Blue Moon, slice 3 : Platina

Blue Moon
Please Subscribe to read the full chapter

a/n

Pertama, mau minta maap dulu karena lama ngga update, Mianhaeyooooo

Kedua, karena 'kayaknya' banyak yang masih ngawang soal penampakan akiel, jadi kayaknya di chapter ini bakal diusahain penggambaran Akiel nanti bakal lebih jelas dan detil. Ingat loh ya,, diusahain, entah hasilnya nanti bagaimana wqwq XD

Next, yang uda baca, jangan lupa review yaaapppssssssss biar updatenya bisa cepet XD

Dan buat yang minta NC .-.? gimana yaaaa?

Ah entahlahhhhh

Cekidot ajaaa

WARNING!

/BL/Shou-ai

Showki and others

hyunwoo/kihyun/akiel/wonho/jooheeon/changkyun/hyungwon/minhyuk

typos/no eyd/badplot/OOC/etc

romance/fantasy

monsta x member belong to them self

Bloodthirst punya © Arialieur

this story absoulutely mine

.

.

Blue Moon

slice 3

-Platina-

by Dhabum

enjoy

.

.

"Ada apa?" Tanya Hyunwoo.

"Akiel dan Wonho.. Menyerang keluarga Yoo.." Panik Jooheon.

"Apa?!"

Hyunwoo tidak bisa memikirkan apapun dalam kepalanya saat ini, yang jelas dia harus segera sampai di rumah Kihyun. Dia tidak peduli lagi dengan speedometer mobilnya yang hampir mencapai batas maksimal, dia juga tidak peduli dengan umpatan para pengemudi lain yang dia bahayakan karena cara menyetirnya yang ugal-ugalan. Namun saat sebuah mobil patroli tiba-tiba menghadang jalannya, Hyunwoo langsung saja memijak pedal remnya sampai dia sendiri bisa mendengar decitan nyaring ban mobilnya yang beradu dengan aspal jalan.

'Sial,, kenapa harus di saat seperti ini,,' batinnya mengumpat kasar.

Dia melihat seorang polisi dengan seragam patroli mengetuk kaca mobilnya, meski enggan Hyunwoo akhirnya menurunkan kaca mobilnya.

"Tuan,, bisakah Anda,,-

Belum selesai petugas tadi menyelesaikan kalimatnya, tapi dia sudah tergagap saat melihat tanda pengenal khusus yang diperlihatkan oleh Hyunwoo.

"Ma-maafkan saya,," setelah membungkuk dalam-dalam, petugas tadi akhirnya menyingkir dari pandangan Hyunwoo. Petugas tadi tentu saja tidak ingin mendapatkan masalah karena menghambat pekerjaan pemimpin kavaleri khusus seperti Hyunwoo.

Setelah mobilnya bisa meluncur dengan bebas di jalanan kota Seoul yang tidak sepadat tadi, Hyunwoo mulai memacu mobilnya sampai batas kecepatan maksimal.


"Apa sudah selesai?" tanya Wonho yang mulai bosan.

"Tunggu sebentar,," Jawab Akiel sambil melahap potongan jantung terahir di tangannya. "Hm,,, apa jantung orang baik-baik memang selalu seenak ini hyung?" tanya Akiel sambil menyeka sisa darah di sudut bibirnya.

"Jantung hanyalah jantung,, semua jantung rasanya sama menurutku,," jawab Wonho sambil menasik tangan Akiel lalu mendudukan sosok yang dikasihinya itu di daun jendela.

"Tapi beneran loh,, jantung tuan Yoo dan istrinya benar-benar enak.." kata Akiel sambil menatap Wonho yang sedang membersihkan tangannya dengan berbinar-binar.

"Benarkah?" tanya Wonho lagi sambil membersihkan cipratan darah yang mengotori wajah manis Akiel.

"Hm,, dan di mana pemuda Yoo itu?" tanya Akiel begitu sadar kalau target utamanya tidak di sana.

"Entahlah.."

"Heol,, apa ceritaku semembosankan itu? Kenapa kau tidak exited hyung?" Akiel merengut saat Wonhoo seakan tidak berminat dengan keseruan ceritanya.

"Tidak begitu Kiel,, hanya saja,, tiba-tiba aku teringat dirimu dulu saat tidak mau makan jantung manusia.."

"Oh,, itu kan dulu hyung,, jangan menyama-nyamakan masa lalu dan masa sekarang,," Akiel menjawab dengan ketus sambil merengut lucu. "Dan mungkin,, itu karena waktuku tidak banyak lagi.."

Wonho terdiam medengar jawaban terakhir Akiel. Dia memandangi wajah manis tuannya dengan pandangan yang sulit diartikan, sedangkan si empunya juga sedang menatap bulan purnama di langit lepas.

"Apa menurutmu Blue Moon itu benar-benar ada Wonho hyung?"

"Hm?" Wonho bukannya tidak mengerti apa yang dimaksud Akiel, dia hanya tidak tahu harus merespon seperti apa.

"Blue Moon,," jawab Akiel sambil memalingkan wajahnya yang semula memandangi bulan dan menatap Wonho dalam. "Apa,, aku bisa kembali?" tanya Akiel semakin lirih.

'Tidak Kiel,, tidak setelah semua dosa yang telah kau lakukan,,' batin Wonho. Dia tahu pasti jawabannya, tai dia tidak memiliki keberanian untuk mengatakannya pada Akiel.

"Kurasa aku mulai bisa membaca pikiranmu hyung.." lirih Akiel, sambil menatap lurus kelam Wonho. Semuanya memang tertulis jelas di hitam mata Wonho.

"Kalau begitu,, " Wonho menarik Akiel mendekat, membiarkan tubuh kecil itu berlindung pada tubuhnya yang terlatih. "Kau hanya harus tidak menatap mataku saja kan?" Wonho mengelus sayang rambut kecoklatan Akiel.

"Kiel-ah,," setelah cukup lama diam, akhirnya Wonho membuka suaranya.

"Eum,," Akiel yang merasa nyaman di dalam dekapan Wonho hanya mendengung malas sebagai jawaban.

"Kurasa kita harus pergi.." jawab Wonho singkat sambil menatap halaman luar.

Kiel mengikuti arah pandang Wonho, dan di sana Hyunwoo sudah keluar dari mobilnya. Dan langsung siaga dengan sebuah revolver di tangannya. "Ohh,, dia sangat lambat.." remeh Akiel sambil membentangkan sayapnya, dan terbang begitu saja meninggalkan tubuh terkoyak keluarga Yoo di lantai, diikuti Wonho di belakangnya.


Hyunwoo langsung keluar dari mobilnya begitu dia sampai di pekarangan rumah Kihyun. Siaga dengan revolvernya, Hyunwoo menendang pintu utama di depannya, membuat pintu kayu itu terlepas dari engselnya.

"Yoo Kihyun!" suara besar Hyunwoo menggelegar di dalam rumah kosong Kihyun. Dengan buru-buru, dia langsung menuju ke lantai dua. Sedikit terkejut saat mendapati dua mayat paruh baya yang tergeletak di atas lantai. Bau anyir darah dan pemandangan meyat yang terkoyak membuat perutnya bergejolak, namun masih bisa dia tahan karena tujuan utamanya kemari bukan untuk memuntahkan isi perutnya.

"Yoo Kihyun!" sekali lagi dia meneriakkan nama Kihyun. Berharap kalau pemuda itu baik-baik saja, "Yoo Ki-" teriakannya terpotong saat dia mendengar suara dari salah satu kamar di lantai itu. Seketika Hyunwoo memasang mode waspada, moncong revolvernya dia arahkan ke depan sambil berjalan penuh waspada menuju kamar tadi.

Menempelken telinganya pada daun pintu, namun Hyunwoo tidak bisa mendengarkan apapun di dalam sana. Setelah mendendang pintu tadi sampai terbuka, Wonho mendapati Kihyun yang sedang mematung di dalam sana.

"Kihyun-ah.." Hyunwoo bisa sedikit bernafas lega saat dia melihat Kihyun baik-baik saja. Namun yang membuat hatinya mencelos adalah isakan Kihyun yang di tahan mati-matian dan matanya yang membulat ketakutan. "Yoo Kihyun.." dengan segera Hyunwoo mendekap tubuh Kihyun yang bergetar ketakutan. Dengan sayang Hyunwoo mengusap punggung Kihyun menenangkan.

"Eo-eomma,, appa.." racau Kihyun dalam dekapan Hyunwoo. "Hyung,, orang tuaku.. baik-baik saja kan?" Kihyun melepas paksa pelukan Hyunwoo, menatap pemuda itu seakan memohon untuk keadaan orang tunya. "Eommaku,, dia baik-baik saja kan?" Hyunwoo hanya diam, "Appa?" Hyunwoo ingin menjawab kalau mereka baik-baik saja, tapi dia tidak bisa membohongi Kihyun.

"Maafkan aku,, maafkan aku,," sesal Hyunwoo. Kihyun hanya menggelengkan kepalanya sambil berjalan mundur perlahan.

"Tidak,, kau pasti bohong,," air matanya tumpah lagi, bahkan lebih deras dari sebelumnya.

"Maafkan aku-"

"Tidak!" jerit Kihyun sambil berjalan cepat melewati Hyunwoo. Dia sangat yakin kalau orang tuanya baik-baik saja, anni,, dia berharap kalau ini semua hanya mimpi buruk dan orang tuanya akan baik-baik saja.

Dengan gesit Hyunwoo menarik tangan Kihyun, membuat pemuda itu sedikit tersentak. Hyunwoo tidak boleh membirkan Kihyun melihat keadaan orang tuanya yang seperti itu.

"Lepaskan aku,, aku ingin appa dan eomma,," Kihyun meronta pelan, meminta Hyunwoo melepaskan tangannya. Namun bukannya melepaskan, Hyunwoo justru menarik tubuh Kihyun Kuat. Membuatnya mau tidak mau masuk ke dalam dekapan Hyunwoo lagi. "Eommaaaa,,,," Kihyun hanya bisa menangis pasrah dalam dekapan Hyunwoo.


Kihyun memandang kosong pemandangan kota Seoul di depannya. Jejak-jejak air mata kering masih terlihat jelas di wajah Kihyun, pun matanya yang membengkak karena terlalu banyak menangis. Jika memikirkan tentang kedua orang tuanya, rasanya Kihyun ingin menangis lagi.

Hyunwoo masuk ke kamar Kihyun -yang sebenarnya adalah kamarnya- setelah mengetuk pintu terlebih dahulu. Tersenyum miris saat melihat Kihyun yang lagi-lagi hanya menatap kel

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Xingmifa #1
Chapter 3: Yahhhh tidaakkkk...knp kihyun sampe d gigit wonho, bisa bisa dia jd vampire. Wonho akiel tu vampire kan?? Tambah seru tambah pnasaran

Next next next hehhee
Thirteenjune #2
Chapter 3: suka jalan ceritanya yg bikin penasaran nunggu selanjutnya, gereget liat showki looh &kihyunnya malah digigit huhuuu
Ditunggu updatenya yaa btw aku br mulai baca2 ff dan suka banget sama showki
Xingmifa #3
Chapter 2: Ceritanya Bagus & menarik wlo mslh inti nya blm ktauan. Suka ada abang yongguk, bias qu d bap. pi yg paling kusuka moment showki nya hehe, sweet ^^

Mdh2an cepet update ^_~
red_apple85
#4
woow ... so tense!
author, keep updating ^^