicarakan. Dosen Byun, Byun Baekhan.

Apa yang kalian baca tidak salah, Dosen berumur empat puluh tiga tahun ini seminggu yang lalu mengikuti tiga kali lottery. Awalnya karena coba- coba saja, anak nya yang mengajaknya. Namun tidak disangka- sangka ia memenangkan ketiganya.

Ralat untuk perkiraan para mahasiswa, totalnya bukan dua setengah juta dollar, melainkan tiga juta dollar. Beruntung bukan? Apalagi mata uangnya yang terbilang internasional itu. Namun Dosen Byun tidak tahu apa yang harus ia perbuat pada uang- uang itu. Terlalu mahal jika dibuat berjalan- jalan dengan anak tunggalnya. Uang tabungannya sudah cukup untuk masa pensiun nanti dan biaya kuliah anaknya sendiri. Ia tidak ingin hidup terlalu mewah istilanya, sudah cukup untuk keadaan yang sekarang.

Dosen Byun juga adalah guru di SMA Seoul. Ia mempunyai beberapa murid yang bisa ia bilang “membanggakan bagi dirinya”. Ia mempunyai sebuah ide: Membiayai kuliah mereka. Tapi terlalu biasa jika hanya kuliah di Korea. Orang tua mereka pun mampu.

“Beep beep” ponselnya bergetar dalam saku celananya beberapa kali. Ia mengeluarkannya dan melihat siapa yang tengah menghubunginya itu. Nomor luar, kodenya bukan kode Korea dan nama orangnya tidak tertera disitu.

“Hello” sapanya setelah menekan tombol hijau di ponselnya.

“Ya Baekhan ahjussi!” sahut seseorang dari seberang telepon. Senyum langsung berkembang di wajah Dosen Byun. Berbagai macam pikiran berkelabat di benaknya. “Ya Sehun, bagaimana kabarmu di Paris? Senang eh?” tanya nya antusias.

“Ne, jeongmal hahaha. Tidak terasa sudah tiga tahun, awalnya susah beradaptasi, tapi, ya, sebentar lagi akan lulus SMA juga akhirnya.. Hahaha, bagaimana denganmu ahjussi? Baekhyun memberitahuku kalau kau menang lottery tiga kali, mau untuk apa ahjussi?” tanya seorang bernama Sehun itu.

“Oh itu, dasar anak itu… Untuk uang yang aku dapatkan itu, sepertinya aku butuh bantuanmu.” Jawab Dosen Byun singkat. Sehun bertanya apa yang bisa ia bantu untuk teman ayahnya itu. Dosen Byun terdiam sejenak, apa sungguh yakin akan benar- benar memakai uang itu untuk tujuan yang baik itu.

“Tolong aku, carikan daftar- daftar universitas disana yang bagus, tolong sertakan detailnya.” Ujarnya mantap.

“Untuk apa ahjussi? Kau akan menyekolahkan Baekhyun kesini?” tanya Sehun, nadanya terdengar cukup senang akan perkiraannya itu.

“Aku akan mendaftarkan beberapa anak ke setidaknya dua universitas disana, dengan uang hasil lottery ku ini, tiga juta dollar. Tolong aku ya” ujar Dosen Byun yang menghasilkan sebuah “Wow” dari Sehun. Ia akan mengirimkan daftar nya ke e-mail Dosen Byun secepatnya.

Dosen Byun menutup layar ponselnya dan memasukkan nya kembali kedalam saku celananya. Siang itu ia sudah selesai mengajar, ia segera menulis daftar- daftar anak yang akan ia kuliahkan di Paris nantinya. Tidakkah sebuah keberuntungan bagi anak- anak itu?

Total nya lima belas anak, termaksud anaknya sendiri, Baekhyun. Ia tahu ia akan kesepian jika Baekhyun nantinya kuliah di Paris, sejak istrinya telah meninggal karena kanker serviks lima tahun lalu. Namun kesepian bukan sesuatu yang berarti baginya, yang penting anaknya berhasil.

===

(Tiga hari kemudian)

Dosen Byun telah mengunjungi dua belas rumah milik anak- anak yang akan ia biayai kuliahnya, dan sejauh ini yang masih ingin kuliah di Korea hanya dua orang. Ke sebelas anak lain nya termasuk Baekhyun memberi respon positif dan sangat berterima kasih kepada Dosen Byun.

Sekarang ia tengah berada didepan pintu rumah anak ke sebelas. Plat nama bermarga Xi didepan pintu memastikan Dosen Byun bahwa itu benar adalah rumah anak ke sebelas, karena rumahnya yang susah dicari. Ia menekan tombol bell disamping pintu rumahnya dan sekitar sepuluh detik kemudian pintu nya dibuka.

“Siapa… Oh Baekhan- sshi, silahkan masuk dulu” ujar seorang wanita. Ia membuka pintu rumahnya dan Dosen Byun masuk kedalamnya. Dosen Byun langsung duduk di sebuah sofa panjang ketika si pemilik rumah mempersilahkannya.

“Luhan! Qing na shui gei laoshi!” sahut si pemilik rumah sedikit keras, meminta seseorang bernama Luhan untuk mengambilkan minuman untuk Dosen Byun.

“Jadi begini, Xianhua- ssi, …….” Ia menjelaskan maksud kedatangannya kepada si pemilik rumah, Xianhua. Xianhua sedikit terperanjat mendengar tawaran dari Dosen Byun yang merupakan guru anaknya di SMA. “A- anda serius?” tanyanya memastikan, Dosen Byun mengangguk pelan namun pasti.

“Eh, Byun Sonsaengnim” kata seseorang yang baru memasuki ruang tamu sambil membawa sebuah nampan yang terdapat segelas sirup diatasnya. “Duduk dulu nak” ujar Xianhua kepada anaknya yang bernama Luhan itu. Luhan bergegas duduk di sebelah ibu nya. Dosen Byun menjelaskan ulang perihal yang pada akhirnya membuat ia juga sedikit kaget.

“Bagaimana?” tanya ibunya. Luhan terlihat diam, namun beberapa saat kemudian menjawab, “Em, Byun sonsaengnim, terima kasih banyak, tapi sepertinya aku akan menetap di Seoul saja, emm, aku ingin masuk Kyunghee sebenarnya. Tekadku sudah bulat.”

“Eh oh hai Byun sonsaengnim!” ujar sebuah suara seorang gadis. Dosen Byun menoleh ke arah suara dan mendapati seorang gadis yang rambutnya diikat satu. “Oh hai Yoohyun, sedang apa disini?” tanya Dosen Byun.

“Ibuku tadi memasak dengan Xianhua ahjumma hehe” ujar gadis bernama Yoohyun itu. Bergegas Dosen Byun juga ingin bertemu dengan ibu Yoohyun karena ia juga adalah salah satu anak yang ingin ia biayai kuliahnya. Namun sama halnya, Yoohyun lebih memilih menetap di Korea dibanding study abroad yang ditawarkan Dosen Byun dengan cuma- cuma itu.

“Baiklah kalau begitu, terima kasih atas waktunya, saya permisi dulu.” Pamit Dosen Byun. Ia mengecek notes kecil yang ada di saku jaket nya. “….. Kai, Yixing, Eunin, Kyuri, pas sebelas orang” gumamnya, bertepatan dimana ponselnya bergetar. Nampak sebuah e-mail masuk ke ponselnya. Ia langsung membaca isi e-mail tersebut.

“Baekhan ahjussi, aku sudah dapat daftar- daftar universitasnya”

******

(FANFIC FLASHES)

“Aku masih ingat ketika drama waktu itu dia benar- benar menciumku”

“Berhentilah, itu tidak seru dibicarakan”

“Ih kau tidak tahu betapa senangnya aku ya”

“Itu tidak menyenangkan sama sekali”
“Sudah lah Luhan, lihat saja positifnya ia masih mempertahankan perasaanya pada cowok baozi itu” Kris menyenggol bahunya pelan.

“Eh sorry haha”

“Sudahlah tidak apa- apa, sekarang giliran aku menyetir bukan”

-

Aku menyukainya?’ batinnya, namun wajah kekasihnya tiba- tiba terlintas di benaknya.

“Aku masih menyukainya, setelah lima tahun”

“Aku tahu”

“Maafkan aku. Aku tidak bermaksud…”

“Aku tahu apa maksudmu. Aku tidak akan menyerahkannya kepada siapapun termaksud dirimu”
“Ya aku mengerti. Aku… Tidak akan mengganggu kalian lagi”

“ma.. maafkan aku Kris” isaknya.

“Jangan menangis chagi ya”

“Aku benar- benar salah, aku a..akan melakukan apa yang k..kau inginkan”

“Kalau begitu jangan menangis”

“Kau memaafkanku?” katanya disela- sela tangisnya.

-

“Aku selalu lebih baik daripada lelaki itu, kenapa Yoohyun selalu disampingnya?”

“Tenang, mereka belum berpacaran, kau masih bisa mempunyai kesempatan”

“Kesempatanku tertutup kalau ada laki- laki sialan itu”

“Pakai jalan pintas. Kau tahu apa maksudku.”

“Aku makan yang itu saja” ujarnya dan langsung mengambil piring Yoohyun. Lelaki yang berada di ujung meja tersenyum licik. ‘rasakan itu’ batinnya.

“Ya Luhan! Aku su…” katanya sambil melihat hidangan yang diinginkannya disantap oleh sahabatnya yang iseng itu.

“Sudah makan yang ini saja. Lagian pasta yang aku inginkan ini rasanya terlalu asin. Kau beruntung”

“Ada kandungan racun didalamnya, dosisnya tinggi sekali”

“Kau tahu Yoohyun, ia sudah mencintaimu sejak SMP. Tapi kau lebih memilih induk tikus itu? Aku tahu dari awal lelaki itu sudah tidak beres”

“Tapi kenapa…” isak nya. Ia akhirnya menemukan perasaannya yang sesungguhnya.

“Aku mencintainya, ia… terlalu baik”

“Aku b- baru mau membuka mataku…”

“Sleeping handsome? Ehm…”

Iya iya ._. bahasa nya rada gaje soalnya yang buat nya ini aku ._. Eunyoung nanti bakal nulis yang chapter dua nya tetep dengan bantuan aku hehe. COMMENT ya gomawooo~~

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet