He's back?

Lean On Me
Please Subscribe to read the full chapter

"Jangan sekarang.. ku mohon.."

Keringat dingin mulai bercucuran di kening dan wajahnya, nafasnya mulai terasa sesak, suara ribut dari Seungkwan CS perlahan terdengar samar di indera pendengarannya.

Ia harus segera keluar dari sini sebelum ketahuan.

Dengan sekuat tenaganya yang tersisa, Jihoon memisahkan diri dari rombongan membernya dan keluar dari ruang tunggu. Ia harus segera menemukan tempat yang sepi, tidak boleh ada satupun yang melihat kondisinya sekarang, itu bahaya. Ditengah keputusasaannya, untunglah akhirnya ia menemukan sebuah ruang kosong, Jihoon segera membuka pintu dan begitu masuk tubuh lemahnya langsung ambruk ke lantai.

"Ugh..." Nafasnya makin tak beraturan, butiran keringat sebesar biji jagung jatuh membasahi wajah dan tubuhnya. Tanpa bisa ditahan, air mata jatuh membasahi kedua pipinya, yang dilakukannya hanya memukul-mukul bagian dadanya.

Jihoon mengeram kesakitan saat tenggorokannya serasa dicekik, ini bahkan jauh lebih parah dari yang biasa dirasakannya.

"To..lo..ng..." Rintihnya. Entah pada siapa, Jihoon tahu tak ada satupun orang yang bisa dimintai pertolongan.

Seakan belum cukup dengan rasa sakit yang dirasakannya, Jihoon merasakan seperti ada ribuan jarum yang menusuk-nusuk bagian kepalanya.

"Eom..ma.."

"Jihoon!!"

Belum sempat Jhoon berbalik badan, tubuhnya sudah ditarik kedalam sebuah pelukan. "Tenangkan diri mu, ambil nafas pelan-pelan dan keluarkan"

Suara ini... Jihoon seperti mengenalnya.

"Lakukan Jihoon" Pinta Suara itu.

Jihoon pun akhirnya menuruti apa yang dikatakan orang yang masih memeluknya itu, ditariknya nafas pelan lalu dikeluarkannya, dilakukannya beberapa kali.

"Lakukanlah sampai kau merasa tenang" Ucapnya, masih mengusap pelan punggung Jihoon.

Secara perlahan deru nafas Jihoon mulai terdengar beraturan, namun sakit di kepalanya masih belum hilang.

"Apa kepala mu sakit?" Tanyanya.

Jihoon mengangguk lemah, rasanya begitu sakit, sungguh.

Sosok itupun membantu Jihoon untuk berjalan kearah sofa, lalu dengan hati-hati merebahkan tubuh Jihoon ke sofa. "Jangan memikirkan apapun yang menyakiti kepala mu, cobalah untuk relax " Suruhnya.

"Hyung.." Meski Jihoon belum dapat melihat jelas wajah orang yang kini sedang memijit kepalanya, tapi Jihoon yakin jika ia tidak salah mengenali siapa pemilik suara itu.

"Jangan banyak bicara dulu, Hoon. Kau harus menenangkan diri mu, pejamkan mata mu" Suruhnya.

Lagi, Jihoon kembali menurut dan memilih untuk menikmati pijitan di kepalanya. Rasa sakit di kepalanya mulai hilang dan perlahan Jihoon merasakan kedamaian, rasanya begitu tenang dan aman.

Dan perlahan semua tampak gelap.

Sosok itupun menghentikan aktivitasnya begitu melihat Jihoon yang tampak tenang di tidurnya. Ia berlutut di samping tubuh Jihoon, ada raut kesedihan di pancaran matanya.

"Kenapa kau jadi seperti ini, Hoon-ah" Gumamnya sedih.

 

***

 

Seungcheol segera berlari ke sebuah ruangan setelah mendapat telphone, tak dipedulikannya panggilan manager hyung yang sempat berpapasan dengannya di pintu masuk.

Segera dibukanya pintu yang tertutup itu, matanya langsung membulat saat melihat sosok yang tak sadarkan diri di sebuah sofa.

"Woozi" Seungcheol segera melangkah kearah sofa.

Diperhatikannya tubuh lemah Woozi, apa yang sebenarnya telah terjadi? Raut wajahnya tampak begitu khawatir.

Dengan tangannya yang bergetar, Seungcheol mengeluarkan ponselnya dan segera menghubungi seseorang. "Mingyu.. Aku butuh bantuan mu... Jangan banyak tanya, nanti akan ku jelaskan, sekarang dengarkan aku baik-baik, pinjamlah kunci mobil ke manager hyung dan tunggu aku di pintu belakang sekarang" Sambungan diputus.

Seungcheol memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku, lalu dengan pelan mengangkat tubuh Jihoon ke dalam gendongannya.

Seperti yang di perintahkan sang leader, Mingyu sudah menunggu Seungcheol di pintu belakang. Meski tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, Mingyu memilih untuk menahan dulu rasa penasarannya.

"Hyung.. Woozi hyung..." Mingyu segera keluar dari dalam mobil.

"Cepat buka pintunya, Mingyu!" Suruh Seungcheol.

Segera Mingyu membuka pintu belakang lalu membantu Seungcheol memasukkan tubuh Jihoon yang masih tak sadarkan diri.

"Apa yang terjadi hyung?" Tanya Mingyu saat mereka sudah berada di dalam mobil.

Seungcheol menggelengkan kepalanya. "Entahlah aku juga tidak tahu" Jawab Seungcheol jujur.

Mingyu menatap tajam kearah sang leader yang duduk di sampingnya, jelas sekali hyungnya itu tampak begitu khawatir dengan keadaan Jihoon.

"Apa mereka bertanya kemana kau pergi?" Tanya Seungcheol.

Mingyu menoleh sekilas ke arah Jihoon. "Hyung tenang saja, semua aman. Lalu sekarang bagaimana? Kita tidak mungkin membawa Jihoon hyung ke dorm dengan keadaan begini" Ucapnya.

Seungcheol juga tahu apa yang sedang dipikirkan oleh dongsaengnya itu, bagaimana mungkin mereka membawa Jihoon dalam keadaan tak sadarkan diri seperti sa

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
21alynn #1
Chapter 4: Huaaaa baru ketemu storynya! Semangat nulisnya! Aku tunggu!!! Huaaa ini bagussss:")
Wxnieyy_19 #2
Chapter 4: Kapan lanjutnya TT
RDyanti_97 #3
Chapter 4: seruu bgt ceritanya . aigoo kasian uri jihoonie huhu
lanjut ya ceritanya . Fighting ^^
Balalala1717 #4
Chapter 4: Uuuh jadi sedih jihoon ku setrong ya :"))
beaniejeon #5
Chapter 3: ini baguus huhu aku suka cerita idol giniii... lanjut yaaa, fighting!!
wilddisneyprincess
#6
Chapter 1: Wah baguss lanjut2... tapi jangan banyakin romaji nyaaa yaaaaaa
sseundalkhom
#7
Chapter 2: duh duh jihoon nak...... mingyu please marahin cheol gyu
Balalala1717 #8
Chapter 1: Iih gemes banget asliii akhirnyaaa jiharem bahasa indo huhuhu bahagiaa banget
leejihoon92
#9
Ya elahh intro mu itu unek unek ku banget hehh.... mpe rasa ndak punya air mata lagi aku kalo ingat smua hal tentang perbedaan jihoon predebut sama yg sekarang... #maklumbapertingkatdewa