The Meany Bunny

I Hear You (Answer)

Setelah memperkenal kan dirinya Sungyeol segera duduk di bangku kosong paling belakang, tepat di samping jendela. Selanjutnya ia mencoba fokus dengan pelajaran yang sedang Profesor Hwang terangkan, Kimia. Tapi konsentrasinya tak bertahan lama, menit selanjutnya Sungyeol sudah melepas kacamata bulat yang ia pakai tadi, lalu menoleh, memilih memperhatikan keadaan diluar sana yang sepertinya lebih menarik. Tak benar-benar memikirkan apapun, kecuali mungkin respon dan ekspresi murid-murid lain saat ia memperkenalkan dirinya tadi, seperti mereka sudah menunggunya, tapi tidak dengan perasaan baik. Dan jujur saja hal itu sedikit mengganggu. Tapi Sungyeol segera menyingkirkan pemikiran itu dan kembali menikmati langit biru di luar jendela.

            Lamunannya tiba-tiba saja terputus oleh suara dobrakan pintu menggetarkan seisi kelas, refleks Sungyeol menoleh dan melihat sorang gadis dengan seragam sekolah dan rambut sebahu yang masih terengah tengah membungkuk pada Professor Hwang, meminta maaf karena terlambat. Gadis itu benar-benar bernyali pikir Sungyeol, terlambat 30 menit di jam pertama dan tak mendapat hukuman, sepetinya Professor Hwang terlalu baik hati pikirnya lagi sambil memperhatikan gerak gerik gadis itu.

            Gadis itu terlihat mungil saat akhirnya ia menegakkan tubuhnya, rambut hitamnya berayun ringan seperti tertiup angin, meski ia duduk di bangku paling belakang Sungyeol bisa melihat kulit putih nya yang mulus, bibirnya yang merekah dan pipi cabinya yang sedikit memerah. Namun, yang paling menarik perhatiannya adalah mata gadis itu. Garis mata gadis di depannya tajam dan tegas, bola mata nya yang besar memberikan kesan polos dan yang lebih menarik adalah warna iris matanya yang tak biasa. Sekilas mata gadis itu terlihat berwarna cokelat, tapi saat gadis itu mendekat matanya terlihat lebih berwarna merah tua.

            Gadis di depannya mengerut kan keningnya, membuat kedua alis nya hampir bersentuhan dan Sungyeol bertanya tanya kenapa dengan tatapan penasaran.

            Sedikit kesal gadis itu mengetuk meja Sungyeol pelan dan mengulangi pertanyaannya

            “ Maaf tapi itu tempat duduk ku, bisa kau pindah?”

            Sungyeol mengerjapkan matanya lalu tersadar tentang situasi dihadapannya sekarang.

            “ Oke” jawab Sungyeol singkat lalu segera berpindah ke bangku sebelahnya. Gadis itu segera duduk di sebelah Sungyeol, tepat di samping jendela. Ia mulai mengeluarkan bukunya dan mulai memperhatikan pelajaran. Setelah melirik gadis di sebelahnya Sungyeol kembali memakai kacamatanya dan mencoba memperhatikan pelajaran, tapi detak jantungnya membuat nya tak bisa berkonsentrasi. Ia menutup sebelah wajah dengan telapak tangannya. Wajahnya merona.

            ‘Apa yang sebenarnya aku pikirkan?! Memalukan!’

            Dasar aneh

            Sungyeol menautkan alisnya, mungkin hanya bisikan pikirnya.

            Dia benar-benar aneh

            ‘Oke. Sekarang, ini aneh’

            Well, aku tahu aku ini menarik. Tapi menatapku sampai tak ingat daratan seperti itu? Yang benar saja? Sepertinya dia memang aneh.

            “Aku tidak aneh. Kau yang aneh” Wajah Sungyeol kini memerah, berbisik pelan tapi cukup terdengar oleh gadis di sampingnya yang masih mencatat penjelasan Professor Hwang.

            Huh? Sekarang dia berbicara sendiri. Sepertinya aku harus mempertimbangkan bertukar tempat duduk. Mungkin di depan meja guru akan menyenangkan.

            “Aku tak aneh. Dan jelas aku sedang berbicara padamu” bisik Sungyeol lagi tanpa mengalihkan pandangannya dari papan tulis

            Heol?! Bagaimana dia tahu apa yang aku pikirkan? Jangan-jangan dia bisa membaca pikiran! Daebak!

            “Tidak. Aku tidak bisa membaca pikiran”

            Kau bisa membaca pikiran?! 

            “Sudah ku bilang aku tidak membaca pikiran!

            Kau bisa tahu apa yang aku pikirkan?

            “Kenapa pula aku menanggapi pikiran gadis bodoh ini”

            Keren! Jadi kau bisa tahu apa yang aku pikirkan!

            “Tidak”

            Cih, terus saja menyangkal padalah sejak tadi terus menanggapi apa yang aku pikirkan!

            “...”

            Hei, bagaimana kau melakukannya?

            “...”

            Apakah itu sejenis percobaan ilmiah atau bakat alami?

            “...”

            Seriously? Sekarang kau memutuskan untuk berhenti bicara? Dasar pemurung.

            “...”

            Oke sepertinya dia tak bisa membaca pikiran, hanya orang gila yang tiba-tiba berbicara sendiri. Isritahat nanti aku akan meminta Sejong bertukar tempat duduk denganku.

            “Yak! Jangan berbicara seenaknya. Aku tidak aneh, dan jelas bukan orang gila!” Sungyeol berbisik kesal.

            Ha! Aku benar! Kau bisa membaca pikiran. Bagaimana kau melakukannya? Apa semua keluargamu bisa melakukannya?

            “ Aku tidak membaca pikiran. Dan kenapa pula kau ingin tahu?”

            Cih! Pelit sekali! Padahal ia menimpali dari tapi tetap saja menyangkal. Benar-benar tak masuk akal. Ah, mungkin dia memang tak punya akal

            “Yak! Aku masih bisa mendengarmu!”

            Kata orang yang tak bisa membaca pikiran...

            “Aku tak bisa ‘membaca’ pikiran. Aku ‘mendengar’ nya, oke. Kalau kau pintar harus nya tahu perbedaan antara ‘membaca’ dan ‘mendengar’”. Sungyeol menggeram kesal. Ini baru jam pertama dan ia sudah dibuat kesal setengah mati dan memikirkan ia akan duduk di sebelah gadis menyebalkan ini untuk dua tahun kedepan membuat Sungyeol mengeluh pelan.

            oke, oke. Tak perlu emosi seperti itu. Sudah pelit, pemurung kalau kau pemarah juga tak ada yang mau dekat denganmu.

            Sungyeol menarik nafasnya dalam lalu menghembuskannya perlahan, mencoba fokus lagi pada penjelasan Professor Hwang di depan kelas.

            Hei, sudah ku bilang jangan marah. Tapi, kemampuanmu itu benar-benar keren! Kau bisa membantuku mengatakan apa yang ku pikirkan!”

            “Siapa bilang aku akan membantumu? Lakukan saja sendiri”

            Pelit itu sifat yang tak disukai banyak orang tahu. Dan lagi aku malas membuka mulutku, itu melelahkan.

            “Dasar aneh”

            Whatever, yang penting kau akan melakukannya kan?

            As if. Kita bukan teman, aku bahkan tak tahu namamu. Tak ada alasan untukku membantu mu.”

            Ah! Benar aku belum memperkenalkan diri. Namaku Alice. Dan kau Sungyeol, kan? Nah, sekarang kita sudah berteman. Jadi kau tak bisa menolak permintaanku.

            ‘Gadis ini.. Sepertinya aku harus bertanya pada Sam apa aku bisa pindah kelas siang nanti’

            “Hanya karena aku tahu namamu, bukan berarti kita berteman”

            Ya, ya, terserah kau saja. Yang jelas kau akan melakakukannya.

            “Never!”

            Kau punya bakat, kau harus menggunakannya!

            “Dan kau punya mulut. Kenapa tak kau gunakan, huh?”

            Sudah kubilang aku malas..

            “Dasar pemalas!”

            Setidaknya aku tidak dianggap orang gila sepertimu!

            “Yak! Siapa yang kau bilang gila, huh?”

            Kau akan tahu kalau kau melihat orang-orang disekitarmu

            Ha.. ha.. ha hahahahaha..

            Sungyeol menoleh ke sekeliling kelas, dan mendapati semua siswa sedang menatapnya heran, bahkan mungkin ada yang menganggap nya gila.

            “Sungyeol-ssi? Kau baik-baik saja?” Kepala Sungyeol menoleh cepat ke depan kelas. Professor Hwang sedang menatapnya bingung dan sedikit khawatir. Sungyeol menelan ludahnya.

            “Ah, ne.. saya baik-baik saja, Professor”

            “Baiklah, kalau begitu, kita lanjutkan pelajarannya..”

Mendengar tawa terbahak dalam kepalanya, Sungyeol menoleh kesal ke sebelahnya, menatap tajam gadis yang masih dengan tenang mencatat penjelasan Professor Hwang dan Sungyeol hanya bisa mengeluh pelan dan mengacak rambutnya sendiri.

‘Bagaimana dia bisa tertawa terbahak dengan wajah tenang seperti itu?!’

Sungyeol kembali melirik gadis di sebelahnya dengan mata menyipit.

This Meany Bunny!’

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet