011
I’M NOT WHAT YOU THINK I AM*Sinb’s POV*
aku sedang menunggu yerin unnie didepan kelasnya. aku sudah tidak tahan dengan perlakuan yerin unnie terhadapanku.
beberapa menit pun berlalu, akhirnya yerin unnie keluar dari kelasnya. tanpa basa basi lagi, aku langsung mendatangi yerin unnie
“unnie tunggu” kataku sambil menahan lengan yerin unnie agar dia tidak kemana mana.
dia sama sekali tidak berbicara sekata pun dan hanya melihat kearahku dengan tatapan yang tajam.
omo, apa dia benar benar marah padaku?
“unnie kenapa kau menjauh dariku?” tanyaku masih tidak melepaskan lengannya dari genggamanku
tapi masih saja dia tidak menjawabku. bagaimana ini? bagaimana aku mengetahui alasan dibalik perlakuan yerin unnie kalau dia tidak ingin berbicara padaku?
tanpa aku sadari dia langsung menarik lengannya dan kabur dariku. tapi saat aku ingin mengejarnya, ada seseorang yang malah menahanku. dia adalah jungkook. mau apa lagi dia kesini? dia membuatku gagal mengejar yerin unnie. aku sudah tidak bisa melihatnya lagi. ahhhhhhh
“lepas! sudah kubilang, jangan ikuti aku lagi. menjauhlahhh”kata ku dengan suara yang agak besar.
“eitsss tidak bisa sinb. kau masih miliku.”
“milikmu katamu? kamu lucu. dengar ya, jangan sekali kali kamu deketin aku lagi. aku itu udah gak punya perasaan lagi ke kamu. aku sudah menemukan seseorang yang baru”
“kalau aku gak mau? kamu mau apa?” kata jungkook dengan smirknya yang menjengkelkan itu.
dengan perkataannya, aku makin tambah marah. dengan sekuat tenagaku, aku berusaha melepaskan lenganku dari genggamannya tapi aku tidak bisa. dia terlalu kuat.
tiba tiba dia menarikku dan memperdekat wajahnya denganku. lalu dia menciumku.
aku tidak membalas ciumannya dan mulai menggerakan tubuhku agar dia ingin melepaskan ciumannya. setelah dia melepaskan ciumannya, aku melihat yerin unnie yang sedang menyaksikan apa yang terjadi sekarang dengan mata yang berkaca kaca. AISHHHHH satu masalah saja belum selesai! sekarang datang lagi yang baruuu. aduhhhh bagaimana ini.
yerin unnie lalu lari menjauh. tanpa berpikir lagi, aku langsung mengejarnya setelah aku berhasil melepaskan lenganku dr genggaman jungkook.
*Yerin’s POV*
hatiku hancur.....melihat adegan yang terjadi sekarang. aku menyaksikannya sendiri....sinb dan seorang lelaki yang sama dengan tadi pagi kulihat sedang berciuman. kenapa ini? kenapa aku menangis? kenapa aku merasa semua ini tidak benar? apa aku benar benar menyukai sinb?
setelah mereka berdua selesai, sinb lalu menatapku. kita berdua saling bertatap, tapi tidak lama kemudian aku lalu berlari meninggalkan mereka bedua.
aku mendengar teriakan sinb yang sedang memanggil namaku tapi aku sudah terlanjur sakit hati. aku mempercepat langkahku.........
~~~~~~~~~~~~~~~
sesampainya aku dirumah. aku langsung mengunci kamarku dan menangis disana.
ponselku sudah berbunyi banyak kali. sudah ada 32 missed call dan 123 sms dari sinb. aku sedang tidak ingin berbicara padanya, aku pun memilih untuk tidur.......
~~~~~~~~~~~~~~
keesokan harinya, aku memutuskan untuk tidak bersekolah dulu. aku belum siap menatap mata sinb setelah apa yang terjadi kemarin. aku juga sudah memberi tau eomma bahwa aku tidak ingin bersekolah hari ini. eomma mengizinkanku setelah dia melihat kondisiku saat ini. dia sempat bertanya padaku tentang apa yang terjadi padaku tapi aku hanya menjawabnya dengan alasan bahwa aku sedang tidak enak badan dan syukurlah, dia mempercayaiku.
setelah 3 jam aku tertidur dan tidak melakukan apa apa, aku lalu mengambil ponselku yang kuletakkan di atas meja samping tempat tidurku. aku melihat ada 406 sms dari sinb. dengan berat hati aku membukanya dan mulai membacanya satu persatu
𝘛𝘵𝘪𝘯𝘣 <3 : 𝘶𝘯𝘯𝘪𝘦 𝘬𝘢𝘶 𝘥𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢
𝘛𝘵𝘪𝘯𝘣 <3 : 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘦𝘬𝘰𝘭𝘢𝘩?
𝘛𝘵𝘪𝘯𝘣 <3 : 𝘶𝘯𝘯𝘪𝘦 𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣 𝘢𝘬𝘶
𝘛𝘵𝘪𝘯𝘣 <3 : 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘮𝘢𝘢𝘧 𝘴𝘰𝘢𝘭 𝘬𝘦𝘮𝘢𝘳𝘪𝘯
𝘛𝘵𝘪𝘯𝘣 <3 : 𝘬𝘶𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶𝘶
𝘛𝘵𝘪𝘯𝘣 <3 : 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘳𝘪𝘯𝘥𝘶𝘬𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘶𝘯𝘯𝘪𝘦. 𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣𝘭𝘢𝘩𝘩𝘩 𝘢𝘬𝘶
𝘛𝘵𝘪𝘯𝘣 <3 : 𝘶𝘯𝘯𝘪𝘦𝘦𝘦 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘵𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘨𝘪𝘪𝘪. 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯𝘯𝘯 𝘣𝘢𝘭𝘢𝘴 𝘢𝘬𝘶
walaupun aku sudah membaca sms dari sinb, aku memilih untuk tidak menjawabnya.
apa aku egois? apa aku salah? aku tidak tau.
*Sinb’s POV*
yerin unnie tidak datang kesekolah hari ini. apa ini karena kejadian kemarin? aku khawatir padanya. andai saja dia memberiku kesempatan untuk menjelaskan semua ini, pasti ini semua tidak akan terjadii.
aku tidak bisa tenang memikirkan yerin unnie. apa dia baik baik saja? apa dia sedang menangis disana? apa dia sudah makan? apa dia sedang beristirahat?
apapun caranya aku harus berbicara padanya dan membuat dia berbicara padaku juga. dia harus tau segalanya.
Comments