Farewell

we Love You Jeno
Please Subscribe to read the full chapter

mobil kami tidak jauh dari ambulan Jinri dan daddy. mommy sudah sedikit agak tenang, matanya tertutup tapi tidak tidur. ketika mobil kami memasuki area rumah sakit, para wartawan berlarian mengejar mobil kami, hingga kami berhenti di depan ruang UGD rumah sakit seoul national university hospital. pertama daddy keluar dari ambulan, para security dan bodyguard berjaga-jaga. para wartawan pun berdesak-desakan untuk mengambil foto daddy, sehingga para penjaga sedikit kewalahan. Jinri keluar kemudian, untuk Jinri wajahnya ditutupi oleh para petugas medis yang sudah siaga menunggu. karena daddy tidak menginjinkan wajah Jinri diambil gambarnya. sekarang giliran mobil kami, uncle Taylor sudah menunggu kami, dia membukakan pintu. wajah mommy ditutupi oleh masker, aku hanya mengenakan topi yang menutupi sebagian wajahku. manager oppa, menggendong Daniel yang tertidur pulas. 

waktu menunjukkan pukul 10.00 PM KST. kami masih setia menunggu di depan ruang operasi. uncle Donghae, auntie Jessica, Stepanie dan Brandon hyung berlari mengampiri kami. mommy sudah terdiam sejak tadi, mungkin dia kelelahan. 

" Soojung ! " auntie Jessica berlari memeluk mommy.

" unnieee .. hiks hiks.. " mommy kembali menangis ketika melihat wajah unnienya. 

" kau lelah boy ? " tanya uncle Donghae sambil mengusap punggungku. 

aku menggeleng.

" Brandon, ambilkan tas appa kemari. " 

Brandon hyung pun memelukku dengan sangat erat, aku langsung menangis.

" all is well, bro.. " Brandon hyung berbisik di telingaku. 

uncle Taylor menghampiri kami sambil mendorong daddy di kursi roda. 

" dad, hiks hiks .. " aku memeluk daddy. 

" i'm sorry son. Jinri pasti kuat, kita harus mendoakan dia. arraso ? " daddy tersenyum sambil mengusap air mataku.

aku pun mengangguk.

" makan lah, kau pasti lapar. " uncle Donghae satu kotak makanan berisi sushi.

" aku tidak lapar uncle. " aku menolaknya, tapi uncle Donghae memaksaku dan pada akhirnya dia yang menyuapi aku makan.

" babeeee ... " mommy memeluk daddy dengan sangat erat. 

" are u okay ? don't cry babe. " daddy mengangkat dagu mommy, lalu mengusap air matanya dengan kedua tangannya.

" our princess, tidak akan meninggalkan kita kan ? " tanya mommy sambil sesegukkan.

daddy tersenyum, melihat mommy yang seperti ini. merengek seperti anak kecil yang minta dibelikan permen.

" Jinri gadis yang kuat, dia pasti bisa melewati semuanya. kita harus percaya dengan our princess.. arraso ? "

mommy mengangguk perlahan. daddy pun mencium dahi mommy dan mencium bibirnya dengan cepat. mereka pun berpelukan lagi. 

pintu ruang operasi pun terbuka, beberapa perawat sibuk mondar-mandir masuk keluar ruangan. 

mommy bangkit dan memegang bahu salah satu dokter, 

" bagaimana putri saya dok ? apakah dia selamat ?! "

dokter itu menunduk dan tersenyum kemudian. 

" kami akan berusaha yang terbaik. " jawabnya singkat, lalu masuk kembali menutup ruangan.

kami diam, mommy jatuh terduduk di lantai. dia kembali menangis, auntie Jessica dan Brandon hyung membantunya berdiri. entah berapa kali  dia menangis dan terjatuh seperti itu. aku pun sendiri sangat lemas, pusing rasanya. aku hendak berdiri, namun daddy mencegahku.

" mau kemana ? disini saja. diluar banyak wartawan. " bahkan tatapannya sangat dingin. 

" biarkan dia Josh, kau tidak boleh keluar ruangan. hanya sekitar sini saja. " kata uncle Donghae. 

aku pun mengangguk dan berjalan pergi. manager oppa dan beberapa staff menjaga Daniel yang tertidur pulas. aku duduk di salah satu bangku yang menghadap keluar jendela. tatapanku kosong, aku tidak bisa berpikir jernih. aku menundukkan kepala sejenak, rasanya kepalaku ingin pecah. kenapa semuanya jadi kacau begini ? tuhan, tolonglah Jinri, selamatkan  dia. aku terus berdoa demi keselamatan Jinri.

' Jinri, oppa sangat menyayangimu, meskipun kau sangat menyebalkan dan cerewet. aku tahu kau seorang gadis yang kuat, cepatlah sadar ! aku ingin melihatmu sebagai seorang pianis. jika kau sadar nanti, kau boleh tidak memandikan Baymax selama 2 minggu, tidak, tidak sebulan ! atau kapanpun yang kamu mau ! bukankah itu bagus ? kau boleh menyebutku dengan oppa-oppa manja sesukamu. bangun sayang, mommy dan daddy menunggumu diluar. kau tega sekali membiarkan mereka terus menangis untukmu' . aku terus berbicara sendiri, berharap Jinri mendengarku. tapi, dia sedang kritis sekarang. 

' ceklek '

" dokter ! bagaimana anakku ?! kau berhasil selamatkan dia ?!  " mommy terus menanyai dokter dengan pertanyaan bertubi-tubi. 

aku berjalan menghampiri mereka, dokter hanya menunduk kemudian menatap mommy dengan wajah sedih. ' tidak ! kau tidak boleh mengatkannya ! " aku semakin mempercepat langkahku. auntie Jessica terus mengusap punggung mommy, sisanya hanya diam menunggu jawaban dari dokter.

" maafkan kami .. putri anda sudah meninggal dunia. " para dokter dan perawat membungkuk minta maaf.

deg !

kami diam membeku mendengar jawaban dokter, mommy berlari masuk kedalam ruangan disusul dengan yang lain hanya Stephanie dan Brandon hyung yang diluar. berat rasanya kakiku melangkah, namun kupaksakan untuk berjalan.

suara tangisan mommy menggema ke seluruh ruangan,  para perawat dan dokter yang menangani berdiri di samping. bahkan ada yang ikut menangis. mataku tertuju pada sesosok gadis kecil, yang sudah diam tidak bergerak lagi. 

" Jinriiii bangun sayang, mommy dan daddy disini. jangan pergi nak, bangunlah mommy mohon. hiks " mommy terus mengusap dahi Jinri supaya dia terbangun. daddy sudah menangis di kursi roda. 

aku tidak sanggup melihat pemandangan ini. ku beranikan diri mendekati Jinri, kupegang tangganya yang putih itu, sangat dingin. 

" maafkan mommy sayang, bangunlah. Jinriiii ... " 

" babe .. " daddy mendekat mengusap punggung mommy.

tapi mommy tidak merespon, dan terus memanggil Jinri.

" Jinriiii .. tidurlah yang nyenyak. mommy akan menunggumu disini hingga princess mommy bangun. " ucap mommy sambil tersenyum. air matanya pun tak henti berjatuhan.

aku menangis, menangis dalam diam. aku tidak sanggup berkata-kata. aku merasa seperti oppa yang gagal, aku .. aku gagal melindungi Jinri. kukecup punggung tangannya berkali-kali, dan itu tetap dingin. tidakkah ini segera menjadi hangat ? berani-beraninya kau pergi mendahuluiku ? meninggalkan kami disini dan pergi begitu saja, kau tidak lihat mommy menangisimu sejak tadi ? tidakkah kau ingin bangun dan memberikan senyum untuk kami. 

aku terus menatap wajah datar itu, pikiranku mulai kosong. 

" jangan pergi !!!! Jinri !!!!! " aku berteriak histeris.

" yak !!! jangan pergi !!! hiks .. " 

" tidak boleh !!! argh !!!!!!! " aku berteriak seperti orang kesetanan. uncle Donghae terus memelukku, Brandon hyung pun turun tangan. 

" ARGGHHH !!!!! "

" ARGHHHH !!! JINRI !!!! "

" JINRIII !!!! "

mommy yang melihatku histeris langsung berhenti menangis. daddy menghampiriku dibantu dengan uncle Taylor. dia menarikku kepelukkannya,

" hiks .. maafkan daddy son. kumohon, kau harus tenang. nee ?  " daddy mengusap pipiku dengan sayang.

" TENANG BAGAIMANA ?! KENAPA KAU SETENANG ITU ! TIDAKKAH KAU LIHAT, JINRI MATI KARENA LELAKI BRENGSEK ITU ! DIA SELALU MENANGIS KETIKA KAU PERGI DAD !! hiks .. "

daddy langsung terdiam mendengar ucapanku. begitu pula dengan orang-orang yang berada di sekitarku.

" aku tau aku salah .. aku minta maaf. maafkan daddymu yang pengecut ini. aku bahkan tidak becus menjaga kalian, tidak becus melindungi putriku, hingga pada akhirnya dia yang harus pergi. aku bukan daddy yang baik untuk kalian. " dengan air mata, daddy menatapku. dia tersenyum, bahkan tidak marah mendengar ucapannku yang cukup kasar itu.

dengan sesegukan aku menjawab, 

" kau fikir aku tidak menderita juga, huh ? kalian egois ! sibuk dengan perasaan masing-masing. kau dengan auntie Minah, dan kau mom dengan uncle Kai ! aku berusaha mati-matian untuk tetap kuat, tapi apa ?! semuanya cuma NOTHING. aku dan Jinri yang selalu menangis, bahkan aku muak mendengar pertengkaran kalian yang tidak ada habisnya ! mungkin kalau aku tidak kuat, aku yang pergi lebih dulu dibanding dengan Jinri ! "

mommy dan daddy tersentak mendengar ucapanku. auntie Jessica dan uncle Donghae menatapku tidak percaya. tiba-tiba  mommy berdiri dan langsung menghampiriku. kutatap wajahnya, antara sedih dan marah. 

' aku tidak peduli lagi  '

dengan aku yang masih menangis sesegukan, mommy  melayangkan tangannya kearahku. aku menutup mata, siap untuk ditampar olehnya, namun bukan rasa sakit yang aku rasakan. melainkan rasa hangat karena sebuah pelukan.

" it's okay Jeno. cukup. " ucap mommy pelan.

entah kenapa aku menjadi emosi dengan kedua orang tuaku. mungkin karena aku belum bisa menerima kepergian Jinri seutuhnya, atau karena aku menyalahkan mereka atas kepergian Jinri. aku melepaskan pelukan mommy, dan  kembali menghampiri Jinri. kupeluk tubuhnya dan kucium dahinya cukup lama. aku tahu dia tidak akan kembali lagi, jadi aku akan berhenti protes karena tubuhnya yang dingin itu. wajahnya sangat damai, cantik sekali, persis seperti mommyku yang cantik. 

" maafkan oppa ne ?  tidurlah yang nyenyak, sampai ketemu lagi disana. " aku mencium kening Jinri sekali lagi. lalu, berjalan keluar tanpa melihat siapapun. 

Stephanie, dia pun menangis terisak. Brandon hyung terus memeluknya. ku hampiri dia, dan langsung memeluknya. kami menangis bersama - sama. Brandon hyung pun memelukku, dan mengusap kasar rambutku. aku kembali berdiri dan berjalan mengampiri manager oppa. dia bangkit dari tempat duduk dan memelukku dengan sangat erat.

" dia pergi, meninggalkan kita semua.. " kataku lirih.

" tuhan lebih menyayangi Jinri, kau harus membiarkan dia pergi, kau kuat Jeno. kau oppa yang baik. " manager oppa berusaha memberiku semangat. 

" terima kasih. " hanya kata itu yang bisa aku ucapkan. 

para staffpun juga ikut memelukku, aku pun berterima kasih kepada mereka karena telah menjaga Daniel.

" hyuungg ... " Daniel tiba-tiba bangun dan memanggilku. dia menguap sambil mengucek kedua matanya,

seketika, aku kembali menangis melihat wajahnya, aku peluk dia. bahkan aku tidak sanggup menjelaskan ketika dia menanyakan nunanya nanti. aku terus menerus memeluknya, aku tidak mau dia melihatku menangis. maafkan hyung, Daniel !

perawat membawa Jenazah Jinri ke luar ruangan. mommy keluar dengan dibantu auntie Jessica, sedangkan uncle Donghae mendorong kursi roda daddy. uncle Taylor menghampiri kami, dan menggendong Daniel. manager oppa dan staff membawakan barang-barang kami. selama para petugas mengurus jenazah Jinri aku, Daniel, mommy pulang kerumah. tadinya mommy ingin menemani tapi daddy melarang. auntie Jessica, Stephanie, dan Brandon hyung juga pulang kerumahnya. hanya daddy, uncle Donghae, dan uncle Taylor yang berada di rumah sakit menemani Jinri. saat ini pukul 02.00 AM KST, tidak ada wartawan yang berkumpul diluar. kami bisa keluar dengan aman.

selama perjalanan, kami semua diam. hanya Daniel yang terus-menerus merengek manja di pelukan mommy. aku berusaha membuatnya diam, tapi dia tidak mau mengerti. dia mengusap kedua pipi mommy untuk mencari perhatiannya. tatapan mommy kosong sejak keluar dari rumah sakit, bahk

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ssgsperera #1
Chapter 37: Nice story author but jinri's part is really sad.
Please write more kryber stories author. Thank you....
AlbertCiero #2
Chapter 13: Next author next, i hope it will be happy ending. Fighting