You

The Sound of Heart
Please Subscribe to read the full chapter

Author’s POV

Seorang yeoja kini tengah berada di sebuah ruangan yang cukup luas, di sana terdapat sebuah Piano putih besar dan beberapa alat musik lainnya. Ia sedang menikmati setiap alunan nada yang keluar dari setiap tuts piano yang ia mainkan sambil memejamkan matanya. Fikiraannya seakan melayang entah kemana, bahkan ia tak menyadari jika sedari tadi ada sepasang mata yang tengah terenyum memperhatikannya bermain piano.

Hingga tiba-tiba datang seorang namja yang mengganggu konsentrasi dan membuatnya menghentikan permainan pianonya.

“ Eunji Pabboya ! “ katanya sambil berteriak.

“ Ya Jung Yoon Jae pabbo apa yang kau lakukan. Mengganggu orang saja !“ jawab yeoja bernama Eunji tadi dengan suara yang juga agak di tinggikan.

“ Pabbo-ya kau tidak ingin pulang hah ? kau tidak lihat ini sudah jam berapa ?” jawabnya dengan tidak kalah nyaring.

“ mwo ? memang sekarang jam berapa ? “ jawabnya dengan tampang bodoh, sambil melirik jam tangannya. “ mwo jam 5 ! “ pekiknya.

“ benarkan kau itu memang benar-benar pabbo. Aigoo bagaimana bisa aku memiliki adik seperti mu, menyebalkan sekali jika setiap pulang aku harus menunggumu dulu. “

“ hehehe mianhae oppa “ dengan menunjukkan senyum dan aegyeonya.

“ Eunji-ya… “ membuang nafas secara kasar.

“ hentikan tingkah bodohmu itu ! “ ketika mendengar kata itu keluar dari mulut orang yang ia sayang yaitu oppanya sendiri senyum itu pun langsung hilang dan di gantikan oleh wajah datar darinya.

“ Ya ! hah sudahlah tidak perlu di teruskan, lagi pula kau tidak perlu menunggu ku terus jika ingin pulang, aku sudah besar. Aku bukanlah yeoja itu yang masih anak-anak  “ katanya dan berlalu meninggalkan oppanya.

“ ya kau itu orang yang membuat kita telat pulang tahu. “ Yoon jae sambil menyamakan dirinya dengan Eunji yang sudah berada di sampingnya

“ ne araseo Jung yoon jae-ssi. “ jawabnya datar tanpa melihat ke arah lawan bicaranya.

Yoon jae pun terlihat seperti tidak akan membalas perkataan adiknya, jika sudah seperti ini ia tahu jika adiknya saat ini sedang dalam suasana tidak baik. Apa dia tadi terlalu kasar ?

Sementara orang yang dari tadi memperhatikan Eunji hanya dapat tersenyum melihat punggung Eunji yang kini mulai menjauh.

Eunji’s POV

“ kami pulang “ teriakku ketika sudah memasuki rumah.

“ ya Pabbo kau berisik sekali, tidak bisakah kau kecilkan suara mu hah ?! “

Aku meliriknya dengan tatapan kesal, setiap kali bertengkar dengannya dia selalu memanggilku Pabbo. Aku tidak sebodoh itu. ‘Aku benci kau yang sekarang Jung yoon jae’ kataku dalam hati masih dengan memperhatikannya.

“ wae ? kau tidak suka ? memang kau itu pabbo. Bahkan yeoja itu lebih baik dari kau” Aku menarik nafas kesal dan membuangnya kasar.

“ ne dia memang lebih baik, jadi sekarang kau pergilah dari hadapanku. Aku lelah bertengkar dengan mu“ tanpa mengatakan apa-apa lagi aku langsung naik ke atas menuju kamarku, bahkan aku membanting pintu dengan kasar. Tapi Aku tidak peduli jika dia marah atau tidak. Dia keterlaluan. Jung Yoon Jae!

Setelah sampai di kamar aku segera merebahkan tubuh lelahku ini. Bertengkar dengannya selalu sanggup membuat tubuhku serasa remuk. Aku tahu yeoja itu memang lebih baik, dia manis, pintar dan dia juga selalu terlihat lemah yang membuatnya banyak di kasihi oleh orang lain. Tapi bagiku ia itu lebih terlihat seperti orang yang perlu di kasihani dari pada di kasihi, lagi pula aku ini adiknya mengapa ia selalu membandingkan dia dengan ku ? aku benci dengan mu Jung yoon jae !

***

Tok…tok…tok

Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar, pasti itu Yoon jae manusia menyebalkan itu. Aku sekarang tidak mau jika harus memanggilnya Oppa. Dia sekarang tidak terlihat seperti oppa ku, ia sekarang lebih terlihat seperti orang lain untukku. 

“ Eunji-ya kau tidak makan dulu ? sudah aku siapkan, kau keluarlah hari ini omma dan appa sedang ke luar katanya mereka akan pergi beberapa hari. Jadi aku yang memasak, keluarlah aku memasakkan sesuatu yang istimewa untuk mu . kau juga belum pernah makan masakkan buatanku kan.  Jadi jangan lewatkan ini.“

Aku berfikir sejenak. Aku memang mengatakan tak mau melihatnya, tapi aku tak mengatakan bahwa aku tak ingin makan kan ? jadi kuputuskan untuk keluar dan makan. Jika sudah menyangkut yang satu ini aku akan mengesampingkan hal lainnya.

Cklek…

“ aku keluar bukan untuk melihatmu, aku keluar karna kau yang menyuruhku makan “ kataku lalu berjalan mendahuluinya.

“ nde naedongsaeng “ katanya sambil mengacak-acak rambutku. Aku yang tidak suka langsung menepis tangannya.

“ geumanhae ! “ jawabku dengan menepis tangannya kasar.

Ia tertegun sejenak dengan tingkah ku, namun ia segera berjalan lagi di belakang ku.

 Kini aku sudah berada di ruang makan. Yoon jae menyuruhku untuk duduk menunggunya sebentar. Tak lama ia pun sudah membawa dua piring yang berisi makanan,  dan sepertinya makanan yang ia bawa itu lumayan enak.

“ cha… ini kau makanlah sebagai permintaan maaf ku. Dan aku membuat ini benar-benar dengan semua ketulusan yang ada dalam hatiku.” Katanya dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

Aku tidak peduli dan tetap memakan makanan ku.

“ Eunji-ya apa kau marah ?” aku tidak menjawab dan tetap meneruskan makan.

“ mianhae, mianhae karna sudah membuatmu marah “

Aku masih tidak menjawab dan seolah tak perduli, maaf dan besok begitu lagi. Membandingkan aku dan yeoja itu lagi.

“ aku sudah selesai, aku akan langsung ke kamarku. Terimakasih makanannya Yoon jae-ssi.” Kataku dan segera berlalu. Baru beberapa langkah aku pun terhenti karna terdengar suara gebrakan meja yang di lakukan oleh oppaku.

Tidak peduli akupun melanjutkan lagi langkah ku namun.

“ Jung eunji ! “

Author’s POV

“ Jung Eunji !”

Aku menoleh dan menatapnya “ wae ? ada yang ingin kau katakan ? cepatlah aku sudah mengantuk “

“ Jung eunji apa aku akan terus marah dengan ku ? aku itu Oppa mu, apa kau akan terus seperti ini ?”

“ seperti apa ? Oppa ? Oppa nugu ? “

“ Jung Eunji ! “ dengan nada yang dingin.

“ wae ? bukannya kau lebih suka dia menjadi adikmu. uri oppa bukanlah yang sekarang. Oppaku dia sudah lama menghilang, menghilang semenjak ia datang.” Katanya terhenti ketika ia sudah merasa sesak dalam dadanya dan sudah tidak tahan dengan genangan air yang hanya sekali kedip akan ajatuh.

Tidak ada satu katapun yang keluar dari mulutnya lagi dan langsung segera berlari menuju kamarnya, dan mengunci pintunya dari dalam.

Eunji menangis dengan suara yang tertahan agar tak di dengar oleh oppanya. Ia akan menangis jika ia sudah merasa asing dengan oppanya sendiri terlebih jika itu menyangkut yeoja menyebalkan itu Bang Minah. Sejujurnya ia tak ingin bertengkar dengan oppa tersayangnya itu, hanya saja oppanya yang sekarang sudah jauh berbeda di matanya.

Sementara Yoon jae hanya terdiam merenungkan perkataan adiknya tadi. Apa selama ini ia sudah keterlaluan, ia akui semenjak ia mengenal Minah dia sudah sering meninggalkan adiknya sendiri. Ia tak menyadari mengenal Minah sudah membuat banyak waktu kebersamaan terbuang antara ia dan Eunji adik yang dulu selalu ia manja. Di tambah lagi omma dan appa mereka yang sering sibuk dan jarang ada waktu di rumah, ia merasa bersalah karena tidak memikirkan bagaimana perasaan adiknya ketika sendiri.

***

Hari ini adalah hari libur namun Yoon jae sudah sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuknya dan Eunji.

Tok…tok…tok 

“ Eunji-ya bangunlah oppa sudah membuatkan makanan kesukaan mu.” Tidak ada jawaban. Ia mencoba untuk memanggilnya lagi.

“ Eunji-ya apa kau masih marah dengan ku ? Eunji-ya. Jung Eunji”

Cklek….

Ternyata Eunji sudah tidak ada di dalam kamarnya. Kemana dia pergi ?

Suho’s POV

Hidup sendiri memang tak enak, tak ada keluarga ataupun teman. Setiap hari libur jika tidak ke taman kota aku akan ke mall selalu seperti itu, terkadang bosan. Namun yah aku harus menikmatinya bukan.

 Di taman kota aku hanya berjalan-jalan melihat orang yang lalu lalang kesana kemari, sambil sesekali melihat anak-anak yang tengah berlari menikmati waktu luang mereka bersama dengan kedua orang tua mereka. ‘Ah… aku iri pada mereka’ batinku sambil seraya tersenyum.

“ Namjoo-ya Sungjae-ya ? “ terdengar suara seseorang yang tidak asing bagi ku, seseorang yang belum lama ini mengisi fikiran ku. Ku ikuti arah suara itu, sampai di sebuah taman yang cukup sejuk. Kulihat ia sedang bersama dengan dua orang anak kecil satu namja dan satu yeoja.

“ eonni “

“ noona “ panggil anak –anak itu pada yeoja dengan hampir berbarengan. Ketika mereka melihat siapa yang memanggil mereka.

“ Namjoo Sungjae kalian kesini dengan siapa ?”

“ ahjuma Lin. Noona bogoshipeo… noona kenapa noona tak bermain ke panti asuhan lagi ? “ kata anak tadi yang sepertinya bernama Sungjae sambil menahan tangisnya

“ ne eonni, eonni bilang akan sering main ke sana “

“ aigoo Sungjae-ya uljima anak lelaki tak boleh menangis arra ! Eunji eonni disini sibuk belajar dan banyak tugas, jadi jarang untuk mengunjungi panti. Jika ada waktu luang eonni pasti akan mengunjungi kalian. Yakseok ! ” katanya dengan senyum yang menghiasi wajahnya menambah kecantikan dirinya.

“ Namjoo-ya Sungjae-ya, kalian sudah ahjuma bilang jangan pergi jauh-jauh. Omo Eunji-ya “

“ ahjuma bogoshipeo”

“ Eunji ? Jung Eunji ? kau sudah besar “

“ ahjumma aku sekarang sudah 22 tahun bagaimana mungkin sekarang masih sebesar mereka berdua.”

“ aigoo lihatlah kau masih belum berubah “

“ heee aku tidak ingin berubah “

 “ yeppo “ gumamku pelan sambil terus memperhatikannya bermain bersama kedua anak tadi dan seorang ahjumma dari jauh. Kenapa aku ini ? hanya tinggal menyapanya saja rasanya susah sekali. ‘Suho-ya ayolah tinggal kau hampiri dia dan mengajaknya mengobrol apa susahnya’ gumamku sendiri. Dan aku baru menyadari jika dari tadi ada beberapa pejalankaki lain yang mungkin aneh melihat tingkahku bergumam tak jelas sendiri.

“ pabbo ! “ rutukku pada diriku sendiri.

“ oh, kemana dia ? ahh suho-ya neon jeongmal pabboya. Sekarang dia sudah pergi, hais… jinja. Sudahlah lebih baik aku pulang “ karena kesal jadi kuputuskan untuk pulang saja dan mengakhiri liburan sesaat yang lumayan menyenangkan ini. Menyenangkan karena aku bisa melihat senyumnya walau sebentar.

***

Sebelum sampai apartement aku melihat kedai kopi yang biasa aku datangi, kurasa hari ini aku ingin minum kopi dan mungkin beberapa cemilan.

Kling… pertanda ada pengunjung yang datang.

“ selamat datang. Apa yang ingin anda pesan ?” katanya sopan.

“ satu Americano dan  blueberry chees cake “

“ ne silahkan tunggu sebentar “

Selagi menunggu aku melihat ke arah luar jendela, kebetulan aku duduk di pojok dekat jendela. Jadi aku bisa dengan leluasa melihat ke luar.

Kling… lonceng pertanda adanya pelanggan itu berbunyi  lagi.

" Eunhyuk oppa annyeong" sapa yeoja itu pada penjaga kasir, yang tak lain adalah pemilik cafe ini.

“ kau lagi. Kali ini Seperti biasa ?”

“ tentu saja. oppa kau memang yang terbaik . Cappuccino full krim dan emm… sebentar…“

“ Oreo cheesecake !”

“  Oppa kau memang benar-benar yang terbaik. Lebih baik dari orang menyebalkan itu “

“ arraseo J-Ji-ah kau duduklah dulu nanti akan aku antarkan. Lihatlah secara pribadi aku akan mengantarkannya untukmu. “

“ Oppa apa kau tahu ? “

“ mwo ?”

“ saranghae. Aku mencintaimu”

“ ani aku tak tahu, kau mencintaiku hanya ketika kalian sedang bertengkar dan ketika sudah baik aku d tinggal sendiri”

“ mana mungkin. Kapan aku melakukannya?”

“ sudah cepat duduk. Atau kau tidak akan mendapatkan pesananmu.”

Aku tersenyum melihat tingkahnya, aku memang tak dapat melihat wajahnya karena ia berdiri membelakangiku. Apa dia juga pelanggan disini ? aku tak pernah melihatnya. J-ji ? nugu.

Aku tersadar dari lamunanku terhadapnya karena kini pesananku telah datang.<

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
bettyrich
#1
Chapter 1: Wow, so you're an indonesian too?
Hi, chingu, senang berkenalan denganmu hehehe
Cerita ini perlu kelanjutan! CAn't wait for the next chapter. Fighting!
febri0223
#2
thank you. your fanfic also nice :) I hope I can write in english T_T
Siskatiska
#3
Chapter 1: Cute story