Pertama kali aku melihatmu adalah di ruang kelas ini. Kau tertidur karena menunggu teman dekatmu selesai kegiatan klub. Jendela terbuka, menghembuskan tirai putih dengan lambungan tinggi. Lembayung dari langit membias wajah rupawanmu. Layaknya para gadis yang mengidolakanmu, aku terpana.

Kau membuka mata, rambut hitam yang biasa tertata apik sedikit berantakan. Mengedarkan pandangan, kau menguap dan menatapku heran.

"Apa yang kau lakukan?"

Suara itu. Rasanya tubuhku meremang dan membuatku jatuh tersungkur.

"Hei, ketua kelas! Kau tidak apa?"

Aku mendongak. Jantungku serasa meledak karena kau menyentuh bahuku lembut.

"Kau membuatku terpesona."

Wajahmu terperangah, kemudian kau berjongkok dan tertawa. Aku merasakan darah menyerbu pipiku hingga sekujur tubuhku panas.

"Untuk ukuran ketua kelas yang pendiam dan seram, kau cukup lucu."

Kau menutup mulut, menyembunyikan senyum yang tersungging lebar. Telingamu merah, seolah kau malu mendengar lontaranku barusan.

"Hei Sunggyu, mau pulang bersamaku hari ini?"

Aku mengangguk, masih dengan posisi duduk di koridor.

Andai aku menolak ajakanmu saat itu, akankah aku terbebas dari kesedihan ini?