End

I'm In Love with The Ghost

TAEYEON POV

Aku selalu merasa sendiri. Aku tidak pernah mempunyai teman. Hari-hari ku lewati hanya dengan kesendirian dan kesepian. Jika aku sedang bosan, aku selalu pergi ke rumah kosong dekat rumahku. Rumah itu sudah tidak ada yang menempati lagi. Tapi aku tidak tau kenapa, aku merasa seperti punya teman jika aku berada di rumah kosong itu. Konon katanya, pernah ada yang tinggal di situ, tapi mereka pindah karena anak perempuannya meninggal dunia. Jadi mereka tidak ingin tinggal di situ lagi. Aku juga pernah mengalami hal aneh di rumah kosong itu. Tak tau itu benar atau tidak, aku seperti melihat ada sesosok wanita berjubah putih dengan rambut yang tergerai panjang. Aku berpikir mungkin dia adalah anak perempuan dari keluarga yang pernah tinggal di rumah kosong itu. Tapi tidak tau kenapa, aku sama sekali tidak merasa takut, ya emang agak merinding sih. Tapi karena dia lah aku jadi ingin lebih sering bermain ke rumah kosong itu. Padahal umma ku sudah melarangku bermain di sana. Dan saat aku sedang merenung di kamar, tiba-tiba saja aku ingin pergi ke tempat itu. Seperti ada yang memanggilku untuk pergi ke sana. Dan saat aku tiba, ternyata pintu sudah terbuka. Aku langsung masuk ke dalam dan ku tutup lagi pintunya. Aku melihat sosok yang tidak asing bagiku.Ku lihat dia sedang berdiri di depan cermin. Aku bingung, mau apa dia berdiri di depan cermin. Padahal kan dia tidak punya bayangan jika bercermin. Lalu perlahan aku menghampiri dia. Tiba-tiba dia berbalik menghadapku.

Woaahhhh !!” aku menjerit.

Tenanglah”, katanya.

Kau… Apa kau hantu?” aku bertanya dengan gugup. Tapi dia hanya tersenyum.

Iya”, jawabnya.

Lalu kenapa aku bisa melihatmu?” tanyaku. Lagi-lagi dia hanya tersenyum.

Karena hanya kau yang bisa melihatku,” katanya.

“Oohhh… Dan apa benar kau adalah anak perempuan dari keluarga yang pernah tinggal di sini ?” tanyaku pelan.

Yup! Kau benar,” jawabnya.

Kalau boleh tau, kenapa kau bisa… emm… meninggal dan menjadi ‘hantu’ ?” tanyaku gugup sambil memainkan dua jariku.

Aku punya penyakit leukimia,” katanya dengan muka agak sedih.

Ohh… Sabar ya,” jawabku sambil tersenyum.

Tentu. Tapi kenapa kau tidak takut padaku?” tanyanya.

Aku juga tidak tau. Tapi kau terlalu cantik untuk di bilang hantu,” kataku agak ngegombal

Dia hanya tersenyum saat aku bilang dia cantik. Jujur, dia itu benar-benar cantik. Dan eye-smile nya, benar benar membuat jantungku berdetak kencang dan tak beraturan. Aku rasa aku jatuh cinta padanya. Love at the first sight with ghost ? No problem ! Aku tau aku tidak mungkin memilikinya karena dunia kami berbeda. Tapi rasa cintaku padanya benar benar tulus.

“Oya, siapa namamu?” tanyaku padanya yang dari tadi hanya tersenyum. Tapi saat dia akan menjawab, tiba tiba pintu terbuka dan ternyata umma ku datang. Aku langsung berbalik menghadap pintu melihat umma ku.

Taeyeon, Kim Taeyeon. Dimana kau ? Ayo cepat pulang !” panggil umma ku.

Aku di sini umma !” jawabku. Saat aku berbalik mengadap wanita ‘hantu’ tadi, dia sudah tidak ada. Mungkin dia terkejut karena ada orang lain yang datang ke sini.

Taeyeon, kau sedang bersama siapa?” tanya umma ku.

Emm… aku sendirian saja umma,” jawabku gugup.

Baiklah, ayo kita pulang.” Ajak umma.

“Ne,” kataku.

 

~rumah Taeyeon

Aku masih saja memikirkan dia. Aku masih saja ingin tau banyak tentang dia. Ya walaupun dia sudah menjadi ‘hantu’.

Hemm… Kira kira siapa ya namanya ?” kataku bergumam.

Lalu umma masuk ke kamar.

“Kim Taeyeon….” panggil umma.

Ne umma. Waeyeo ?” tanyaku.

“Kenapa kau masih saja bermain di rumah itu? Kan umma sudah bilang, kau tidak boleh pergi ke situ lagi.” Kata umma.

“Memang kenapa sih umma ? Apa salah jika aku bermain di situ ?” jawabku cemberut

Bukan begitu, tapi bukankah lebih baik kau bermain di rumah saja ?” bujuk umma.

“Aniya…. Aku bosan jika berada di rumah.” Jawabku.

Yasudah lah, umma tidak mau memaksamu. Umma minta maaf, karena umma kamu jadi tidak punya teman seperti ini.” Kata umma memelas.

Ne gwenchana umma.” Kataku.

Keesokan harinya, seperti biasa aku datang lagi ke rumah kosong itu. Dan ternyata wanita ‘hantu’ itu sudah menungguku (asek asek :D). Dan seperti biasa juga, dia selalu berdiri di depan cermin. Lalu aku menghampirinya.

Hey !” sapa ku.

Akhirnya kau datang juga,” katanya.

“Apa kau menungguku ?” tanyaku.

“Iya tentu saja.” Jawabnya.

“Untuk apa ?” tanyaku lagi.

“Aku hanya ingin melihatmu,” katanya.

“Hahaha…. Eh, btw namamu siapa ? Kemarin kau belum sempat menyebutkan namamu karena umma ku datang kan.” Tanyaku.

“Oh itu. Nama ku Tiffany Hwang,” jawabnya

“Nama yang bagus.” Puji ku

Ahh..Gomawo.” ucapnya malu malu.

Aku terdiam sejenak melihatnya. Dia benar-benar cantik. Walaupun wajahnya putih pucat, tapi dia tetap terlihat cantik karena eye smile nya.

Hey, kenapa melamun ?” tanyanya

Aniya… Oya, kenapa kau selalu berdiri di depan cermin ? Padahal kan bayanganmu tidak ada.” Kataku.

“Ya supaya aku bisa melihatmu.” Jawabnya.

Ha ? Melihatku ?” tanyaku bingung sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.

“Iya. Aku hanya perlu melihat ke cermin untuk tau kau datang. Jadi aku tidak perlu melihat ke arah pintu lagi.” jelasnya

“Ohhh begitu….” Jawabku dengan muka polos.

“Kau mengerti maksudku ?” tanyanya.

“Enggak,” jawab ku dengan wajah innocent

GUBRAK !!

“Ya ampun Taeyeon, jadi kau tidak mengerti maksudku?” tanya dia agak tersenyum.

“Hehehe iya. (maksud dari perkataan Tiffany, reader pikir sendiri aja yah). Eh, bagaimana kau bisa tau namaku ? Kan aku belum memberitahumu.” Kataku bingung

Tentu saja aku tau. Kemarin kan umma mu memanggil nama mu.” Jawabnya sambil memamerkan eye smile nya itu.

“Oh haha. Aku pikir karena kau memang tau namaku. Hemm….Oya, apa kau mau jadi teman ku ?” tanyaku tanpa ragu sedikitpun.

“Tentu saja. Tapi apa kau mau punya teman ‘hantu’ seperti ku ?” tanyanya agak ragu

“Tidak masalah bagiku.Karena aku memang tidak punya teman sama sekali.” Jawabku sambil menunduk.

“Jinjja ? kenapa bisa begitu ?” kali ini dia bertanya dengan nada serius.

“Semenjak appa ku meninggal, umma ku selalu saja membawaku pindah. Sudah 4 kali aku pindah rumah. Saat aku mempunyai teman yang sudah dekat, eh malah aku di ajak pindah. Yaudah, sampe sekarang aku malah susah dapat teman.” Jawabku panjang lebar.

“Ohh jadi begitu. Baiklah, mulai sekarang kita berteman ya.” Katanya sambil mengacungkan jari kelingkingnya kepadaku.

“Siipppp.” Saat aku ingin mengaitkan jari kelingkingku dengan miliknya, jariku malah menembus kelingkingnya.(hadohh… ribet banget ya kata2 nya :/).

“Yahh… gak bisa kena.” Kataku dengan wajah kecewa.

“Hemm… iya ya. Kita kan tidak bisa bersentuhan.” Jawabnya dengan wajah kecewa juga.

“Tapi tidak apa-apa. Yang penting kita kan sudah berteman.” Kataku berusaha menghiburnya.

“Benar juga.” Jawabnya.

“Oya, aku harus pulang sekarang. Emm… Kau tidak pulang ?” tanyaku

“Tidak. Aku kan tinggal di sini.” Katanya sambil tersenyum.

“Oh iya aku lupa. Hehehe….. Yasudah, aku pulang dulu ya. Besok aku kemari lagi.”  Kataku pamit

“Ahh Ne Taeyeon,” jawabnya sambil memamerkan eye smile nya

Sebulan sudah aku mengenal wanita ‘hantu’ yang bernama Tiffany itu. Karena setiap hari aku bertemu dengannya, rasa sayangku jadi semakin besar. Aku benar2 nyaman jika berada di dekatnya walaupun kami tidak bisa bersentuhan. Tapi aku tidak pernah memberitahukan perasaanku padanya karena itu memang tidak mungkin. Andai saja aku mengenal dia lebih awal, mungkin dia sudah menjadi milikku sekarang.

“Taeyeon…..” panggilnya sambil melayang layang di depanku

“Wae Fany ah?” jawabku

“Apa kau sudah punya pacar?” tanyanya tiba2

Pertanyaannya sungguh membuatku terkejut. Aku jadi ingat dengan dirinya. Ahh… Kenapa harus aku memikirkannya lagi. Aku sudah cukup sakit atas perlakuannya.

 

>>Flashback<<

“Sica ah, kau berjanji tidak akan meninggalkanku kan?” tanyaku

“Tentu tidak Taeng. Saranghae, jeongmal saranghae.” Jawabnya tanpa ragu

“Jinjja ? Nado saranghae Sica.” Ucapku lalu memeluknya.

Aku begitu senang mendengar Sica tidak akan meninggalkanku. Aku benar2 mencintainya dan tidak mau kehilangan dia. Tapi suatu hari aku melihat dia bersama wanita lain sedang……. berciuman.

“Sica…..” panggilku

“Ta…Taeyeon…. Apa yang kau….” Belum sempat dia melanjutkan kata2nya, aku sudah memukul wanita itu

“SIAPA KAU ? BERANI SEKALI KAU MENDEKATI PACARKU !!!!!” aku terus memukulinya hingga Sica menghentikanku.

“Taeng cukup ! Ini bukan salahnya, ini semua salahku. Berhenti memukulnya.” Pinta Sica. Tapi aku terus saja memukul wajah wanita itu. Tapi tiba2 dia menghentikan pukulan ku.

AKU KWON YURI. AKU TUNANGANNYA JESSICA. BERANI SEKALI KAU BILANG KALAU DIA PACARMU !!” katanya

“Tu..Tunangan ? Ap…apa maksudmu ?” tanyaku bingung

“Maafkan aku Taeng, aku sudah di jodohkan dengan Yuri. Maaf aku belum memberitahumu. Aku tidak ingin kau…..” belum sempat dia bicara, aku sudah memotongnya

“Cukup ! Aku mengerti maksudmu. Terimakasih untuk semuanya. Terima kasih untuk luka yang sudah kau berikan untukku ! semoga kau bahagia bersamanya.” Ucapku lalu pergi meninggalkan mereka.

KIM TAEYEON !!!!!!!!!!!” panggil Sica sambil menangis dan berlutut, tapi aku tetap tidak ingin mendengarnya.

“Sudahlah Sica, ini yang terbaik.” Ucap tunangan Sica.

 

>>Flasback end<<

 

Setelah kejadian itu, aku jadi sangat sedih dan depresi. Aku terus saja memikirkan dia. Sulit untukku melupakannya. Aku jadi sering menyendiri, murung dan menghindar dari orang lain. Makanya aku ikut saja jika di ajak ummaku pindah. Tapi semenjak aku bertemu dengan Tiffany, hidupku jadi berubah. Aku jadi riang kembali. Dia benar2 membuatku terasa hidup kembali.

“Taeyeon… Kenapa diam ?” tanyanya menyadarkanku dari lamuanan

“Eh..Emmm… Gwenchana Fany ah.” Jawabku

“Ohh… jadi kau sudah punya pacar atau belum ?” tanyanya lagi

“Emm….. Dulu ada.” Jawabku ragu2

“Sekarang ?” tanyanya lagi dengan penasaran

“Aniya……” ucapku dengan muka sedikit cemberut.

“Ahh… Mianhae Taeyeon ah. Aku tidak bermaksud…..” belum sempat dia bicara, aku memotongnya

“Gwenchana Fany ah.” jawabku

“Yaudah. Oya, kau tidak pulang ?” tanyanya tiba2

“Ngusir nih ceritanya ?” aku balik bertanya dengan wajah sedikit cemberut

“Eh, gak gitu juga kali. Aku kan Cuma nanyak.” Ucapnya dengan wajah bersalah

Lucu sekali wajahnya jika seperti itu. Makin gemas saja aku melihat dia. Ingin sekali aku cubit pipinya, tapi sayangnya tidak bisa -_- (kasian deh lo :p)

“Hahaha iya iya. Yaudah, aku pulang dulu ya. Umma pasti sudah menungguku di rumah.” Pamitku

“Baiklah. Tapi kau kemari lagi besok kan ?” tanyanya

“Tentu saja Fany ah. Yaudah, see you.” Ucapku lalu pergi

“See you.”

 

>>dirumah<<

“Darimana saja kau Kim Taeyeon ?” tanya umma

“Biasa umma.” Jawabku santai

“Kim Taeyeon, ada yang ingin umma bicarakan padamu.” Kata umma serius

“Apa itu umma ? Sepertinya penting sekali.” Jawabku sambil mengambil segelas air dan meminumnya

“Lusa kita akan pindah dari sini.” Kata umma

“Apaaaaa ??????” kaget ku sambil menyemburkan minumku tadi

“Iya, umma rasa kita harus pindah dari sini.” Ucap umma ku

“Lagi ? Tapi kenapa umma ? Aku sudah betah di sini. Kenapa juga kita harus pindah lagi.” Jawabku sambil melipat tanganku ke dada

“Pokoknya lusa kita pindah dari sini.” Kata umma lalu pergi ke kamarnya

Ini adalah hal yang paling ku benci. Kenapa disaat aku sudah nyaman tinggal di sini, umma malah mengajakku pindah. Ini sangat sangat sangat MENYEBALKAN. Aku tidak bisa kalau harus berpisah dengan Tiffany. Aku terlanjur menyukainya. Sangat sulit jika aku melupakannya begitu saja. Ya Tuhan, kenapa semua ini harus terjadi padaku.

Besoknya aku pergi ke rumah kosong itu. Dan ini akan menjadi hari terakhir ku bersamanya. Bersama wanita yang aku cintai. Saat aku masuk, dia tidak ada. Biasanya dia kan selalu saja berdiri di depan cermin. Tapi tiba2 dia datang dan mengejutkanku dari belakang.

“Doorrrr…..” katanya mengejutkanku

“Hwaaaa !!! Ah, kau ini. Bikin aku kaget saja.” Jawabku sambil mengelus dada

“Hehehe mianhae Taeyeon ah.” Ucapnya sambil ber-eye smile. Kalo seperti ini bagaimana bisa aku marah padanya. Yang ada aku malah klepek2 kali. (emang ikan klepek2 :p)

“Ne Fany ah. Oya, tumben kau tidak berdiri di depan cermin?” tanyaku

“Gwenchana.” Jawabnya santai

“Baiklah. Kau sedang apa ?” tanyaku mengalihkan pembicaraan

“Sedang menunggumu. Dan akhirnya kau datang juga.” Jawabnya senang

“Ohhh….” Ucapku singkat

“Kau sendiri ?” tanyanya padaku

“Sedang memikirkanmu.” Jawabku keceplosan

“Hahahaha ada2 saja.” Ucapnya

“Hehehe…. Oya, bapak kamu tukang benerin pintu ya?” tanyaku tiba2

“Ih, bukan tau. Bapak aku tu dokter. Masa di bilang tukang benerin pintu sih.” Jawabnya sambil cemberut

Ni anak lucu banget yah. Masa dia gak ngerti aku mau ngegombal. Hahaha, tapi wajahnya benar2 lucu kalau sedang cemberut seperti itu.

“Ya amplop, kau tinggal bilang aja ‘kok tau’. Gitu loh.” Jelasku

“Ohh oke oke.” Jawabnya dengan wajah innocent

“Kita ulang. Bapak kamu tukang benerin pintu ya ?” tanyaku lagi

“Kok tau ?” akhirnya dia balik bertanya

“Karena kamu telah menutup pintu hatiku, hingga tidak ada yang bisa memasukinya lagi.” Jawabku benar2 ngegombal

“Hahahahahahhahahahahahaha.” Tawanya

“Lebay deh ketawanya.” Ucapku

“Hehehe mian :D” katanya

Aku dan dia terus saja bercanda seperti itu. Aku benar2 menghabiskan waktu bersamanya. Aku benar2 senang di dekatnya. Berat rasanya jika aku harus berpisah dengannya.

“Fany ah……” panggilku tiba2

“Ne Taeyeon. Waeyeo ?” tanyanya

“Jika aku tidak bisa bertemu denganmu lagi, apakah kau masih mau berteman denganku dan mengingatku ?” tanyaku perlahan

Saat aku bertanya seperti itu, dia hanya tersenyum.

“Kenapa malah senyum ?” tanyaku bingung

“Dengar, walaupun kita tidak bisa bertemu lagi, tapi kau harus ingat. Aku akan selalu ada untukmu. Aku selalu ada bersamamu, di sini.” Katanya sambil menunjuk ke arah dadaku

Aku benar2 terharu mendengar perkataannya. Tanpa terasa air mataku jatuh perlahan.

“Jangan menangis……” katanya dengan wajah sedih

“Ahh… Mian2. Aku hanya terharu.” Jawabku

“Ingin sekali rasanya aku bisa menghapus air matamu. Tapi sayangnya tidak bisa.” Katanya serius

“Hemmm……”

Tiba2 dengan perlahan aku meraih tangannya, lalu aku menuntun tangannya untuk menghapus air mataku. Dan ajaibnya itu berhasil. Aku bisa memegang tangannya. Aku bisa merasakan dinginnya tangan wanita yang aku cintai. Aku berharap waktu berhenti sampai di sini. Aku ingin waktu seperti ini bisa terulang kembali nanti.

“Ta…Taeyeon….” Ucapnya terbata bata

“Terimakasih Tiffany Hwang.” Kataku sambil tersenyum (berharap punya eye smile juga)

“Ta…tapi kenapa bisa ya ?” tanyanya bingung

“Karena rasa cintaku padamu.” Ucapku dalam hati

“Ahh… Mungkin hanya kebetulan saja. Hehehe….” Katanya lagi

“Yasudah, aku pulang dulu ya. Terima kasih untuk hari ini. Aku senang bisa menghabiskan waktu bersamamu hari ini.” Ucapku dengan wajah menahan tangis

“Iya Taeyeon, terimakasih juga karena kau sudah menemaniku.” Jawabnya

“Baiklah, sampai jumpa.” Kataku sambil menghela nafas lalu pergi

“Dah….Kim Taeyeon.”

 

Akhirnya waktu yang paling ku benci pun tiba. Waktu untuk berpisah dengan Tiffany, wanita yang ku cintai akhirnya tiba. Aku tidak sempat berpamitan padanya karena ummaku menyuruh aku buru2. Sepanjang jalan aku hanya terdiam dan merenung. Sesekali air mataku jatuh. Setiap ummaku bertanya kenapa, aku selalu bilang kalau aku rindu suasana rumah yang dulu.

Setelah sampai rumah yang baru, aku segera membantu umma ku merapikan barang2. Lelah, itu yang ku rasakan. Aku memutuskan untuk pergi ke taman. Di sana aku bebaring di atas rumput hijau yang luas. Aku menutup mataku, merasakan hembusan angin. Saat aku membuka mataku, tiba2 muncul wajah wanita hantu itu di langit. Mungkin aku hanya berkhayal, tapi itu memang benar. Dia benar2 ada. Bahkan dia berada di depanku sekarang. Lalu aku berdiri dan berhadapannya sekarang.

“Ti…Tiffany….” Ucapku terkejut

“Kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau akan pergi ?” tanyanya dengan wajah serius

“Mianhae Fany ah. Aku hanya tidak ingin….” Tiba2 dia memotong perkataanku

“Ne Taeyeon.” Katanya

“Jadii….Kita tidak akan bertemu lagi ?” tanyaku ragu2

“Kan sudah ku bilang, aku akan selalu ada di sini, di hatimu. Jadi kau tidak usah khawatir.” Jawabnya sambil tersenyum

Air mataku tidak terbendung lagi. Aku menangis, menangis di hadapannya. Tiba2 aku merasakan sepasang tangan menggenggam tanganku. Akhirnya permohonanku terkabul. Waktu yang ku inginkan terulang kembali. Dia menggenggam tanganku. Tangannya begitu dingin. Tapi aku berusaha membuatnya hangat.

“Jangan menangis…….” Ucapnya lalu perlahan lahan dia mundur dan melepaskan genggaman tangannya. Perlahan lahan dia hilang bersama hembusan angin. Aku hanya bisa menatap kepergiannya. Aku terjatuh, tapi aku tidak menangis lagi. Aku tersenyum, tiba2 saja aku teringat kembali saat aku bertemu dengan dia. Dia benar, walau mungkin aku tidak bertemu lagi dengannya, dia akan selalu ada di hatiku. Dan walaupun aku tidak pernah menyatakan perasaanku padanya, aku benar2 bahagia karena aku pernah mencintainya. Dan aku tidak akan pernah melupakan dia, selamanya…………

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet