Chap. 1

JYP UNIVERSITY
Please log in to read the full chapter

Author note:

1. Hai... author baru disini, baru buat akun :)) nge-test buat bikin cerita karena selama iini beraninya jadi silent reader saja.

2. Mudah-mudahan bisa terus update (walaupun mungkin agak lama? :P hidup saya soalnya ribet)

3. Mudah-mudahan juga ceritanya diterima

4. Pernah posting cerita ini dalam bahasa inggris, terus dihapus, dan akhirnya diposting ulang pakai Bahasa. XDDD8

 

 

 

Universitas Internasional JYP, Seoul, Korea Selatan.

 

Salah satu kampus terbaik di Asia, diisi oleh para pengajar nya yang adalah para Profesor dan Doktor yang ternama dibidangnya, ruang kelas nyaman serta berbagai fasilitas terbaik yang dapat ditawarkan, makanya kampus ini terkenal selain terbaik juga yang menjadi termahal di Asia, melihat hal itu tentunya yang berkuliah disana juga bukan orang-orang sembarangan, kampus ini dipenuhi oleh anak anak dari keluarga dengan latar belakang yang luar biasa. Anak politikus, menteri, mantan presiden, pengusaha, artis terkenal.... Yah, pada dasarnya orang-orang yang wajahnya sering kau liat di majalah bisnis, majalah politik, bahkan majalah entertainment mengisi kolom gosip dan lifestyle.

Tahun akademik baru dimulai, sudah seminggu kegiatan belajar mengajar dijalankan tetapi kampus tetap tidak seramai biasanya, mungkin karena sebagian besar belum kembali dari liburannya. Di salah satu ruangan kelas dimana kelas gabungan untuk mata kuliah manajemen untuk semua mahasiswa tingkat awal baru saja selesai. Profesor memberikan rangkuman terakhir untuk menutup kelas itu. Mina melirik jam ditangannya, pukul 10.45. Masih terlalu pagi. Mina mengehela nafas dan membereskan alat tulis dan buku catatannya kemudian menunggu gilirannya agar ruang kelas bisa dilewati.

Sangat jarang melihat salah satu dari gadis populer berjalan sendirian, tanpa didampingi teman-teman dekatnya yamg masuk kategori populer juga. Tidak, Mina dan teman-teman nya tidak pernah mengkategorikan diri mereka sebagai bagian dari orang-orang yang popular itu. Hanya saja orang lain suka memberikan label pada apapun itu, mungkin karena lebih mudah buat orang lain menggeneralisir sesuatu jika sudah diberi label.

Mina berjalan menyusuri koridor fakultasnya yang mulai sepi dari lalu lalang murid-murid lainnya, kebanyakan sudah beranjak menuju kelas berikutnya, sementara Mina sendiri sudah selesai pada hari itu. Mina memanyunkan bibirnya mengingat dia tidak punya tujuan berikutnya. Teman-temannya termasuk dalam kategori yang belum kembali dari liburan semester ini. Hanya mina yang harus memotong liburannya lebih cepat dari yang diperkirakan nya, dia dengan berat hati meninggalkan villa orang tuanya di kampung halaman mereka di Jepang sana karena Ayahnya meminta mina menghadiri acara Gala dinner sekaligus sebagai acara amal untuk memberikan sejumlah donasi kepada sejumlah yayasan untuk anak-anak yatim piatu, ataupun anak putus sekolah yang memang telah lama di sokong oleh keluarga besar Myoui.

Bukannya Mina tidak senang, dia sangat mendukung tujuan dari acara itu, sungguh. Tetapi dibalik itu Mina tau jika itu berhubungan dengan nama besar keluarga Myoui, itu tidak benar-benar sepenuhnya untuk amal. Lebih kepada media play. Semua keluarga kaya di Asia berlomba-lomba untuk pamer. Semua itu hanya untuk menampilkan nama mereka di media cetak besar. Ayahnya berpendapat hal itu bisa menunjang bisnis mereka, investor akan memberikan nilai positif jika melihat perusahaan yang disokongnya memberikan feedback kepada masyarakat umum. Bukan hanya keluarganya yang melakukan itu, keluarga teman-temannya yang lain juga seperti itu, mereka juga merasakan hal yang sama. Dan Mina sebagai salah satu penerus dari rantai usaha rumah sakit Myoui harus terbiasa dengan hal itu. Publisitas. Mina bahkan mendapat julukan Angel ataupun Princess oleh masyarakat, bahkan beberapa orang beranggapan bahwa Mina adalah sosok yang cocok dijadikan calon menantu idaman. Team PR dari keluarga Myoui tentu tidak perlu bersusah payah membentuk image dari calon pewaris bisnis rumah sakit ini karena secara alami Mina memang gadis yang sesuai dengan julukannya.

Orang lain yang melihat kehidupan anak-anak ini mungkin akan iri, hidup mereka terlihat menyenangkan dan hidup mereka terlihat mudah. Seperti hanya dengan satu jentikan jari semua keinginan mereka ada didepan mata. Tetapi mereka tidak tau konsekuensi yang harus ditukar dengan semua kekuasaan dan kemudahan itu. Mereka harus hidup dalam bayang-bayang orang tuanya, mereka dituntut punya standar tertentu dalam segala hal. Orang lain dengan mudah akan menghakimi mu jika kau tidak memenuhi standar tersebut.

Liat saja seperti Jeongyeon, anak seorang celebrity chef dimana wajahnya sering muncul di tv membawakan beberapa program acara, ayahnya juga sekaligus menjadi pemilik sejumlah restoran mewah yang cabang nya bukan hanya di Seoul tapi juga dinegara lain di Asia. Orang-orang menganggap bahwa secara otomatis Jeongyeon akan ahli juga akan memasak. Tetapi tidak, dia membenci kegiatan itu. Ataupun Nayeon, pacar Jeongyeon ini adalah anak dari aktris senior terkenal sekaligus menjadi petinggi salah satu Agency aktris dan aktor ternama di Korea Selatan. Beberapa agency, diluar dari agency ibunya tentunya, mengejarmya dan menawari kontrak untuk menjadi artis ataupun idol. Tetapi tidak, Nayeon tidak menginginkan itu dia hanya ingin hidup normal tanpa kamera mengikuti wajahnya, cukup dia melihat kehidupan Ibunya yang sama sekali tidak punya privasi, dia tidak menginginkan hal yang sama karena bagaimana pun yang menjadi aktris itu adalah ibunya, bukan dia. Hubungan nya dengan Jeongyeon pun sering jadi sorotan entah mengapa.

Tidak sadar langkah Mina terhenti didepan pintu gerbang utama kampusnya. Dia membalas beberapa sapaan yang diarahkan padanya, bahkan meladeni obrolan kecil pada orang-orang yang sebenarnya tidak begitu dia kenal dengan baik, teman-temannya sering meledeknya dengan mengatakan bahwa Mina memberikan arti baru pada kata fan-service ke level yang lain, tapi tidak masalah buatnya sejauh tidak mengganggunya. Dia menghela napas dalam entah untuk sudah keberapa kalinya saat mengingat dia tidak membawa mobil hari itu, mobilnya masuk bengkel untuk perawatan rutin. Kadang disaat seperti inilah dia menyesal tidak mengiyakan tawaran orang tuanya untuk didampingi sopir pribadi. Sejak dia diijinkan memakai mobil sendiri, Mina memang menolak didampingi sopir, lebih karena dia tidak ingin merasa diikuti terus.

Mina menimbang-nimbang akan kemana dia berikutnya, dia sebenarnya tidak ingin pulang kerumah, karena rumahnya juga akan kosong, orang tuanya sedang ke luar negeri, sedangkan kakaknya entah berada dimana sekarang.

Mina menengok kiri kanan kemudian teringat kampus nya ini punya jalan masuk khusus yang tidak mungkin ada kendaraan umum termasuk taxi yang bisa lalu lalang dengan bebasnya. Salah satu plus sekaligus minus yang didapat saat kuliah ditempat yang eksklusif. Mina mengambil ponsel nya dan membuka aplikasi taxi online. Dia melihat kolom destinasi, dia hanya menatap tanpa tau harus mengetikkan apa dikolom tersebut. Dia benar-benar tidak ingin berada dirumah kosong pada hari ini, akan sangat menyedihkan menurutnya.

Mina mengetikkan nama salah satu cafe yang menjadi favoritnya dia mulai lapar, dia baru ingat hanya meminum jus yang disiapkan asisten rumah tangga nya pagi ini sebagai sarapan. Tepat saat jarinya akan memencet tombol 'booking' sebuah mobil sedan hitam berhenti didepannya. Awalnya Mina tidak menghiraukan mobil tersebut, tetapi ketika jendela mobil bergerak turun dia baru melihat jelas siapa yang dibalik kemudi.

 

Hirai Momo.

 

Sekarang saat yang lain mengkotak kotakkan mereka dengan label populer, harusnya perempuan yang ada di balik kemudi ini juga masuk dalam kategori tersebut, berdampingan dengan nama Jihyo, Nayeon, ataupun Sana. Mereka berada dalam lingkungan sosial yang sama, orang tua atau keluarga mereka tentunya saling kenal dan akrab, harusnya mereka menghabiskan waktu bersama, hangout bersama juga, ya kan?

Tapi Hirai Momo adalah kasus yang berbeda. Ya, mereka masih terlihat menghadiri event penting bersama-sama tetapi mereka seperti tidak saling mengenal. Tidak saling menyapa. Mungkin karena orang tua mereka secara tidak langsung mengatakan untuk tidak berhubungan dengan 'anak bermasalah' begitu kata orang tua mereka.

Hirai Momo memang pernah menjadi sorotan karena kehidupannya yang dulu, saat dia masih sering berpesta tiap malam di club, saat wajahnya sering menghiasi blog gosip di internet karena dia bergonta ganti pasangan tiap malam. Sebut saja idol, model, bahkan anak pesohor lainnya semua pernah berada dalam gandengan atau pelukan Hirai Momo. Nama Momo juga pernah ramai dikolom berita kriminal bahkan sempat menjadi headline saat terlibat perkelahian di salah satu bar. Sempat membuat harga saham Hirai Corp. goyah melihat tingkah salah satu pewaris bisnis konstruksi dan alat berat itu.

Tetapi itu semua tiba-tiba berhenti sejak setahun lalu. Kemudian Hirai Momo seperti menghilang dari peredaran. Tidak ada pemberitaan, tidak ada foto, bahkan tidak terlihat di club yang sering didatanginya. Satu-satunya tempat yamg dia terlihat hanya dikampus dan kelas. Saat menghadiri acara pun dia hanya akan muncul jika ada anggota keluarga dari Hirai yang menemaninya.

"Apa yang kau tunggu? Naiklah Myoui." Ajaknya sambil membuka kunci pintu mobilnya. "Ayo, kuantar pulang"

Mina memandangnya, tapi momo tidak bisa mengartikan tatapan yang diberikan Mina, jadi dia hanya berbalik menatap jalanan dan tetap bersikeras menunggu Mina untuk menaiki mobilnya. Merasakan bahwa Momo tidak akan membiarkannya untuk menolak ajakannya, Mina akhirnya menyentuh kenop pintu dan menariknya.

.

.

.

Keadaan dalam mobil bisa dikatakan, awkward. Mina dan Momo sama-sama tidak mengatakan apa-apa bahkan setelah 10 menit perjalanan. Pada saat dikatakan bahwa mereka tidak pernah berinteraksi sama sekali, sebenarnya itu tidak sepenuhnya betul. Momo dan Mina dulunya adalah sahabat sewaktu kecil. Saat mereka masih di taman kanak kanak sampai mereka lulus dari sekolah menengah. Saking dekatnya bahkan ayah Momo pernah bercanda jika mereka sudah besar nanti, mereka akan dinikahkan, tentu Momo yang saat itu mendengarnya hanya tertawa, tetapi Mina hampir pingsan karena malu.

Mereka adalah Mimo, mina dan momo, mereka tidak terpisahkan, Mina kecil sangat mengagumi Momo. Momo unnie nya adalah yang terkeren pada saat menari, dan Mina gemar menari karena Momo unnienya. Momo unnienya yang mengajari Mina naik sepeda dan membantunya menghabiskan makanannya saat dia sudah kekenyangan atau sedang malas makan agar dia tidak dimarahi ibunya.

Tapi semua hal itu berubah, beranjak dewasa, mereka memiliki teman-teman baru, pergaulan mereka pun berubah, mereka semakin menjauh dan sekarang menjadi asing antara satu sama lain, Mina dengan teman-temannya yang sekarang dan Momo... yah momo memperoleh reputasi barunya sendiri. Tidak banyak yang mengetahui bahwa mereka berdua saling mengenal bahkan dulunya sangat akrab, tidak bahkan kepada teman-teman Mina, juga tidak pernah ada interaksi antar keduanya yang membuat orang lain berpikir bahwa mereka saling mengenal, mereka benar-benar asing satu sama lainnya.

"Kemana mobilmu?" Tanya Momo memecah keheningan

"Huh? Oh itu mobilku sedang dibengkel"

"Rusak?"

"Aniyo... hanya pengecekan rutin, besok baru kuambil."

"Kamu tidak ditemani supir?", Mina hanya menggeleng, Momo hanya tertawa kecil, "aku pikir paman Akira tidak akan membiarkan tuan putrinya berjalan sendiri tanpa pengawasan, ternyata dia bisa juga menurut padamu"

Mina tersenyum kecil, "oh ayahku selalu menurutiku"

"Yeah... aku tidak ragukan itu, kau tuan putrinya." Mina tidak membalas lagi, tapi dia bisa mendengar senyuman dalam perkataan Momo. Suasana tidak se awkward tadi, tapi tidak juga membuat nyaman. Banyak hal yang ingin ditanyakan Mina. Apa kah Momo unnie masih menari? Apakah dia masih doyan jokbal? Apa yang terjadi padanya, apakah semua yang dia baca di tabliod ataupun blog blog gosip itu betul? Lantas kenapa dia tiba-tiba menghilang?

Beberapa blok dan jalanan sudah mereka lewati, Mina melihat belokan jalan yang menjadi tujuan awalnya. "Hey, bisa berenti di perempatan di depan?"

"Kenapa?"

"Aku turun disana saja"

"Tidak, aku akan langsung mengantarmu pulang"

Mina menatapnya dengan tatapan heran, "apa maksudmu? Aku ingin makan siang dulu baru pulang, dan aku bisa pulang sendiri, menepilah kemudian kau bisa melanjutkan perjalananmu"

Momo memang menyalakan tanda akan berbelok, tapi tidak berhenti. "Apa yang kau lakukan, berhenti disini saja, jalan rumahmu kan lurus saja."

"Setelah makan aku akan antar pulang"

"What?", mina mengerang, mulai jengkel, “aku belum ingin pulang, aku masih akan menuju tempat lain, yang jelas aku belum ingin pulang!”

“Dan kau akan menuju tempat apapun itu yang akan kau tuju setelah aku mengantarmu pulang, aku tidak ingin menjadi orang yang harus bertanggung jawab jika terjadi sesuatu padamu karena aku menurunkanmu ditengah jalan.” Momo membalas tidak kalah sengitnya.

Please log in to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
8765U655
Apakah akan mengurangi faedahnya fic ini jika saya bilang kalau sebenarnya terinspirasi dari lambe turah dan gossip girls?
Lmao asadagafsfafa XD

Comments

You must be logged in to comment
IndieGhost1999 #1
Chapter 1: Ini udh discontinued ? Padahal bagus bahasa dan jalan cerita nya menarik. Semoga author nya balik lagi hehe
iam_soshi #2
Chapter 1: Iseng ngeliat tag indo eh ketemu fanfic mimo indo yang langka banget. Biasanya suka cringe kalo baca ff indo tapi ini bagus kok bahasanya plotnya juga menariklah. Fav part dibagian mina bilang artikel nya click bait hahaha. Jadi panjang komennya ^^ intinya good work moga bisa dilanjutin ffnya
momomoguring
#3
Chapter 1: Mantap bagus banget!!
Kutunggu kelanjutannya :)
JokbalPengu
#4
dan akhirnya ketemu mimo shipper di indo ( ͡° ͜ʖ ͡°)

halloo :)
Reacth #5
Chapter 1: The story is good, nga sabar next chapter. Kok berulang, smoga next time will be better. Fighting
lookingformimo #6
Chapter 1: Wow, I was suprised when found this fanfic. Selalu merasa cringe kalau membaca fanfic berbahasa Indonesia. Tapi karena saya merasa bahwa mimo shipper di Indo sangat-sangat sedikit, akhirnya memaksakan diri untuk membaca fanfic ini.

Well, jujur ya agak terasa cringe karena kalau fiksi Indonesia aku cenderung terpengaruh dengan gaya bahasanya Dee, Pramoedya Ananta Toer dan Seno Gumiro Aji Darma.

Tapi secara keseluruhan, plot ff ini bagus banget dan beberapa kalimat formal yang kamu pilih pada ff ini membuat kesan cringe itu sedikit berkurang.

I’ve subcribed to this story. Looking forward for next chapter
Michimomos #7
Woah it's good story author-nim ^_^
Can't wait for the next chapter!!!
I love mimoo