Chapter 3
The PromiseYunho membuka pintu ruang rawat Changmin. Ia sedikit terkejut mendapati ruangan tersebut tidak sama seperti ketika ia tinggalkan tadi. Pecahan barang berada dimana mana. Vas bunga yang seharusnya bertengger di nakas sekarang sudah jatuh dan pecah tidak berbentuk. Yunho melebarkan matanya ketika sebuah botol terlempar dan jatuh pecah tepat didepan ia berdiri.
"Changminnnn..."
#########
Changmin melemparkan botol yang berada di nakas samping rest bed nya ke arah Yunho. Botol itu jatuh dan pecah tepat di kaki Yunho yang masih setia berdiri di pintu yang terbuka.
"Changmiinnn...."
Yunho tidak bisa berkata apa apa lagi. Pemandangan didepannya sangat menyedihkan, Changmin yang matanya sembab dan merah, tidak lupa dengan air mata yang masih mengalir di kedua matanya, baju pasien yang ia pakai pun sudah kusut,. Jarum infus yang seharusnya menempel di tangan adiknya, sekarang sudah terlepas dari tangan Changmin, dan tiang infus yang sudah tergeletak di lantai samping rest bed, ditambah dengan ekspresi marah yang ada di mukanya. Pemandangan yang cukup membuat hati seorang Jung Yunho merasa miris.
"Untuk apa kau disini? Kau ingin menertawakanku kan? Kau ingin menertawakan keadaanku kan? Kau ingin menertawakan kakiku yang menyedihkan ini kan?! IYA KAN YUNHO?!"
Yunho menggeleng gelengkan kepalanya untuk menyangkal perkataan adiknya. Iya sangat menyayangi Changmin, tidak mungkin ia akan menertawakannya.
"Tidak Changmin... Tidak... Aku tidak seperti itu.... Aku disini untuk menemanimu Changmin, Aku sayang padamu.. "
Yunho berjalan perlahan ke arah Changmin. Matanya tidak pernah lepas dari mata Changmin. Ia ingin memeluk adiknya, memberi kekuatan pada adiknya, memberikan rasa kasih sayang padanya.
"Tidak... tidak.. tidak... kau pasti bohong... kau pasti ingin menertawakanku... menertawakan kakiku yang tidak bisa digerakan ini kan?! Dasar kaki bodoh... kaki sialan... kenapa kau tidak bisa digerakan... dasar bodoh... !!!!"
Changmin memukul mukul kakinya yang dibebat itu. Kenapa kakinya harus terluka? Kenapa kakinya harus dibebat? Kenapa kakinya tidak bisa digerakan? Arghhh.... semua itu membuatnya marah. Yunho yang melihat itu pun langsung berjalan cepat ke arah Changmin. Memeluknya dengan erat, mencegah kedua tangan Changmin untuk melukai kakinya lebih jauh. Tidak ia perdulikan Changmin yang memberontak di pelukannya itu. Bukankah adiknya sedang sakit?
"Hentikan Changmin... Hentikan... Kau tidak boleh melukai kakimu sendiri seperti ini Changmin."
"Lepaskan aku Yunho. Lepaskan aku... Aku harus membuat kaki ini bergerak lagi... lepaskan aku.... !!!"
Changmin berteriak di dalam tangisnya, ia mendorong tubuh Yunho untuk melepaskan pelukannya, namun itu tidak berhasil, pelukan Yunho bahkan tidak melonggar sesikit pun.
"Tidak Changmin.... tidak.... aku tidak akan membiarkanmu melukai dirimu sendiri Changmin... tidak akan..." Yunho menggeleng gelengkan kepalanya sembari ia memeluk Changmin
"LEPASKAN AKU YUNHO....!!! APA KAU TULI?! LEPASKAN AKU!!!" Changmin berteriak teriak,ia melampiaskan pukulannya ke tangan dan lengan Yunho. Seberapapun banyaknya ia memukul Yunho, Yunho tidak bergeming, bahkan ia semakin mempererat pelukannya.
"Tidak Changmin... tidak..."
"Lepaskan aku Yunho,..... lepaskan... lepas... aku tidak akan bisa menggunakan kakiku untuk menari lagi... tidak akan bisa... semuanya sudah berakhir... semuanya berakhir..." Tubuh Changmin melemas, tidak ada lagi penolakan dari dirinya untuk dipeluk Yunho.
"Tidak ada yang berakhir Changmin, tidak ada.... kau akan tetap menjadi entertainer sesuai dengan cita citamu... kau akan sembuh Changmin... Kau akan sembuh... Hyung janji itu.... hyung janji....."
Yunho mengusap punggung Changmin pelan, tangannya naik perlahan keatas dan mengelus rambut Changmin lembut. Mengusap surai kecoklatan milik adiknya. Mengusapnya perlahan naik dan turun, memberikan ketenangan untuk adiknya yang sedikit terguncang.
Mata Yunho melebar ketika ia merasakan kedua tangan Changmin terkulai di sampingnya, dagu Changmin pun menempel dibahunya, seperti tidak ada gerakan yang dibuat oleh adiknya. Yunho melepaskan pelukannya perlahan, mata musangnya mendapati Changmin yang menutup matanya dan terkulai lemah tak berdaya.
"Changmin.... ? Changmin... ? Kau mendengarku ? Changmin... hey Changmin... buka matamu... jangan kau menakut nakuti hyung... tolong Changmin... buka matamu..."
Yunho menepuk nepuk pelan pipi Changmin. Rasa panik dan khawtir terlihat jelas di raut wajahnya. Changmin tidak sadarkan diri, dan itu membuat perasaanya menjadi tidak nyaman. Yunho bergegas menekan tombol darurat pemanggil dokter dan perawat rumah sakit yang terletak dibelakang atas rest bed Changmin.
"Changmin.... Changmin... Hyung mohon buka matamu Changmin... Changmin.... bertahanlah.... hyung mohon, tolong buka matamu... jangan buat hyung takut Changmin..."
Yunho tetap menepuk nepuk pelan pipi Changmin untuk membuatnya sadar. Kegiatan itu berhenti ketika dokter d
Comments