Stay Beside Me, Hyung

Description

Luhan sebelumnya tidak pernah menyangka jika hari itu adalah dimana semua impiannya harus hancur.

Luhan sebelumnya tidak pernah menyangka jika hari itu adalah dimana semua rajutan cinta dan kasih sayang yang sudah ia jalin selama 2 tahun harus terputus.

Sehun tidak pernah menyangka jika hari dimana Luhan pergi akan menjadi salah satu list 'the worst thing ever' dan 'the worst day ever'.

Sehun tidak pernah menyangka jika hari dimana Luhan pergi akan membuat semua senyumnya harus memudar.

 

"Karena Tuhan sendiri tahu, perpisahan merupakan awal menuju sebuah kebahagiaan tak berujung

dan perpisahan adalah hal terindah yang akan dirasakan manusia.." – M

 

"Bersama-sama mungkin membuat segalanya akan lebih indah, tetapi percayalah dibalik

kebahagiaan akan kebersamaan, akan ada sebuah luka sebelum kebahagiaan dicapai.." – M

 

 

Foreword

Stay Beside Me, Hyung

A fanfict by Maurisseu

EXO's Oh Se Hun || Xiu Lu Han || EXO

Teen || Sad, Hurt, Angst, Friendship || Ficlet

Notes! BabyChim is my old pen name ^^

Permasalahan Luhan keluar dari EXO di cerita ini hanya fanfict. It's not true, but who knows?

Luhan and EXO isn't mine. I just own this plot.

Amazing Poster by blacksphinx (at Poster Channel)

Backsound

EXO – Promise or BTS’ Jungkook – If You

.

.

.

.

.

.

^o^

.

.

“Hyung ... kau serius untuk melakukan semua ini?”.

“Tentu, Yeol. Ini yang terbaik bagi kita semua..”.

“Lalu, bagaimana dengan nasib Sehun selanjutnya? Apa kau akan meninggalkannya..?”.

“Aku tidak tahu, tapi kurasa ... ya, aku harus meninggalkannya ....”.

Luhan, pria berambut hitam itu menatap sendu pemandangan di luar lewat jendela. Ia menyentuh jendela yang basah karena hujan. Mata sayu-nya tampak semakin sendu dan segaris senyuman pahit terukir di wajahnya.

"Hyung.." seseorang memanggil Luhan.

Luhan segera menoleh ke belakang dan senyumannya sedikit melebar, "Yeol? Ada apa?".

"Apa kau yakin tentang ini?" Chanyeol, pria jangkung berambut hitam pekat itu tampak kelihatan muram. Ia berjalan mendekati Luhan yang berdiri di pinggiran jendela. "Tentang segalanya? Kau yakin akan baik-baik saja?".

"Tentu saja, Yeol.." Luhan menunjukkan sebuah senyuman pahit dan juga fake. "Aku tidak pernah seserius ini ... dan ya, aku baik-baik saja.".

Tidak, aku tidak seserius ini dan aku tidak baik-baik saja..

"Bagaimana dengan Sehun?" Chanyeol bertanya. "Apakah kau akan menghancurkan harapan maknae kita itu?".

“Apa kau akan menghancurkan harapan member lainnya?” mata Chanyeol tampak berkaca-kaca. Hidungnya memerah.

Luhan menangkup kedua pundak Chanyeol. "Sebenarnya, aku juga tidak ingin ini terjadi. Kau sendiri tahu itu, Yeol..".

"Lalu, kenapa kau melakukan ini..?" tanya Chanyeol.

"Aku ...." Luhan kehilangan kata-katanya. Ia menunduk untuk sesaat.

"Aku dan SM, memiliki permasalahan yang cukup rumit. Kalau aku menolak permintaan SM, EXO ... bisa saja EXO akan bubar. Itu sungguh menyakitkan! Kris Hyung sudah merelakan dirinya keluar dari EXO ... agar EXO tidak bubar. Dan sekarang giliranku ... aku akan keluar, demi EXO. Demi kalian..!".

Pria jangkung itu menangis. “Tetapi ... kenapa bukan aku saja? Kenapa bukan aku?!"

“Apa maksudmu, itu, eo? Kau menangis? Ahh, jangan menangis!" Luhan memeluk Chanyeol.

"Aku akan merindukanmu, Hyung.." isak Chanyeol.

Luhan terkekeh pelan. "Aku juga, Yeol ....".

.

.

Luhan menyeret kopernya turun dari tangga. Luhan mengeratkan jaket hitamnya. Di bawah, terlihat member EXO lainnya ada yang menangis, ada yang berkaca-kaca, ada juga yang tampak muram.

Semuanya terdiam kala melihat Luhan sedang menatap mereka. Tidak ada yang bahagia saat ini. Tao dan Baekhyun yang tengah menangis, Xiumin dan Suho, mata juga hidung mereka memerah―dan sudah bisa Luhan tebak, mereka menahan air mata. Kyungsoo dan Chen, mereka menutupi wajah mereka dengan jaket mereka, agar tidak tahu jika mereka menangis, sedangkan Yixing dan Jongin, mereka menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Luhan mengajak agar semua member tersenyum. "Hufhh~ kalian ini ... kenapa kalian menangis, eo? Tersenyumlah!".

"Hyung ..." Tao menatap Luhan sendu dam dibalas Luhan dengan mata sayu-nya, "apa kau keluar karena aku yang begitu manja juga penakut? Kalau benar, aku akan memperbaiki sifatku, tetapi, Hyung jangan keluar..".

Luhan terkekeh pelan, "tentu saja tidak, Tao ....".

Semua member EXO― bahkan Chanyeol yang sudah turun barusan― memeluk Luhan. Mereka saling menangis. Hanya Luhan yang tidak menangis. Tidak mungkin bukan dia menangis? Dia yang akan pergi, dan tidak sepatutnya orang yang pergi yang akan menangis.

"Kalau kalian rindu diriku, kalian telfon aku saja. Aku akan berusaha agar mengangkatnya," Luhan tersenyum pahit. Walaupun kurasa, itu akan sangat sulit bagi kita semua.. ― batin Luhan.

“Jangan lupakan aku ya, semuanya? Aku menyayangi kalian..” Luhan melepaksan pelukannya.

“Sampai jumpa, Hyung ....” balas member EXO lain, lirih. Luhan berlalu.

"Kemana Sehun?" Jongin menyadari sang maknae tidak ada. Sementara yang lain hanya menghendikkan bahunya.

.

.

Ketika Luhan berjalan ke arah gerbang, Sehun tiba-tiba saja datang. Menghalangi Luhan yang tinggal beberapa langkah lagi akan keluar dari gerbang Dorm EXO.

"Hyung ...." Sehun tampak sangat kacau. Matanya memerah.

Luhan tampak kaget. "Yaa, ada apa denganmu, Hun?!"

"Kenapa kau ... harus pergi..?" tanya Sehun.

Luhan mendesah pelan. "Hun ... kita sudah membicarakan ini malam sebelumnya,".

"Tapi ini tidak adil, Hyung ...." Sehun menolak. "Kau meninggalkanku sendirian. Setelah Kris Hyung, sekarang kau. Nanti siapa?".

Luhan tampak berkaca-kaca. "Kau tahu? Aku sangat mengkhawatirkanmu. Setelah aku keluar, bagaimana dengan dirimu? Akan lebih kacau daripada sekarang.." suara Luhan terdengar parau.

Sehun dapat mendengar rintihan dalam dari suara Luhan, hyung kesayangannya itu. "Aku tidak peduli. Aku hanya ingin kau tetap bersama kami..!".

"Sehun, dengar!".

"Aku tidak mau dengar! Aku tidak mau! Aku hanya ingin Hyung bersama kami!".

"Jangan bersikap kekanak-kanakan, Oh Sehun!” bentak Luhan hingga membuat Sehun terdiam dan dunia menjadi sunyi sesaat. “Jangan bertindak egois! Tidak semua keinginanmu dapat dilakukan oleh orang-orang..!”.

Suara Luhan melembut dan tatapannya menjadi makin sendu. “Tidak bisa, Hun. SM bertindak tidak adil padaku juga Kris Hyung. Kris Hyung keluar dari EXO agar EXO bisa bertahan. Kalau Kris Hyung tidak keluar, EXO akan bubar. Dan itu akan sangat menyakitkan! Kris Hyung sudah berkorban banyak. Mengorbankan perasaannya, rasa sayangnya pada EXO juga member lain. Sudah terlalu banyak Kris Hyung berkorban, dan sekarang giliranku. Aku diperlakukan tidak adil oleh SM. Aku bertahan setelah Kris Hyung keluar, tetapi SM terus melawanku!".

"Andai kau tahu, Hun ... aku juga tidak ingin ini terjadi pada kita. Aku ingin bersama EXO, selamanya.." bisik Luhan pelan. "Tetapi aku tak sanggup. Aku tak bisa bertahan dari SM yang kejam. Sudah berbulan-bulan aku ingin keluar, tetapi alasanku untuk tetap bertahan di EXO hanya satu. Aku menyayangi kalian. Aku tidak ingin berpisah dari kalian ....".

"Hentikan, Hyung ... hentikan!" Sehun memeluk erat Luhan. Ia menangis. "Cukup, cukup! Jangan bicara lagi..!".

Tak sanggup, Luhan pun ikut menangis. "Kau yang kuat, Hun ... kau harus lebih kuat,".

"Itu mustahil, Hyung..".

"Tidak! Kau bisa! Yakinlah pada dirimu." Sehun mengangguk pelan dalam rengkuhan Luhan yang hangat.

Dan tiba-tiba saja, sebuah mobil memasuki area Dorm EXO. Mereka melepas pelukan mereka dan menatap mobil itu. Mereka saling bertatapan.

"Jemputanku sudah datang." Luhan tersenyum. Lagi, sebuah fake smile. Entah mengapa Luhan begitu hebat dalam urusan fake smile dan menyembunyikan kesedihannya.

"Hyung ... jangan pergi ....".

"Sampai jumpa, Sehun." Luhan melambaikan tangannya. "Aku akan merindukanmu..". Luhan menyeret kopernya, lalu berlalu. Ia menaiki mobil jemputannya, lalu mobil itu berlalu.

Sehun terdiam. Ia menatap nanar punggung Luhan. "Aku juga akan merindukanmu, Hyung.." gumam Sehun pelan. Setetes air mata terjatuh dari kelopak matanya. Ia tidak akan bisa bertemu Hyung-nya lagi. Hanya waktu juga takdir yang akan mempertemukan mereka. Dan entah takdir dan waktu mau mempertemukan mereka atau tidak.

"Lean on me. I’ll always be by your side, you know it’s true..".

"Give me all your tears and worries. Whenever you call you know that. I’m right by your side, I’ll be there..".

"Alasanku untuk tetap bertahan hanya satu. Tidak bisa melihat kalian kecewa, walaupun akhirnya, kalian akan kecewa akan kepergianku,".

"Jika salah satu dari kita terjatuh, maka semuanya juga akan ikut jatuh..".

~ FIN ~

 

p.s. sorry for the absurd fict. This fict has a sequel, just wait me update the sequel ^^ 

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet