Chapter 3

DEAR YOONA

Setelah masakannya matang Yoona menyimpan sajiannya di atas meja makan sementara Taeyeon membantunya menuangkan susu ke dalam gelas.

"Sunny eonnie kemarilah, semuanya sudah siap!" Teriak Yoona kemudian Sunny berlari menuju dapur.

"Dari wanginya sepertinya enak." Sunny duduk di sebelah Taeyeon kemudian mencicipi masakannya.

"Woah ini enak sekali. Yoona kita ternyata sudah pintar memasak Taeng hehehe." Yoona merasa tersipu kemudian ponselnya berdering.

"Ommo ini Tiffany eonnie!"
Yoona segera mengangkat panggilannya.

"Yeobosseyo?"

"Yoona kau ada di apartemen?"

"Ne, ada apa memangnya?"

"Aku sedang berjalan menuju apartemenmu. Tolong siapkan sarapan untukku ya hahaha!"

"Oke tenang saja."

"Aku hampir tiba, kau tunggu aku di depan pintu."

"Siap!" Yoona mengakhiri panggilannya.

"Ada apa Tiffany memanggilmu?" Tanya Sunny.

"Dia pulang ke Korea dan akan kemari. Sebentar ya aku harus menunggunya di depan." Yoona berlari membukakan pintunya. Tidak butuh waktu lama Tiffany muncul dengan memberikan pelukan hangat.

"I miss you anakku sayang!"

"I miss you too Mommy. Di dalam ada yang lainnya, kaja kita masuk ke dalam. " Yoona menarik tangan Tiffany dan membawanya menuju dapur.

"Welcome back Miyoung-ah!" Seru yang lainnya dan Tiffany memeluk mereka. Setelah berpelukan Tiffany sedikit terkekeh dengan kedipan mata Taeyeon yang seolah memberitahunya bahwa dia sedang mendekati Yoona.

"Aku tidak menduga suamimu ada di sini juga babe." Yoona mengerutkan keningnya.

"Suami? Siapa yang kau maksud?"

"Si cebol ini." Tiffany menunjuk Taeyeon lalu Yoona menggaruk kepalanya dengan bingung.

"Ada yang aneh dengan kalian semua. Mengapa kalian menyebut Taeyeon eonnie sebagai suamiku?" Ketiga eonnienya tertawa lalu Tiffany menarik Yoona untuk duduk.

"Kita bahas nanti, aku lapar!" Yoona cemberut lalu dia menyerahkan jatah sarapannya untuk Tiffany.

"Young-ah kapan kau sampai ke Korea?" Tanya Sunny.

"Tepat jam tujuh pagi. Aku juga sengaja berkunjung kemari untuk meminta makan kepada anakku hahaha!"

"Kau pulang ke Korea hanya untuk meminta makan padaku?" Sambung Yoona.

"No, aku ada pekerjaan di sekitar sini. Karena masih pagi ya aku mampir dulu kemari." Yoona mengangguk.

"By the way kau tidak makan babe Yoong?" 

"Jatahku sudah aku berikan padamu. Tenang saja aku bisa memasak lagi nanti." Tiffany kemudian memberi kedipan mata kepada Taeyeon.

"Kasihan sekali istriku. Sini kita makan berdua." Taeyeon menggeser kursinya untuk lebih dekat dengan Yoona.

"Aku bukan istrimu. Makan saja aku tidak lapar." 

"Jeongmal?" Yoona mengangguk lalu Taeyeon mencoba menyuapi Yoona.

"Kau harus makan, aaaaa!"

"Kau saja yang makan."

"Aku akan menciummu jika kau tidak makan." Yoona mendesah pasrah lalu menyambut suapan Taeyeon.

"Good girl. Sekarang giliranku, aaaaa!" Yoona juga menyuapi Taeyeon. Melihat kemesraan keduanya membuat Tiffany dan Sunny saling menyenggol.

"So sweet! Kalian memang cocok menjadi suami istri hehehe." Goda Tiffany.

"First Taeyeon eonnie tiba-tiba bersikap aneh padaku, lalu sekarang kalian berdua menyebutnya sebagai suamiku. Aku benar-benar bingung dengan kalian." Ketiga eonnienya tertawa lalu Tiffany mencondongkan tubuhnya. 

"Ini karena seorang peramal pernah menerawang Taeyeon. Dia bilang kau akan menjadi istrinya kelak nanti." 

You're the best Pany-ah, thanks!

Taeyeon merasa gembira sementara Yoona merasa merinding mendengarnya.

"Peramal itu pasti mengantuk saat meramalnya. Aku tidak mau menjadi istrinya, bisa lecet aku karena di cabuli setiap hari." Tiffany tertawa sementara Taeyeon cemberut.

"Jeongmal? Takdir tidak bisa di ubah babe, kau tetap akan menikah dengan Taeyeon walau kau tidak menginginkannya." Yoona merasa ingin menangis sembari melirik Taeyeon.

"Aku akan menikah dengan gadis byun ini? Aku harus banyak beribadah agar itu tidak terjadi." 

"Percuma anakku sayang, nasibmu sudah tercatat dan kau pasti akan menikah dengan Taeyeon."

"Eonnie aish!" Yoona langsung berlari menuju kamarnya dengan kesal.

"I like you Pany-ah, you're my best friend!" Taeyeon beradu tos dengan Tiffany.

"Aku yakin setelah ini pikirannya akan terus di bayangi oleh namamu. Kau sudah punya rencana untuk menembaknya Taetae?"

"Dia sedang mendekatinya Young-ah, aku sendiri yang menyuruhnya." Sambung Sunny.

"Owh... Semoga dia mau menerimamu."

"Aku yakin dia mau menerimaku. Aku sudah mengakhiri kontrak kita Pany, kita tidak perlu bermesraan lagi di depan kamera."

"Akhirnya aku bebas sekarang. Jujur aku cukup tersiksa dengan kontrak konyol itu."

"Aku lebih tersiksa karena mengorbankan Yoona demi kontrak sialan itu." 

"Dan sekarang kalian sudah bebas menjalani hidup masing-masing. Aku harus pulang sekarang, tolong sampaikan terimakasih untuk Yoona." Taeyeon dan Tiffany meresponnya dengan anggukan lalu Sunny meninggalkan apartment Yoona.

"Taetae, aku akan melihat Yoona ke kamarnya." Taeyeon mengangguk kemudian Tiffany menghampiri Yoona di kamarnya.

"Yoongie are you okay?" 

"Moodku jadi buruk karena dirimu." Tiffany terkekeh lalu duduk di sampingnya. 

"Aku tidak mungkin menikah dengan Taeyeon eonnie kan?" Tiffany menepuk-nepuk bahunya.

"Takdir yang menentukan. Seandainya Taeyeon mencintaimu apa kau akan menerimanya?" Yoona mendesah.

"Mana mungkin dia mencintaiku. Selama ini dia lengket padamu dan aku tau dia hanya menyukaimu." Tiffany tertawa.

"Pabo, itu karena tuntutan kontrak dari SM. Taeyeon tidak pernah mencintaiku karena dia memiliki seseorang yang dia cintai. Aku juga tidak menyukainya sama sekali."

"J-jadi itu hanya kontrak? Daebak!" 

"Ne dan kami melakukannya dengan terpaksa." Yoona mengangguk mengerti.

"Ngomong-ngomong aku jadi penasaran, seseorang yang Taeyeon eonnie cintai itu siapa?"

"Mungkin dirimu hehehe." Yoona menelan ludahnya.

"Sayangnya aku hanya menyukai laki-laki."

"Hati bisa berubah kapan saja babe, nanti kau malah mencintai Taeyeon."

"EONNIE!"

"Hahahaha sorry. Aku harus pergi ke lokasi pemotretan sekarang."

"Cepat sekali? Aku masih merindukanmu Eonnie." Tiffany mengusap pangkal kepalanya.

"Nanti malam aku akan kembali dan menginap di sini."

"Serius?"

"Aku serius sayang."

"Yes! Password apartmentku masih yang lama, kau bisa langsung masuk tanpa memanggilku." Tiffany mengangguk.

"Ngomong-ngomong kau semakin terlihat montok dan segar saja babe Yoong. Jangan lupa waspada dengan si Byuntaeng, aku takut kau menjadi sasaran tangan nakalnya." Yoona tertawa.

"Itu dia yang aku khawatirkan, kemarin saja dia enak sekali meremas pantatku."

"Hahaha lain kali kau harus lebih waspada. Aku harus pergi sekarang." Tiffany melangkahkan kakinya dan perpapasan dengan Taeyeon.

"Kau mau kemana?"

"Aku harus bekerja sekarang. Awas ya jangan macam-macam dengan anakku apalagi sampai menyentuh-nyentuh tubuhnya."

"Siap nyonya Hwang." Tiffany kemudian mendorong punggung Taeyeon hingga dia tersungkur ke pelukan Yoona.

"Have a good day YoonTae couple, bye!" Tiffany melarikan diri dan Yoona segera mendorong tubuh Taeyeon dari pelukannya.

"Pulang sana, kau harus mandi dan mengganti pakaianmu."

"Shiro, aku mau di sini bersamamu hehehe." Yoona menyilangkan tangannya.

"Kau tidak sakit kan?" Taeyeon terkekeh.

"Apa karena sikapku yang aneh kau jadi berpikir aku sakit? Jangan khawatir, aku sehat-sehat saja."

"Syukurlah. Habis kau benar-benar aneh sekarang, aku jadi bingung melihat sikapmu." Taeyeon hanya mengangkat bahu lalu meraih kunci mobilnya.

"Aku akan pulang untuk mengambil pakaianku, nanti aku akan kembali sore hari." Taeyeon mengusap pipi Yoona dan meninggalkannya di kamar.

"Aku akan mengubah passwordnya hahaha!" Taeyeon kembali menghampirinya.

"Aku akan mencium liar bibirmu jika kau berani mengubah passwordnya." Yoona seketika menelan ludahnya. 

"A-aku hanya bercanda, sana pergi." Taeyeon terkekeh dan kembali mengusap pipinya.

"Jangan sentuh aku."

"Kau tidak boleh begitu dengan calon suamimu." Yoona menggeretakan giginya.

"Pikiranku sedang di hantui dengan kalimat itu jadi tolong jangan mengucapkan kalimat itu di hadapanku oke?" Taeyeon tertawa.

"Baiklah sayang, aku pergi sekarang." Taeyeon mengecup pipinya.

"KIM TAEYEON!"

"RUN!" 

***

 

 

06:00PM

"I'm back!" Taeyeon kembali ke apartment Yoona dengan membawa koper kecil berisi pakaian dan barang-barangnya.

"Yoona?" Taeyeon membuka pintu kamarnya dan tidak menemukannya di sana. Taeyeon mencarinya ke ruangan sebelah namun dia tidak menemukannya juga.

"Kemana dia?" Taeyeon mendesah dan menunggunya sembari menonton televisi. Sekitar satu jam lamanya Yoona akhirnya kembali dengan membawa kantong belanjaan. 

"Akhirnya kau pulang." Taeyeon menyambutnya dengan merangkul tangannya.

"Kapan kau kembali?" 

"Satu jam yang lalu. Habis dari mana?"

"Membeli pesanan Fany eonnie, dia akan menginap di sini juga." Taeyeon membulatkan mulutnya lalu Yoona menyimpan kantong belanjaannya di atas meja.

"Yoona apa kau mau minum teh atau kopi? Nanti aku buatkan untukmu."

"Aku mau teh hangat."

"Oke tunggu sebentar." Taeyeon langsung berlari ke dapur sementara Yoona langsung duduk di sofa. Senyuman manis pun menghiasi wajahnya karena merasa di perhatikan oleh Taeyeon.

Mengapa tidak dari dulu kau seperti ini Eonnie, aku merasa di perhatikan jadinya.

Yoona kembali tersenyum manis melihat Taeyeon membawakan teh untuk dirinya.

"Ini tehnya."

"Gomawo." Yoona langsung meneguk sedikit tehnya lalu dia merasa kepanasan.

"Hahaha itu masih panas Yoongie, sini aku tiup dulu." Taeyeon memegangi tangan Yoona lalu meniupi tehnya dari tangan Yoona. Perlakuan romantisnya seketika membuat Yoona merasa meleleh sembari menatap wajahnya. 

Di balik sikapmu yang cuek ternyata kau romantis juga Kim Taeyeon.

Yoona tidak berhenti menatapnya dan tidak lama tatapannya buyar setelah mendengar sebuah jepretan kamera.

"TOO SWEET KYAAAAA!" Teriak Tiffany yang baru saja mengambil foto keromantisan keduanya.

"E-eonnie, kapan kau sampai?"

"Baru saja aku tiba dan menyaksikan adegan romantis kalian hehehe. Aku akan pergi ke kamar, silahkam lanjutnya momen romantis kalian." Tiffany meninggalkan keduanya dengan senyuman konyolnya kemudian Yoona di kejutkan dengan tatapan Taeyeon dengan jarak wajah yang begitu dekat.

"A-apa?"

"Tehnya sudah agak dingin, kau bisa meminumnya sekarang."

"A-ah ne." Yoona meneguk tehnya dengan sedikit gugup sementara Taeyeon memandang wajahnya dari samping.

"Maukah kau menikah denganku Yoona?" Yoona langsung menyemburkan tehnya.

"Uhuk!"

"Hahaha kena kau!"

"Taeyeon itu tidak lucu aish!"

"Mianhae aku hanya menggodamu hehehe." Taeyeon mengusap pangkal kepalanya lalu Yoona kembali meneguk habis tehnya.

"A-aku permisi ke kamar." Yoona bangkit dari sofa.

"Menikahlah denganku!" Yoona menggeretakan giginya lalu memukul kepala Taeyeon dengan bantal dan berlari ke kamarnya.

 

TBC

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Yoongie02
#1
Chapter 12: Too sweeeeetttt..... Jadian juga mereka >__< Tinggal nunggu moment nikahnya hehe
Amanda_lim #2
Chapter 11: Thanks udah bikin qw ngakak dichap ini Thor, lu emang parah 'wanita buaya air tawar' xD apa2an coba itu haha dasar lu koplak :D .. qw mau denger si Yoong bilang love you too yak thor di next chapter dan buruan ga pake lama hehe fighting!!
Yoongie02
#3
Chapter 11: Taeyeon wanita buaya air tawar? hahaha ada2 aja nih authornya.
Cute jealous LOL dan akhirnya persidangan kisah asmara yoontae menemui titik terang :D Next chapter thoooor!!!!
Yoongie02
#4
Chapter 10: Eaaa yoona nyosor duluan haha
Endingnya kocak...
Amanda_lim #5
Chapter 10: Akhirnya si yoongi jatuh juga kedlm pesona sibyun haha ampe berani sosor2 dluan pake malu2 lagi haha lucunya..next author~nim fighting!!
taetae_sone
#6
Chapter 10: Yoong nyosor duluan? @_@ Dan akhirnya yoong mencintai tae jga >_<
That's so funny hahaha
Yoongie02
#7
Chapter 9: Cit cuit!!!! Ya ampun si yoong sampe rebutan tempat tidur ma zero hahaha
Tae-In
#8
Chapter 9: That's so cuteeeee..
Can't thay just be together already
Amanda_lim #9
Chapter 8: Uhhhh satuin aja udah author-nim mereka bedua ini gemessss beud qw liat tuh bocah dua hehe.. yoongie udah tanda2 itu udah gpp akuin aja qw juga gtu kalo udah kena pesonanya si taeng suka hilaf lupa gender haha apalagi klo denger suaranya ㅋㅋㅋ . Thanks for this update author-nim qw suka banget hehe, ditunggu yg gender bendernya say