2. Tenggelam di Matamu

Rewind, Love.
Please Subscribe to read the full chapter

Di dapur Cafe terlihat Seulgi yang berulang kali membenturkan kepalanya di meja.

"Sial. Kenapa. Aku. Memberikan. Nomor. Handphone. Ku!" Gumam Seulgi secara frustasi sambil terus membenturkan kepalanya diatas meja.

-

Seulgi dan Irene saling menatap, ada cerita dibalik sorotan mata kedua orang yang sudah lama tak bertemu itu.

Seulgi berdiri membeku disamping Irene yang tengah duduk.
Dan tatapan mata mereka untuk satu sama lain seperti memberitakan nostalgia masa lalu.

Kisah mereka yang berawal manis tapi berakhir dengan kepahitan.

Kilas balik seperti mengguyur batin Seulgi, teringat kejadian 4 tahun yang lalu.. Ingatan itu masih sangat jelas, rasanya baru seperti kemarin.
Kata demi kata yang keluar dari bibir gadis yang berada dihadapannya itu sampai sekarang masih terasa seperti tikaman pisau.

'.. Ayo kita akhiri ini semua' itu dia! Kata-kata itu seperti bergema digendang telinga Seulgi yang malang. kata-kata itu seperti mengejek Seulgi- memberikannya peringatan bahwa apapun yang mereka miliki dulu, tidak bisa mereka miliki sekarang.

Seulgi mengerutkan dahinya.

"Apa yang kau lakukan disini" tanya Seulgi dengan nada yang secara mengejutkan terdengar.. Dingin.

Irene terus menatap Seulgi, seperti dia sedang mempelajari setiap lekuk wajah Seulgi yang sudah dewasa.

"Bukankah sudah jelas?? Ini Cafe kan? Aku kesini untuk bersantai.." Kata Irene tanpa memecahkan kontak mata. "Dan siapa sangka aku akan bertemu denganmu disini" lanjutnya berbisik.

Seulgi mengangguk,

"Kalau begitu, ini buku menunya.. Kalau sudah memutuskan silahkan bunyikan bel ini dan aku akan mengambil pesananmu" kata Seulgi dengan cepat, karena dia tidak ingin berlama-lama di dekat Irene.

Namun belum juga menempuh satu langkah, suara Irene menghentikan Seulgi.

"Seulgi" 

Ada sesuatu.. Ada sesuatu, saat nama Seulgi keluar dari mulut seorang Irene Bae, cara dia mengatakannya dan bagaimana itu terdengar ditelinga Seulgi.
Irene seperti, menyihir Seulgi..
Irene seperti, memakai namanya sebagai mantra..

Saat Irene memanggil nama Seulgi dengan suaranya yang halus itu- BOOM!

Seketika Irene menghentikan dunia Seulgi.


"Kau sudah menentukan pesananmu?" Tanya Seulgi mencoba terdengar tenang.

"Aku pesan Cappuccino dan crossaint"
Seulgi menggangguk dan bersiap pergi ke dapur untuk mengantarkan pesanan Irene.

"Dan Seulgi..." Panggil Irene lagi, Seulgi menarik napas panjang berusaha menenangkan dirinya yang entah kenapa mulai merasa emosi.

"Ada apa lagi?" 

"Aku merindukanmu" kata-kata itu lagi, Seulgi sudah mulai muak mendengarkan itu. Menurutnya kata-kata itu tidak baik untuk jantungnya.. Jantungnya selalu berdetak 3x lebih cepat saat mendengarkan kata-kata itu keluar dari bibir Irene Bae

"..."

"Ada banyak hal yang ingin aku katakan padamu"

"..." Seulgi mengepalkan kedua tangannya

"Bear.." Bisik Irene

*PAKK* Sesuatu seperti memukul Seulgi tepat di hatinya. Seulgi meletakan tangannya di dadanya. Dan *dukdukdukduk* jantungnya seperti sedang berada diarena balapan.. Sangat cepat, Seulgi hampir pingsan.

Seulgi menenangkan dirinya agar detak jantungnya kembali normal.

"Berikan telepon genggammu" kata Seulgi setengah hati. Irene tersenyum lebar, dia tahu betul apa yang akan Seulgi lakukan.

Seulgi menekan beberapa nomor di telepon genggam Irene dan dia menekan tombol panggil.

*ring*

Saat itu juga Telepon genggam Seulgi berbunyi.

"Yap selesai. Itu nomorku" kata Seulgi lalu mengembalikan telepon genggam Irene "dan nomormu sudah kusimpan" lanjutnya lagi sambil menunjukan layar telepon genggamnya pada Irene.
Irene mengangguk dengan senyum bahagianya.

Sejenak Seulgi menatap wajah Irene.. Dan harus Seulgi akui seiring berjalannya waktu wajah Irene menjadi semakin cantik.

Tanpa Seulgi sadari senyuman kecil terukir diwajahnya.. Senyuman yang selalu nampak saat dia menatap wajah Irene.

"Aku permisi dulu, pesananmu akan segera datang" kata Seulgi tanpa menunggu balasan dari Irene, dia segera menuju dapur.

-


Seulgi masih terus meratapi nasibnya.
Dia benci ini.
Benar saja, saat dia rasa hidupnya sudah berjalan sesuai rencananya, Irene Bae datang dan menghancurkan segalanya.

Seulgi membenamkan kepalanya diatas meja yang tadinya menjadi korban pelampiasan amarahnya.

Seulgi marah?
pada siapa?
.
.
Dia marah pada Wendy, karena membangun Cafe nya ditempat ini.
Dia marah pada Joy, karena pada hari ini walaupun seharusnya shiftnya Sore

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
SilverKnight93
epilogue coming soon!

Comments

You must be logged in to comment
Imconanian
#1
Chapter 3: Cakep suka bahasamu thor meresap ke ati ?
Seulgitopme #2
Chapter 4: Aaahhhhhh so sweet banget si itu berdua kan gakuadh hati aq
Ditian #3
Chapter 3: Woow ini keren thor beneran :v rasanya kyk nano nano tapi banyak manisnya wkwkwk
-noid- #4
Chapter 3: Bagus thor suka banget wkwk
Jun_2388 #5
Chapter 4: Duh... Kok baper.... ;)
taenyeverywhere
#6
Chapter 3: Aahhhh keren bgtt minta sekuel dong hehehehe
dillapanyseul #7
Chapter 3: new ff seulrene dongg uhh seulrene make me crazy
deer_maomao #8
Chapter 3: sangat senang karna pada akhirnya merea bisa kembali bersama lagii.. mungkin didalam suatu hubungan pasti ada masa jenuhnya.. but we cant let each other go hahaha

btw, i would like to see the sequel hehehe
bae_76 #9
Chapter 3: awawawww so sweet Thor :) ciee yg clbk kekeke XD sequel? pasti mau dong ff seulrene yg lain? oh tentu saja :v serah author-nim ae lah :v
KnightSaber99
#10
Chapter 3: Short but beautiful
Good job!