Moon : Bisakah Aku Mengetuk Pintu Hatimu?

Please log in to read further chapters

Description

Mark

Dia adalah lelaki berusia 26 tahun, seorang yang bekerja di bidang musik. Memiliki senyum yang indah, sangat baik hati dan selalu tertawa pada hal-hal kecil. Mencintai Kinan dengan sepenuh hati.

 

y/n as Kinan.

Perempuan dengan rambut hitam lurus, selalu tersenyum cerah dan hidup dengan kebahagiaan ada dalam genggamannya, karena dia sangat beruntung mendapatkan cinta dari lelaki yang sangat tepat.

Alena.

Hanya perempuan yang penuh dengan rasa ingin tahu, spontan dan terkadang ceroboh.

 

Foreword

Apa yang membuat seseorang jatuh cinta?

Apakah cinta pada pandangan pertama mungkin terjadi?

Saat mata kita tidak sengaja menatap matanya, kemudian tanpa sadar kita merasakan dunianya di hidup kita?

Ataukah cinta itu tumbuh karena kita sering menghabiskan waktu bersamanya? setiap hari, setiap detik dunia kita berputar disekitarnya?

Mungkin iya.

" Kinan, aku tahu ini mungkin terdengar aneh, tapi aku ingin mengatakan sesuatu" Mark memulai pembicaraan sore itu.

" Apaan sih serius banget deh" ucap Kinan.

" Dengar, aku suka sama kamu" Mark menatap mata Kinan dengan serius.

Kinan tertegun, kemudian mengalihkan pandangannya "ya aku juga sama kamu, lagian kita udah sahabatan 10 tahun, masa iya aku ga suka sama kamu" jawab Kinan santai.

"Aku menyukaimu sebagai laki-laki, bukan sebagai sahabatmu"

Keheningan menyelimuti mereka. Membiarkan suara angin yang meniup pepohonan sore itu berisik. 

" Mungkin ini terlalu mengejutkan, kamu tidak usah memikirkannya, anggap aku tidak pernah mengatakannya, aku pergi dulu" Mark kemudian berdiri dan hendak pergi.

" Apa kamu tidak ingin mendengar jawabanku?" tanya Kinan. Mark berdiri termenung, jujur dia ingin mengetahui apa jawaban Kinan, tapi dia juga takut kalau jawaban Kinan tidak seperti apa yang dia rasakan.

" Kita berteman sudah selama 10 tahun, sekarang kita berusia 20 tahun, artinya sepuluh tahun lalu aku dan kamu pertama bertemu, saat kamu pindah ke sekolahku, aku masih sangat mengingatnya, semenjak itu kita menjadi akrab karena kita sama sama suka menyanyi, dan aku menyukaimu karena kamu anak yang baik" Kinan terdiam, Mark pun tidak mengeluarkan sepatah katapun.

"Selama ini kita tidak pernah bertengkar, pertengkaran kecil memang kerap kita lakukan, tapi kamu selalu menjadi orang pertama yang meminta maaf dan memperbaiki semuanya, bagaimana mungkin aku yang seorang perempuan ini tidak memiliki perasaan lebih dari sekedar teman kepadamu?" Mark kemudian berbalik menatap Kinan tapi masih tidak mengatakan apapun.

"Tapi aku takut, hubungan yang lebih dari teman itu suatu saat akan merusak persahabatan kita, aku sangat takut memiliki perasaan ini, akhirnya aku memutuskan menguburnya, karena persahabatan kita terlalu berharga untukku" ucap Kinan.

" Baiklah, aku mengerti" jawab Mark, dia kemudian membalikan badannya hendak meinggalkan Kinan.

"Tapi..." Kinan kembali berbicara dan menghentikan langkah Mark.

"Bukankah aku tidak akan tahu kalau tidak mencoba? bukankah selalu ada dua peluang? bukankah mungkin kita bersama sebagai teman dan sebagai dua orang dewasa yang saling mencintai? Bukankah kita bisa mencobanya?" tanya Kinan, dia membalikan badan Mark.

"Jadi kamu mau mencobanya bersamaku?" tanya Kita.

Senyum terukir di wajah mereka, dua sahabat yang saling mengembangkan perasaannya.

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet