chapter 1

The Unexpected

Didalam sebuah ruangan seorang menejer marketing terlihat seperti habis dikunjungi oleh badai dengan kertas yang berserakan diatas meja dan penampilan penghuninya yang terlihat sama berantakannya. Bukannya Hana itu jorok atau pemalas tapi belakangan ini pekerjaannya menjadi bertumpuk karena dia harus membuat presentasi dan strategi pemasaran untuk produk terbaru yang akan segera diluncurkan, biasanya Hana selalu berpenampilan rapi tapi seminggu ini penampilannya jauh dari kata wajar, dengan rambut yang sedikit kusut, blouse yang sedikit kusut, rok yang sedikit kusut, Hana terlihat Seperti habis mengerjakan ujian matematika 100 soal easy. Sebenarnya Hana itu cantik dengan rambut lurus sepanjang pinggang yang selalu rapi dengan kunciran tinggi, walaupun Hana hanya kurang sedikit tinggi. Berbeda dengan sahabatnya Jung Junghwa yang selalu modis dan selalu cantik walaupun sedang terjadi badai besar, yang saat ini menatap sinis sahabatnya ini. Junghwa sudah lebih dari Lima belas menit berdiri didepan pintu dan Hana tidak sadar sama sekali.

" kau tahu Hana? Mungking matamu sebentar lagi akan terbakar jika kau terus menatap layar computer itu." Junghwa akhirnya bersuara setelah lelah menunggu temannya itu sadar.

"Jungwha? Sejak kapan kau berdiri disitu?" Hana akhirnya tersadar.

"Sejak kau mulai menarik narik rambutmu kesegala arah" Junghwa menjawab sinis Hana.

"He he kau berlebihan Junghwa." Hana tertawa sinis.

" oh yah? Bagaimana kalau kau pergi makan siang sebelum kau bunuh diri dirungan ini?" Junghwa tau kalau temannya itu merasa stress dengan deadline launching produk terbaru dari perusahaan mereka.

" kau tau Jung, besok aku harus presentasikan metode penjualan produk ini didepan CEO langsung dan aku membutuhkan pekerjaan ini." Hana menghela nafas panjang.

Junghwa tau dan sadar jika Bos mereka sangat kejam, dibalik wajah yang tampan itu. Junghwa menghela nafas "baiklah, hanya saja jangan sampai lupa makan dan minum vitaminmu. Kalau kau sampai sakit Wolie akan merasa sedih, kau tahu kan?".

Hana menghela nafas "baiklah, aku tahu itu."

 

Akhirnya setelah beminggu minggu Seperti berada dineraka Hana sekarang bisa benafas lega dan hidup normal. Hana hanya perlu merealisasikan apa yang di presentasikannya tadi, walaupun dia sedikit jengkel karena Bos nya hanya berkata "Bagus, pastikan apa yang kau tampilkan akan sama hasilnya." Rasanya Hana sangat ingin membunuh seseorang, walaupun semua orang tahu bagaimana sifat Bos mereka setidaknya dia bisa sedikit menghargai kerja keras orang lain. Baiklah Hana memutuskan akan merayakan ini dengan makan ditempat favoritnya, Hana sudah menghubungi Junghwa untuk bertemu disana.

Hana P.O.V 

Aku merasa senang sekarang karena presentasi tadi berjalan lancar, tidak ada aku pastikan TIDAK ADA yang bisa mengacaukanya sekalipun Junghwa akan menyeretku ke acara blind date buatannya. Bukan aku tidak tertarik untuk nge-date atau punya pacar bahkan menikah tapi jujur saja aku tidak pernah memikirkanya, prioritasku saat ini hanya untuk memberikan yang terbaik bagi Wolie. Park Hye Wol, gadis kecil imut dan cerewet yang sejak bayi sudah aku rawat. Orangtuanya -kakakku meninggal saat Wolie baru berumur satu tahun. Wolie sudah seperti anakku sendiri. Saat aku kerja Wolie akan berada di daycare dekat kantor jadi aku tidak akan merasa sangat cemas. Aku memilih berjalan ke restoran ini karena temanya yang dekat, Junghwa akan menyusulku nanti.

'Ah~ Akhirnya aku bisa makan enak' tapi baru aku ingin duduk dikursi, aku merasa Ada sepasang tangan berjas yang memelukku dan membawaku ke meja yang dihuni oleh seorang wanita cantik.

'Hm, dia cantik dan menawan, sepertinya dia juga tinggi, tapi kenapa dia melihatku seperti ingin memakan otakku-' pikiranku terputus oleh suara pria disebelahku.

"Solbi, perkenalkan ini Hana, kekasihku."

'Apppaaa???' Aku menatap horor pria disebelahku ini dan lebih mengejutkan lagi karena dia bosku. Jika kalian melihat wajahku sekarang pasti wajahku sangat konyol seperti ikan didarat. 'Apa kau bicarakan-' otakku bahkan belum mencerna apa yang sedang terjadi dan tiba tiba air jatuh dari langit membasahi wajah dan bajuku. Terdengar suara orang orang terkesiap dan bisikan bisikan karena restoran ini sedang ramai. 'Hebat, orang pasti berpikir jika aku ini orang ketiga'

"argh~ aku basah!" Aku hanya bisa menghela nafas 'terima kasih untuk wanita gila ini dan terima kasih juga untuk bosku yang gila juga'.

"Hei kau! Siapa kau pikir dirimu mengaku sebagai kekasih tunanganku!" si Solbi berteriak didepanku.

'Oh~ternyata dia bisa berbicara' aku hanya menatapnya dan diam, aku melirik bosku dan sepertinya dia tidak peduli sama sekali sepertinya rumor jika dia benci drama itu benar.

Aku mengambil nafas dalam "sepertinya aku masuk disaat yang tidak tepat. Baiklah, permisi." aku melepaskan rangkulan tangan yang baru kusadari ada dibahuku dan melangkah pergi.

Aku sempat mendengar mereka bertengkar karena si Solbi berteriak keras sebelum aku Melangkah keluar.

Disepanjang jalan aku merasa kedinginan karena bajuku basah, beruntung aku memakai blezerku hari ini. Aku segera menelepon Junghwa agar dia tidak perlu datang dan kami akan makan di kantin kantor saja.

Setelah kembali kekantor dan makan dikantin sembari berbagai cerita memalukan di restoran tadi bersama Junghwa, aku kembali melakukan pekerjaanku dengan normal.

Saat jam kantor selesai aku harus cepat menjemput Wolie karena aku merasa tidak nyaman pulang naik bus bersama Wolie. Sebenarnya aku mampu untuk membeli sebuah Mobil tapi aku memilih menabung untuk biaya sekolah Wolie nanti.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Roll0002 #1
Can't wait for the update