Final

What are we? [INDONESIAN]
Please Subscribe to read the full chapter

            “Kami adalah Blackpink.”

            Sebuah pengenalan yang mereka lakukan di malam penganugrahaan penghargaan. Mereka telah berkarir selama lima tahun lamanya. Blackpink telah membangun karir yang begitu besar, dan malam ini adalah sekian kalinya mereka telah dipanggil untuk hadir dalam sebuah awards. Tempat itu adalah sebuah backstage, dimana seluruh idol akan mempersiapkan penampilan mereka. Terdapat begitu banyak yang hadir di tempat itu. Semua keadaan ini sudah tak asing lagi bagi mereka. Waktu empat tahun telah membuat mereka belajar begitu banyak akan kehidupan mereka sebagai seorang idol.

            Mereka bilang, masa karir idol tidak pernah berlangsung lama. Mereka mengerti sekali itu, karena sejak awal mereka debut, sudah banyak sekali band yang telah bubar. Semua kata-kata bubar itu begitu menakutkan bagi Rose. Dia ingin terus berada di atas panggung itu lebih lama. Dia mencintai masa-masa indah itu, bersama tiga kawan karirnya sendiri. Mereka telah selesai menerima penghargaan mereka, dan sekarang berjalan menuju ke belakang panggung.

            Seperti biasanya, Rose pasti bakal menjadi satu-satunya orang yang menghilang dari antara mereka. Rose terlambat untuk mengikuti kawan-kawan satu grupnya. Dia akhirnya berjalan sendiri di lorong yang begitu ramai itu. Semua orang terlihat begitu sibuk untuk penampilan selanjutnya. Rose memutuskan untuk berhenti dan melihat seseorang yang siap tampil selanjutnya. Dia mengenali orang itu, tapi mungkin dia tidak terlalu mempedulikan keberadaannya.

            Dia adalah sang penyanyi solo yang baru saja merilis album pertamanya sejak dia berada di bandnya.

            “Bersiap, penampilan selanjutnya, Park Jimin-ssi.”

            Rose mengenalnya. Tentu saja, siapa yang tidak mengenalnya sampai saat ini? Sejak suksesnya Bangtan Boys, satu persatu mereka memutuskan untuk merilis solo. Sampai saat ini, Jimin adalah yang paling sukses di antara anggota yang lain. Hanya dari kejauhan, Rose menatap pria itu. Dia siap untuk tampil dengan atribut dan staff yang memberikan aba-aba untuknya. Dalam beberapa detik, dia akhirnya naik ke atas panggung. Sebuah tempat yang tenang sebelumnya, akhirnya dipenuhi oleh teriakan untuk Park Jimin. Rose terpaku di tempat itu.

            Dia mendengarnya dengan sangat jelas, teriakkan para penonton.

            “Rose!” Seseorang meraih pundaknya, membuatnya tersadar. Lisa ternyata datang untuk mencarinya, “Ayo, semua orang mencarimu, Rose. Kita harus segera kembali untuk jadwal selanjunya.”

            Rose mengangguk. Dia langsung mengikuti Lisa dari belakang. Mereka begitu terburu-buru karena malam ini mereka harus berangkat menuju Seoul untuk tampil di acara lainnya. Tidak membutuhkan waktu yang lama sampai akhirnya dia kembali bertemu dengan anggota yang lain. Mereka langsung bergerak menuju mobil mereka untuk berangkat menuju bandara. Akhirnya di dalam mobil, mereka bisa bernapas lega setelah begitu banyak yang mereka lakukan hari ini.

            “Hari yang begitu sibuk.” Jennie menghela napas panjang.

            “Aku tak sabar untuk kembali ke Seoul dan istirahat.” Lisa menyenderkan kepalanya.

            Jisoo membalas, “Masih ada jadwal yang menunggu kita, guys.”

            “Yup.”

            Sesampainya mereka di bandara, manager mereka langsung bergerak cepat untuk mengurusi paspor dan tiket mereka. Blackpink berjalan dengan begitu cepat bersama dengan tas mereka. Hari itu tidak ada begitu banyak fans yang berada di bandara, sepertinya karena tidak ada yang mengira bahwa mereka akan langsung berangkat hari itu juga. Mereka berjalan beriringan menuju ke dalam bandara sampai akhirnya manager mereka berteriak karena terkejut.

            “Kita tidak memiliki tiketnya Rose? Bagaimana bisa seperti ini? Kau tidak mencoba mengecek kembali?” Manager mereka mulai darah dan memarahi staff yang membawa barang-barang Blackpink.

            Anggota staff itu hanya bisa memohon maaf dari managernya. Dia tidak mengerti bagaimana bisa dia lalai dalam melakukan itu semua. Anggota Blackpink masih tidak ada yang tau menau soal ini. Manager mereka hanya bisa menghela napas panjang dan berjalan begitu cepat untuk menahan mereka berempat sebelum masuk.

            “Kita dalam keadaan gawat untuk saat ini. Salah satu staff telah menghilangkan tiket Rose. Jadi, untuk saat ini, kalian hanya bisa pergi bertiga.” Manager menjelaskan kepada mereka semua.

            Tentu saja tampang mereka begitu terkejut mendengarnya. Kehilangan satu member sudah begitu fatal untuk setiap band tentunya, terutama besok mereka harus tampil kembali di pagi hari. Jadwal mereka sangat padat untuk besok, tapi permasalahan ini malah datang. Manager mereka memberi penjelasan singkat dan menahan Rose, karena tentunya dia tidak bisa masuk. Dia melambaikan tangannya kepada anggotanya, dan besok bakal jadi waktu yang sulit untuk menjelaskan keadaan Rose.

            “Aku akan mendampinginmu disini. Kita tunggu keputusan staff yang sedang berusaha mencari pesawat tercepat untuk berangkat dari Hongkong ke Seoul.” Rose hanya bisa mengangguk kepada managernya. Dia melihat dari kejauhan anggotanya sudah melewati security penjagaan.

            Manager Rose akhirnya memintanya untuk menunggu, dan dia meninggalkan Rose sendirian untuk mendatangi staff yang berada di pembelian tiket. Rose melihat sekelilingnya dan memutuskan untuk mencari tempat untuk dia duduk. Dia mengambil handphone nya untuk mengirim pesan kepada anggotanya. Mereka begitu menyayangkan bahwa Rose tidak bisa pergi bareng mereka, begitulah juga yang dirasakan Rose. Dia hanya bisa menghela napas panjang dengan hal tersebut.

            Rose melakukan browsing dengan handphone nya untuk melihat berita terbaru tentang acara penghargaan yang mereka datangi sebelumnya. Dia melihat satu berita yang membuatnya benar-benar terkejut.

 

            [HEADLINE] Park Jimin berhasil mendapatkan daesang untuk solo albumnya!

            [HOT] Album of the year jatuh kepada Bangtan Boys’ Park Jimin!

 

            Dan dengan itu, layar handphonenya dalam sekejap memuncul sebuah pesan melalui Line dari seseorang. Rose hanya bisa terkejut melihat pesan itu dihadapannya. Apa yang tidak pernah dia duga akhirnya menjadi kenyataan, dan Rose merasa takut akan hal itu.

            From Jimin :

                        Aku berhasil mendapatkan album of the year, Rose.

            Dia tidak berusaha membuka pesan itu. Dia berhenti menatap layar dan berpikir untuk segala kemungkinan yang harus dia hadapi. Dalam waktu lima menit, Jimin akhirnya mengirimkan pesan lagi kepadanya.

            From Jimin :

Rose, aku tau kamu melihat pesan ini saat ini. Kamu tidak berada di dalam pesawat.

            Melihat jawaban yang tidak terduga darinya, Rose mulai panik. Dia tidak mengira bahwa Jimin yang sudah merencanakan semua ini. Bagaimana bisa dia tau bahwa dia tidak berada di dalam pesawat? Apakah dia yang telah membuat dirinya kehilangan tiket untuk berangkat? Bagaimana bisa?

            Karena Rose tidak kunjung membalas pesan dari Jimin, dia segara menelpon. Rose masih sangat ragu untuk menjawab panggilannya. Namun, jika dia melarikan diri lagi kali ini, pasti semuanya tidak akan selesai. Dengan tangan yang gemetar, Rose memencet tombol hijau itu dan menjawab panggilannya, “Hello, Jimin.”

            “Rose.” Suara lembut itu memanggil namanya.

            “Jimin, maafkan aku.” Ada tangisan dalam suara itu.

            Semua sudah dia pikirkan dengan matang sebelumnya, tapi dia tidak berpikir bahwa Jimin memberi keputusan begitu cepat untuk saat ini.

            “Aku bersedia, Rose.”

            “Tidak, jangan! Aku hanya main-main saat itu. Jimin, tolong jangan.” Rose berusaha memohon.

            “Dengarkan aku, Rose, kamu yang saat ini aku pilih. Jadi terimalah diriku kali ini.”

            Rose menangis mendengar itu semua. Dia kira dia bisa benar-benar bertekad. Hanya pria ini yang berlari mengejarnya begitu jauh. Rose tidak yakin apakah semua ini akan berhasil.

 

 

 

 

 

 

            Dua bulan sebelumnya

            Setiap lima tahun lamanya, pastinya artis YG akan memutuskan untuk menandatangani perpanjangan kontrak mereka. Dan untuk tahun ini adalah giliran seluruh member Blackpink untuk memutuskan. Mereka semua berjanji untuk saling memperbarui kontrak mereka. Namun, Rose hanya bisa berbohong kepada mereka semua. Dia menyimpan keinginan lain dalam hatinya. Dia memutuskan untuk tidak melanjutkan sebagai anggota Blackpink. Rose sudah memiliki keinginan sendiri dalam hatinya.

            Di hari itu, satu persatu mereka di panggil secara pribadi oleh sang bos untuk proses ditanyai tentang kelanjuntan dari kontrak itu. Dalam grup chat itu, mereka saling meyakinkan satu sama lain bahwa mereka akan melanjutkan kontrak itu. Tidak ada yang tau bahwa Rose memiliki keinginan lain dalam hatinya. Ketika dia berjalan masuk ke dalam ruang bosnya, Rose berjanji kepada dirinya bahwa dia akan jujur.

            “Selamat siang, Rose.”

            “Siang, sajangnim.” Bosnya menyambut kedatangannya. Dia mempersilahkan Rose untuk mengambil tempat duduk. Bosnya memulai pembicaraan mereka, “Jadi, apakah kamu sudah memutuskan?”

            Dia menganggukkan kepalanya perlahan, “Iya, aku memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak, sajangnim.”

            “Dan boleh aku tau alasanmu akan hal itu?”

            “Aku memutuskan untuk kembali ke rumah. Ayah dan ibu memintaku untuk kembali ke Australia. Aku akan memulai pelayananku kembali, sajangnim. Aku sangat bersyukur bisa menjadi anggota blackpink, tapi aku pikir kembali bahwa aku memiliki panggilan lain.”

            Bosnya tidak berusaha menyangkal apa saja yang dia katakan. Rose hanya bisa terdiam melihat reaksi bosnya.

            Benar, ini memang keputusan yang dia ambil. Dia telah memikirkannya dengan matang. Seharusnya dia tidak perlu merasa ragu, benarkan? Rose, kamu melakukannya untuk kebaikanmu. Itu terus berulang kali dia katakan kepada dirinya.

            Karirnya sebagai sang anggota Blackpink merupakan pengalaman yang sangat berharga. Tiba-tiba kenangan itu datang menghampiri dirinya, air matanya perlahan menetes mengingat segala perjuangan yang dilakukan sampai di titik ini. Bosnya terkejut melihat dirinya, “I’m sorry, sajangnim. I just want to stop for now. Thank you for letting me be in Blackpink.”

            “Rose, are you really sure?”

            “Yes, sajangnim. Please, don’t tell the member for me. I don’t want them to know.”

            Air mata itu menetes perlahan, mengingat bahwa dia sudah menetapkan ini semua. Rose berusaha menghapus air mata itu dan melihat bosnya tersenyum ke arahnya, “Kemanapun kamu pergi, aku berharap kamu sukses, Rose.”

            “Thank you, sajangnim.”

 

 

 

 

 

 

 

 

            Karena Jin telah berumur 30 tahun, maka dia harus melakukan wajib militer seperti yang dilakukan oleh setiap pria di Korea Selatan. Bangtan boys memutuskan untuk menghentikan aktivitas mereka secara grup. Saat ini, mereka mulai melakukan aktifitas solo mereka. Untuk kali ini, Jimin yang mendapatkan bagian untuk menjalani solo. Promosi besar-besaran telah dilakukan oleh Big Hit akan hal tersebut.

            Sudah hampir delapan tahun lamanya dia debut bersama dengan Bangtan, dan terdapat begitu banyak hal yang terjadi. Mereka tumbuh bersama selamat bertahun-tahun. Semua kesuksesan itu benar-benar luar biasa bagi hidup mereka. Namun, disisi lain, Jimin mendapatkan pemikiran yang berbeda akan hidupnya. Di umurnya yang 27 tahun, tentunya dia merasa harus melakukan sesuatu.

            Kota Seoul begitu besar untuk dirinya, dia melihat sekelilingnya dari balik jendela mobil. Perjalannya kali ini akan membawanya ke suatu tempat yang selalu dia datangi. Mobil yang membawanya akhirnya berhenti, Jimin berjalan keluar dari mobil. Tempat itu tidak begitu menarik perhatian, hanya sebuah rumah sederhana dengan orang-orang sederhana. Disana, Jimin memutuskan untuk menghabiskan hari-harinya. Di tempat itu, Jimin berharap anak-anak itu mempunyai harapan akan hari ke depan.

            Dari puluhan kali dia datang ke tempat itu, anak-anak itu pasti akan menyambutnya, tapi kali ini sepertinya semua orang berada di aula tengah. Dia mendengar sebuah sumber suara dari sana. Dia mendengar sebuah nyanyian terlantun, dan suara itu benar-benar sangat merdu. Dia tidak pernah mendengar suara itu sebelumnya. Jimin mempercepat langkahnya untuk membuka pintu aula.

            Di tengah, seseorang bernyanyi, “For you who born in Winter.”

            Suara yang indah, senyuman itu, bersama jari jemarinya yang sedang memetikkan gitarnya, Jimin terpaku di tempat itu. Dia mendengar dengan cermat alunan lagu itu. Bahkan tidak ada mata yang bisa lepas dari sumber suara itu, dan Jimin memutuskan untuk melangkah lebih dekat. Dia mengenali sosok yang sedang bernyanyi di tengah-tengah anak-anak itu.

            “Rose.”

            Dia mengenali wanita itu, sang cantik yang bersuara merdu, bahkan kecantikannya juga seperti kecantikan hatinya. Ketika Rose selesai menyanyikan lagunya, sorakkan tepuk tangan memenuhi ruangan itu, termasuk tepuk tangan dari Jimin. Anak-anak itu langsung berdiri dan memeluknya. Jujur, ini pertama kalinya dia melihat Rose berada di rumah ini. Selama dia berkunjung, dia tidak pernah bertemu Rose satu kalipun, tapi dari cara anak-anak itu memeluk dirinya, Jimin mengerti sekali bahwa Rose sudah sangat dekat dengan mereka.

            Jimin berjalan mendekat dan Rose akhirnya menyadari keberadaannya. Dia melepas pelukan anak-anak itu untuk memberinya salam, “Jimin-sunbae, selamat sore.”

            “Aku tidak mengira seorang member girlgroup bisa berada di tempat ini.” Jimin memberi komentar.

            “Bukankah penyanyi solo seperti sunbae bisa berada di tempat ini lebih mengagetkan?” Rose memberi jawaban untuk Jimin.

            Ini bukan pertama kalinya mereka saling bertemu. Dunia entertaiment begitu luas, dan mereka kebetulan bertemu di suatu tempat yang tidak terkira. Rumah Ceria, sebuah tempat seperti layaknya rumah sakit untuk anak-anak. Mereka semua memiliki cerita yang berbeda tentang diri mereka. Namun, di rumah ini, mereka di beri harapan akan hari-hari mereka walau sebenarnya kenyataan tidak begitu indah. Tidak ada yang bisa menjamin bagaimana anak-anak ini di esok harinya.

            “Sudah berapa lama kamu mendatangi tempat ini, Rose?”

            Mereka berdua memutuskan untuk mengambil tempat duduk. Dan itu adalah pertanyaan pertama yang di lontarkan Jimin kepadanya. Rose menjawabnya tanpa ragu, “Sekitar enam bulan sepertinya.”

            “Wah, sudah cukup lama, tapi kenapa aku hampir tidak pernah bertemu denganmu?” Tanya Jimin lagi kepadanya.

            “Sebenarnya aku pernah melihatmu di sini sebelumnya, tapi aku hanya melihatmu pergi. Mungkin karena jadwal kita yang selalu berbeda?” Rose menjelaskan kepadanya sambil memegangi tangannya sendiri.

            Jimin melihat ke arah Rose, “I see.”

            “Apakah kamu kesini juga sering, sunbaenim?” Rose memulai formalitas dalam nada bicaranya.

            “Bisa dibilang begitu, tapi aku baru mulai ke tempat ini sejak dua bulan lalu.”

            Rose menoleh ke arahnya sejenak. Dia mendapati bahwa matanya melihat ke arah anak-anak yang sedang bermain saat itu, “Mereka anak-anak yang ceria, bukan?”

            “Iya, mereka mengingatkanku pada diriku yang dulu.”

            Rose tersenyum mendengar kata-kata Jimin, karena seperti itulah yang dia rasakan ketika berada di rumah ini. Mimpi setiap anak-anak ini begitu indah, dan itu seperti setiap mimpi yang ingin diwujudkan oleh Rose. Rose melihat sejenak ke arah Jimin dan memberi komentar, “Aku yakin fansmu menyukai dirimu yang sekarang. Selamat atas solo kariermu, Jimin-sunbae.”

            Jimin terkejut mendengar perkatannya, “Terima kasih. Suaramu sangat bagus, Rose-ssi, bukankah kamu juga harusnya melakukan solo?”

            “Aku berasal dari YG, kau tau itu. Aku tak bisa mendapatkan solo jika aku bukan GD.” Rose tertawa sedikit dengan perkataannya, “Aku bercanda. Aku belum ada pikiran untuk solo. Menurutku, aku belum siap.”

            “Jika memiliki suara seindah milikmu, pasti semua orang akan siap kapan saja untuk menjadi soloist.” Dia memujinya lagi.

            Rose merasa tersanjung, “Thank you, sunbaenim. Aku mungkin tidak bisa sukses sepertimu.”

            “Hey, jangan seperti itu, Blackpink juga memiliki banyak fans. Kamu tau juga bahwa Jungkook adalah fansmu.” Jimin melihat Rose yang tertawa sedikit mendengar hal tersebut.

            “Itu sudah lama sekali, Jimin-sunbaenim.”

            “Memang, tapi tetap terasa awkward ketika mendengarmu memanggilku seperti ini. Aku masih ingat ketika kamu memanggil kami seperti teman.”

            Jimin akhirnya mengatakannya. Rose tenggelam dalam kenangan yang pernah terjadi antara mereka. Dunia entertainment tidak pernah seindah itu. Banyak hal yang telah terjadi dan berlalu. Bangtan Boys tinggal berenam, dan saatnya Blackpink untuk memperbarui kontrak. Tidak ada yang bisa mengirah bahwa waktu akan berlalu saja di antara mereka. Perasaan? Kata itu tidak pernah muncul di antara kedua band ini, mungkin karena mereka juga ingin meneruskan karir mereka selanjutnya.

           
            “Sepertinya ini sudah menjadi kebiasaan lagi, aku lupa bahwa tidak ada orang lain yang bakal melihat kita.” Rose tertawa sedikit.

            “Well, bagaimana keadaan anggotamu, Rose?” Jimin bertanya kepadanya.

            “Kita baik-baik saja.”

            “Apakah kamu memperbarui kontrak?” Jimin bertanya dengan nada serius.

            Terkejut dengan pertanyaannya, Rose memegang tangannya dengan gelisah. Dia berusaha untuk tidak terlihat seperti itu di hadapan Jimin. Dia menoleh ke arahnya dan menatapnya dengan yakin, “Tentu saja. Kami semua setuju untuk menanda tanganinya bersama.”

            “Are you sure, Rose?”

            Pertanyaan Jimin itu membuat Rose terdiam sejenak. Dia bukanlah seseorang yang mudah berbohong. Bahkan ketika dia mengatakan iya kepada member yang lain, dia tetap tidak bisa menutupi kegelisahan hatinya. Dari semua orang yang bertanya kepadanya dengan kata-kata yang sama, hanya Jimin yang membuatnya ragu. Tentu saja, karena mereka berdua memiliki masa lalu bersama. Sejak kejadian itu, Rose memutuskan untuk berhenti menjadi member Blackpink.

            “I’m sure.”

            Dia menjawabnya dan tidak kecurigaan muncul dari wajah Jimin. Mereka kembali ke dalam keheningan untuk sejenak, dan Rose memutuskan bertanya apa yang ada dalam hatinya, “Bagaimana keadaanmu? Apakah kamu sudah benar-benar merelakannya?”

            Kenapa Rose menanyakan hal itu? Karena mereka adalah teman, Bangtan Boys dan Blackpink adalah teman, begitu juga Red Velvet dan Blackpink. Jimin dan Seulgi adalah salah satu pasangan yang sangat terkenal setahun yang lalu. Mereka berdua sudah menjalani hubungan cukup lama sebelum media membeberkannya, tapi akhirnya, fans banyak sekali tidak menerima hubungan mereka.

            Seulgi meminta putus pertama, dan Jimin tidak ingin. Menurut Rose, mereka saling menyukai satu sama lain. Namun, hubungan itu tidak bisa bertahan lama. Sampai saat ini, Rose tidak pernah bisa tau alasan pastinya. Hari itu ketika mereka putus, yang pertama kali Jimin hubungi adalah Rose. Bahkan dari semua teman yang dekat dengannya, dia memilih untuk menemui Rose. Dan tanpa menolak sama sekali, Rose langsung pergi mendatangi Jimin. Malam itu, dia mabuk berat dan terlihat begitu berantakan.

            Dunianya seperti hancur berkeping-keping malam itu.

            “Tentu saja sudah.”

            “Syukurlah.” Rose tersenyum sedikit.

            “Tapi terkadang masih sakit ketika aku melihatnya. Namun, hatiku sudah tau sekali bahwa memang hubungan kami sudah berakhir.”

            Seluruh dunia sudah tau sekali bahwa Jimin begitu mencintainya saat itu, karena mereka benar-benar begitu bahagia. Seperti halnya dunia ini, Rose mengerti juga, tapi dia selalu menahan dirinya dan melihat dari kejauhan. Pertemanan yang terjadi antara kedua grup hanya sebatas saling mengenal saja, mereka tidak pernah berjalan lebih dalam dari itu. Tentu saja tidak pernah muncul kata cinta antara mereka. Benarkan? Rose? Seharusnya tidak pernah ada muncul kata cinta di antara kalian, atau mungkin pernah terjadi?

            “Kamu bisa melewatinya, Jimin-sunbae.”

            “Mendengarmu memanggilku seperti itu, aku menyesali hubungan baik antara kita semua menjadi rengggang. Aku merindukan masa-masa dimana kita menjadi teman seperti pada umumnya, tanpa ada perasaan takut akan adanya pandangan orang.” Jimin berbicara.

            Rose menjawabnya dengan perlahan, “Mungkin karena kita tidak bisa kembali.”

            “Kalau aku ingin kembali, bagaimana?”

            “Ketika kita bukan lagi Bangtan Boys dan Blackpink?” Rose menebak.

            Jimin menganggukkan kepalanya, “Kau benar. Jika aku membuang Bangtan Boys dan kamu membuang Blackpink, mungkin kita bisa berbicara seperti biasa.”

            “Ya, bisa saja.”

            “Kalau aku membuangnya, apakah kita bisa terjadi?”

            Pertanyaan Jimin hanya membuat Rose semakin terkejut. Dia tau sekali apa maksud dari Jimin. Malam di mana dia memanggil Rose untuk datang, mungkin semua ini muncul karena kejadian itu. Rose terus menghindari Jimin sejak kejadian itu, karena dia takut jika apa yang berada di dalam hati menjadi semakin besar. Dan saat ini, Jimin malah bertanya akan hal tersebut. Rose berubah menjadi panik, dan dia segera angkat kaki dari tempat dia duduk. Dia tidak ingin menjawab pertanyaannya.

            Karena Rose takut dengan hatinya, “Aku pikir ini saatnya aku balik.” Rose hendak berjalan pergi dan di sampingnya, Jimin juga ikut berdiri.

            “Aku datang ke tempat ini untuk mencarimu, Rose.” Dia berusaha menahan langkah Rose.

            Usaha Jimin berhasil, Rose tidak jadi pergi dan menoleh ke arah Jimin. Dia dapat melihat sebuah ketulusan dari matanya, dan itu sangat dibenci oleh Rose. Hatinya menjadi lemah karena hal itu. Rose memutarkan badannya untuk membungkuk kepada Jimin, “Senang bertemu denganmu, Jimin-sunbae.”

            Dan seperti itu, Rose menghindar lagi seperti pengecut.

 

 

 

 

 

 

 

            Jimin berpikir untuk kembali ke tempat itu. Rumah Ceria yang telah mempertemukan dirinya kembali dengan Rose. Namun, tidak peduli seberapa sering dia datang ke tempat ini. Dia tidak pernah bertemu dengan Rose, bahkan ketika bertanya kepada pekerja di sana, mereka tidak pernah melihat lagi Rose datang. Bagi mereka itu adalah kejadian yang aneh karena Rose selalu berusaha untuk datang walaupun jadwalnya begitu padat. Bukannya dia tidak memiliki nomor Rose, tapi dia sudah berusaha menghubungi nomornya yang lama, dan ternyata sudah tidak aktif lagi.

            Mungkin seperti itu pada umumnya, hubungan yang berakhir antara Bangtan Boys dan Blackpink membuat mereka memutuskan untuk berhenti menghubungi satu sama lain. Skandal yang sangat besar itu telah membuat luka untuk setiap orang, dan saat ini yang masih memiliki luka itu adalah Rose. Dia benar-benar berusaha untuk mengakhirinya. Jimin tetap merasa sesuatu yang menjanggal dalam hatinya sejak malam itu.

            “Jika Rose datang kembali, tolong hubungi aku.” Jimin memberika nomornya kepada petugas Rumah Ceria.

            Dia memutuskan pergi dengan hati yang berat. Jimin berjalan keluar dari Rumah Ceria sambil melihat sekelilingnya, dia berharap setidaknya Rose akan berada di sana. Namun, itu hanya harapan kosong saja. Rose tidak berada di sana. Jimin hanya berjalan dengan hampa menuju ke mobilnya. Dia melihat managernya sudah berada di sana. Dia duduk di dalam dan menghela napasnya sejenak.

            Tiba-tiba handphone Jimin berdering, “Hello, hyung?”

            “Jimin, gawat! Kamu harus ke rumah sakit sekarang! Jungkook mengalami kecelakaan!” Telepon dari Suga membuatnya benar-benar panik.

            “Apa kamu serius?! Dimana dia di rawat?!”

            “Seoul Hospital. Kamu harus segera ke sini, semuanya sedang dalam perjalan menuju rumah sakit ini.” Suga akhirnya menutup telponnya.

            Jimin langsung meminta managernya untuk pergi menuju rumah sakit, dan dia menjadi sama paniknya dengan Jimin. Semua terjadi begitu tiba-tiba di depan matanya, dan dia tidak pernah mengira kejadian ini akan terjadi. Jungkook hari ini melakukan hal normal pada umumnya. Dia mempunyai jadwal untuk syuting acara variety show. Dia seharusnya sudah selesai melakukan syuting itu satu jam yang lalu. Jungkook tidak memiliki jadwal lain selain itu hari ini, seperti member lain yang juga tidak memiliki jadwal.

            Iya, seharusnya saat ini mereka bertemu kembali di dorm seperti biasanya. Kenapa sekarang mereka bertemu di rumah sakit?

            Apa yang terjadi padamu, Rose?

            Mungkin karena mereka adalah idol terkenal, dalam waktu cepat, wartawan sudah muncul di rumah sakit. Namun, beberapa petugas sudah berusaha untuk tidak memperbolehkan mereka masuk. Jimin yang baru saja sampai di tempat itu begitu terkejut melihat kerumunan orang-orang itu. Dengan bantuan managernya, Jimin memasukki tempat itu walaupun ada begitu orang yang melemparkan pertanyaan kepadanya.

            “Ceritakan kepada kami, Jimin-ssi? Apa benar Jungkook kecelakaan?”

            “Dia sendiri yang membawa mobilnya?”

            “Apakah dia mabuk? Apakah benar kalian ribut dengan dirinya?”

            Semua pertanyaan itu membuat dirinya marah, karena tidak ada dari pertanyaan itu enak didengar. Jimin langsung bergerak dengan cepat menuju arahan managernya. Di dalam rumah sakit itu, semua orang terpaku matanya kepada Jimin. Dia langsung di arahkan ke lantai paling atas dari rumah sakit tempat dimana pasien VIP berada. Dia dapat melihat satu ruangan yang mendapatkan satu penjagaan ketat dari staff BIG HIT. Jimin segara masuk ke dalam ruangan itu.

            Dia melihat seluruh member berada di dalam ruangan, kecuali Jin yang tidak mungkin berada di sana.

            Dan dia semakin terkejut melihat seseorang yang terbaring di atas tempat tidur. Seorang wanita cantik berambut panjang terbaring dengan kondisi yang cukup parah. Terdapat luka dan balutan pada sekitar wajahnya. Jimin hanya bisa menutupi bibirnya karena terkejut melihat apa yang berada di depan matanya. Tidak ada satupun member yang berani berbicara kepada Jimin. Mereka hanya termenung melihat seorang wanita yang terbaring di atas tempat tidur itu.

            “Rose...”

            Iya, itu namanya.

            “Bagaimana bisa?” Jimin bertanya-tanya.

            Tidak ada yang berani memberikan jawaban sampai akhirnya, suara pintu terbuka terdengar, dan Jimin melihat Jungkook yang masuk dengan balutan luka di tangan dan wajahnya. Dengan nada ragu dia berkata, “Jimin-hyung, kau datang.”

            “Jungkook, jelaskan kepada kami semua apa yang terjadi disini.” Namjoon yang sepertinya baru melihat Jungkook sekarang, berkata kepadanya dengan nada penuh amarah.

            Jungkook hanya terpaku di tempat itu. Saat ini, tidak hanya luka ini yang menyakitkan untuk dia, tapi kenyataan yang ada di depannya saat ini. Jungkook bukanlah anak yang mudah menangis. Jungkook adalah yang paling muda di antara mereka. Dia selalu menjadi yang terlihat kuat di antara mereka, tapi kali ini, Jungkook bukanlah yang seperti itu. Hati Jungkook saat ini begitu hancur, sangat hancur berkeping-keping. Mata yang mulai berair itu, akhirnya menetes satu demi satu.

            Bibirnya begitu gemetar hanya untuk berkata-kata, “I’m sorry

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
arnkarunia #1
Chapter 1: join asianfanfic demi nyelesaiin bacaan ini:')
Purpleblue_kookie #2
Chapter 2: Honestly, aku bener2 newbie disini dan gabung di asianfanfic gara2 nggak sengaja baca fic mu ini, author-nim...dan aku meleleehhh wkwk, im a bts x blackpink shipper, dan rose, jungkook, jimin adalah biasku, thanks for this great story author-nim <3
Haxelite
#3
Chapter 2: Love it! thank u for sharing this story,harap author akan tulis cerita2 lain lagi about jimin x rosé ^-^
i will surely read it!
Butterflygreen #4
Chapter 2: Sumpah ini keren banget thor,, komplik nya lengakap,,, bacanya bikin baper,, gue bner 2 suka ma ini crita,,
Butterflygreen #5
Chapter 1: Kyaaaaaa ambyar gue bacanya,,,,, author nim jjang ,,,, sumpah ini cerita keren banget,,, love you thor
ROSEANNEinyourarea
#6
I hope you'll do an english version of this TT
fxdeela #7
aku juga bts x bp huhuh update segera ya mau baca banget!!
ok2doki #8
this sounds interesting~ please update >.<
Butterflygreen #9
Ditunggu update'an nya thor,, hwating