Our First Fault

찾았다, 나의 사랑 [I Got You, My Love]

*Author’s POV

Tok.. tok..

Sajangnim, ada yang ingin bertemu dengan Anda..”

Jessica mengangguk, memberikan kode agar bawahannya mempersilahkan tamu itu masuk.

“Bagaimana bisa kau membuat isu seperti ini, Nona...”

“Nona Jung..” sahut Jessica tenang. Wajahnya yang bagaikan putri es itu sama sekali tidak menunjukkan perubahan ekspresi. “Ada apa?”

Pemuda di hadapannya menarik napas dengan kesal melihat pembawaan Jessica yang sedingin es. Ia membanting beberapa lembar kertas berisikan berita isu yang bersumber dari laman perusahaan mereka.

“Kenapa? Bukankah kau memang berpacaran dengan Sandara Park? Dia sendiri yang mengonfirmasikan hal itu padaku.”

“Tapi, bagaimana bisa kau langsung membuat keributan seperti ini?! Kau bahkan belum mendapat konfirmasi dari label!”

“Sepanjang aku menganggapnya benar, aku akan terus menuliskan berita itu, Tuan Lee.” ujarnya tajam.

Donghae mengusap wajahnya sendiri frustasi menghadapi gadis keras kepala semacam Jessica. “Baiklah, aku akan membawa masalah ini ke kepolisian.”

Geurae, lakukan saja, kau tidak akan bisa berkutik beberapa jam lagi.”

“Silahkan keluar dari ruanganku jika kau tidak mempunyai sesuatu yang penting untuk dibahas denganku.”

“Aish...” erang Donghae kesal. Pemuda itu seperti biasa langsung membuka pintu dan membantingnya keras-keras. Jessica hanya diam mematung. Ini memang resiko pekerjaannya. Selama beberapa tahun belakangan ini, isu yang diputuskan dibuat olehnya selalu terbukti benar, jadi, kejadian seperti yang baru saja dialaminya hanyalah kejadian biasa.

Mereka biasa memarahi, membentak, menangis, bahkan memaki Jessica secara terang-terangan karena isu yang dibuatnya. Namun, Jessica tetap berpegang teguh pada prinsipnya.

Selama ia rasa itu benar, hal itu akan terus dilanjutkannya.

Gadis itu mengurut pelipisnya sendiri. Entah kenapa, perasaan tidak enak menyelinap ke dalam hatinya setelah Donghae mendatanginya dengan cara seperti itu. Sepertinya, pemuda itu tidak main-main dengan perkataannya.

*Author’s POV

Gamsahamnida.. Jeongmal..” ujar Yoona dengan pipi bersemu kemerahan karena senang. (Aku benar-benar berterima kasih)

“Ini kali pertamanya aku bekerja dalam industri hiburan. Jadi, aku merasa sangat sangat senang tugas pertamaku bisa selesai dengan baik.. Gamsahanida, Siwon-ssi..”

“Ei... pakailah banmal jika berbicara padaku. Telingaku gatal mendengar semua ucapan yang terlalu formal itu.”. Siwon menepuk pundak Yoona.

“Okay! Algesseumnida..” jawab Yoona bersemangat.

Kajja.. aku akan mengantarmu kembali ke kantor.”

Ne?”. Yoona mengedipkan matanya sendiri beberapa kali. Bingung. Dia baru saja mengajakku untuk pulang ke kantor bersama.

“Aku bahkan belum mengenalmu..”. Siwon tersenyum ke arah Yoona. “Kau lama-lama akan terbiasa juga dengan perilakuku. Aku rasa kau oranag yang baik sehingga aku langsung mengajakmu berteman begitu saja. Yah, begitulah cara seorang Choi Siwon bekerja.”

Yoona hanya mengangguk-angguk dengan lucu. Siwon menatap Yoona dari samping beberapa saat. Entah kenapa hatinya berkecamuk begitu saja ketika melihat Yoona. Ia seperti melihat bayangan mendiang ibundanya.

“Ayo..”. Siwon mengenggam tangan Yoona tanpa permisi. Alhasil, gadis itu terkejut setengah mati. Ia bisa merasakan jantungnya jatuh ke dasar lambungnya.

“Jadi, kau adalah manager dari Sandara Park? Wa... daebak.. Lalu, kenapa kau tadi malah membantuku? Itu hanya pekerjaan remeh temeh.”. Yoona memecah keheningan yang tidak mengenakkan begitu mereka sudah berkendara beberapa lama.

“Pamflet yang kau bagikan kan juga tentang Dara, jadi, aku membantumu karena aku juga yang bertanggung jawab menjaga Dara.”

Keheningan kembali meneyelimuti begitu pertanyaannya selesai dijawab.

Eotteohke? Apa yang harus aku bicarakan?

“Kau sudah mendengar berita mengagetkan datang dari label perusahaan kita?”

Yoona menoleh ke arah Siwon. Menggeleng. “Ani.. apa itu sesuatu yang menggemparkan?”

“Itu..”

Siwon menunjuk ke arah luar. Yoona mengikuti arah yang ditunjukannya. Sebuah layar plasma besar yang menempel pada sebuah gedung yang letaknya memang strategis itu degan jelas menampilkan sebuah artikel.

LEE DONGHAE DAN SANDARA PARK DIKONFIRMASI TELAH BERPACARAN.

APAKAH SEMUA INI HANYA GIMMICK SEMATA?

“Eng? Itu kan laman berita Sica. Apa yang mengejutkan?”. Siwon tercengang. Jangan bilang...

“Kau tidak tahu Donghae dan Dara?”. Yoona menggeleng dengan wajah polosnya. “Ya ampun, bagaimana kau bisa tidak tahu?”

“Itu orangnya..”. Siwon kembali menunjuk ke arah layar plasma raksasa itu.

“Eh? Dia kan yang tadi pagi menabrakku?” gumam Yoona sendiri. “Bagaimana orang yang sangat kasar seperti dia bisa menjadi seorang idola?”

“Orang yang kasar?” ulang Siwon pelan. “Ya, pemuda bernama Lee Donghae itu.”

“Mustahil! Dia sangat baik pada fansnya.”

“Aish.. jinjja? Wa... dia membohongi publik..” omel Yoona sengit. “Kau baru menemuinya sekali.. Kau akan tahu seperti apa dia nantinya. Yah walaupun aku harus mengakui, ia sedikit berperilaku diktator.”

“Aku tidak akan tertarik, Manager Choi..” sungut Yoona kesal. Siwon hanya tertawa kecil melihat kelakuan Yoona yang benar-benar lucu seperti anak kecil.


“Saya kembali, Lee sajangnim..”. Yoona segera membungkukkan badannya dengan hormat di hadapan Tae Hee.

“Wa.. kau benar-benar cepat! Aku memberimu batas waktu tiga jam dan kau sudah kembali dalam waktu satu jam. Latar belakangmu memang tidak main-main. Aku tidak salah memilihmu..”

Gamsahamnida, sajangnim.. Kau terlalu baik.”

“Ah, apakah aku akan mendapatkan meja kantorku...”

Brakk..

Lagi-lagi, Donghae muncul dengan membanting pintu dan tanpa mengetuknya dulu.

“Lee Donghae! Habis sudah kesabaranku!” teriak Tae Hee tinggi.

Yoona menoleh dengan cepat. Benar, itu pria yang ditabraknya tadi pagi.

“Aku sudah melaporkan skandal ini ke polisi.”

Tae Hee membeku. Seketika garis wajahnya berubah menjadi menyeramkan. “Bagaimana bisa kau seenaknya saja melaporkan ke polisi! Kau pikir ini main-main?!”

Donghae membelalakkan matanya. “Bukankah tindakanku tepat?” tanyanya balik.

“Nama entertainment kita bisa rusak jika sampai ada kasus yang sampai ke tangan polisi. Lagipula, Dara kan juga artis label kita juga, Donghae.”

Yoona hanya diam melihat kedua orang yang bersitegang di hadapannya saling menyalahkan. Apakah aku sebaiknya keluar?, Yoona beringsut-ingsut menuju pintu.

“Nona Im Yoona.. Jangan keluar dulu!”. Tae Hee segera berteriak begitu Yoona sudah meraih kenop pintu.

“Eh? Ne.. sajangnim..”. Donghae melihat ke arah Yoona dengan kesal. Namun, sesaat matanya membulat, bukankah dia yang tadi ada di Gangnam?

“Dia pegawai baru itu?” tanya Donghae menatap Tae Hee segera. “Ya, dia sangat berbakat.”

Sajangnim.. apakah kau mau memberikanku tugas lain?”

“Ya... Bagaimana dengan menjadi manager baru Donghae? Aku dengar managermu mengundurkan diri karena kelakuanmu yang seperti anak-anak setiap waktu.”

Donghae menatap Tae Hee dengan tajam. “Kau bergurau? Memberikan dia tugas seberat itu bahkan ketika dia diterima?”

“Aku yakin kau bisa melakukannya, Nona Im. Jadi, mulai sekarang, kau resmi menjadi manager Lee Donghae.”

“Tapi, sajangnim..”

“A..a.. aku tidak bisa dibantah gadis kecil.. Jadi, Donghae bersikaplah sebagai orang yang bisa diatur.”

Sajangnim! Bagaimana bisa kau memberikan keputusan seenaknya seperti itu?” protes Donghae. Ia menatap Yoona dengan tatapan tidak bersahabat. “Aku akan memberikan dia waktu 3 bulan. Jika dia bisa mengerjakan tugasnya dengan baik, maka aku akan mengangkatnya menjadi manager tetapmu. Bagaimana?”

“Eish.. tetap saja itu terdengar buruk.”. Donghae mengamati Yoona dari atas sampai bawah. Gadis ini memang cantik, tapi, ayolah.. aku tidak suka diatur..

“Im Yoona-ssi, apakah kau mengerti pekerjaanmu?”

Yoona memandang Tae Hee dengan ragu-ragu. “Aku tidak terlalu mengerti, tapi, aku akan mencoba yang terbaik.”

“Cih... yang terbaik, kita lihat saja, paling kau akan mengundurkan diri dalam waktu dekat.” komentar Donghae memanas-manasi Yoona. Gadis itu tidak mengacuhkannya.

Geureom.. jika ini semua sudah jelas, Donghae-ssi, kau bisa membawa Nona Im keluar.” (Kalau begitu)

Donghae mengambil jas yang tadi ia sampirkan dan melemparkannya ke arah Yoona. Gadis itu menangkapnya dengan kaget. “Cepat! Aku tidak suka dengan orang yang tidak perfeksionis.”

Yoona hanya memanyunkan bibir depannya dengan kesal. Sebelumnya, ia tersenyum kepada nona Lee Tae Hee dan berbisik ‘aku akan mengurusnya dengan baik’. Tae Hee tersenyum. Ia tahu, nampaknya hanya Yoona yang akan bertahan menghadapi pemuda keras kepala dan kekanakan semacam Donghae.


Jessica memandang sebuah surat yang tergeletak di atas meja dengan raut kesal. Bagaimana bisa ini terjadi?

Ya, perusahaan berita entertainmentnya terancam ditutup karena surat gugatan yang dilayangkan oleh artis bernama Lee Donghae itu. Bagaimana bisa perusahaan yang telah ia bangun degan susah payah dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini tutup begitu saja hanya karena ia menciptakan sebuah isu seperti ini?

Bukankah perusahaan berita lainnya juga melakukan hal yang sama? Seingatnya, tak ada artis se temperamental Donghae yang langsung main melaporkan ke polisi. Seperti anak kecil mengadu kepada ibunya.

Ponselnya bergetar..

Ye.. yeoboseyo?”

“Sica-ya.. Bagaimana kabarmu? Astaga, pekerjaan menjadi seseorang di dunia entertainment benar-benar penuh dengan kejutan.”. Suara Yoona terdengar sangat antusias di seberang sana. Jessica hanya tersenyum pahit. Ia sedang tidak mempunyai mood untuk mendengar kabar gembira Yoona. Pikirannya masih suram dengan nasib perusahaannya.

“Kau tahu, aku tadi melihat laman beritamu menjadi sangat hits di Gangnam. Apakah itu akan baik-baik saja? Apalagi tadi aku mendengar perusahaan tempat Donghae bekerja belum mengkonfirmasinya.” tanya Yoona hati-hati, menyadari Jessica sedari tadi tidak menimpali pembicaraannya.

“Bagaimana kau tahu masalah itu?” lirih Jessica pelan.

“Ayolah.. ceritakan padaku.”

Jessica menghela napasnya dengan berat. Apakah aku harus menceritakannya.

Yeobo... ceritakan..” rengek Yoona manja. Jessica mengalah. Bagaimana pun juga, ia sudah melewati berbagai macam masa-masa paling sulitnya dengan Yoona. Yoona sudah bagaikan saudara kandungnya. Mereka sudah melewati masa bersama selama separuh hidup mereka. Jadi, tidak ada alasan untuk menyimpan rahasia di antara mereka.

Arasseo.. bagaimana kalau kita minum soju nanti di luar?”

“콜! (setuju!)”


Yoona meregangkan badannya dengan cara membuka tangannya lebar-lebar. Entah apa yang tadi dikerjakannya. Donghae menyuruhnya melakukan berbagai macam pekerjaan, layaknya seorang babu. Tapi, Yoona mengerti. Mungkin, Donghae hanya butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengannya.

Donghae..

Entah kenapa ada yang tidak asing dengan nama itu. Gadis itu hanya mengendikkan bahunya tanda tidak tertarik menggali lebih dalam memorinya tentang hal itu.

Yang jelas, seseorang yang bernama persis seperti Donghae yang ia tahu sekarang adalah mungkin.. cinta pertamanya.

“Yoongie!”

Yoona terlonjak kaget begitu ada yang menepuk bahunya keras-keras dari belakang. Matanya membulat begitu mendapati Siwon tersenyum ke arahnya dengan senang.

“Kudengar kau telah menjadi manager Donghae sekarang. Chukhahae!!” seru Siwon dengan raut sangat senang. Yoona hanya mengerutkan sebelah alisnya. Aku yang mendapatkan pekerjaan, tapi kenapa dia yang senang?

“Nah, kalau begitu, bagaimana dengan seporsi tteobeokki untuk merayakan momen ini?” ujar Siwon tiba-tiba. (Kue beras pedas; jajanan pinggir jalan yang populer di Korea)

“Ya! Aku bahkan belum mengenalmu! Kau bahkan sudah memanggilku dengan nama panggilan..”

“Oh.. nampaknya kau tidak suka diganggu olehku ya? Baiklah jika begitu..”. Raut wajah Siwon berubah menjadi amat sangat suram. Yoona tidak mengerti dengan orang semacam Siwon yang moodnya bisa berubah dengan ekstrim.

“Eh.. aniyeyo.. bukan itu maksudku, Siwon-ssi.”

“Kau sangat mirip dengan adik perempuanku yang sudah meninggal. Maka dari itu, ketika aku melihatmu, aku selalu melihat bayangan adikku.”

“Eh..”. Yoona terkesiap. Aduh.. bagaimana ini? Secara tidak sadar aku telah menguak memori yang menyakitkan baginya..

Arra.. Aku bersedia menjadi seorang adikmu sebagai pengganti permintaan maafku..” ucap Yoona cepat-cepat. Siwon menatap Yoona dengan pandangan memelas. “Benarkah? Kau tidak akan pernah menolak kehadiranku lagi?”

Geurae.. Aku akan menjadi yeodongsaengmu yang paling baik. Tidak ada salahnya juga aku mempunyai kakak sepertimu..” (Tentu saja // Adik perempuan)

Jinjja? Ah.. baiklah.. Bagaimana dengan seporsi tteobeokki adikku?”. Siwon kembali bersemangat. Yoona hanya tersenyum-senyum kecil. Nampaknya, bukan ide buruk untuk menjadikan seorang yang sangat perhatian seperti Siwon sebagai kakak.

Kajja...”. Siwon menarik tangan Yoona dengan cepat. “Aku tahu tempat tteobeokki yang paling enak di sekitar sini..” ocehnya dengan nada riang. Yoona membatin sendiri, bahwa pekerjaan di bidang entertainmentnya yang sekarang tidak seburuk yang dia kira setelah tadi ia bertemu dengan Donghae.


“Eish.. kemana dia?” gerutu Jessica tidak sabar. Ia tahu Yoona bukanlah orang yang tidak tepat waktu.

Jessica mengambil ponselnya dengan sekali sambar. Mengetikkan beberapa pesan di dalam ponselnya dan mengetuk tombol sent dengan cepat.

Kau dimana, Yoona-ya? Aku sudah menunggu di sekitaran Apgujeong, tempat kita biasa minum soju.

“Uwa.. bukankah itu Lee Donghae?”

Sontak, Jessica langsung menengok. Gemuruh di dadanya segera datang. Rasa kesalnya terhadap pemuda itu masih saja ada.

Jessica segera bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Donghae yang berpakaian serba tertutup itu. Tanpa pikir panjang, Jessica menyeretnya menuju tempat duduknya tadi dan segera mendudukkan pemuda itu dengan kasar.

“Aww.. apa yang kau lakukan, gadis gila?” bentak Donghae tidak terima. Donghae terkejut setengah mati begitu melihat siapa yang baru saja menyeretnya seperti itu.

“Nona Jessica Jung rupanya.. Pantas saja..”. Donghae berusaha menggunakan nada dinginnya. Sejujurnya, ia agak takut melihat Jessica yang nampaknya sedang on fire itu. Tapi, berkat kacamata hitam dan maskernya, ekspresinya sama sekali tidak terlihat.

“Bagaimana ini bisa disebut kebetulan ya?”. Nada bicara Jessica tidak kalah dingin dengan Donghae. Julukannya sebagai Ice Princess di kantor nampaknya berguna juga dalam situasi seperti ini.

“Apa ini?”. Jessica melempar surat gugatan ke depan Donghae dengan kasar. “Bagaimana ada seorang artis yang begitu temperamental sepertimu? Belum pernah ada artis yang menggugat perusahaanku karena berita yang aku buat.”

“Nah, karena belum ada, maka akulah yang pertama kali akan melakukannya. Bagus bukan?” potong Donghae cepat, menunjukkan cengiran menyebalkannya. Pemuda ini!, geram Jessica kesal.

Jessica mengipasi dirinya sendiri dengan tangannya. Cara yang Yoona ajarkan padanya agar rasa marahnya bisa cepat reda. Ia memang agak sensitif jika menyangkut masalah pekerjaannya.

“Baiklah, Tuan Lee..”

“Donghae-ssi... panggil aku dengan nama itu..” potong Donghae sekali lagi. Pemuda itu sibuk dengan ponselnya. Membuat Jessica benar-benar gerah karenanya.

“Bagaimana ada orang yang benar-benar tidak mau mendengarkan perkataan orang lain dulu sebelum memotong?” gumam Jessica kecil.

“Donghae-ssi, baiklah.. Bagaimana kalau kita mengambil jalan damai?”

Donghae mengalihkan pandangannya sejenak dari layar ponsel dan menatap Jessica beberapa saat.

“Damai? Kau kira akan semudah itu? Fansku pasti akan berpikiran macam-macam!”

Ugh.. kenapa aku harus menerbitkan berita tentangnya sih?, Jessica mulai menyesali keputusannya yang nampaknya terlalu cepat ia ambil beberapa pekan yang lalu.

“Aku akan mengatasi semuanya, asalkan kau berjanji tidak akan membawa masalah ini ke meja hijau.”

Donghae memasang wajah menyebalkannya pura-pura berpikir. “Mengatasi semuanya? Bagaimana jika ditambah dengan permintaanku?”

Jessica menghela napasnya dengan berat lagi. Bagaimana  bisa ada pemuda yang begitu manja dan kekanakan seperti dia?

Arasseo.. Aku akan melakukannya.”

“Bagus.. Buatlah berita tentang ini.. KABAR DATING ANTARA DONGHAE DAN DARA HANYALAH HOAX SEMATA. DAN BUKAN PIHAK DONGHAE YANG MENYATAKANNYA MELAINKAN DARI PIHAK DARA SENDIRI. Bagaimana? Memang Dara kan yang menyuruhmu melakukan ini semua? Dasar perempuan licik!”. Donghae menggigit-gigit bibirnya.

Arasseo.. Baiklah.. Aku akan melakukannya.”. Jessica merasa, menjadi penurutlah yang dibutuhkan dalam kondisi seperti ini. Percuma saja jika dia juga keras kepala seperti Donghae. Kata damai takkan pernah terwujud jika ia tetap keras kepala.

“Berikan aku nomormu.” perintah Donghae. “Ne?”. Jessica mengedipkan matanya beberapa kali. “Nomorku?”

“Ya, nomormu. Jadi, aku bisa dengan bebas menghubungiku untuk menyebutkan permintaanku.”

“Ah..”. Jessica menyodorkan ponselnya. Sebaris angka tertera dengan jelas.

Hening setelah Donghae tidak mengajaknya mengobrol lagi.

Astaga.. dia tampan.. mirip sekali dengan Donghae yang pernah aku dan Yoona kenal dulu..

Jessica menggelengkan kepalanya sendiri. Tidak, Sica.. kau tidak boleh jatuh hati..

“Kenapa kau melihatku seperti itu?” tanya Donghae mendadak. Jessica mengalihkan pandangannya dengan gelagapan. “Siapa yang memperhatikanmu?” dalih Jessica. Donghae hanya tersenyum tipis. Tangannya masih sibuk di atas layar ponselnya.

“Apa yang kau lakukan disini?”. Jessica benar-benar bingung, untuk apa Donghae kemari jika ia tidak memesan apapun?

“Oh ya, aku lupa.. Aku terlalu berkonsentrasi..”. Donghae menepuk dahinya sendiri.

“Aku akan memesankannya untukmu.” sela Jessica. Donghae hanya mengendikkan bahu, membiarkan gadis itu melakukannya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet