Chamomile Tea

Beautiful Lies
Please Subscribe to read the full chapter

Gadis itu menghela nafas panjang dengan perasaan lega luar biasa yang muncul dari dalam hatinya kala mengetahui ia perjuangan panjangnya telah berakhir sesuai dengan harapannya. Ia saja melewati masa-masa kritisnya, detik-detik di mana nyawanya berada di ujung tanduk, detik-detik di antara hidup baru dan mati, demi menyelamatkan satu nyawa yang ada di tubuhnya.

Ya, sayang. Seorang bayi.

Ia mendengar suara tangisnya yang membahana di ruang operasi tersebut. Sang dokter yang membantu persalinannya menggendong bayi mungil yang masih terisi darah itu dan seorang perawat langsung memotong pusarnya yang melilit tubuh lemahnya. Beberapa perawat yang lainnya langsung bergerak mendekati gadis itu yang sedang memejamkan kedua matanya, tampak berusaha untuk menormalkan kembali dirinya yang sejak sejam tadi seperti lari marathon. Mereka menghapus peluh di dahi si gadis yang sudah berhasil menjadi ibu tersebut dengan perlahan.

“Chukkae, bayinya perempuan,” seru sang dokter sambil tersenyum hangat. Ia masih menimang bayi itu, yang kini sudah bersih dan dibalut oleh kain tebal berwarna putih.

“Dan dia sangat cantik sekali sepertimu,” sambung salah seorang perawat.

“Kau ingin menamakannya siapa? Apakah sudah terfikirkan olehmu?”

Gadis itu mengangguk lemah. Ia tersenyum kecil dan memandangi buah hatinya dengan perasaan sayang yang membuncah luar biasa. Kedua manik matanya berkaca-kaca.

“Ayahnya sudah memberikan nama,” lirih gadis itu. “Lauren Hannah. Ne, Lauren Hanna namanya,”

~~~

5 tahun kemudian …

Di Bandara Internasional Incheon, 20.00 KST

Kwon Jiyong menyilangkan kedua lengannya di dada sembari melirik ke arah arloji emasnya untuk yang entah keberapa kalinya. Ia berdecak kesal. Kerutan di dahinya kentara sekali kalau ia sedang dalam keadaan mood yang jelek. Walaupun wajahnya ditekuk seperti itu, kadar charisma dan ketampanan yang dia punya sama sekali tidak menurun. Bahkan, ia semakin tampan dan tampan jika terlihat sedang emosional seperti sekarang. Tampak garang dan y di saat bersamaan.

Ia tengah menunggu seseorang untuk menjemputnya di airport. Sudah hampir lima belas menit lamanya ia berdiri di depan pintu keluar ditemani tas ransel dan koper hitamnya tapi sama sekali belum muncul tanda-tanda orang yang sudah berjanji akan datang menjemput. Berulang kali juga ia mengecek ponselnya dan menghubungi orang tersebut, tapi tidak mendapat respon.

Seorang Kwon Jiyong benci dengan yang namanya menunggu dan ia orang yang sangat to the point.

“Yo, hyung!” seru seorang laki-laki berkacamata hitam dan memakai kaos hitam ketat yang menampilkan lekuk tubuh seksinya yang bisa diduga setiap para perempuan kalau ia memiliki sixpack yang hot.

Laki-laki itu berlari kecil mendekati Jiyong dan berhenti di hadapannya dengan tersenyum lebar sekali. Ia tahu kalau orang yang dipanggilnya ‘hyung’ barusan tersebut pasti sedang kesal dan ia menyembunyikan fakta itu dengan pura-pura tidak peka.

“Long time no see, hyung! Bogoshipda!” serunya lalu ia melempar dirinya ke dalam pelukan Jiyong. Laki-laki itu terhuyung ke belakang beberapa langkah, tak siap dengan sambutan heboh dari sahabatnya itu yang tidak pernah berubah itu.

“Ya! Jangan pura-pura tidak bersalah sama sekali!” balas Jiyong dengan memiting kepala sahabatnya yang diketahui bernama Seungri itu dengan gemas. Jiyong memang kesal beberapa menit yang lalu. Namun, rasa kesalnya itu tidak pernah bertahan lama. Apalagi jika itu menyangkut dengan sahabat-sahabatnya.

“Aigoo,” keluh Seungri setelah ia lepas dari pitingan Jiyong. Rambutnya yang hitam kecokelatan jadi berantakan. “Aku menyambutmu dengan penuh suka cita dan inikah balasannya, hyung? Apa kau tidak merindukanku?”

“Bagaimana bisa aku merindukan seseorang yang bahkan membiarkanku menunggu hampir setengah jam?” Jiyong balik bertanya. “Rasa rinduku jadi menguap begitu saja,”

Seungri terkekeh pelan. “Jangan berlebihan, hyung. Kami hanya membiarkanmu menunggu lima belas menit, kok,”

“Mwo? Jadi kalian sengaja?!” tanya Jiyong tak percaya.

“Youngbae hyung yang merencanakannya, bukan aku,” kilah Seungri cepat. “Dia hanya ingin melihat bagaimana reaksimu saat sedang menunggu sesuatu…,”

“Dan ternyata kau masih memiliki kesabaran yang lebih tipis dari kertas jika menunggu lebih dari lima menit,” sambung seorang laki-laki yang lain. Ia setinggi Seungri dan tubuhnya jauh lebih sixpackdibandingkan dengan Seungri maupun dengan Jiyong sendiri. Kulitnya yang eksotis membuatnya semakin memukau.

Ketiga lelaki tampan ini langsung mendapat perhatian dari berbagai orang yang lewat, terutama perempuan.

“Apa di Paris sana kau tidak diajarkan untuk bersabar?” tanya Youngbae pada Jiyong sambil memainkan kunci mobilnya.

“Di Paris aku diajarkan hal-hal yang berbau medis dan bagaimana cara merawat pasien,” jawab Jiyong acuh tak acuh. “Dan aku harus bersabar jika ada pasien yang mengulah, itu saja. Dan aku sama sekali tidak terganggu dengan rengekan anak-anak itu. Aku sangat menyukai anak-anak, ingat?”

“Apa itu artinya kau ambil spesialisasi anak, hyung?” tanya Seungri sembari mereka bertiga melangkah bersama menuju parkiran mobil. Dengan baik hatinya Seungri membantu Jiyong membawakan kopernya.

“Hanya itu pekerjaan dokter yang kusuka. Dan aku sangat suka anak-anak,” jawab Jiyong. “Tapi aku tidak akan buka praktek di sini kecuali aku berubah fikiran,”

“Khe, kau sudah mengatakan itu ribuan kali semenjak menggendong anak Dami noona yang pertama,” ujar Youngbae dengan nada sedikit mencela. Ia membuka pintu kemudi mobilnya dan langsung masuk ke dalam, diikuti Seungri, Jiyong dan barang-barangnya.

“Lalu bagaimana dengan Minho?” tanya Seungri lagi.

“Dia juga sama denganku,” jawab Jiyong. “Tapi dia lebih memilih untuk membuka praktek dokter anak setibanya di Korea nanti,”

“Wae? Kufikir dia sama sepertimu. Mengikuti pembelajaran tentang medis hanya karena tuntutan keluarga kalian dan setelah itu kembali bersenang-senang seperti sebelumnya. Wae geurae? Apa ayahmu berhasil mencuci otak Minho sedangkan kau tidak?” tanya Youngbae dengan raut wajah heran.

“Kurasa tidak sepenuhnya karena ayahku,” ujar Jiyong pelan. “Memang kemauan Minho sendiri tapi dia tidak bilang alasannya apa. Tekadnya berubah semenjak tiga tahun yang lalu. Sejak itu dia mulai rajin belajar tentang beberapa penyakit yang sering terjadi pada anak dari yang sederhana sampai yang mematikan. Dia juga sudah membeli beberapa perlengkapan untuk prakteknya,”

“Tidak ada salahnya dia menjadi dokter,” ungkap Seungri beberapa detik kemudian. “Dia sudah terlalu lama jadi anak yang ‘bebas’ dan hidup dalam masa remaja yang kelam. Sudah saatnya dia berubah lebih dewasa dengan menjadi dokter. Dengan menjadi dokter anak, dia akan tahu seberapa berharganya hidup seseorang,”

“Kenapa jadi kau yang bijak?” tanya Youngbae lalu disusul dengan tawa terbahak-bahaknya Jiyong. “Kau bahkan belum keluar dari masa-masa remajamu yang ‘bebas’. Wae? Kau termotivasi untuk tidak menjadi liar lagi? Kalau Minho jadi dokter anak, kenapa kau tidak menikah saja agar kau tahu seperti apa menjadi seorang ayah yang punya anak nakal sepertimu,”

“I’m still young, hyung,” jawab Seungri dengan mimik wajah yang membuat Youngbae ingin memukulnya. “Lagipula, yang sebentar lagi akan menikah, ‘kan seharusnya adalah Jiyong hyung,”

“Bagaimana bisa menikah kalau setiap harinya dia bermain dengan gadis yang berbeda,” sambar Youngbae.

“Aku memang tidak berubah selama di Paris dan dalam pengawasan ayahku. Tapi soal status, tentu saja harus berubah. Dan kali ini aku tidak mau main-main lagi. Umurku tidak semuda kemarin dan aku juga tidak ingin anak-anakku menganggap aku sebagai haraboji mereka,” ujar Jiyong dan kali ini wajahnya sedikit berseri-seri sejak pertama kali menginjakkan kakinya di negeri ginseng tersebut.

“Kau sudah punya yeochin, hyung? Nugu? Kau tidak menceritakan apa-apa pada kami selama di sana!” seru Seungri kesal. “Aku tidak menyangka kau berhasil menggaet gadis-gadis mancanegara selain Jepang,”

Jiyong mendengus sebelum menjawab, “Orang Korea. Tapi sedang melanjutkan studinya di Paris sekaligus jadi model ternama di sana. Kami tidak sengaja bertemu dan berkenalan dalam acara Chanel Fashion Showdan sejak saat itu mulai dekat layaknya sunbae-hoobae. Dia gadis yang kaku, pendiam, dan serius. Dia memang sangat cantik. Tapi aku tidak melihat kecantikannya saja, aku melihat rasa optimistis dan rasa kepercayaan dirinya yang besar. Aura positifnya benar-benar keluar dan sebenarnya dia gadis yang lugu jika kita mengenalnya lebih dekat. Mendekati dan mencari perhatiannya sangat sulit dan aku sangat suka itu. Seperti sebuah tantangan,”

“Dan bagaimana sikapnya sekarang padamu?” tanya Youngbae.

“Lebih terbuka dan… seperti pasangan kekasih pada umumnya, jadi bagaimana lagi?” Jiyong balik bertanya.

“Kau berniat akan mencampakkannya, ‘kan saat waktunya tiba?” tanya Youngbae diiringi dengan tawa mengejeknya. “Jangan mengatakan kalau kau tidak akan main-main lagi, Ji. Kau sudah mengatakan itu ratusan kali pada kami ketika kau punya kekasih,”

“Hyung, kau itu king of mildang (push and pull relationship)! Kalau dia begitu baik dan perhatian padamu, kau pasti cepat bosan dan berfikir akan menghilang dari dirinya sampai kalian putus,” sembur Seungri.

“Gadis itu hanya membuatmu penasaran di awal, sama sekali bukan tipemu,” tambah Youngbae.

“Seiring berjalannya waktu aku yakin aku tidak akan seperti itu lagi. Dia gadis yang baik dan aku tidak mau melepasnya,” ujar Jiyong dengan suaranya yang pelan, agak sedikit ragu.

Ragu bukan karena gadis yang sekarang ini tengah dikencaninya. Ragu karena dia adalah seorang laki-laki yang masih ingin bermain dan menikmati apa yang biasanya dinikmati anak-anak seumurannya, meskipun umurnya juga tidak bisa dibilang masih muda juga. Seorang laki-laki yang masih ingin fokus dengan pekerjaan yang sedang digelutinya. Seorang laki-laki yang suka dengan hubungan tarik ulur, artinya tidak ingin punya komitmen dulu untuk sementara waktu.

Yang artinya dia masih ingin bersenang-senang dengan beberapa perempuan dan tidak berniat mengajak serius. Kwon Jiyong memang terkenal dengan seseorang yang susah percaya dengan adanya cinta sejati. Dia percaya hal itu akan muncul jika dia sudah menemukan seseorang yang tepat. Namun, sampai sekarang ini dia belum menemukannya.

Jiyong memang tidak ada niat untuk bermain-main dengan orang yang sudah resmi jadi kekasihnya. Tapi jika ada satu hal yang menurutnya sama sekali tidak cocok, maka tanpa ragu dia akan melepaskan gadis itu. Kekasih Jiyong tidak banyak, teman sepermainannyalah yang begitu banyak.

Wajar jika Jiyong memiliki sifat dan sikap seperti itu. Dia adalah anak dari CEO Kwon Group, seorang millionaire yang tidak hanya disegani di Korea Selatan, melainkan di berbagai negara maju. Usaha yang dibangun Jiyong sendiri adalah sebuah karya seni yang dia namakan dengan Peaceminusone atau PMO. PMO adalah sebuah brand dari sepatu, kaos, hoodie, dan banyak lagi. Bukan hanya fashion, PMO juga banyak mengeluarkan pameran seni dan bekerja sama dengan Seoul Museum of Art. PMO juga sudah launching di London dan Paris. Kesuksesannya bukan hanya sekedar nama sang ayah, tapi atas kerja kerasnya sendiri juga.

Meskipun ia memiliki PMO, tapi Jiyong tidak ingin mengambil posisi sebagai CEO. Ia mengangkat salah satu sahabatnya, Jieun, untuk jadi CEO dari PMO. Juga Song Minho, salah satu sepupu terdekatnya untuk jadi manager.

Jiyong punya segalanya sejak ia masih belia. Harta, tahta, dan wanita. Tidak sulit baginya untuk mendapatkan tiga hal itu. Yang sulit adalah mendapatkan hatinya. Tidak ada yang benar-benar berhasil mendapatkan tempat di hatinya untuk saat ini.

Dan ia ingin mencobanya untuk seseorang yang sudah resmi ia anggap sebagai kekasihnya, yang masih stay di Paris untuk pemotretan majalah maupun iklan.

Langkah untuk serius dengan seseorang terpaksa dia lakukan karena ayahnya. Siapa lagi orang yang bisa memaksanya dengan sekali perintah kalau bukan sang CEO Kwon Group? Ia diminta CEO Kwon untuk mengambil studi kedokteran karena silsilah keluarga Kwon mempunyai riwayat seorang dokter. Setelah lima tahun belajar dan mendapatkan persetujuan praktek, CEO Kwon berjanji akan melepaskan Jiyong sesukanya.

Jiyong tentu saja memilih kembali ke Korea dan mengutamakan PMO-nya daripada membuka praktek dokternya. Mungkin itu bisa dilakukannya nanti ketika dia bosan dengan dunianya yang gemerlap.

Berbeda dengan sepupunya, Minho. Meskipun bukan dari keluarga Kwon, tapi Minho sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh CEO Kwon. Ia juga didepak ke Paris dan ambil studi kedokteran bersama Jiyong. Bedanya, ia memperdalam ilmunya dan benar-benar berniat akan membuka praktek di Seoul. Itu sebabnya dia tidak pulang bersama dengan Jiyong.

Jiyong sendiri juga tidak tahu kenapa adik sepupunya itu ‘bertaubat’. Padahal mereka berdua sealiran, sepemikiran, dan sejalan. Sama-sama suka clubbing, flirting, drinking, dan smoking. Tapi sejak dua tahun mengikuti studi itu, dia berubah. Tidak sepenuhnya, hanya ingin lebih fokus pada gelar dokternya dan buka praktek di Korea lalu hidup dengan menyelamatkan nyawa anak-anak yang akan menjadi pasiennya.

Tentu saja Jiyong mendukung Minho, tapi bukan berarti dia sepemikiran dengannya. Dia akan seperti itu, hidup dengan ‘benar’ jika ada yang mendampinginya untuk selamanya.

“Hyung, bicara soal perempuan, bagaimana kalau kita having fun di NB Club? Youngbae hyung ikut berpartisipasi dengan DJ di sana. Sudah lama kita tidak bersenang-senang berlima. Daesung dan Tabi hyung pasti mau bergabung juga kalau kau ikut,” ajak Seungri dengan semangatnya yang tiada tanding.

“Aku mau saja. Tapi aku ingin meletakkan barang-barangku di kondo terlebih dulu,” ujar Jiyong. “Ah, bagaimana dengan kondoku? Kalian rajin membersihkannya, ‘kan selama lima tahun aku tidak ada di sini?”

“Jangan konyol, hyung. Apa kau fikir kami tidak punya pekerjaan sehingga mau repot-repot membersihkan kondomu?” tanya Seungri.

“Tenang saja, kondomu bersih seperti terakhir kali kau meninggalkannya,” ujar Youngbae. “Aku mengirimkan seorang temanku untuk bantu-bantu membereskan kondomu seminggu sekali sejak setahun terakhir ini,”

“Baru setahun terakhir? Dan apa temanmu ini perempuan? Kenapa dia mau sekali membantumu untuk bersih-bersih?” tanya Jiyong.

“Perempuan. Dan sangat cantik,” sambar Seungri dengan intonasi suaranya yang membuat Jiyong tertarik.

“Dia juga bekerja di kondoku, Ji. Sudah dua tahun. Tapi aku baru ingat mengenai kondomu setahun belakangan dan dia mau-mau saja aku suruh, soalnya aku membayarnya dengan sebuah apartemen di Sangji Ritz Ville,” sela Youngbae sebelum Jiyong sempat bersuara. “Tapi aku sudah menyuruhnya berhenti membersihkan kondomu. Hari terakhirnya adalah besok pagi,”

“Wae?” tanya Jiyong heran.

“Kau sudah punya maid sendiri,” jawab Youngbae. “Kasihan juga kalau dia harus bekerja di dua tempat sekaligus. Dia tidak punya banyak waktu. Bekerja denganku saja hanya sampai siang hari,”

“Kenapa kau bisa mengenalnya? Maksudku, sebelum mengenal Hyorin, kau ini payah sekali dalam urusan perempuan,” cecar Jiyong. “Dan kata Seungri dia sangat cantik? Ah, aku tahu. Karena dia sangat cantik itu sebabnya kau mempekerjakan dia? Kau berniat selingkuh dari Hyorin, eoh?”

“Ya! Bukan begitu!” bantah Youngbae cepat. “Dia adalah sahabat Tiffany. Kau tahu, ‘kan Tiffany akrab sekali dengan Hyorin. Gadis ini butuh pekerjaan dan Hyorin menawarkan untuk menjadi housekeeper-ku selama setengah hari. Hyorin dan Tiffany tidak mau mengajak gadis itu bekerja sebagai seorang model seperti mereka. Padahal, gadis itu memiliki potensi besar,”

“Kenapa harus menjadi housekeeper-mu?” tanya Jiyong, tak puas. Ia merasa harus tahu siapa gadis itu. Karena Youngbae tidak biasanya dekat dengan seorang perempuan dikarenakan sikap tidak beraninya.

“Sudah kubilang gadis ini tidak punya cukup waktu untuk bekerja full day. Pekerjaan apa yang hanya membutuhkan waktu setengah hari mengingat umurnya yang beda setahun dari kita,” jelas Youngbae lagi. “Hyorin dan Tiffany bersikeras membantunya dan aku terpaksa mengiyakan usul mereka,”

“Lagipula hyung,” sela Seungri. “Youngbae hyung juga mungkin tidak akan berpaling karena gadis ini… Memang sangat cantik. Tapi tubuhnya mungil, imut, dan tidak pantas juga dikatakan perempuan usia 25 ke atas. Wajahnya seperti anak remaja. Youngbae hyung pasti dikira penyuka kalau jalan dengannya. Dan Hyorin noona jauh lebih y. Tapi, gadis ini juga tidak kalah menggemaskan. Kalau kau lihat, hyung kau pasti juga akan sependapat denganku,”

“Jangan berharap bisa mendekatinya, Seungri-ah,” ujar Youngbae. “Kau akan dibunuh oleh dua wanita itu,”

“Aku tidak diberi kesempatan untuk mengenalnya lebih dekat, hyung. Youngbae hyung licik sekali. Dia boleh-boleh saja dekat dengan gadis itu. Tapi aku, Daesung, dan Tabi hyung tidak diperbolehkan sama sekali, bahkan hanya untuk sekedar menjadi teman ngobrol,” adu Seungri.

“Ada alasannya,” kata Youngbae.

“Apa dia sudah punya namchin?” tanya Jiyong dan Youngbae hanya mengangkat kedua bahunya, tidak tahu.

“Pokoknya Tiffany dan Hyorin melarang teman-temanku yang laki-laki untuk mendekatinya. Berteman boleh saja. Seungri berlebihan. Dia seperti itu karena memang berniat dari awal mau mendekati gadis itu lebih intens,” ujar Youngbae dengan penekanan kata yang mengisyaratkan ia tidak ingin melanjutkan percakapan itu.

“Kalau kau mungkin boleh-boleh saja mengenalnya, hyung. Katakan saja kau sudah punya kekasih,” usul Seungri.

“Apa maksudmu? Kau ingin Jiyong mencari-cari perhatian gadis itu? Wae?” tanya Youngbae dengan mengernyitkan dahinya. “Jangan sekali-sekali punya pemikiran itu begitu,”

“Aku penasaran, hyung. Kenapa kalian begitu overprotective padanya? Kurasa benar, dia pasti sudah punya kekasih. Dan mungkin kekasihnya itu ada di luar angkasa atau di galaksi lain, itu sebabnya kalian begitu menjaganya agar dia tidak berpaling,” ujar Seungri dan Youngbae hanya diam saja, lebih memilih memusatkan perhatiannya ke jalanan.

Sedangkan Jiyong terdiam di bangku belakang sambil menyimak percakapan dua orang di depannya itu dengan seksama. Dia juga penasaran siapa gadis itu, sampai-sampai Seungri sewo

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Fey28net
I really look forward to seeing you leave comments , Thanx ^^

Comments

You must be logged in to comment
309818 #1
I badly want to read this story.. But i can't understand... Pls translate it to english plllsss ㅠㅠ
TaeyeonXJiyong #2
ihh kangen banget cerita iniii
Fey28net
#3
Thanx For comment , I hope u like mu Story :))
And Chapter 4 ready 😄😄
Lemonesky #4
Chapter 3: Omgg, i already like this story!!! Please, next 🙆🏻‍♀️🙆🏻‍♀️🙆🏻‍♀️🥺🥺