1. Hujan

Newjeans one shot story

Langit menghitam, matahari menyembunyikan sinarnya. Bel sekolah berbunyi nyaring. Siswa dan siswi berhamburan keluar karena waktu belajar telah usai. Seorang gadis bergegas meninggalkan kelasnya sambil memasang headset di telinganya. Ia mendengarkan musik favoritnya sembari menunggu mobil jemputan di ruang tunggu. Sebuah tempat yang tampak seperti halte dengan tempat duduk dan atap yang menutupinya. Tak berselang lama hujan turun dengan deras, membuat lagu yang ia putar tak lagi terdengar, tergantikan dengan suara hujan. Gadis itu melepas headset dari telinganya. Ia melihat-lihat sekitarnya, menghirup aroma hujan yang menenangkan. Gadis itu tertegun sejenak sebelum mendesah kesal, tanda bahwa ia bosan.

 

"Lama banget pak supir, gue bosen," gerutunya.

 

Lama ia memandang ke depan. Jalanan terlihat ramai dengan orang-orang yang buru-buru ingin pulang. Pandangannya tertuju pada gadis berponi di pinggir trotoar. Gadis itu menggunakan seragam yang sama sepertinya. Rok pendek hitam dengan atasan jas yang berwarna senada. Ditangannya terdapat plastik bening berisi makanan. Gadis berponi itu tampak sedikit kebingungan karena ingin menyeberang. Dia menengok kanan dan kiri, rambutnya sedikit basah karena hujan. Tangan kanannya melambai kepada pengendara agar berhenti sejenak sementara tangan kirinya memegang makanan. 

 

"Lucu," batin gadis yang mengamatinya dari jauh. 

 

Gadis berponi itu meneruskan langkahnya dan berhenti di tengah garis jalan. Ia menghembuskan nafas lega, senyumnya mengembang karena separuh jalan telah ia lewati. Ia kemudian memasukkan kantong plastik itu ke dalam saku jasnya dan kembali menyebrang, menuju halte dan duduk di sana. 

 

"Aaah akhirnya sampe juga, deres banget hujannya," ucapnya sambil memeluk dirinya yang kedinginan. 

 

Dirinya terlalu sibuk kedinginan hingga tidak menyadari sosok gadis lain yang memandanginya sejak di ujung trotoar. 

 

"Ga bawa payung ya?," tanya gadis itu. 

 

"Eh iya, ga bawa heheh. Gue tadi mampir beli cilok sebentar. Eh keburu hujan," jawabnya sedikit terkejut karena diajak mengobrol tiba-tiba. 

 

"Kenalin gue Minji. Kelas 12 IPA 1. Kita satu sekolah kan ya? Gue baru pertama kali liat lo," ucap gadis yang lebih tinggi sembari mengulurkan tangannya. 

 

"Aah Iya, gue Hanni. Kelas 12 IPS 1. Iya kita beda jurusan makanya jarang ketemu, hehe," gadis itu mengulurkan tangannya sambil tersenyum. 

 

"Ooo pantes. Jarang-jarang gue liat cewek cantik tapi belom kenalan." 

 

"Aduh, malu dipuji cantik sama yang lebih cantik. Ngomong-ngomong gue pernah lihat lo main voli loh waktu classmeeting kelas 11. Lo keren banget. Sumpah tadi gue nggak nyadar saking dinginnya kalo ada lo disini juga."

 

"Oh ya? Wah ternyata gue terkenal hehehe. Iya gue ikut ekstra voli dari kelas 10. Lo ikut ekstra apa han btw?"

 

"Gue ikut ekstra paduan suara sih. Tapi sekarang jarang kumpul karena ya udah kelas 12 harus fokus ujian." 

 

"I see. Suara lo pasti bagus dong ikut padus. Keren sih. Kapan-kapan mau denger sih suara lo" 

 

Hanni tersenyum simpul mendengar pujian dari gadis tersebut. Wajahnya memanas sedikit. Keduanya berbincang cukup lama, membicarakan ekstrakurikuler, hobi, bahkan lagu kesukaan satu sama lain di tengah derasnya hujan. Tak jarang harus meninggikan suara sedikit agar terdengar satu sama lain karena keduanya berlomba dengan suara hujan. 

 

Tiga puluh menit keduanya berbincang, tampak mobil sedan mendekat. Sang pengemudi membuka jendela dan menyuruh salah seorang gadis untuk segera masuk ke dalam mobil. 

 

"Hanni, gue udah di jemput nih. Lo mau bareng? Kasihan lo sendirian di sini" 

 

"Aaa engga usah Minji. Gue ada janji sama mama tadi. Gue nungguin mama aja. Bentar lagi mungkin sampe. Lo duluan aja."

 

"Beneran gapapa ya? Oh iya, baju lo basah kena hujan. Ini lo pake jas gue dulu aja ya sambil nunggu mama. Kasihan nanti kedinginan kena angin jadi masuk angin." 

 

Gadis itu melepas jasnya dan menyampirkannya kepada teman barunya. Cukup untuk membuat tubuh si gadis berponi menghangat. Gadis yang bernama Hanni itu tak sempat menolak karena Minji segera masuk ke dalam mobil. 

 

"Besok ketemu lagi ya cantik," Minji berteriak dari dalam mobil, melambaikan tangan dan tersenyum manis. 

 

Hanni ikut tersenyum dan melambaikan tangan. Ia bahagia hari ini. Bertemu dengan teman baru yang sangat baik. Dibukanya cilok yang telah lama ia simpan di dalam sakunya dan dimakannya. Ia menunggu mamanya sambil makan cilok dan bersenandung, menyanyikan lagu favoritnya. Hujan oleh Utopia. Hari itu tak hanya bibirnya yang bersenandung, demikian juga hatinya. 

 

Aku selalu bahagia saat hujan turun 

Karena aku dapat mengenangmu untukku sendiri _ UTOPIA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Ani_Ang #1
Chapter 1: Wahhh.. Bbangsaz 😍. Terima kasihh😍
Semangat terus ya thor 💕
Saya tunggu cerita2 lain nya
seeunset #2
Chapter 1: Alhamdulillah ketemu yang bahasa Indonesia, soalnya gua udah gali gali bacaan bbangsaz di wp dan di twt sampe mampus. Btw semangat ya thorr nulisnya ❤❤