“Kyuna..”

“Hiks.. Hyung” Siwon terkejut melihat adiknya yang berderai air mata dan segera memeluknya.

“Kau kenapa sayang heum??”

“Kyuna lapar… Hiks dan Kyuna lemas hiks” Siwon menatap iba adik nya kini. Segera ia membeli beberapa bakpau untuk dirinya dan adik kesayangannya.

“Ini.. Kita makan bersama ne, ayo kita cari tempat” Kyuna sudah berseri-seri memegang bungkus bakpau yang ada ditangannya. Mereka menuju taman disekitar sana dan memakannya bersama-sama.

Mereka hanya hidup berdua kini, Siwon sudah bertekad akan melidungi adiknya tanpa bantuan siapapun. Ia akan menyembunyikan identitas dirinya dan Kyuna dari dunia. Entah bagaimana kedepannya nanti yang pasti Siwon akan berjuang menghidupi kehidupan mereka sekaragn dan sampai nanti.

.

.

.

“YAKK !! kalian mengotori tokoku ! Pergi dari sini !” teriak pemilik toko itu pada Kyuna dan Siwon yang tertidur di depan tokonya. Kedua bocah yang masih mengucek matanya itu ditarik dengan kasar oleh orang itu. Kyuna yang terjatuh langsung menangis.

“Ssstt Kyuna sayang, jangan menangis ne. Kyuna anak yang kuat ne..” bujuk Siwon menenangkan.

“Hiks .. Kyuna kuat Hyung. Tapi calju Kyuna hilang hiks” Siwon yang mengerti maksud adiknya kini sibuk mencari bola salju miliknya. Wajahnya berubah cerah saat melihat benda itu berada diujung pot yang ada didepan toko itu.

“Ini punya Kyuna” sodor Siwon.

“YEEAAAYYY gomawo Hyung..” girang Kyuna.

“Ayo kita pergi Kyu, Hyung akan mencari uang dulu tapi Kyuna tunggu ditaman ne. Nanti Hyung bawakan sarapan untuk Kyuna”

“Ne.. ciap Hyung !” sahut Kyuna dengan tangan yang menghormat kepada Siwon membuat Hyungnya itu tertawa dan mengusak rambut halus adiknya.

Setelah meninggalkan Kyuna ditempat aman ditaman dan memberikannya beberapa nasihat Siwon bergegas melakukan hal seperti kemarin bahkan Siwon sesekali membantu mencuci piring milik para pedagang makanan untuk mendapatkan upah, demi sesuap nasi untuknya dan adik kesayangannya Siwon harus melawan kejamnya dunia bagi kedua anak kecil seperti mereka. Hatinya gelisah jika memikirkan Kyuna, Siwon sudah meninggalkan Kyuna ditaman itu satu jam lebih. Merasa khawatir Siwon pun segera menyelesaikan pekerjaannya dan menuju taman tempat Kyuna berada. Siwon terkejut saat melihat beberapa orang mengerubungi adiknya, disana bocah itu melihat Kyuna sedang menangis.

“Hiks … Hyuuung Hiks Hyuuung”

“Dimana orang yang dimaksud anak ini” Tanya anak laki-laki yang bertubuh kecil itu.

Siwon yang merasa terpanggil segera menghampiri adiknya. Kyuna memeluk Siwon erat dan menangis sekencang—kencangnya.

“Baby.. kenapa menangis heum??”

“Hiks… Hiks…” isaknya tanpa memberi jawaban kepada sang kakak.

“Hyung belikan makanan ne, kajja” tawar Siwon yang dijawab anggukan Kyuna.

“Heyy.. apakah kau kakak anak itu??” tegur Jong In.

“Ne… Jeosonghamnida adik saya mengganggu ketenangan ditaman ini” ujar Siwon.

“Adik mu merebut makanan milik anak lain hingga mereka bertengkar. Untung saja ibu anak itu mengerti, tapi mereka sudah pergi”

“Jeongmal Jeosonghamnida Hyung.. saya akan lebih memperhatikan adik saya”

Jong In dan Kris melihat Siwon dan Kyuna iba karena kedua bocah itu memakai pakaian yang sudah lusuh. Tentu saja karena mereka tidak sempat mengambil barang bawaan mereka setelah kekantor polisi. ‘sepertinya mereka tidak punya keluarga, atau mungkin ditelantarkan’ inner Kris.

“Heyy kalian tidak punya keluarga??” Tanya Jong In.

“Aniyo.. kami yatim piatu” jawab Siwon.

“Lalu kemana kalian akan pergi??” Tanya Kris kini.

“Aku tidak tau Hyung.. kami tidak punya rumah”

“Kalau begitu kau pulanglah Kerumah Cinta. Disana menyediakan tempat bagi anak-anak terlantar seperti kalian”

“Jinjja??”

“Ne.. ikutlah dengan kami” tawar Kris. Siwon terlihat menimang jika mereka dijalanan saat ini akan sangat sulit. Yang terpenting adalah Kyunanya yang mungkin akan sakit jika terus berada diluar. Apalagi mereka tidur dimana saja tanpa memakai apapun. Bagaimanapun Siwon tidak ingin adiknya itu jatuh sakit. Dengan mantap Siwon menganggukan kepalanya.

“Emm baiklah…”

“Kalau begitu ayo…”Ajak Jong In.

“Ohh ya siapa namamu??”

“An…” Ucapan Siwon terhenti kala mengingat ia dan adiknya kini menjadi incaran para pembunuh itu. “Siwon.. namaku Kim Siwon, dan ini adikku Kim Kyuna Hyung” jawab Siwon.

“Ahh baiklah aku Jong In dan ini Kris.. kami juga tinggal di Rumah Cinta. Kau pasti akan senang jika tinggal disana”

Mereka semua meninggalkan taman dan bergegas ke rumah cinta yang akan ditunjukkan oleh kedua orang yang baru dikenalnya itu.

.

.

.

Saat sampai dirumah cinta. Siwon tersenyum karena disana ternyata adalah sebuah panti asuhan. Tentu saja itu tempat yang tepat bagi mereka bardua yang belum mempunyai apa-apa untuk hidup berdua. Yang terpenting bagi Siwon adalah mereka tidak kelaparan dan punya tempat untuk tidur.

“Eomma .. eomma “ teriak Kris memanggil seseorang.

“Ne Kris .. kenapa kau selalu berteriak heum??” Tanya ibu panti bernama Sungmin itu.

“Ini .. ada 2 orang anak yang berkeliaran dijalan. Mereka belum makan dan tidak punya tempat tinggal Eomma” Jelas Jong In.

Sungmin mendekat pada Siwon dan Kyuna yang sudah menyembunyikan tubuhnya dibalik kakaknya. “Jangan takut, Eomma tidak akan menyakiti kalian ne.. kalian sudah makan??” kedua bocah itu menggeleng.

“Kalian mau makan masakan Eomma??” tawar Sungmin. Kedua bocah itu kini mengangguk. “Baiklah kita akan makan setelah kalian membersihkan diri ne… Jong In, Kris beri mereka pakaian dan tempat yang kosong” kedua remaja itu mengangguk dan membawa Siwon dan Kyuna kesebuah kamar dan memberi mereka pakaian bersih. Setelah mereka mandi dan mengganti pakaian Sungmin memberikan 2 mangkok sup dan nasi yang langsung dimakan lahap oleh kedua bocah itu. Sesekali Siwon menyuapi Kyuna yang memang selalu berantakan saat makan membuat semua yang berada disana tersenyum karena perhatian sang kakak.

“Oh yaa.. Kalian berasal dari mana?” Tanya Sungmin. Siwon tidak menjawab, melihat reaksi bocah itu Sungmin mengerti jika Siwon tidak ingin menceritakan masalahnya. Ia pun tersenyum memaklumi.

“Emm jika Eomma boleh tau kalian tinggal dimana?”

“Kami tidak punya tempat tinggal Ahjumma. Kami yatim piatu” jawab Siwon.

“Kalau begitu kalian mau tinggal disini bersama Eomma??”

“apakah disini kami akan aman?” selidik Siwon membuat Sungmin mengerutkan kedua keningnya namun wanita paruh baya itu mengangguk mengiyakan walau dia penasaran dengan pertanyaan Siwon.

“Kalau begitu bolehkah kami tinggal disini Ahjumma??”

“Tentu.. dan panggil aku Eomma ne.. dan siapakah anak manis ini??”

“Dia dongsaeng-ku Eomma namanya Kyuna, dan aku Siwon”

“Baiklah Siwon dan Kyuna kalian anak Eomma sekarang, kalian akan mengikuti semua kegiatan yang berada di rumah cinta mulai sekarang ne”

“Ne Eomma…” jawab Siwon.

.

.

.

Sudah satu minggu kakak beradik itu tinggal di rumah cinta. Mereka sangat senang terutama Kyuna yang mempunyai banyak teman baru, kini wajahnya kembali ceria membuat hati Siwon tenang dan menghangat. Siwon senang karena adiknya itu sedikit melupakan trauma nya atas kejadian malam itu. Apalagi ada Eomma Sungmin yang sangat memperhatikan dan menyayangi mereka, Sungmin tidak pernah telat memberi mereka makanan begitu juga memberikan kasih sayang yang berlimpah bagi mereka. Dirumah Cinta mereka diajarkan menyulam, membuat pot dari tanah liat dan lain sebagainya untuk menambah penghasilan panti. Meski begitu Eomma Sungmin tidak memaksa, namun anak-anak panti sepertinya memang sangat mengerti. Mereka melakukannya dengan tulus dan senang membuat panti itu menjadi tempat yang hangat.

Malam semakin larut namun Siwon masih terjaga. Hatinya selalu gelisah dan bersedih jika mengingat apa yang terjadi dalam kehidupannya.

“Hiks… Eomma.. Appa… aku merindukan kalian” isak Siwon dengan pelan. Bagaimanapun bocah itu terlihat kuat namun dia tetaplah seorang anak kecil yang masih membutuhkan kasih sayang orang tuanya. Selama ini dia hanya berusaha kuat demi adiknya, namun siapa yang tahu jika sebenarnya hatinya juga rapuh.

“Eomma… Eomma….” igau Kyuna. Siwon melihat adiknya yang kini sudah berkeringat, bocah itu menghapus air matanya dan meletakan tangannya diatas dahi Kyuna.

“Astaga Kyuna kau demam sayang??” Siwon beranjak dari ranjangnya dan segera kedapur mengambil baskom berisi air dingin beserta handuk kecil. Siwon menempelkannya didahi adiknya yang sudah sangat panas, sesekali ia mengusap tangan adiknya. Akhirnya karena khawatir Siwon terjaga sepanjang malam untuk mengganti handuk yang mengompres Kyuna.

Hari semakin siang saat siwon terbangun dalam posisi duduk dilantai. Siwon melihat Kyuna masih tertidur lelap. Dirasakannya demam Kyuna menurun membuat Siwon kembali tenang. Bocah itu segera keluar untuk mencari sarapan bagi adiknya.

“Eomma…”

“Ne Wonnie ada apa??” sahut Sungmin.

“Kyuna sakit Eomma. Apa ada makanan untuknya??”

“Kyuna sakit?? kenapa kau tidak bilang Wonnie?? ayo kita bawa kedokter saja ne” tawar Sungmin namun Siwon menggeleng.

“Demam Kyuna sudah turun Eomma, tapi dia harus makan sesuatu dan meminum obat”

“Baiklah akan Eomma siapkan ne” Belum sempat Sungmin menyiapkan suara Kyuna terdengar di pintu dapur membuat keduanya menoleh.

“Hyunng.. Eomma.. Kyuna lapar” ujarnya dengan wajah yang masih mengantuk.

“Astaga sayang, kenapa Kyu