Inha High School
Kyu

Suasana sekolah yang seharusnya kondusif terganggu dengan bunyi mesin dari sebuah benda sepanjang 47 cm melayang di antara gendung-gedung sekolah.

Seorang namja yang kini sedang asyik melahap sandwich milik namja mungil disebelahnya membuat pipinya mengembung lucu. melambai bersemangat ke arah benda melayang tersebut yang merupakan sebuah pesawat mainan.

“Hey apa itu?! Ada kamera di kepala pesawatnya.” Tanya yesung menunjuk benda yang mulai mendekat kearah kami.

Tidak salah lagi itu pasti dia,

“JANGAN-JANGAN ITU MEREKAM KITA, PASTI STALKER LAGI!” Histeris ryeong membuat kedua namja lainnya menatap malas. Siapa saja Jika ada yang mempunyai sumur biarkan aku membuang namja ini.

“Hey! Kau bisa melihatku?!! Apa Kau mau datang kerumah?!”
Tanyaku sedikit berteriak pada pesawat yang kini terbang rendah dihadapanku. Kemudia sesaat melesat lagi menghilang dibalik gedung-gedung.

“Yak! Apa yang kau lakukan?! Bagaimana jika itu memang mata-mata.” Kini yesung ikut tertular parno.

“Aku akan mencari tahu, tenang saja.”

Dari pada bersama dua orang yang tidak jelas, lebih seru jika mengikuti benda ini, atau lebih tepatnya menemui dalang dari penerbangan pesawat non comercial.

Aku menemukannya di depan ruang konseling siswa, Byun Soesaeng sedang meneriaki namja jangkun didepannya. Dia terus menceramahi bagaimana siswa Senior High school membawa mainan ke sekolah, dengan dampak akan membuat siswa terluka dan sebagainya.

“Byun sosaeng! Itu percobaan tugas, kami membuat eksperimen dampak kecepatan angin terhadap luas penampang. Maafkan saya! Saya yang memaksanya untuk menerbangkannya!”

Membungkuk 90 derajat, sebelum masalah menjadi semakin rumit, matanya terkejut menatapku yang tiba-tiba datang.

“Cho Kyuhyun?” tanya byun sosaeng.

“Maafkan kami.”
Aku membungkuk lagi dihadapannya, dan menendang tulang kering namja disampingku agar ikut menunduk dengan kikuk.

DUK! DUK!

“Jika kau lakukan lagi tidak ada pengampunan!”

Byun sosaeng memukul kepala kami dengan buku pelanggaran meninggalkan kami di lorong sekolah. Pandangan kami bertemu, aku menatapnya jengkel namun dia malah terkikik geli. Ya Ampun!

“Aktingmu bagus juga, ayo kita cari tempat lain.”

Lihatlah namja ini,
Huuffttt....., tidak bisakah dia menunjukkan rasa bersalah sedikit? Apa dia tidak tahu betapa mengerikannya Byun sosaeng.

Sementara dia sibuk menjelaskan bagian-bagian pesawatnya, aku hanya menyimaknya hikmat sesekali mengangguk meski tak terlalu paham apa yang dia katakan. Dia berkata jika tidak memasang microphone pada pesawatnya sehingga tidak mendengarku saat aku berbicara tadi.

Aku manatapnya malas, Jadi aku berteriak seperti orang gila dan dia tak mendengarkannya?

“Aku memasak pasta hari ini, mau datang datang kerumah? Yah meski Jae mom menikah lagi, tak ada sesuatu yang berubah drastis dengan sikapnya.”

Percayalah aku sunguh bisa memasak, selama ini yang mengurus hampir semua pekerjaan rumah adalah diriku. Jadi yah..., lupakan saja soal jae mom menikah lagi.

“Kau benar-benar memasaknya?”

Aku memberinya deathglare. Tunggu apa dia meragukanku juga, hey jae mom masih hidup setelah sekian tahun memakan masakanku!

“Aku hanya bercanda, aku menunggumu di aula, ambil barangmu aku ingin tahu rumah barumu.” Aku tahu dia tak benar-benar merasa terancam dengan glareku. Lebih baik cepat sebelum dia berubah pikiran.

____><____
Normal pov

“Jadi kau yang menerbangkan benda itu ya? Itu sedikit beresiko namun cukup keren.” Ujar yesung muncul di atap sekolah dengan ryeowook dibelakangnya berlari cepat penasaran untuk melihat antusias pesawat mainan didepannya.

“Boleh aku menerbangkannya?” Tanya ryeowook semangat.

“TIDAK, dan jangan menyentuhnya.” Ujarnya dingin.

“Yak!! Tapi kau memperbolehkan Kyuhyun menyentuhnya, kenapa tidak boleh!!!”
Dengan cepat yesung menarik bahu ryeowook yang hendak menendang pesawat didepannya.

“Sudahlah wookie, lagi pula sepertinya rumor itu benar.”

“Jadi dia memiliki sesuatu untuk digosipkan?” tangan kecil namja kepala besar menarik menjauhi changmin yang masih memandangnya dingin.

“Apa kau tahu Jika Shim Changmin dijuluki anjing setia Cho Kyuhyun.” Bisik yesung menuruni tangga,

Dia yang hanya menjadi jinak jika bersama tuannya, tak peduli apa yang akan orang katakan. Lagi pula dengan sikapnya seperti itu lebih baik menghindarinya. 

Begitulah shim changmin, dengan ‘jinak’ dia mengikuti namja berkulit pucat yang sibuk berceloteh didepannya menunjuk arah-arah jalan pintas dari rumah lamanya ke rumah barunya, yang sejujurnya-

“Bukankah ini sangat jauh?”

Karena arah yang ditempuh berlawanan arah akan membuat jarak menjadi dua kali lebih jauh dari rumah baru kyuhyun ke rumah changmin.

“Benarkah? tapi ini sangat dekat dengan sekolah kita. Oh ayolah kau sudah sampai disini,” jawab kyuhyun riang, sementara changmin dibelakangnya berjalan mengikutinya.

“Ya, tapi ini jauh dari tempat tinggalku. Tunggu, Kyu kau melihat apa?”

Langkahnya ikut terhenti saat dia menangkap sebuah poster, pengumuman adopsi gratis seekor anak anjing.

“ah, seekor puppy ternyata,”

"Itu"

Jemari lentiknya menunjuk sebuah poster dengan foto seekor anjing ras french buldog terpampang jelas menggemaskan.

“Saudara baruku menyukai anjing.” Ujarnya bibir pinkysnya lirih, mengingat betapa lengketnya para anjing dengan dirinya.

“Sepertinya saudaramu itu sangat menggemaskan, dia menyukai anak anjing bukan?”

Entah mengapa mata bambi changmin tak lepas saat berkata menggemaskan.

Kyuhyun hanya tertawa hambar menanggapi spekulasi namja disebelahnya. Kepalanya mengadah kelangit melihat langit cerah tanpa awan, 

“Kelihatnnya ini masih sore, mungkin dia sedang di lapangan dekat sungai, mau melihatnya?” tanggap changmin Ekspresinya mengatakan ‘eh’ namun sepertinya dia cukup penasaran.

____><____
At Field 

“Stay!”

Dia berhenti dengan ragu namun kaki kecilnya berjalan kembali,

“Masih belum, Stay!”

Akhirnya dia duduk mengikuti perintahnya, matanya intens menatap namja didepannya.

“Oke, come!”

Dengan sedikit mengonggong dia berlari menerjang ke arahnya, dari ujung lapangan Kyuhyun berlari menuju namja yang sibuk menenangkan anjing yang tak henti menjilati wajahnya.

“Siwon!!!”

Pria itu menuju arah sumber suara, seorang namja berkulit pucat berlari antusias ke arahya diikuti dengan seseorang asing bagai tiang listrik dibelakangnya.

“Hey, Dia choi siwon, kelas XI jadi dia diatas kita setahun. Dan siwon, dia Shim changmin, aku mengundangnya untuk makan malam dirumah tak apa kan?”

Changmin menyesal telah mengira jika saudara kyuhyun masih anak-anak, sungguh bodoh sudah mengira dia hanya bocah manis. Pantas kyuhyun tertawa aneh.

“Apa pacarmu?”

Iris kelamnya menatap intens ke arah changmin dengan sedikit tak suka.

“Ah, bukan, tidak, tidak, dia tetangga lamaku. Kami hanya teman sejak kecil.” Sanggah cepat kyuhyun, sedikit tertawa dengan panik.

“oh~, jadi HANYA TEMAN SEJAK KECIL.” Ejek siwon sedikit menampil smirknya.

Nada ejekannya terdengar jelas ditelinga changmin membuatnya gusar, kyuhyun yang sibuk dengan dalmatian tentu tak menyadarinya.

“Eh, kenapa dia tak mau mengulurkan tangannya saat aku menyodorkan telapak tanganku?.”

Uluran tangan kyuhyun tak ditanggapi oleh anjing didepannya, malah dia sibuk menjilati bulunya sendiri.

“Aku belum mengajarinya trik itu, jadi dia tidak tahu apa yang kau lakukan. Mungkin jika sengang aku akan membawanya kemari lagi, sudah waktunya dia pulang.” 

Siwon memasang tali kekang di kalung anjing, dengan patuh anjing itu mengikuti langkah siwon. 

“La