Kencan

Surat Cinta

Chanyeol masih berkutat dengan tugasnya seorang diri.

Jaebum - ketua kelasnya sudah pulang dan meninggalkannya sejak limabelas menit yang lalu.

Ia terpaksa menyelesaikan tugas ini sendirian saat anggota OSIS yang lain sibuk menyelesaikan ujian remidial mereka.

Tangannya bergerak cekatan - membereskan formulir pendaftaran yang Jaebum serahkan padanya tadi.

Ada beberapa anak yang mendaftar dan mereka memang sedang mengadakan perekrutan baru untuk anggota OSIS.

Ia melirik sekilas ke arah jam tangannya. Sudah satu jam sejak bel pulang berbunyi. Dan dirinya adalah satu satunya murid yang masih tertinggal di ruangan ini.

Tiba tiba saja ia merindukan Suzy. Ah, gadis itu bahkan selalu menunggunya saat rapat.

Ngomong-ngomong, kemana dia? Junho hyung bisa membunuhnya kalo sampai Suzy mengadu macam macam tentangnya.

Ia mengambil ponsel dari dalam sakunya- mengetik pesan untuk gadis yang sudah meninggalkannya pulang sejak sejam yang lalu.

'Kau dimana? Sudah pulang?'

Terkirim.

Biasanya Suzy tidak akan membalas pesannya lebih dari lima menit.

"Park Chanyeol bodoh, gadis itu sedang mengibarkan bendera perang padamu" ucapnya pada dirinya sendiri. 

Ia yakin. Teramat sangat yakin. Gadis itu tidak akan membalas pesannya.

Tak sabar- jarinya kini sudah menekan tombol panggilan di ponsel hitam miliknya.

Panggilan pertama -gagal.

Panggilan kedua - masih gagal.

Panggilan ketiga - ia mulai kesal. Benar-benar gadis itu. Mau sampai kapan dia mengacuhkannya?

Setelah empat kali mencoba akhirnya-

"Ya! Kenapa tidak mengangkat telponku!" Chanyeol berteriak kesal. Ia hampir saja mengeluarkan seluruh unek uneknya saat sebuah suara menyelanya-

"Yoboseo?"

Alis Chanyeol berkerut, ia menatap ponselnya. Ia tidak menelpon nomor yang salah bukan?

Suara bass seorang pria terdengar menyauti panggilannya.

Rasanya  ia pernah mendengar dengan suara ini, kalo tidak salah- " Kim Jong In?" tanyanya. Ia masih penasaran. Bagaimana bisa ponsel Suzy ada bersama pria itu?

"Ne Chanyeol-ah..Aku sedang bersamanya.."

Manik cokelat itu membulat, mendengar pernyataan Jong In barusan. Berani-beraninya gadis itu pergi berdua dengan pria lain tanpa seijinnya-

"Jong In-ah. Biarkan aku berbicara dengan Suzy.."

Suara Suzy terdengar sayup sayup- gadis itu sedang berusaha membisiki Jong In. Dan bodohnya bisikan itu terdengar oleh Chanyeol. 

"Dimana kalian?"

---------------------------------

'Kau dimana? Sudah pulang?'

Suzy merengut saat melihat pesan masuk di ponselnya. Park Chanyeol - Ketua OSIS paling menyebalkan - yang sialnya sahabatnya itu tanpa rasa berdosa mengirim pesan itu.

'Dasar bodoh. Kenapa dia sama sekali tidak meminta maaf padaku?' - gerutunya kesal. 

"Pasti Chanyeol yang mengirimimu pesan."

Suara berat Jong In mengalihkan perhatian gadis itu dari ponselnya. 

Suzy mengangguk. Ia meletakkan ponselnya diatas meja. Memilih mengabaikan pesan itu.

Drrt..drrt..drrt.

Kali ini nada panggilannya berbunyi. 

"Pasti dia mencarimu.." - Jong In mengaduk mocca float di hadapan nya.

Mata hitamnya menatap ponsel Suzy yang tidak berhenti berbunyi sejak tadi.

"Yoboseyo?"

​​​​​Mata gadis itu membulat saat Jong In mengambil ponselnya. Secepat kilat ia menekan tombol terima pada ponsel putih miliknya.

"Yoboseo?"

Sudut bibir Jong In terangkat saat ia mendengarkan ocehan Chanyeol yang tiba tiba berhenti saat mendengar suaranya.

Jong In yakin, pria di seberang sana pasti terkejut mendengar suaranya. - "Kim Jong In?"

Tebakannya benar. Chanyeol pasti mengenali suaranya.

Ia mengalihkan pandangannya kearah Suzy yang kini sedang menatapnya penasaran. 

"Ne Chanyeol-ah..aku sedang bersamanya.."

Gadis itu melambaikan tangan. Meminta Jong In tidak mengatakan apapun tentangnya.

"Jong In-ah..biarkan aku berbicara dengan Suzy " 

Pria itu sudah berencana menyerahkan ponsel itu ke gadis di depannya, saat Suzy berbisik pelan kepadanya

"Katakan,aku sedang di kamar mandi.."ucapnya pelan.

Ia menangkupkan kedua tangannya, memohon pada Jong In untuk membantunya kali ini.

Tepat saat Jong In ingin membuka mulutnya, Chanyeol sudah memberondonginya dengan pertanyaan lain - "Dimana kalian?"

Sebuah ide jahil muncul di kepala pria berkulit eksotis tersebut. Ia tersenyum sebentar kepada gadis cantik itu. -

" Kami berdua sedang kencan. Jadi untuk hari ini saja jangan ganggu kami.."

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
lavita
Hello. My name is Ayyy. Nice to know you friend! :-)

Comments

You must be logged in to comment
widdy_R
#1
Chapter 3: ahh lucu deh mereka.. ??