end

Orang Paling Bahagia Sedunia
Please Subscribe to read the full chapter

Malam ini, Minjeong merasa menjadi orang yang paling bahagia sedunia. Bagaimana tidak? Mulai pagi itu, ia resmi menyandang gelar sarjana, meskipun harus menyelesaikannya secara online. Sorenya, ketika ia sedang menunggu boarding pesawat, ada sebuah e-mail masuk yang menyatakan bahwa dirinya diterima kerja oleh agensi tempat ia magang beberapa bulan yang lalu. Dan malam ini, ketika ia keluar dari pintu kedatangan dengan mendorong troli berisikan koper-koper miliknya, ada seseorang yang tidak ia sangka sudah menunggunya di sana. 

 

Dasar, ngapain ni anak ada di sini? runtuk Minjeong dalam hati.

 

Tetapi langkah kaki dan gerak tangannya seperti berbanding terbalik dengan perkataannya. Semakin ia mendekati sosok itu, semakin terlihat jelas pula parasnya yang rupawan, meskipun tengah memakai masker. Tubuhnya yang semampai itu terbalut anggun dengan turtle neck hitam dan celana panjang senada. Dilihat dari penampilannya, sepertinya anak ini langsung ke bandara setelah bekerja. Rambut hitam panjangnya ia ikat ke belakang, makeup-nya terlihat sudah mulai luntur, tetapi tidak akan memengaruhi kecantikannya yang paripurna. 

 

Minjeong melepas genggamannya pada troli, menurunkan maskernya, dan langsung melemparkan tubuh mungilnya ke pelukan gadis di depannya. Ia menghirup aroma tubuh kekasihnya dalam-dalam, tidak ada parfum manapun yang bisa menandingi wangi itu.

 

"Katanya ga bisa jemput?" omel Minjeong, masih dalam dekapan kekasihnya. Ia pun mendengar suara tawa yang sangat ia rindukan itu.

 

"Awalnya sih ga bisa, cuma ternyata masih sempet kekejar," jawab gadis itu sambil ikut menurunkan maskernya.

 

"Aku kangen banget sama kakak…" rengek Minjeong seraya mendongak menatap wajah gadis yang lebih tua itu. Ia mendapatkan senyuman manis yang paling ia dambakan, mengalahkan senyuman artis bernama naevis. 

 

"Sambil jalan, yuk. Kasihan ayah sama bunda kamu nanti nunggunya kelamaan."

 

Minjeong menggandeng erat lengan kekasihnya yang sedang mendorong troli barangnya, dengan posisi masker yang sudah mereka benahi tentunya. Mereka pun berjalan menuju parkiran mobil dan memindahkan semua koper Minjeong ke dalam bagasi mobil Jimin, kekasih Minjeong.

 

 

 

Kurang lebih sekitar 20 menit sejak mereka meninggalkan bandara, Jimin pun minta izin ke Minjeong untuk melepaskan genggaman tangannya sejenak. Bertepatan dengan lampu merah, Jimin mengulurkan tangannya ke belakang bangku kemudinya, seperti sedang mengambil sesuatu. Setelah berhasil mendapatkan apa yang ia mau, Jimin pun meletakkan barang itu di pangkuan Minjeong.

 

“Happy graduation, sayang,” ucap Jimin sembari tersenyum manis ke arah kekasihnya di samping.

 

“Ya ampun, kak! Apa ini? Ga perlu repot-repot pake hadiah, lagi…”

 

“Buka dulu dong, baru komen,” kata Jimin sambil meraih ponselnya untuk mengabadikan momen yang akan terjadi.

 

Minjeong pun membuka pita box itu dan mengangk

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Yuwreee #1
Chapter 1: Backstreet kah
baboYS
#2
Chapter 1: Lanjut thor,sequel nya gitu