Rain

Blackpink's Oneshots

 

Rose tidak suka hujan.

Dia tidak suka mendengar bunyi yang tercipta dari air-air yang terjatuh dari awan lalu bertemu dengan tanah itu.

Dia tidak suka dengan dinginnya angin yang datang bersama hujan.

Rose bingung dengan orang-orang yang mengatakan bahwa bunyi hujan dapat membuat mereka merasa tenang.

Bertolak belakang dengannya, dia merasa gelisah.

Dia tidak menyukai aura yang muncul setiap kali hujan turun.

Intinya dia tidak menyukai hujan.

Apa alasannya? Dia juga tidak tahu. Tubuh dan hatinya hanya merespon seperti itu.

 

Rose melihat jam tangannya lalu menghela nafas. Dia sudah berada di halte ini sendirian selama setengah jam, dan menurut jadwal, bis selanjutnya akan datang setengah jam lagi. Dia masih harus menunggu selama setengah jam lagi.

Rose menyesal karena telah memilih untuk lembur. Dia seharusnya tahu kalau bis jarang datang tengah malam seperti ini. Tapi, dia juga malas untuk tetap membiarkan tugasnya menumpuk. Terkenal sebagai seorang pekerja keras, tentu saja Rose memilih untuk menyelesaikan tugasnya dengan sekali hantam, menyicilnya hanya akan membuang waktu.

 

Lagipula ada alasan lain mengapa dia memilih untuk lembur malam ini.

Karyawan yang baru masuk dua minggu lalu di kantor tempatnya bekerja,

 

Lalisa Manoban.

 

Rose kembali mengingat saat dia pertama kali melihat gadis itu, diperkenalkan sebagai karyawan baru oleh bosnya. Dia tidak bisa melepaskan pandangannya dari Lisa. Rose bukan tipe yang biasanya bisa tertarik begitu cepat pada seseorang, tapi ada sesuatu yang berbeda. Ada aura yang berbeda yang Lisa berikan padanya selain memiliki paras yang cantik dan tubuh yang ideal.

Letak meja dimana Lisa bekerja terletak cukup jauh dari Rose. Hal itu membuat mereka sulit untuk bertemu. Hari demi hari berlalu dan Rose hanya akan memandang Lisa dari kejauhan. Tertawa dan mengobrol bersama rekan kerja dan teman-teman barunya.

Rose dan Lisa sempat berpapasan dua kali. Tapi mereka tidak pernah berinteraksi karena Rose selalu kabur deluan. Dia merasa malu dan tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Perasaannya pada Lisa tidak pernah memudar, justru sebaliknya, perasaan itu semakin tumbuh dengan kuat.

 

Dan saat itulah Rose sadar, dia bukan sekedar mengagumi lagi,

Dia menyukai Lisa.

 

Rose melihat lampu jalan yang mulai meredup dari pandangannya, mungkin dikarenakan hujan yang semakin deras.

Dia mengumpat pelan, menyalahkan hujan.

Tubuhnya mulai merasa kedinginan. Dia mengusap kedua tangannya, berharap hal itu dapat menghangatkan tangan telanjangnya untuk sedikit saja.

Sementara bergumul dengan tangannya, sebuah mobil tiba-tiba melaju melewatinya. Rose memandang mobil itu namun tubuhnya seketika menjadi tegang.

Mobil itu berhenti tidak jauh setelah melewati halte dimana dia berada.

Rose berusaha untuk melihat mobil itu dengan lebih jelas sambil menyipitkan kedua matanya, namun hal itu sia-sia. Jalan terlihat sangat gelap.

Pintu mobil kemudian terbuka dan hal itu membuat Rose tersentak. Dia melihat payung yang keluar pertama, lalu sebuah tangan yang merayap untuk meraih tombol agar payung tersebut bisa terbuka.

Rose dengan segera mencari sesuatu dari dalam tasnya yang ia harap bisa berguna. Dia tidak tahu apa yang harus diekspetasikan. 

Sebuah figur siluet akhirnya keluar dari mobil itu dan mulai membuat Rose panik.Dia semakin cepat mengobok-obok tasnya.

Namun ia tiba-tiba menghentikan aktivitasnya. Figur itu semakin mendekat dan ia merasa nafasnya tercekat.

 

'Tidak mungkin-'

 

"Uh...Rose?" suara itu keluar seperti bisikan namun cukup untuk Rose dengar. Dia masih menatap figur yang akhirnya sedang berdiri di depannya.

"Kau Rose kan?" Rose akhirnya tersadar. Dia lalu langsung menganggukkan kepalanya. Sebuah senyum muncul pada bibir orang yang menggenggam sebuah payung berwarna ungu.

"Aku-"

"Lalisa." potong Rose.

"Ah, kau tahu namaku. Tapi kau bisa memanggilku Lisa saja. Aku melihatmu di kantor tadi." Saat itu Rose baru mengingat kalau Lisa juga lembur malam ini.

"Kita pernah berpapasan tapi aku rasa kita tidak pernah berkenalan secara formal." ujar Lisa sambil menyodorkan tangan kanannya yang kemudian disambut oleh Rose.

"Aku melihatmu menunggu sendirian disini dan aku pikir bis selanjutnya masih akan memakan waktu yang cukup lama. Hujan juga semakin deras." Rose tidak mengatakan apa-apa.

"Aku tahu kalau kita baru saja bertemu dengan benar sekarang, tapi aku berpikir...uhh." Lisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Kau tahu, bahaya untuk gadis sepertimu sendirian tengah malam disini."

"Sepertiku?" Rose akhirnya membuka mulutnya.

"Kau kan can-maksudku bisa saja sesuatu akan terjadi disini. Ini sudah tengah malam dan cuaca tidak mendukung sama sekali." Rose mencoba untuk menahan sebuah senyum yang akan lepas dari bibirnya. Lisa terlihat sangat lucu sekarang. Rose kembali hening.

"Uhh, jadi aku berpikir...kalau kau tidak keberatan tentunya..." Lisa tersendat-sendat dengan apa yang ia ingin ucapkan.

"Katakan saja langsung Lisa." ujar Rose. Lisa menatap matanya lalu menarik nafas.

"Kau mau kuantar pulang?" hati Rose berdetak kencang mendengar itu. Untuk kesekian kalinya dia kembali bisu. Mendengar tak ada respon yang diberikan, Lisa malah berpikir yang lain.

"T-tidak apa-apa kalau rumahmu jauh, itu tidak masalah bagiku."

 

"Aku mau. Terima kasih." ucap Rose.

 

Lisa tersenyum. Dia lalu kembali membuka payungnya dan memberi isyarat agar Rose mendekat padanya. Mereka berdua lalu berjalan di bawah hujan.

 

 

Seketika semuanya berubah bagi Rose.

Dia menikmati bunyi hujan yang saling bertepuk dengan payung milik Lisa.

Lisa membiarkan Rose untuk masuk ke dalam mobilnya deluan.

Rose memandang rintik-rintik hujan yang membasahi jendela mobil.

 

 

Seketika semuanya berubah bagi Rose.

Berkat hujan, dia dapat bertemu dengan Lisa.

Berkat hujan, mereka dapat berbincang untuk pertama kalinya. 

Berkat hujan, mereka dapat pulang bersama.

 

 

Saat itu juga, Rose mengubah pikirannya.

 

Hujan tidak begitu buruk.

 

Rose menyukai hujan sekarang.

 

---

Hi! Jadi ini chapter pertama dari oneshot collectionsku!

Kayaknya ada yang kurang-kurang gimana gitu yahh, maklum masih amatir :v

Anyway, kalian bisa tinggalkan komen dan kasih tahu aku pendapat kalian sama cerita ini, kalau kalian suka, itu bisa memotivasi aku buat semakin giat bikin fanfic ini lagi. Honest opinion diterima semua. Kritik ataupun saran, kalian suka atau nggak suka bisa jadi pelajaran buat aku ke depannya :)

Tapi semoga ini bisa jadi awal yang baik yahh, makasih Readers!

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
noennie1398 #1
Chapter 1: lanjut thor.. penasaran sama momment di saat hujan. ?
Shiiyuki6 #2
Chapter 1: Bagus thor ceritanya, lanjut dong wkwk
Seulbear21 #3
Chapter 1: Hujan gag sllu buruk rosé..
Ciyeeee yg ehhmmmm hahahhaa??