black cat

americano in autumn
Please Subscribe to read the full chapter

Note : Bacanya santai saja, duduklah dengan nyaman ini akan sedikit lama dan membosankan.


4 Years ago
US, Washington DC

 

Asap putih mengepul disetiap deru nafasnya, dalam setiap langkahnya paru-parunya semakin cepat mengais-ngais pundi-pundi udara dalam rongga dadanya. Pangkal hidungnya membentuk guratan-guratan diantara kelopak matanya menyirit.

“Bisakan kau tidak berlari seperti itu?”

Masih dengan kesibukan mengatur nafasnya, tangannya bertumpu pada kedua lututnya yang gemetaran setelah berlarian mengejar tersangka berpostur tubuh menjulang tinggi tidak normal memandang malas kearahnya. 

“Lalu apa yang harus aku perbaiki dengan cara berlariku?”

Namja tinggi itu menyodorkan kakinya mencari perbedaan , berjaga jika memang dia memang mempunyai kelainan.

“Ya! kakimu terlalu panjang, satu langkah untukmu berbanding lurus dengan dua langkah untukku.”

Sementara kyuhyun mengomel tidak jelas membandingkan kakinya, changmin lebih memilih memasuki pintu kafe. Dia tak mau mati kedinginan dengan telinga berdarah mendengar setiap ocehan dari namja yang masih sibuk menggerutu mengikutinya memasuki kafe.

Menggerutu selisih tinggi badan mereka,

“kau yang pendek, please~”

Changmin menyodorkan satu cup coklat panas yang disambut dengan gerutuan bibir merah tanpa henti mengungkapkan kekesalanya.

Sementara kyuhyun bercerita, changmin mulai mengeluarkan laptop, beberapa contoh makalah dan laporan tugas lainnya. Deadline yang melelahkan sudah menunggunya, dia tak punya banyak waktu untuk menggubris hal semacam ini.

Sungguh changmin tak ada niatan untuk menjadi sahabat yang mengacuhkan sahabatnya, terlebih lagi untuk kyuhyun...., huufftt..., dia sungguh ingin menggoda namja pucat penggerutu itu. Namun untuk minggu ini mereka sudah sepakat berjanji untuk tak menganggu satu sama lain sebelum tugas akhir rampung.

Namun sepertinya kyuhyun lupa, dia bahkan rela berlari mengejar changmin. Pastinya jika bukan sesuatu yang penting cho kyuhyun tak sudi melakukan hal ini.

“Cih tiang listrik. Jika bukan karena ini aku juga tidak perlu membuang energiku.”

Beberapa amplop tercecer keluar dari sebuah box efek bantingan pelampiasan jemari lentik.

“Sudah kubilang aku tak akan membacanya,”

Sayangnya changmin kembali merapikan amplop-amplop wangi itu kedalam kotak dan melanjutkan aktivitasnya.

“Ayolah Chwang~ Ini sudah ke 3 kalinya dalam minggu ini, aku tak mau jam makan siangku mengalami gangguan. Balas dan selesai.”

Oh tidak! kyuhyun merengek, pasti ini hal yang benar-benar buruk. Membuat jemari panjang yang sibuk menekan huruf-huruf keyboard harus terhenti.

Pria pucat itu begidik bagaimana yeoja bergincu tebal itu terus mengajaknya mengobrol saat dia makan siang ataupun bermain game. Benar-benar pengganggu yang menjemgkelkan, belum lagi bau parfum yang membuatnya pusing, apa dia tidak salah lihat memilih dari sekian triliun manusia dibumi harus changmin?

namanya victoria, 
Changmin tahu betul siapa orang yang intens memperhatikannya sejak dia menjalankan program akselerasi, mengingat bagaimana bibirnya tersenyum saja membuatnya begidik ngeri.

Ah..., sepertinya namja pucat ini mengalami waktu yang tak menyenankan dengan victoria.

“Apa imbalanmu jika aku membalasnya?”

“Aku akan mentraktirmu, kau dapat makan sepuasnya.”

Makanan? That’s sounds great!!!
Perlu digaris bawahi changmin memang pecinta wanita namun baginya makanan jauh lebih cantik dari wanita apapun. Anggap saja dia jatuh cinta pada makanan, Sayangnya suatu ide jahat terlintas dalam otak geniusnya.

“Aku ingin tiket konser sung si kyung milikmu,”

Kitty eyes miliknya membola, reflek dia memukul meja membuat machiatou miliknya sedikit terciprat.

“Mwo?!!! Kau monster jahat! Kau memang lord voldemort.”
Jari telunjuk itu mengacung lurus pada satu titik diantara matanya.

“Kyu! aku hanya bercanda, tenanglah apa kau mau semua orang memandang kita”

Biasanya kafe langganan mereka ini terbilang cukup sepi, namun diakhir pekan akan ada banyak pengunjung layaknya saat ini disaat semua mata memandang jengah kedua orang asia berisik itu.

“ Kau menyebalkan.”

“Arra, arra. Lalu apa yang harus kutulis?”
Sebaiknya dirinya mengalah pikir changmin begitu menurut pengalaman dan motto ‘cho kyuhyun selalu benar’.

“Katakan jika kau menghargainya, menyukai kata-katanya, buat kalimat manis untuknya katakan kau berdebar saat membaca suratnya.....-......

Suranya tiba-tiba menghilang, hanya bibir sintal kemerahan yang terus bergerak lucu, menatapnya intens dengan menggebu-gebu, entah kenapa rasa jengkel changmin menguar begitu saja.

....- arra?”

“Ne?”
Tatapan changmin kini beralih dari bibir merahnya, menangkap guratan jengkel didahinya.

“Ya!! kau tak mendengarkanku!”

Dan akhirnya dia memukul kepalanya yang baru sadar dari dunianya, membuat keributan sekali lagi, saling mengatai orang yang tak becus menulis surat cinta

Well, Andai saja dia mengetahui apa yang ada didalam pikiran dan hatinya, siapa orang yang selalu membuatnya berdebar dengan hanya menatap irisnya. Dan semua itu hanya dapat ia sampaikan dalam bentuk angan-angan kekaguan dalam diamnya.

Pagi ini changmin menemukan dua buah tiket konser didekat meja nakasnya, Semalaman dia harus menyelesaikan beberapa laporan menjenuhkan menyita jadwal tidurnya. Padahal dia berharap dapat menemukan hyungnya, sayangnya dia hanya mendapat sebuah note jika jae pergi mencari pekerjaan.

Seorang balladers legendaris dari negeri asalnya menggelar suatu konser menyebrangi samudra dan benua. Suara khasnya yang terdengar melankolis khas musim dimana daun berubah menjadi bunga, musim dimana kau akan mencari kehangatan, musim yang akan sering dikunjungi hujan.

Suara yang sangat disukai musim gugur, apakah musim gugur akan menemuimu? Apakah musim gugur akan bertemu hujan kembali?

----><----

Yun
Yunho’s car

Demi melarikan diri dari umma bocah berkulit pucat ini rela menumpang mobilku agar dapat kembali ke seoul. Yah wajar saja kyuhyun ketakutan, bagaiman cara umma mentapnya, memaksanya memakai berbagai koleksi busananya, bahkan dia memaksa kyuhyun untuk memakai baju wanita. Jika siwon tahu apa yang dilakukan ummanya aku yakin dia akan tertawa kegirangan seperti orang gila dan sulit mengontrol air liurnya.

Siwon?
Setelah acara penculikan kyuhyun ke busan dia memiliki setumpuk jadwal meeting dan rapat entahlah aku tak terlalu paham dengan bisnis. Aku hanya seorang dokter bedah yang y.

Suasana canggung yang aneh mendominasi diantara kami, dia menjadi seperti membangun sebuah tembok yang besar diantara kami. Padahal di ocean blue dia terlihat masih sedikit bersahabat, apa yang dikatakan siwon?

“Apa yang dia katakan pada malam itu? Apa dia mengatakan sesuatu yang kasar?”

Dia mengalihkan pandangannya dari deretan pohon sepanjang jalan,

“Siwon? Dia tak memberitahumu?”
Baru saja aku memikirkannya, ah..., tentu saja dia tak memberitahukannya.

“Dia berkata itu rahasia. Terkadang dia menjadi sangat menyebalkan.” 

Aku terkekeh saat bibirnya mengerucut sebal, pemandangan yang tak kulihat selama hampir 2 bulan. Siwon pasti sangat suka menggodanya. Malam itu, pria yang dianggap sangat menyebalkan mati-matian mengelola amarahnya.

_Flashback_


“Kau boleh mengambil semua yang kau inginkan, namun tidak kali ini hyung. Kau tak dapat mengambil dia, hidupku... Apapun asal jangan dirinya. Aku tak bisa, sungguh tak bisa. Aku tak mau menjadi pahlawanmu lagi, berperanlah sendiri dalam dramamu. Mianhae.”

Mata itu menatap nyalang padaku, mencoba menahan segala amarah yang membuncah dalam dirinya. Diriku seolah terpaku dalam iris kelam yang penuh dengan rasa luka akan kekecewaan. 

Seolah menamparku, aku hanya padat melihatnya seperti orang dunggu.

_EndFlashback_

“Dia menangis malam itu kyu, Untuk pertama kali setelah belasan tahun dia menangis dan memohon kepadaku demi dirimu.”
Pria dingin itu menangis, menjatuhkan harga diri yang dia junjung setinggi langit demi namja manis disampingku.

“Intuisiku yang mengatakan dirimu akan dipermainkan oleh adikku ternayata salah besar, Aku merasa menjadi kakak yang sangat buruk karena tidak memahami perasaan adikku.”

Rasa curigaku akan kebencian adikku malah membaut dia semakin menderita. Apa aku mirip seorang psycho atau hanya bocah kekanakan yang iri dengan saudaranya?

“Dipermainkan?”

“Ummm...., maksudku. Gaya hidupnya di US tidak akan pernah kau bayangkan, bahkan semua villa miliknya dia beli tanpa sepengetahuan kami.”

Ya aku ingat betul bagaimana Appa memakinya habis-habisan saat salah satu notaris pergi kerumah mencari siwon yang berada dikantor.

“Apa kalian tidak terlalu dekat saat dia berada di DC?”

Seperti ada perasaan sedikit lega siwon dapat terbuka dengan seseorang, apa dia benar mencritakan kota pelariannya tersebut?
Aku menembuskan nafasku kasar.

“Saat dia berada di DC, aku sungguh ingin menemuinya, mengkhawatirkannya. Apa dia makan dengan baik? apa dia masih tetap bermain basket? Apa dia mempunyai banyak teman? Rasa bersalahku, seharusnya diriku yang mengemban tanggung jawab itu.”

“Lalu kenapa harus dia yang menjadi penerus bukankah seharusnya seorang sulung yang melakukannya?”
Aku tercekat Seperti tertusuk dengan perkatannya, memang seharusnya diriku yang menjadi CEO saat ini.

“Berawal dari perkataan seorang remaja labil yang dianggap serius oleh seorang pria dewasa membawa petaka. Salaku juga karena tak mencegahnya. Aku baru mengetahui saat kerabat kami di US mengatakan jika siwon mengunjungi psikater secara rutin.”

Surat keterangan dokter itu cukup menohok diriku saat kutemukan dijurnal umma, selama ini memang hanya dengan umma siwon mau berkomunikasi.

“Itu sebabnya dia selalu menghindari hyung?”

Aku manatap kyuhyun sejenak mencari sesuatu yang ada dipikiranya, bagaimana dia dapat membaca situasi dengan sangat baik? yang pada akhirnya aku memang harus menceritakannya.

“Sejak remaja Appa sering mengirim siwon ke US untuk mendapat bimbingan dgn cara yang keras, disisi lain aku begitu sibuk dengan karirku dan tak memperdulikan betapa menderitanya adikku. Seharusnya aku sadar jika Appa lebih memilih seminarku daripada pertandingan siwon, hal itu yang membuatnya semakin muak dengan diriku. Pada akhirnya dia benar-benar mengambil beasiswa itu, seperti mencoba melarian diri, dia melampiaskan kepada gaya hidupnya diamerika yang semakin memburuk. Nilai akademisnya baik-baik saja namun psikologisnya dipertanyakan, di bulan desember 2 tahun yang lalu seolah mendapat keajaiban dia mengirimiku sebuah surat untuk pertama kalinya.”

Bahagianya diriku untuk pertama kalinya dia mengirimiku sebuah kartu ucapan natal, meski hanya sebuah kalimat terasa seperti dia menganggapku ada. 

“Dia mengalami masa yang sulit, disisi lain hyung juga tidak dapat melakukan banyak hal.”

Banyak hal sulit yang harus dia hadapi, seharusnya aku sebagai hyung memberinya support buakanya membiarkan dia menjalani hidup seperti mayat hidup, setiap kali kami bertemu entah dalam acara resmi keluarga kami bahkan tak pernah bertegus sapa. Dalam beberapa hal, aku menjadi sangat paranaoid dengan adikku sendiri.

“Jika hyungmu sedang bermasalah, percayalah setiap kakak mempunyai cara tersendiri untuk menyayangi dongsaengnya. Sering kali merasa sangat gagal terhadap siwon, hingga aku kehabisan cara untuk memperbaiki hubungan kami.”

Dia hanya tersenyum menanggapi perkataanku, tak seharusnya aku berkata kata-kata bijak yang tak dapat kulakukan.

kami sudah sampai diapartemen siwon, kyuhyun membuka pintu mobil setelah merapikan penampilannya. membuaku sedikit tersenyum mengingat bagaimana beberapa jam yang lalu namja manis yang merengek karena ulah umma berubah dengan ajaibnya si dingin itu ingat cara tersenyum.

“Kyuhyun-ah!”

Langkah itu terhenti sejenak, aku tak dapat menahannya ada sesuatu yang harus aku sampaikan. Tak kuperdulikan tatapan risih dari pengunjung lobi, kugapai jemarinya menggenggamnya erat.

“Terima kasih telah membuat siwon hidup kembali.”

----><----
won


Yunho hyung baru saja mengirimiku pesan dan beberpa foto yang membuatku tak berhenti untuk tersenyum saat melihatnya. Dan dia memberiku caution ‘mood buruk’ ah..., pria manis yang moody.

Aku berpikir jika dia akan tetap menekuk wajahnya saat aku tiba diapartement, jadi aku membeli sebuah box besar ice cream vanila berjaga dia menguarkan amarahnya.

“K-kyu kyuhyun?”

Kalian tahu apa yang aku lihat?

Dapur berantakan? Bukan malah aku sungguh tercengang, Sepiring pasta, kentang goreng, pancake dan sebuah loyang gosong yang sedang digenggamnya. Matanya membulat lucu dengan cepat mencoba menembunyikan dibalik apron hitamnya.

“Waeso?”

Sejujurnya aku ingin bertanya apa yang sedang dia sembunyikan, iris karamel yang berkaca-kaca dengan cemas itu membuatku mengurungkannya. mengalihkan pandanganku pada meja makan, bagaimanapun kyuhyun sudah memasak cukup banyak.

“Um, ini semua terlihat lezat, aku penasaran dengan rasanya.”

Satu potongan besar pancake mendarat dilidahku, dan-
“Oh!”

“Apa hyung keracunan? Muntankan!!!”

“Kau seharusnya menjadi koki bukan menjadi seorang dosen atupun penulis.”
Dia memutar bola matanya, tertawa atas lelucon garingku. Dengan begini wajahnya lebih indah tanpa tatapan cemas.

“Apa ada sesuatu diwajahku?”

“Anniy, aku merindukan senyummu. Duduklah aku akan membereskannya.”

Bagimanampun kyuhyun membutuhkan tenaga yang cukup besar untuk melakukan aktivitas yang tidak disukainya. Entah sudah berapa kali percobaan yang dia lakukan melihat banyak tumpukan sisa makanan di tong sampah.

melipat apron yang dia gunakan dan menemukan loyang gosong yang dia sembunyikan tadi, sebisa mungkin aku menahan tawaku agar tak terdengar hingga ruang santai.
Jadi ini yang dia buat? kenapa tidak bilang sih?

15 menit kemudian, pipi gembil itu semakin menggembung menampung makan yang terus dia asupkan tanpa henti. Apa masakanku seenak itu?

Choi Siwon bisa memasak? sekedar info aku hidup mandiri di US cukup lama.

“Apa ini namanya tadi?”
Tanyanya disela kunyahan.

“Lasanga,”

Ujarku membersihkan sudut bibirnya, percuma jika aku menyuruhnya makan perlahan, dia akan selalu meninggalkan jejak makan ditempat yang sama.

“Lassstt- apalah itu rasanya enak tapi aku lebih suka teobboki”

“Ne, kita akan membuatnya besok.”
aku membereskan piring kosong miliknya, namun dia menahanku.

“Apa hyung tidak lelah bekerja seharian?”

“Aku selalu berpikir ini sangat melelahkan, namun setelah melihatmu tersenyum aku berasa baik-baik saja,”

Dia terdiam, memandangku sendu. Guratan kesedihan nampak jelas pada kontur wajahnya yang ia sembunyikan,

“kyu? baby, gwenchana? apa ada yang mengganggumu hmm?”

Kuraih dagunya mencari matanya yang menghindariku, tentu saja aku melihat apa yang dia sembu

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
queenie2975 #1
Chapter 4: Please translate to english
rikha-chan #2
Chapter 1: Mereka naksir orang yang sama.
Awas jangan sampe berantem ya.
eommahee daebak...
rikha-chan #3
Kyumbul kesayangan semua orang kayaknya..
Numpang baca. ^_^v
kyukyu2434 #4
Chapter 18: yahhh kok hiatus:(((
Dubu_Choi1213 #5
Chapter 16: Makin bingung sama jalan ceritanya :'(
tiba2 kok siwon bisa hilang ingatan, padahal di chap awal siwon inget sama kibum, duh puyeng :(
Cheondhe #6
Chapter 17: Sebenarnya saat diawal awal cerita ini membuatku terkesan karena ff ini memiliki jalan cerita yang Bagus. Tapi entah karena otakku yang lambat dan sulit memahami jadi aku merasa semakin ke sini ceritanya hanya seperti prolog, sangat banyak part yang membuatku sulit mengerti jalan ceritanya. Saya harap kamu tidak tersinggung dg apa yang saya katakan, jika kamu merasa tidak nyaman saya bisa menghapusnya.
rhina_ELF #7
Chapter 17: Pnsran euy next chap gmn yah...soalnya itu siwon ama kibum knpa yah next chap slalu dtgu authir nim
d-april #8
Chapter 17: well, apa yang terjadi setelah Kibum menculik Kyu?
aku masih sedikit bingung dengan cerita antara Siwon & Kibum ^^
sujado
#9
thank you
kyuona #10
Chapter 17: 2 chapter lagi end?? Seperrjnya setelah itu saya akan baca ulang lagi... Karna klo bacanya pas ingoing itu sering lupanya jadi gak greget klo gak baca ulang.. Next chapter situnggu yaa