13elieve

americano in autumn
Please Subscribe to read the full chapter

 

Max, Annyeong~ kkkk


Aku tahu ini sedikit terlambat, namun aku tak melupakan hadiah ulang tahun untukmu. Seseorang merekomendasikan ini untuk orang semacammu, kekeke. Aku harap kau menyukainya.


-Jiji’s owner-

 

Narsis, seenaknya sendiri, dan terlalu blak-blakan. Changmin hanya dapat tersenyum maklum mendapat kiriman paket bunga lily dan sebuah kotak biru dongker bermotif kepala kucing.

 

Sungguh kekanakan, bahkan dia dapat menebak dari siapa paket itu datang. Namun sesuai dengan tata krama, alangkah baiknya jika membaca pesan yang hyungnya ingin sampaikan meskipun itu isinya sungguh tidak penting.

 

Nafasnya tercekat, seketika otot tubuhnya terasa kaku. Dengan sembarang dia meletakkan kembali kotak tersebut mengambil ponselnya dengan sedikit bergetar.

 

Nada terhubung itu semakin membuatnya cemas, berulang kali matanya meneliti setiap kata yang tercetak dalam secarik kertas tersebut.

 

“Ne~ Changminnie. Apa kau merindukanku?”
sahut seseorang disebrang sana.

 

“Hyung dimana?”

 

Nada tanyanya terdengar sedikit aneh jika jaejoong lebih teliti, sayangnya akting changmin lumayan apik atau keadaan disekitar Jae memang tak memungkinkan dirinya menyadari hal tersebut.

 

“Aku sedang di  kafe.”

 

Jawabnya singkat dan terasa jauh ditengah keramaian.


Changmin memutar bola matanya, heol, dia kira yang bernama kafe itu Cuma satu tempat?

 

“Apa masih lama?”

 

Matanya tertuju pada angka yang tertera dalam jam digital miliknya.

 

“Aku baik-baik saja chwang, jangan memaksakan diri jika schedulemu padat. Apa kau sudah membukanya?”

 

Sepertinya hyungnya sangat peka terhadap perlakuan adiknya, Changmin selalu seperti ini saat kemauanya terpenuhi dengan tiba-tiba. Mencoba bersiap manis,

 

“Aku menyukainya.”


Jemari itu membelai lembut pada sosok yang tercetak pada bagian belakang buku. menatap lekat foto seorang namja yang  terlihat sedang membaca disudut sebuah taman.

 

Ditengah musim gugur diantara guguran daun maple, musim yang sangat dia sukai tentunya. Ya, changmin sangat mengetahui apa yang menjadi favoritenya.

 

“Syukurlah, kapan-kapan ku ajak kau bertemu dengannya. Dia namja yang luar biasa.” Ujar Jaejoong dengan nada antusias,

“Ne~ gomawo.”

 

Helaan nafas panjang terdengar sebelum changmin mengakhiri panggilannya. Dengan perlahan dia meletakkan ponselnya dimeja nakas, mengambil buku bersampul coklat dengan sedikit kaku.

 

Tangannya masih terasa dingin, ujung-ujung jarina seakan mati rasa. Baginya ini terlalu tiba-tiba, ditengah harapan hampanya  hujan menemukan jalan agar bertemu musim gugur kembali.

 

“long time no see kyu.”

 


----><----
(Sebenarnya cinta _ Letto)
Siwon’s Apartment

 

 

Dengan perlahan pria itu membersihkan sudut bibir plumpy dari sisa bekas susu vanila usai mengambil gelas kosong digenggamnya meletakkannya diatas meja nakas. Memebelai surai ikalnya, dan membenarkan selimut yang dia pakai.

 

“Aku merepotkan hyung lagi.”

 

Kyuhyun mengambil telapak tangan siwon, mengenggamnya erat menelusuri bahu kokohnya hingga ke rahang tegasnya. Memberikan sentuhan bawah mata iris kelam kelopak  yang sedikit menghitam dengan beberapa guratan lelah disudut matanya.

 

Tentu saja kyuhyun merasa bersalah, bagaimana pria ini selalu dibuatnya menjadi cemas dan insomnia.

 

“Semua akan baik-baik saja, jadi aku mohon jangan menyalahkan dirimu. Kau hanya perlu berisirahat Arrachi?”

 

Bibir jokernya mengecup punggung tanganya yang terdapat plester bekas infus, sejujurnya pria tampan ini dalam keadaan panik dahinya tak berhenti untuk mengeluarkan keringat dingin. Kyuhyun sempat tak sadarkan diri malam itu, jika saja hyungnya tidak ke US tentu dia akan membawa kyuhyun kerumahnya.

 

Beruntung yunho menyuruh rekan dokternya untuk datang mansion keluarga cho pada awalnya, sayangnya dikarenakan ada praktik adegan adult live action...., ugghh.... lupakan. Siwon tak peduli jika orang tua kyuhyun ataupun donghae bakal melaporkannya sebagai penculik, dia hanya ingin menyelamatkan babynya yang masih polos dari noda-noda seperti demikian.

 

“Aku merasa malu dengan tingkah orang tuaku.”

 

Bibir pucatnya berujar lirih, siwon mengerti ini berat bagi kyuhyun. Dokter memang mengatakan kyuhyun hanya kelelahan namun faktor emosi dan tekanan psikisnya cukup membuat kondisi tubuhnya drop secara drastis.

 

Bahkan semalam dia tak berhenti mengigau dalam tidurnya,


siwon hanya bisa memeluknya erat.
menenangkannya,

 

Perlahan tangan hangat itu menggapai bahunya agar dapat bersandar dalam dekapanya. Ini memang sudah pukul 8.30 pagi, seorang CEO seharusnya sudah berada didalam ruangannya. Bukan diranjang mengambil posisi senyaman mungkin bersiap untuk tidur kembali meninggalkan berbagai berkas, jadwal meeting dan sebagainya yang kini harus dihandle oleh yesung.

 

Dengan sedikit gratifikasi coklat manis dari namja pecinta jerapah, dengan seenaknya siwon meminta yesung untuk menggantikannya sampai, setidaknya sampai kyuhyun merasa lebih baik.

Mana mungkin dia dapat meninggalkan kyuhyun seperti ini sendirian diapartemennya.

 

“Apa yang kau khawatirkan hmm? Hubunganku dengan hyungku bahkan lebih rumit. Ah, sudahlah.”

 

Jika dipikirkan kembali hubungannya dengan yunho bahkan lebih memalukan, untuk saat ini dirinya masih cukup canggung jika hanya berdua dengan yunho.

 

“Mereka menyebalkan, seolah diriku tak berhak mengetahui apapun. Aku tidak mengerti kenapa mereka membohongiku?.”

 

“Setiap orang mempunyai cara masing-masing untuk melindungi orang yang mereka sayangi.”

 

“Apa salah satunya dengan membohongi?”


Iris coklat itu melebar menatap pria yang mendekapnya dengan lekat, sedikit berkaca-kaca namun syarat akan kekecewaan.

 

“Jika kau marah dengan hyungmu, Perlu kau tahu dia sangat menyayangimu. Bahkan dia menghajarku berkali-kali karena aku mendekatimu. Dia sangat overprotective terhadapmu.”

 

Tentu siwon tak akan pernah dapat melupakan bagaimana dia selalu merasa nyeri setiap kali dihadapkan dengan penderitaan mengunyah makanan. Dan jika donghae tahu sudah beberapa kali dia membuat adik kesayangannya menangis, mungkin saja dirinya akan berakhir menjadi santapan koleksi ikannya. 

 

“Apakah semua hyung akan melakukan hal yang sama?”

 

Sejenak tangan besar itu menghentikan belaiannya, tubuhnya sedikit menegang dengan nafas yang dia tahan. teringat akan seseorang.

 

“Aku hanya percaya seorang hyung akan selalu menyayangi dongsaengnya.”

 

Hembusan nafas kasar diakhir kalimat memberi atensi penuh dari namja manis didekapannya, Pandangan sendunya tak dapat dia sembunyikan.

 

“Hyung, mianhae~”
Jemari lentiknya mengenggam erat pakaiannya.

 

“Anniyo~. kyuhyun, look at me. will you stay with me, Do you believe me?”

 

Jemari itu mengusap kulit selembut kapas membawa dagu ke arah tatapannya, menyelami satu sama lain, saling menerka dalam prasangka. Memastikan hanya ketulusan yang dia berikan disetiap tatapannya.

 

Seiring melambatnya waktu, kedua insan masih terdiam. mata tajam itu mulai menatapnya cemas berkaca-kaca dalam keraguan, dengan senyum manis dan lembut menyetuh salah satu dimples dengan bibir sintalnya. Kelopak terpejam sejenak meresapi detik waktu berjalan melambat, merasakan kulit mereka bersentuhan deru hangat nafas yang saling menerpa.

 

Dan pada akhirnya kau bawa ku kesana dunia fatamorgana, termanja-manja oleh rasa yang tak kumengerti.

Seiring dengan detak jantungku, hatiku mulai terjaga dan mengingat segalanya.

Aku selalu mengira bahwa apa yang aku dapat hanyalah sebuah mimpi.

 

“Always,”

 

lirih melodi lembut, bagai satu ikatan janji yang selalu kita percaya. Satu kata yang membuat runtuh pertahnanya, iris kelam itu membulat tak percaya, satu tetes air mata kebahagiaan tak dapat dia pungkiri. satu kata yang selalu dia harapkan dari orang yang didambakannya.

Dan kau bagai malaikat penyelamatku menawarkan rasa cinta tulus dalam hati, rasa yang asing bagiku hingga tak dapat membedakan rasa dan suasana.

Dan kaulah yang bangunakan aku dari mimpi-mimpi maya yang menyesatkan. 

 

Jangan lepaskan aku sayang, aku takut tenggelam dalam mimpiku.

 


----><----

Kangta’s home

 

 


“Apa sekarang CEO dapat dengan bebas memilih tanggal cuti dan membatalakan berbagai jadwal padat kalian?”

 

Bukannya berterima kasih malah monyet ini menggerutu memarahi  para CEO y yang sedang sibuk packing. Ah..., lebih tepatnya hanya donghae yang sibuk. Pria pemilik joker smile itu hanya memberikan perhatiannya kepada mamalia peliharaan hyukjae.

 

“Siapa namanya tadi?”

 

ujarnya tanpa mengalihkan perhatiannya dari anjing dalam dekapannya.

Oh gosh, Hyukjae mendecak meletakkan minuman bagi dua pria yang dia kira sibuk membantunya.

 

“Jika kau kemari hanya untuk bermain bersama choco, apa kau lupa jika kyunie sakit diapatemen sendirian?”

 

“Oemma sudah diapartemenku/ Oemma hee pergi ke apartemen siwon.”


Baik Donghae dan siwon menatap kaget satu sama lain,

 

“umm... umm... ummamu yang itu pergi ke apartement?”

 

Mata itu sedikit membulat tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya.

 

“Isshhh..., Apa salahnya, dia hanya menemui putranya. “

Ujar donghae jengkel dengan kuda bodoh yang hobinya Cuma bisa cengok.

 

Apa perlu digaris bawahi jika kyuhyun bagaimanapun juga adalah putra ummanya, Sejak pagi buta cinderella itu sibuk packing berbagai koper dengan iringan tangisan karena dia lupa menutup pintu kamar saat ehem...ya..... Donghae tak terlalu ambil pusing dengan kelakuan aneh ummanya, hanya saja..,

 

“lagi pula bukankah hal bagus jika para uke berkumpul bersama?”

 

Mengingat jika kedua umma mereka merupakan pecinta fashion bukan hal yang buruk jika mereka berkumpul bersama, kecuali mungkin bagi kyuhyun.

 

pria yang sibuk melipat apron mendesis menatap semenya tajam. Mulutnya sedikit menganga baru mencerna apa yang baru saja dia katakan, sudah tak berguna jikapun dia sibuk menutupi mulut lancanya mengeluarkan kata-kata yang tak dapat dia tarik kembali.

 

“Yak!!! Apa maksudmu?”

 

----><----

Siwon apartement

 

 


Bisa saja gaya menyetir siwon disebut uga-ugalan, dengan panik dia memacu Audi R8 nya menyusuri jalanan padat seoul. Yang sungguh ia takutkan bagaimana dua orang umma yang sejatinya rival bertemu satu sama lain.

 

Bukan sebagai seorang model dengan designernya, namun sebagai calon keluarga baru. ehem . semoga saja.

 

Jika di ingat  suaminya yang dosen itu tak berhenti merancauinya pada malam itu malam kebakaran donghae sekaligus malam yang panjang baginya mencemaskan kyuhyun.

 

Dengan panik memencet tombol password, membuka pintu dengan tergesa sedikit mendobrak. Hampir terjengkan dengan ulahnya sendiri sebelum....,

 

“Hyung~  hiks.”

 

Mata bulat yang melebar, dengan iris hazel berkaca-kaca menatapnya sayu. Bibir bawahnya digigit menahan tangis hingga semakin memerah,sebagian bahunya terekspos karena tarikan sungmin.  Jemari letiknya meremas erat ujung kerah dengan hampir semua kancing terlepas mencoba menutupi kulit putih pucatnya.

 

Dengan kaki jenjang  terekspos yang dia silangkan malu-malu sangat kontras dengan boxer hitam yang mengintip dibalik kemeja yang dia gunakan. Surai ikal coklat eboni yang acak-acakan sebagian menutupi matanya menambah kesan sensual, jangan lupakan pipi apel yang merona entah karena malu atau masih demam.

 

Ingatkan siwon agar tak mimisan.

 

“Hyyuung~ you didn’t listen to me...., hiks..., hiks...-“

 

“Ss- Siwon-ssi..., ini tak seperti apa yang-.”

Mata itu menatap tajam, terdiam adalah jawaban terbaik. Aura hitam yang menguar dahsyat sekejap lenyap beralih melembut  kepada namja sibuk menyeka bulir air matanya.

 

“Baby, what happen to you? why-”

 

Sejenak dia kehilangan kata-katanya otaknya mendadak macet mendiskripsiakan sosok didepannya. mengamati dari ujung rambut hingga ujung kaki, meneguk ludahnya kasar.

Dengan cepat melepas coat yang dia pakai untuk menutupi tubuh babynya.

 

Sebenarnya siwon merasa sedikit gerah dengan apa yang digunakan kyuhyun, dengan sisa kesadaran yang mengenggam otaknya sekuat tenaga dia mengalihkan perhatian.

 

“Sungminnie~, kyunie belum mencoba kostum.....,”

 

Rasa antusianya lenyap sudah saat mendapati  putranya terisak menangis dalam dekapan lengan kekar dengan setia menggosok punggungnya lembut memejamkan matanya. lebih tepatnya kini heenim medesah kecewa karena choi siwon sudah ditempat.

 

Usai menenangkan kyuhyun, siwon menggendong kyuhyun dengan lembut menuju ranjangnya.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
queenie2975 #1
Chapter 4: Please translate to english
rikha-chan #2
Chapter 1: Mereka naksir orang yang sama.
Awas jangan sampe berantem ya.
eommahee daebak...
rikha-chan #3
Kyumbul kesayangan semua orang kayaknya..
Numpang baca. ^_^v
kyukyu2434 #4
Chapter 18: yahhh kok hiatus:(((
Dubu_Choi1213 #5
Chapter 16: Makin bingung sama jalan ceritanya :'(
tiba2 kok siwon bisa hilang ingatan, padahal di chap awal siwon inget sama kibum, duh puyeng :(
Cheondhe #6
Chapter 17: Sebenarnya saat diawal awal cerita ini membuatku terkesan karena ff ini memiliki jalan cerita yang Bagus. Tapi entah karena otakku yang lambat dan sulit memahami jadi aku merasa semakin ke sini ceritanya hanya seperti prolog, sangat banyak part yang membuatku sulit mengerti jalan ceritanya. Saya harap kamu tidak tersinggung dg apa yang saya katakan, jika kamu merasa tidak nyaman saya bisa menghapusnya.
rhina_ELF #7
Chapter 17: Pnsran euy next chap gmn yah...soalnya itu siwon ama kibum knpa yah next chap slalu dtgu authir nim
d-april #8
Chapter 17: well, apa yang terjadi setelah Kibum menculik Kyu?
aku masih sedikit bingung dengan cerita antara Siwon & Kibum ^^
sujado
#9
thank you
kyuona #10
Chapter 17: 2 chapter lagi end?? Seperrjnya setelah itu saya akan baca ulang lagi... Karna klo bacanya pas ingoing itu sering lupanya jadi gak greget klo gak baca ulang.. Next chapter situnggu yaa